You are on page 1of 9

Asuhan keperawatan pre operative

PENGKAJIAN
Point penting dalam riwayat keperawatan preoperative :
Umur
Alergi terhadap obat, makanan
Pengalaman pembedahan
Pengalaman anestesi
Tembakau, alcohol, obat-obatan
Lingkungan
Kemampuan self care
Support system

PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian dasar preop dilakukan untuk :
Menentukan data dasar
Masalah pengobatan yang tersembunyi
Potensial komplikasi s.d. anestesi
Potensial komplikasi post op.

Fokus : Riwayat dan sitem tubuh yang mempengaruhi prosedur pembedahan.


Untuk menentukan kekuatan jantung dan kemampuan untuk menttoleransi
pembedahan dan anestesi.
Perubahan jantung à 39 % kematian perioperatif.

Lansia, smoker, PPOM à resiko atelektasis, kolap jaringan paru.


à Mencegah pertukaran oksigen/CO2
à Intoleransi karena perubahan dalam dada dan paru.
à Regiditas cavum thoraks dan menurunnya ekspansi paru à efisiensi ekskresi paru
terhadap anestesi menurun.

Abnormal renal fungsi menurunkan rata ekskresi obat dan anestesi


Skopolamin, morphin à konfusi disorientasi

Neuorologi system :
Kemampuan ambulasi ??
Defomitas à mempengaruhi posisi intra dan post-operasi
Artritis à menerima posisi à nyeri post-operasi oleh karena immobilisasi
Malnutrisi,obesitas à resiko tinggi pembedahan
Vit. C , vit.B diperlukan untuk penyembuhan luka dan pembentukan fibrin.
Obesitas à wondhiling menurun oleh karena jaringan lemak tinggi

Tujuan : menentukan kemampuan coping


Informasi
Support

Analisis:
1. Pengetahuan kurang sehubungan dengan pengalaman pre-op
2. Kecemasan sehubungan dengan pengalaman pre-op

Planning :
Pengetahuan kurang ( knowledge defisite )
Tujuan : Klien mengatakan dan mematuhi prosedur pre-op
Mendemostrasikan teknik untuk mencegah komplikasi post-op

Intervensi
Fokus : Edukasi pre-operasi
Informasi : Informed consent, pembatasan diit, pre-operatip preparation, post-op
exersice.

Informed consent :
- alasan pembedahan
- pilhan dan resikonya
- resiko pembedahan
- resiko anestesi

Pembatasan diit à NPO (nothing per oral )à 6 – 8 jam sebelum pembedahan


GI (gastro intestinal ) preparasi :
- mencegah perlukaan colon
- melihat jelas area
- mengurangi bacteri intestinal

Skin preparasi
Tube, drain, I V line
Post – op exercise :
- diaphragmatic breating
- incestive spirometri
- cougling and spinting the surgical wound
- turning and leg exercise
Kecemasan :
Tujuan : kecemasan clien menurun , menunjukkan relaksasi saat istirahat

Intervensi :
- preoperatip teaching
- comunikatip
- rest.

INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF

A. Anggota Tim Pembedahan


Tim pembedahan terdiri dari :
Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah
melakukan operasi.
Asisten pembedahan (1orang atau lebih) asisten bias dokter, riside, atau perawat, di
bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat
letak operasi.

Anaesthesologist atau perawat anaesthesi.


Perawat anesthei memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk
mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.

Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.
Tugas :
- Set up ruangan operasi
- Menjaga kebutuhan alat
- Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan
- Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping.
- Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klien.

Selama pembedahan :
- Mengkoordinasikan aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membenatu anesthetic
- Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll.
Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan
mengendalikan peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten.
Pengetahuan anatomi fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi
instrumen apa yang dibutuhkan.

B. Penyiapan kamar dan team pembedahan.

Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua
factor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan : lay out
kamar operasi dan pencegahan infeksi.
1). Lay Out pembedahan.
Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan pelayanan
pendukung ( bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian logistik).

Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan ada pemisahan antara hal yang
bersih dan terkontaminasi à design (protektif, bersih, steril,dan kotor).
Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.
Umumnya :
Kamar terima
Ruang untuk poeralatan bersih dan kotor.
Ruang linen bersih.
Ruang ganti
Ruang umummuntuk pembersihan dan sterilisasi alat.
Scrub area.
Ruang operasi terdiri dari :
Stretcher atau meja operasi.
Lampu operasi.
Anesthesia station.
Meja dan standar instrumen.
Peralatan suction.
System komunikasi.
2). Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan.
Sumber utama kontaminasi bakteri à teammpembedahan yang hygiene ¯ dan
kesehatan ¯ ( kulit, rambut, saluran pernafasan).
Pencegahan kontaminasi :
uci tangan.
andscoen.
andi.
erhiasan (-).
3). Pakaian bedah.
Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK.
Tujuan: Menurunkan kontaminasi.
4). Surgical Scrub.
Cuci tangan pembedahan dilakukan oleh :
Ahli Bedah
Semua asisten
Scrub nurse.
à sebelum menggunakan sarung tangan dan gaun steril.
Alat-alat:
Sikat cucin tangan reuable / disposible.
Anti microbial : betadine.
Pembersih kuku.
Waktu : 5 – 10 menit à dikeringkan dengan handuk steril.
B. ANASTHESIA.

