Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
terjadi penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) sejak tahun 1991 yaitu
sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1.000 kelahiran
hidup menurut SDKI 2007. Namun, angka tersebut masih jauh dari target
Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 yang berisi target untuk
menurunkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2015 sebesar 23
per 1.000 kelahiran hidup. Disamping itu, adanya program Expanding
Maternaland Neonatal Survival (EMAS) yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi sebesar 25% pada tahun 2011 hingga 2016,
menjadikan perlunya mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi luaran maternal dan perinatal, khususnya pada pada
persalinan prematur sehingga dapat menekan angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi (Sinclair, 2009).
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
2
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang
berpengaruh terhadap luaran maternal dan perinatal pada persalinan
prematur berdasarkan usia kehamilan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi persalinan premature.
2. Mengetahui etiologi persalinan premature.
3. Mengetahui manifestasi klinis persalinan premature.
4. Mengetahui klasifikasi persalinan premature.
5. Mengetahui patofisiologi persalinan premature.
6. Mengetahui penatalaksanaan persalinan premature.
7. Mengetahui komplikasi umum yang terjadi pada bayi premature.
8. Mengetahui cara pencegahan persalinan premature.
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada persalinan premature.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
4. Kondisi uterus: kelainan, cedera pada serviks atau abnormalitas (temasuk
pajanan dietilstilbestrol [DES] didalam uterus, konisasi serviks, atau
riwayat induksi aborsi pada trimester kedua), fibroid, atau kontraksi uterus
yang berlebihan, infeksi.
5. Factor obstetrik: persalinan premature sebelumnya pada kehamilan usia
antara 16 dan 36 minggu (2-3x risiko semakin sering mengalami
persalinan prematur, semakin dini usia kehamilan-semakin besar risiko
mengalami persalinan prematur–hasil yang diperoleh pada persalinan
terakhir merupakan alat yang lebih akurat untuk.
5
2.3. Manifestasi klinis persalinan premature
Bayi yang hampir selalu premature dan memerlukan resusitasi pada
saat dilahirkan mula-mula bernapas secara normal. Biasanya dalam waktu 30
menit pernapasan menjadi semakin sulit, ada retraksi pada sela-sela iga bawah
dan sternum ketika inspirasi, pernapasan cuping hidung dan terdengar bising
ekspiratorik. Beberapa jam kemudian tanda-tanda respiratory distress tersebut
menjadi semakin nyata. Kecepatan pernapasan meningkat sampai 80 hingga
120 permenit, dan setiap pernapasan membutuhkan upaya yang
berlebihan.Diafragma berkontraksi kuat, ada retraksi pada iga-iga dan
sternum, dan masuknya udara kedalam paru-paru berkurang.
Selama 12 hingga 24 jam berikutnya, tanda-tanda respiratory distress
mungkin mereda dan terjadi kepulihan total. akan tetapi, sering sekali
respiratory distress dan cyanosis semakin bertambah. Bayi menjadi lemah
serta tidak bereaksi dan mulai mengalami serangan apnea. Begitu timbul apne
yang berat !maka kemungkinan pemulihannya kecil. Walaupun begitu, setiap
bayi yang bisa bertahan hidup melampaui 96 jam pertama mempunyai
kemungkinan yang cukup besar untuk tetap hidup (Sinclair, 2009).
6
tepat untuk ibu atau bayi (Liu, 2008). Kelahiran bayi premature spontan
adalah kelahiran prematur yang terjadi akibat:
1. Persalinan prematur spontan.
2. Pecah ketuban dan prapersalinan (PPROM) spontan.
Berat lahir dan usia kehamilan merupakan factor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam penatalaksanaan bayi premature setelah bayi
dilahirkan:
1. Berat bayi lahir rendah kurang dari 2500 gram.
2. Berat bayi lahir sangat rendah kurang dari 1500 gram.
3. Berat bayi luar biasa rendah kurang dari 1000 gram.
7
Stress dingin akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan
ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang.keadaan ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang
menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaan dengan
metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan
kontribusi terjadinya asidosis. Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan
glikogen lebih banyak daripada metabolisme aerob sehingga mempercepat
terjadinya hipoglikemia.kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen
saat lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak
adekuat (Liu, 2008).
