You are on page 1of 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan
kepada kami sehingga kami dapat mendiskusikan dan menyelesikan makalah
dengan judul materi “Perawatan Trakeostomi” yang di ambil dari salah satu
materi perkulihan yaitu Tindakan Perawatan Kolostomi.

Didalam makalah ini penulis membahas mengenaitindakan apa saja yang


dilakukan perawat dalam perawatan trakeostomi.tindakan perawatan trakeostomi
mempunyai tujuan untuk meningkatkan fungsi pernapasan (ventilasi dan
oksigenasi).

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran peembaca, agar nantinya


penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kekurangan makalah ini.

Surabaya, 13 September 2018

Pen
ulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................................... 4

BAB II KONSEP TEORITIS

2.1 Anatomi Fisiologi Trakea .............................................................................................. 5

2.2 Pengertian Trakeostomi ................................................................................................ 5

2.3 Klasifikasi ..................................................................................................................... 6

2.4 Jenis Pipa Trakeostomi ................................................................................................. 6

2.5 Tujuan dan Fungsi ..........................................................................................................7

2.6 Indikasi dan Kontraindikasi Takeostomi ........................................................................8

2.7 Perawatan Trakeostomi ................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 20

3.2 Saran ........................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trakeostomi adalah operasi membuat jalan udara melalui leher
langsung ke trakea untuk mengatasi asfiksi apabila ada gangguan
pertukaran udara pernapasan. Trakeostomi diindikasikan untuk
membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas, melindungi trakea serta
cabang- cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya dicharge bronkus,
serta pengobatan terhadap penyakit (keadaan) yang mengakibatkan
insufisiensi respirasi. Perawatan pasca trakeostomi besar pengaruhnya
terhadap kesuksesan tindakan dan tujuan akhir trakeostomi.

Perawatan pasca trakeostomi yang baik meliputi pengisapan


discharge, pemeriksaan periodik kanul dalam, humidifikasi buatan,
perawatan luka operasi, pencegahan infeksi sekunder dan jika memakai
kanul dengan balon (cuff) yang high volume – low pressure cuff sangat
penting agar tidak timbul komplikasi lebih lanjut. Perawatan kanul trakea
di rumah sakit dilakukan oleh paramedis yang terlatih dan mengetahui
komplikasi trakeostomi, yang dapat disebabkan oleh alatnya sendiri
maupun akibat perubahan anatomis dan fisiologis jalan napas pasca
trakeostomi.

Selain itu, pasien juga harus mengetahui bagaimana cara


membersihkan dan mengganti kanul trakeostomi, agar pasien dapat secara
mandiri menjaga kesehatan tubuhnya, apabila pasien pulang dengan kanul
trakhea masih terpasang. Dalam hal ini peran perawat sangat penting
sebagai educator dan role mode dalam perawatan mandiri pasien
trakeostomi.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mahasiswa dapat melakukan perawatan pada klien trakeostomi

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui definisi dan komsep trakeostomi
b. Mengetahui tujuan dan fungsi dari trakeostomi
c. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dilakukannya prosedur
trakeostomi
d. Mengetahui apa saja pengkajian pada trakeostomi
e. Mengetahui penatalaksanaan perawatan trakeostomi
f. Mengevaluasi serta mendokumentasikan perawatan trakeostomi

BAB II

KONSEP TEORITIS

2.1 Anatomi Fisiologi Trakea

Trakea merupakan tabung berongga yang disokongoleh cincin kartilago.


Panjang trakea pada orang dewasa 10-12 cm. Trakea berawal dari kartilago
krikoid yang berbentuk cincin meluas ke anterior pada esophagus, turun kedalam
thoraks dimana ia membelah menjadi dua bronkus utama pada karina. Pembuluh
darah besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea disebelah lateral dan
terbungkus dalam selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak diatas trakea disetelah
depan dan lateral. Ismuth melintas trakea disebelah anterior,biasanya setinggi
cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus rekuren terletak pada sulkus
trakoesofagus. Dibawah jaringan subkutan dan menutupi trakea dibagian depan
adalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan hyoid.

2.2 Pengertian Trakeostomi

Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat
masuk keparu-paru dengan melintas jalan nafas bagian atas.Trakeostomi adalah
prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea.Trakeostomi adalah insisi operasi
dimana memasukkan selang kedalam trakea agar klien dapat bernafas dengan
lebih mudah dan mengeluarkan sekretnya.

Trakeostomi merupakan tindakan operatif yang memiliki tujuan membuat


jalan nafas baru pada trakea dengan membuat sayatan atau insisi pada cincin
trakea ke 2,3,4.Trakeostomi merupakan suatu prosedur operasi yang bertujuan
untuk membuat suatu jalan nafas didalam trakea servikal. Perbedaan kata-kata
yang dipergunakan dalam membedakan “ostomy” dan “otomy” tidak begitu jelas
dalam Masalah ini, sebab lubang yang diciptakan cukup bervariasi dalam
ketetapan permanen atau tidaknya. Apabila kanula telah ditempatkan , bukan hasil
pembedahan yang tidak dijahit dapat sembuh dalam waktu satu minggu.

Jika dilakukan dekanulasi 9 misalnya kanula trakeostomi dilepaskan0,


lubang akan menutup dalam waktu yang kurang lebih sama. Sudut luka dari
trakea yang dibuka dapat dijahit pada kulit dengan beberapa jahitan yang dapat
diabsorbsi demi demi memfasilitasi kanula dan jika diperlukan pada rekanulasi,
alternatifnya stoma permanen dapat dibuat dengan jahitan melingkar
(circumferential). Kata trakeostomi dipergunakan dengan kesepakatan untuk
semua jenis prosedur pembedahan ini. Perkataan tersebut dianggap sebagai
sinonim dari trakeostomi.