Anasthesia ( Bahasa Yunani) à Negatif Sensation.


Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total,
dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan relaksasi
otot.
Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi dengan ahli
bedah dan factor klien.

1). Type Anasthesia:


Perawat perlu mengenal cirri farmakologic terhadap obat anesthesia yang
digunakan dan efek terhadap klien selama dan sesudah pembedahan.
a). Anasthesia umum.
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf
otak.
Misal : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.
Stadium Anesthesia.
- Stadium I : Relaksasi
- Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahab.
- Stadium II: Excitement.
- Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernafasan yang
iregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium III : Ansethesi pembedahan..
- Ditandai dengan relaksasi rahang ,respirasi teratur, penurunan pendengaran
dan sensasi nyeri.
- Stadium IV : Bahaya.
- Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.
Metode Pemberian
Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal
Inhalasi
Metode yang paling dapat dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara
primer oleh paru.
Obat anesthesia inhalasi yang diberikan :
1. Gas: Nitrous Axida ( N20).
Padling sering digunakan gas yang tidak b erwarna, tidak berbau. Non iritasi
dengan masa induksi dan peulihan yang cepat.

2. Folatile: Cairan yang dapat menguap.


a. Halotan : non iritasi terhadap saluran pernafasan dan menghasilkan mual dan
muntah yang minimal pada post op. Halotan dapat menekan pada system
cardiovaskuler ( Hypotensi dan Bradicardia). Dan berpengaruh terhadap
hypotalanus.
b. Ethrane. Anasthesi inhalasi yang menghasilkan relaksasi otot yang adekwat.
Ethrane mengurangi vintilasi klien.dan menurunkan tekanan darah.
c. Penthrane. Pelemas otot yang efektif dan memberikan efek analgetik pada
konsentrasi rendah, toksik pada ginjal dan hanya digunakan untuk pembedahan
waktu pendek.
d. Forane. Muscle relaksan, cardio vascular tetap stabil.

Anesthesi Injeksi IV.


Memberikan perasaan senang., cepat dan pelepasan obat secara pelan.
a. Barbiturat. Sering digunakan, bekerja langsung pada CNS dari sedasi sedang sampai
kehilangan kesadaran, sedikit mengurangi nyeri.
Thiophental sodium;
- Skart acting
- Suplement N20 pada operasi singkat.
- Hipnotik pada anesthesia regional.
- Depresan paten terhadap sistem jantung dan paru
b. Narcotik:
- Suplement anesthesia inhalasi
- Narkotik yang sering digunakan morphin sulfat, meperidine, dan Fentanil
Sitrate.
- Analgesia post op yang adekwat.
- Menurunkan ventilasi alveolar dan depresan pernafasan.
c. Inovar.
- Kombinasi Fentonil sitrat dan Tranguilizer Dropreridol.
- Digunakan dosis kecil untuk supplement N20 dan anesthesia regional.
- Durasi panjang depresi pernafasan, hypoventilasi, apnea, hypotensi selama
posat op.
d. Ketamine:
- Obat anesthesia yang tersendiri.
- Bekerja pada bagian syaraf teretentu.
- Diberikan pada IV atau IM.
- Menyebabkan penurunan kesadaran secara cepat, analgetika tanpa depresi
pernafasan atau kehilangan tonus otot.
- Merangsang sitem cardiovascular.
- Digunakan : Diagnostik, pembedahan singkat, supplement N20.
- Selama pemberian: mimpi buruk, halusinasi, tindakan irrational.
e. Neuromusculer brochler.
- muscle relaksan selama pembedahan.
- Mempermudah pemasangan GT Tube
- Bekerja pada garis otot tubuh dengan mempengaruhi impuls pada motor end
plate.
Komplikasi anesthesia umum:
Komplikasi jarang tetapi dapat mengancam jiwa.
- Komplikasi sebagian besar minor sebagai akibat tehnik intubasi seperti gigi
patah atau trauma vocal cord. Dapat terjadi akibat hyperektensi leher, rongga
mulut kecil, sendi mandibuler yang kaku.
- Anesthesia overdosisà pada orang tua atau kelainan klien.
- Hypertermia Maligna. Kerusakan pada membran sel otot à circulasi calcium -
, à rata-rata mertabolisme meningkat dan suhu tubuh 46 derajad celcius. Terjadi
pada klien yang sensitip pada halothane, penthran, succinyl clorida .
Gejala : tacicardi, peningkatan suhu tubuh yang kontinus, sianosis , hipotensi, kaku otot,
aritmia .
Tindakan :
- Operasi dihentikan, pendinginan dengan cairan es IV.
- Lavage es nasogastric
- Secara simultan diberikan diuretic, oksigen 100 %.
b). Anestesi local atau regional
Anestesi local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf
menuju dan dari lokasi khusus. Luas anestesi tergantung :

