You are on page 1of 3

MORBILI

No. ICD-10 : B05.9


No. Kode : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103 2003
1. Pengertian Morbili atau rubeola atau campak adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Measles, merupakan penyakit yang sangat infeksius dan menular lewat udara melalui
aktivitas bernafas, batuk, atau bersin. Pada bayi dan balita, morbili dapat menimbulkan
komplikasi yang fatal, seperti pneumonia dan ensefalitis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Morbili

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Senter

Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)

1. Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala respirasi atas (pilek, batuk), dan
konjungtivitis.
2. Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem, yang
dimulai pada kepala daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar
secara sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada
hari ketiga.
3. Masa inkubasi 10-15 hari.
4. Belum mendapat imunisasi campak

B. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective)

1. Demam, konjungtivitis, limfadenopati general.


2. Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.
3. Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada kepala pada
daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal dan
ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki
4. Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan
muncul, dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem hilang
dalam 4-6 hari.

Pemeriksaan Penunjang

Pada umumnya tidak diperlukan.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis banding:
a. Erupsi obat
b. Eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum),
c. Scarlet fever
d. Mononukleosis infeksiosa
e. Infeksi Mycoplasma pneumoniae

Komplikasi

Komplikasi lebih umum terjadi pada anak dengan gizi buruk, anak yang belum mendapat
imunisasi, dan anak dengan imunodefisiensi dan leukemia. Komplikasi berupa otitis
media, pneumonia, ensefalitis, trombositopenia. Pada anak HIV yang tidak diimunisasi,
pneumonia yang fatal dapat terjadi tanpa munculnya lesi kulit

C. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan yang
hilang dari diare dan emesis.
2. Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam dengan antipiretik (misalnya
paracetamol) Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotic(amoxicillin,
cefadroxil atau sediaan yang lain)
3. Suplementasi vitamin A diberikan pada:
a. Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO diberi 2 dosis.
b. Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis.
c. Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
d. Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis
ketiga sesuai usia yang diberikan 2-4 minggu kemudian.

Konseling
Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang menular. Namun
demikian, pada sebagian besar pasien infeksi dapat sembuh sendiri, sehingga pengobatan
bersifat suportif. Edukasi pentingnya memperhatikan cairan yang hilang dari
diare/emesis.
Untuk anggota keluarga/kontak yang rentan, dapat diberikan vaksin campak atau human
immunoglobulin untuk pencegahan. Vaksin efektif bila diberikan dalam 3 hari terpapar
dengan penderita.

Kriteria rujukan
Perawatan di rumah sakit untuk campak dengan komplikasi (superinfeksi bakteri,
pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis)

Prognosis
Prognosis pada umumnya baik karena penyakit ini merupakan penyakit self-limiting disease.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

You might also like