8
4. Tanda Vital Ibu dan Janin
Pemantauan ketat tanda vital ibu dan janin penting dilakukan untuk
menjamin keselamatan ibu dan bayi, khususnya ibu yang sejak awal sudah
memiliki masalah fisiologis seperti perdarahan dan infeksi. Hal itu
dilakukan sebab masalah tersebut dapat memperburuk dan menimbulkan
dampak negatif pada ibu dan bayi.
5. Penatalaksanaan Membran
Membran sedapat mungkin harus tetap utuh selama persalinan agar
cairan ketuban dapat berfungsi sebagai buffer untuk menahan tekanan
intrauterine yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus. Cairan ini dapat
membantu melindungi tubuh janin yang rapuh dan khususnya kepala janin
dari trauma lahir. Cairan ketuban dapat membantu meminimalkan
kompresi kepala janin guna mencegah hemoragi intraventrikular pasca-
pelahiran.
6. Model Pelahiran
Model pelahiran bergantung pada presentasi janin. Seksio sesarea juga
diindikasikan apabila ditemukan ganguan pada ibu atau janin, seperti
eklampsi berat yang disertai konvulsi. Kebanyakan persalinan preamtur
cenderung berlangsung dengan cepat dan dalam durasi singkat, dan banyak
kemungkinan akan lahir melalui vagina. Idealnya, peraslinan dan pelahiran
prematur harus berlangsung di unit rumah sakit konsultan akan tetapi, bidan
dapat juga dipanggil untuk membantu ibu yang akan melahirkan di komunitas
dan tidak mungkin menjalani transfer in-utero. Bidan harus meminta bantuan
tenaga bidan tambahan dan layanan para medik, jika dilingkungan tersebut
tidak ada ‘regu penyelamat’ obstetric. Bidan mungkin harus meresusitasi dan
mengintubasi bayyi prematur begitu bayi lahir dan mengupayakan
pemindahannya segera ke unit perawatan intensif neonatus (Liu, 2008).
9
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan
syok.
2. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan
faring. (Whaley & Wong, 1995)
3. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
4. Necrotizing Enterocolitas (NEC) (Bobak, 2004).
10
14. Plasenta previa dirawat dengan istirahat total dan tranfusi darah untuk
menunda kelahiran bayi sampai tercapai ukuran yang viable. Tentu saja
perdarahan yang hebat memerlukan pembedahan segera.
15. Inkompetensi serviks harus dijahit dalam bagian pertama trimester ke II
selama semua persyaratannya dipenuhi.
16. SC elektif dan ulangan hanya dilakukan kalau kita yakin bahwa bayi
sudah besar. Bahaya pada pembedahan yang terlalu dini adalah kelahiran
bayi kecil yang tidak bisa bertahan hidup.
17. Obat-obat dapat digunakan untuk menghentikan persalinan (Liu, 2008).
11
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
12
b. Makanan / Cairan
Ketidakadekuatan (berat badan kurang dari 2500 g) atau berat badan
berlebihan
c. Integritas Ego
Adanya ansietas sedang.
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10
menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
e. Neurosensori
1) Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
2) Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura
mungkin mudah di gerakan, fontanel mungkin besar / terbuka lebar
3) Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin
merapat
4) Reflek tergantung pada usia gestasi
f. Pernafasan
1) Apgar score mungkin rendah
2) Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik
intermiten (40-60 x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung,
retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.
3) Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom
distres pernafasan (RDS)
g. Keamanan
Pada ibu : mungkin ada infeksi (misalnya infeksi saluran kemih (ISK)
atau infeksi vagina)
Pada bayi :
1) Suhu berfluktuasi dengan mudah
2) Menangis mungkin lemah
3) Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
4) Kulit transparan
13
5) Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
6) Ekstremitas tampak edema
7) Garis telapak kaki terlihat
8) Kuku pendek
h. Seksualitas
1) Tulang servikal dilatasi
2) Perdarahan mungkin terlihat
3) Membran mungkin ruptur (KPD)
4) Perdarahan trimester ketiga
5) Riwayat aborsi, persalinan prematur, riwayat biopsi konus
6) Uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion,
makrosomia atau getasi multiple
7) Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
8) Genetalia : Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan
kritoris menonjol
i. Data Penunjang :
1) Pemeriksaan diagnostic
a) Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin
500 sampai 2500 gram)
b) Tes nitrazin : menentukan KPD.
c) Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu
menandakan adanya infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin
terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi fofatidigliserol (PG)
untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotik.
d) Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus / status
janin.
2) Pengobatan :
a) Cettrazidine 2 x 75 mg
b) Aminophylin 2 x 0,15 /IV
c) Mikasin 2 x 10 mg
14
d) Aminosteril 15 cc
3) Perhatian Khusus:
a) O2
b) Observasi TTV
4) Laboratorium
a) Ht : 46 vol %
b) Hb : 15,7 gr/dl
c) Leukosit : 11 900 ul
d) Clorida darah : 112 mEq
e) Natrium darah : 140
f) Kalium : 4,1
g) GDS : 63
15
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan ketidakadekuatan
pemahaman yang ditandai dengan tantangan situasi terhadap harga diri
dan ungkapan negative tentang diri.
16
b. Bantu klien untuk
beradaptasi dengan
adanya perubahan
peran
c. Anjurkan klien
mengosongkan
kandung kemih setipa
2 jam saat terjaga.
Mencegah tekanan
kandung kemih
penuh pada uterus
yang peka
2. Risiko cedera Kontrol risiko Identifikasi risiko :
berhubungan dengan Criteria hasil : a. Pertimbangkan
gangguan mekanisme a. Mencari informasi sumber-sumber di
pertahanan primer (mis; tentang risiko cedera komunitas yang
kulit robek akibat kesehatan sesuai dengan
jahitan) yang ditandai b. Memodifikasi gaya kebutuhan kesehatan
dengan hambatan fisik hidup untuk dan pemenuhan
pada ibu atau janin. mengurangi risiko kebutuhan sehari-hari
Definisi : rentan c. Menggunakan system b. Diskusikan dan
mengalami cedera fisik dukungan personal rencanakan aktivitas-
akibat kondisi untuk mengurangi aktivitas pengurangan
lingkungan yang risiko risiko berkolaborasi
berinteraksi dengan d. Mengenali perubahan dengan individu atau
sumber adaptif dan status kesehatan kelompok
sumber defensive c. Rencanakan monitor
individu, yang dapat risiko kesehatan
mengganggu kesehatan. dalam jangka panjang
17
d. Instruksikan factor
risiko dan rencana
untuk mengurangi
factor risiko
3. Ansietas berhubungan Tingkat kecemasan : Pengurangan
dengan ancaman pada Criteria hasil : kecemasan :
status terkini a. Kesulitan dalam a. Gunakan pendekatan
(kemungkinan penyelesaian masalah yang tenang dan
persalinan premature) b. Rasa takut yang meyakinkan
yang ditandai dengan disampaikan secara b. Jelaskan semua
gelisah dan ketakutan. lisan prosedur termasuk
Definisi : perasaan c. Rasa cemas yang sensasi yang akan
tidak nyaman atau disampaikan secara dirasakan yang
kekhawatiran yang lisan mungkin akan
samar disertai respons d. Kesulitan dalam dialami klien selama
otonom (sumber sering memahami sesuatu prosedur