- Letak aplikasi
- Volume total anestesi
- Kosentrasi dengan kemampuan penetrasi obat

Penggunaan regional anestesi :


- Kontra indikasi general anestesi
- Klien mengalami reaksi yang merugikan dengan general anestesi
- Pilihan klien

Komplikasi :
- Over dosis
- Teknik pemberian yang salah
- Sensitifitas klien terhadap anestesi
Tanda :
Stimulasi CNS diikuti depresi CNS dan cardio:
Gelisa, pembicaraan incoherent, sakit kepala, mata kabur, rasa metalik, mual,
muntah, tremor,konfulsi dan peningkatan nadi respirasi , tekanan darah
Komplikasi local : Edema,peradangan, abses, necrosis,ganggren.

Teknik pemberian
Anestesi Topikal
Pemberian secara langsung pada permukaan area yang dianestesi
Bentuk: Salep atau spray.
Sering digunakan : prosedur diagnotik atau intubasi , l;aringoskopi, cistocopi.
Masa kerja 1 (satu ) menit, lama kerja 20 – 30 menit
Injeksi obat anestesi secara I C dan S C ke jaringan sekitar insisi , luka atau lesi.

Injeksi secara bertahab pada sekeliling daerah yang dioperasi


( hjerniorraphy , dental prosedur ,bedah plstik )

Injeksi obat anestesi local ke dalam atau sekitar saraf atau saraf yang mempesarafi
daerah yang dioperasi . Block saraf memutus transmisi sensasi ,motor, sympatis.
Tujuan : mencegah nyeri selama prosedur dianostik, mengurangi nyeri dan
meningkatkan sirkulasi pada penyakit vascular.
Contoh : lidocain ( xilocain )
Bupivacain ( makain )
Ephineprin à potensiasi

Dicapai dengan injecsi obat anestesi ke dalam ruang sub orachonoid.


Pada L 2 – 3 atau L 3 – 4.
Absorsi ke erat saraf terjadi secars cepat dan menghasilkan analgesia dengan
relaksasi.
Efektif untuk operasi abdomen dan panggul.

Pengkajian :
Di ruang penerimaan perawat sirkulasi:
- Memvalidasi identitas klien.
- Memvalidasi inform concent.
- Chart Review.
- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan
actual dan potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi.
- Perawat menanyakan.:
- Riwayat allergi, reaksi sebelumnya terhadap anesthesia atau tranfusi darah.
- Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
- Check pengobatan sebelumnya : therapy, anticoagulasi.
- Check adanya gigi palsu, kontaks lens, perhiasan, wigs dan dilepas.
- à Kateterisasi.
Analisis:
1. Potensial for injury s.d aanesthesia, posisi intra operatif dan bahaya lain dari
lingkungan intra operatif.
2. Gangguan integritas kulity s.d luka operasi.
3. Gangguan pertukaran gas s.d anesthesia
4. Defisit volume cairan s.d kehilangan darah dan cairan tubuh selama pembedahan.
Perencanaan.:
Potensial For Injury.
Tujuan:: Klien akan dipertahankan dalam keadaan anesthesia yang aman selama
pembedahan dan bebas dari perlukaan peralatan operasi.
Intervensi:
- Persiapan dan penggunaan obat anesthesia yang tepat.
- Positioning à posisi yang tepat.
Untuk menjamin posisi yang tepat dikaji : kesesuaian fisiologiss, perubahan
sirkulasi yang minimal, proteksi struktur tulang dan neuromusculair, penggunaan
dan lokasi IV line, cara anesthesia, keamanan dan keselamatan klien.
- Penggunaan peralatan elektrik. Lempeng grounding yang ditutupi jeli tidak
menekan tubuh.
- Chek hati-hati alat / electrosurgical à mencegah luka bakar.
Gangguan integritas kulit:
Tujuan: Klien akan mengalami gangguan integritas kulit yang dan kontaminasi yang
minimal.
Intervensi:
- Plastic adhesive drape setelah daerah pemebdahan dibersihkan dan kering.
- Penutupan kulit:
- Tujuan:
- Menutup lumen pembuluh darah.

You might also like