You are on page 1of 10

LAPORAN KEGIATAN

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DI SMK YPI DARUSSALAM 2 CERME

Disusun Oleh : dr. Ade Novita

Pembimbing : dr. Setyo Rini

NIP 19721004 200801 2 006

PUSKESMAS CERME

Kabupaten Gresik Jawa Timur

Program Dokter Internship

Periode Juni 2018 - Oktober 2018


Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
DI SMK YPI DARUSSALAM 2 CERME

dr. Ade Novita

1. Latar Belakang
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sementara
menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atau
Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi, batasan usia remaja
adalah 10-21 tahun. Menurut Hurlock (1993), masa remaja adalah masa yang
penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan
periode yang paling berat. Menurut Bisri (1995), remaja adalah mereka
yang telah meningalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan
dan menuju masa pembentukan tanggung jawab.
Periode masa remaja terjadi perkembangan yang pesat dalam hal dimensi
fisik, biologi, psikologis, dan sosial.Masalah perkembangan fisik, remaja akan
mengalami perubahan fisik yang akan mendekati orang dewasa pada umumnya.
Dari segi biologis, remaja akan mengalami perubahan regulasi hormon-hormon
di dalam tubuhnya terutama hormon reproduksi yang mana akan mempengaruhi
kematangan organ reproduksinya dan kematangan seksualnya. Secara fisik dan
fungsi organ seks, maka organ seks remaja sudah dapat berfungsi seperti
layaknya organ seks pada orang dewasa.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana manusia
dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan
proses reproduksinya secara sehat dan aman. Konferensi International
Kependudukan dan Pembangunan mendefinisikan kesehatan reproduksi
adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi,
pemahaman, serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi.
Maturitas organ seks secara fisik tidak diikuti dengan kedewasaan mental dan
cara berpikir remaja yang masih labil. Inilah yang menjadi masalah mental dan
psikososial remaja. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal yang
sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena
timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap
penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala
konsekuensinya yaitu hubungan seks pranikah, aborsi, IMS danHIV/AIDS,
serta NAPZA. Remaja dalam masa ini dipengaruhi oleh masyarakat di
sekitarnya, teman sebaya, ataupun media massa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52,67% responden memiliki
pengetahuan yang tidak memadai tentang kesehatan reproduksi, karena
pengetahuan mereka diperoleh hanya dari teman. Penelitian lain dilakukan oleh
sahabat remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukan bahwa
3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota Yogyakarta, 3,4% remaja di
kota Surabaya serta 31,1% remaja di kota Kupang telah terlibat hubungan seks
secara aktif. Penelitian Mangku (2003) mengenai hubungan seksual didapatkan
data remaja (10-24 tahun) pertama kali melakukan hubungan seksual umur 19-
24 tahun (62%), 13-19 tahun (37%) dan 10-13 tahun (1%). Tempat hubungan
seksual remaja pertama kali meliputi rumah sendiri atau pacar (67%), kost
(21%) dan lainnya (12%). Untuk alasan hubungan seksual pada remaja pertama
kali antara lain sama-sama suka (74%), ingin tahu atau coba-coba (11%) dan
lainnya (15%).
Kesehatan reproduksi ini sebaiknya telah diperkenalkan sejak dini
kepada remaja mengingat masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik
biologis dan mental, sosial. Namun, akses untuk mendapatkan informasi bagi
remaja banyak yang tertutup. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan
reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting. Tetapi informasi yang
diterima tidak signifikan, akibatnya remaja kurang pengetahuan akan hal ini.
Oleh karena itu dengan adanya penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja
ini dapat memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
yang benar dan jujur, akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung
jawab perilaku reproduksinya.

2. Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja mengenai kesehatan
reproduksi yang meliputi:
o Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.
o Psikoseksual pubertas.
o Dampak negatif perilaku seksual pra nikah
o Bahaya penyakit menular seksual
 Setelah diberikannya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
diharapkan remaja mampu menjaga dan mempertahankan kesehatan
reproduksi secara mandiri,

3. Permasalahan
 Makin meningkatnya angka kejadian penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi pada remaja
 Masih kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan cara
menjaganya.
 Masih kurangnya akses untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
reproduksi remaja
4. Kegiatan
NO Kegiatan Tempat Tanggal Kegiatan Sasaran
1 Memberikan penyuluhan
tentang kesehatan
reproduksi yang
meliputi:

- Anatomi dan fisiologi


alat/organ reproduksi
manusia.
- Psikoseksual pubertas.
- Dampak negatif
perilaku seksual pra
Aula SMK YPI
nikah Siswa siswi SMK
Darussalam
- Bahaya penyakit YPI Darussalam
Cerme
menular seksual. Cerme

2 Penanyangan video
tentang kesehatan
reproduksi remaja dan
bahasa sex bebas,
pornografi dan
pernikahan dini

3 Tanya jawab

Sumber : BPJS Kesehatan. 2015. Panduan Praktik Klinis Prolanis. Jakarta: BPJS
Kesehatan RI.
LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta dr. Ade Novita Tanda Tangan :

Nama Pendamping dr. Setyo Rini Tanda Tangan :

Nama Wahana Puskesmas Cerme

Tema Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada remaja

Tujuan Kegiatan  Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja mengenai


kesehatan reproduksi yang meliputi:
o Anatomi dan fisiologi alat/organ reproduksi manusia.
o Psikoseksual pubertas.
o Dampak negatif perilaku seksual pra nikah
o Bahaya penyakit menular seksual
 Setelah diberikannya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
pada remaja diharapkan remaja mampu menjaga dan
mempertahankan kesehatan reproduksi secara mandiri,
Hari/Tanggal

Waktu Pk. 07.00 – selesai

Tempat Ruang pertemuan SMK YPI Darussalam 2 Cerme


Komentar Atau Umpan Balik Dari Pendamping
1. Komunikasi

2. Kepribadian dan Profesionalisme

Peserta PIDI Pendamping Dokter Internship


UPT Puskesmas Cerme UPT Puskesmas Cerme

dr. Ade Novita dr. Setyo Rini


NIP 19721004 200801 2 006
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DAFTAR HADIR

You might also like