You are on page 1of 2

A.

PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway : mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai
control servikal jika dicurigai adanya fraktur servical atau basis cranii.
Adanya iritasi akibat masa tumor pada paru merangsang sistem imun
untuk mengeluarkan sputum, jika sputum melewati ulserasi massa tumor
maka sputum akan bersemu darah.dan sputum ini akan menggangu jalan
nafas. Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas sehingga
memperlihatkan kondisi pasien yang sesak karena kebutuhan akan O2
semakin sedikit yang dapat diperoleh. Pada kasus ca paru biasanya
menunjukkan tanda pada airway yaitu dipsnea dan wheezing, gurgling
serta suara serak saat pasien berbicara.
2. Breathing : mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan
agar oksigenasi adekuat. Pada kasus ca paru, pasien mengalami
penyempitan bronkus akibat didesak oleh massa tumor sehingga terjadi
hiperventilasi dan pasien sesak dan memungkinkan juga terjadinya henti
napas atau terdengar suara nafas tambahan seperti ronchi. Selain itu,
adapun hal-hal yang perlu dikaji pada anak dengan kasus asma yaitu :
a) Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dengan
tujuan mempertahankan saturasi oksigen >92%
b) Ambil darah untuk pemeriksaan arterial blood gases untuk menkaji
PaO2 dan PaCO2
c) Kaji respiratory rate
d) Periksa system pernapasan – cari tanda:
(1) Diaforesis dan cyanosis
(2) Deviasi trachea
(3) Kesimetrisan pergerakan dada
(4) Retraksi dinding dada
(5) Pernapasan cuping hidung
(6) Takipneu/bradipneu
(7) Penggunaan otot aksesoris pernafasan
e) Dengarkan adanya:
(1) Ronchi
(2) Pengurangan aliran udara masuk
(3) Silent chest
f) Lakukan thorak photo untuk mengetahui adanya pneumothorak
3. Circulation : mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
Adanya usaha yang kuat untuk memperoleh oksigen maka jantung
berkontraksi kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut hal ini ditandai
dengan adanya peningkatan denyut nadi lebih dari 120 x/menit. Terjadi
pula penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi. Adanya
kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan sianosis yang dikaji pada
tahap circulation ini. Selain itu, ada beberapa hal lain yang perlu dikaji
pada circulation adalah:
a) Sakit kepala.
b) Kaji denyut jantung dan rhytme
c) Catat tekanan darah
d) Kaji hasil EKG
e) Kaji pemeriksaan darah lengkap
f) Kaji intake output.
g) Kaji adanya sindrom vena cava superior
h) Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmia
4. Dissability : mengecek status neurologis.
a) Kaji status umum dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran
dengan metode AVPU (Alert, Verbal, Pain, ketahui tanda Unresponse),
b) Reaksi pupil.
c) Penurunan tingkat kesadaran merupakan tanda ekstrim pertama dan
pasien membutuhkan pertolongan di ruang Intesnsive
d) Curigai adanya Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis),
Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakhialis dan saraf
simpatis servikalis
5. Exposure : environmental control, buka baju penderita tapi cegah
hiportermia. Pada saat pasien stabil dapat di tanyakan riwayat dan
pemeriksaan lainnya.

You might also like