kali tidak spesifik atau c. Berada di sisi klien
diketahui oelh untuk meningkatkan
individu); merupakan rasa aman dan
isyarat kewaspadaan mengurangi
yang memperingatkan ketakutan
individu untuk d. Identifikasi pada saat
bertindak menghadapi terjadi perubahan
ancaman. tingkat kecemasan
4. Nyeri akut berhubungan Kontrol nyeri Manajemen nyeri :
dengan agens cedera Criteria hasil : a. Lakukan pengkajian
fisik (intensitas a. Mengenali kapan nyeri komprehensif
kontraksi uterus) yang nyeri terjadi yang meliputi lokasi,
ditandai dengan b. Menggunakan karakteristik,
18
ekspresi wajah nyeri tindakan pengurangan onset/durasi,
dan laporan tentang nyeri tanpa analgesic frekuensi, kualitas,
perilaku nyeri / c. Menggunakan intensitas/beratnya
perubahan kativitas. analgesic yang telah nyeri, dan factor
Definisi : pengalaman direkomendasikan pencetus
sensori dan emosional oleh dokter b. Gunakan strategi
tidak menyenangkan d. Melaporkan gejala komunikasi
yang muncul akibat yang tidak terkontrol terapeutik untuk
kerusakan jaringan pada professional mengetahui
actual atau potensia kesehatan pengalaman nyeri dan
atau yang digambarkan Tingkat nyeri sampaikan
sebagai kerusakan Criteria hasil : penerimaan pasien
(International a. Tingkat nyeri yang terhadap nyeri
Association for the dilaporkan c. Gali bersama pasien
Study of Pain); awitan b. Panjangnya episode factor-factor yang
yang tiba-tiba atau nyeri dapat menurunkan
lambat dari intensitas c. ekspresi nyeri wajah nyeri
ringan hingga berat d. Pilih dan
dengan akhir yang implementasikan
dapat diantisipasi atau tindakan yang
diprediksi. beragam (missal;
farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
sesuai dengan
kebutuhan
5. Harga diri rendah Harga diri Peningkatan harga diri :
19
situasional Criteria hasil : a. Monitor pernyataan
berhubungan dengan a. Penerimaan terhadap pasien mengenai
ketidakadekuatan keterbatasan diri harga diri
pemahaman yang b. Tinhkat kepercayaan b. Tentukan
ditandai dengan diri kepercayaan diri
tantangan situasi c. Respon yang pasien dalam hal
terhadap harga diri dan diharapkan dari orang penilaian diri
ungkapan negative lain c. Dukung pasien untuk
tentang diri. d. Gambaran tentang bisa mengidentifikasi
Definisi : munculnya bangga pada diri kekuatan
persepsi negative sendiri d. Bantu pasien untuk
tentang makna diri e. Perasaan tentang nilai menemukan
sebagai respons diri penerimaan diri
terhadap situasi saat ini. e. Bantu pasien untuk
mengatasi bullying
atau ejekan
f. Dukung tanggung
jawab pada diri
sendiri yang tepat
20
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Disini saya dapat menyimpulkan bahwa bayi bisa terlahir prematur
karena ada sebabnya, dan sebab itu sangat beragam. Sebab-sebab tersebut ada
yang datang dari sang ibu ada juga yang datang dari sang bayi itu sendiri.
Kelahiran prematur juga mempunyai akibat tersendiri terhadap si bayi. Salah
satu akibatnya adalah sang bayi akan mengalami masalah kesehatan pada
minggu-minggu awal kehidupannya. Bayi yang terlahir prematur juga
membutuhkan perawatan inkubator saat setelah lahir hingga si bayi bisa di
bawa pulang. Gunanya untuk menyamakan suhu udara saat bayi masih di
dalam kandungan dengan setelah ia lahir.
4.2. Saran
Dalam makalah ini saya berharap untuk menerima kritik dan saran dari
pembaca. Baik secara langsung maupun tidak langsung guna untuk mencapai
hasil yang maksimal. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan
khususnya bagi pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
.
Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Oxford: Elsevier
Global Rights.
Bobak, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Utami, Sintha. 2008. 100 Info Penting Persalinan. Jakarta: Dian Rakyat.
22