2.3 Klasifikasi
Menurut lama penggunaanya , trakeostomi dibagi menjadi penggunaan
permanen dan penggunaan sementara.Sedangkan menurut letak insisinya
trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini
adalah cincin trakea ketiga.Jika dibagi menurut waktu dilakukanya tindakan, maka
trakeostomi dibagi kepada trakeotomi darurat dengan persiapan sarana sangan
kurang dan trakeostomi elektif (persiapan sarana cukup) yang dapat dilakukan
secara baik .(Soetjipto, Mangunkusomu,2001)

2.4 Jenis Pipa Trakeostomi

a. Cuffed Tubes

Selang dilengkapi dengan baln yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko
timbulnya aspirasi.

b. Uncuffed Tubes

Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak mempunyai


risiko aspirasi.

c. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)

Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul
dalam dapat dibersihkan dan diganti dengan mencegah terjadi obstruksi.

d. Silver Negus

Terdiri dua bagian pipa digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. tidak perlu
terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri

e. Fenestrated Tubes

Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka disebelah posteriornya, sehingga


penderita masih tetap bernafas melewati hidungnya. selain itu, bagian terbuka ini
memungkinkan penderita untuk dapat berbicara (kennenth, 2004)
2.5 Tujuan & Fungsi

a. Tujuan

Adapun tujuan dari perawatan trakeostomi antara lain adalah :

- Mencegah obstruksi jalan nafas atas


- Sarana untuk mengangkat secret
- Meningkatkan kerja paru

b. Fungsi

Fungsi dilakukannya tindakan trakeostomi antara lain adalah :

- Trakeostomi dilakukan agar secret didalam saluran pernafasan dapat


dipindahkan secara efektif sebelum pernafasan pasien rusak
- mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70
Sampai 100 ml. penurunan ruang hampa dapat berubah-ubah dari 10%
sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu
- Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya
mengurangi kekuatan yang diperlukan utuk memindahkan udara

Sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi avleous yang


lebih efektik, asal lubang trakeostomi cukup besar {paling sedikit pipa 7}

- Proteksi terhadap aspirasi


- Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting
pada pasien dengan gngguan pernafasan
- Memungkinian jalan masuk lansung ke trakea untuk pembersihkan
- Memungkinkan memberikan obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
respiratorius
- Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah meindahan sekret ke
perifer oleh tekanan negatif intra thoraks yang tinggi pada fase inspirasi
batuk yang normal
- Untuk memberikan jalan nafas yang efektif ketika bengkak saluran napas
terjadi misalnya setelah oprasi leher.

2.6 Indikasi & Kontrainikasi Thakheostomi


a. Indikasi

 Mengatasi obstruksi jalan nafas atas seperti laring


 Mengurangi ruang rugi ( dead air space) di saluran nafas bagian
atas seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengaan
adanya stoma maka seluruh oksigen yang dihirupkan akan masuk
kedalam paru, tidak adayang tertinggal di ruang rugi itu. Hal ini
berguna pada pasien engan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya
berkurang.
 Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang
tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologis, misalnya pada
pasien koma.
 Untuk memasang respirator.
 Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak
mempunyai fasilitas untuk bronskopi.
 Cedera parah pada wajah dan leher.
 Hilangnya refleks laring dan ketidak mampuan untuk menelan
sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi (robert,
1997)

b. Kontraindikasi

Infeksi pada tempat pemasangan dan gangguan pembekuan darah


yang tidak terkontrol, misalnya seperti hemofili.

2.7 Perawatan Trakeostomi

Sebelum dilakukan perawatan trakeostomi harusnya dilakukan:

1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau tidaknya
komplikasi
2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3. Memintak izin pada pihak keluarga sebelum melakukan parawatan
trakeostomi
4. Menjelaskan dan mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara
merawat pipa trakeostomi

1. Implementasi
Perawatan trakeostomi meliuti :

 Pembersihan secret atau bisa disebut trakeobronkial toilet.


 Membersihkan anak kanul.
 Mengganti balutan.
 Humidifikasi untuk menjaga kelembapan.

2. Tujuan Perawatan Traekostromi


 Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (pluging).
 Untuk mencegah infeksi.
 Meningkatkan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi)
 Bronkial toilet yang efektif
 Mencegah pipa tercabut

3. Perawatan kulit sekitar tracheostomi

Membersihkan kulit disekitar lubang tracheostomy. Perawatan harus


dilakukan setiap pagi dan sore hari. Bisa dilakukan lebih sering bila kulit
lembab, adanya infeksi dan kemerahan

4. Perubahan Tali Tracheostomy

Tali tracheostomy harus diganti setiap hari atau setiap waktu bila tali
dalam kondisi basah atau kotor. Usahakan dalam melakukan penggantian
dilakukan oleh dua orang , satu orang untuk memegang tubing tracheo dan
satu orang untuk mengganti tali dan membersihkan.

a. Prosedur Perawatan Trakeostomi

 Persiapan Alat dan Bahan


a. Set steril

Kit perawatan trakeostomi :

 Mangkuk
 Swab beujung kapas
 Pembersih pipa
 Sikat pembersih yang mengiritasi
 Ikatan trakeostomi
 Kassa minimal 3
 Kateter pengisap (ukuran harus ½ lumen trakea, dewasa 14-16 fr)
 Sepasang sarung tangan steril
 Pinset anatois dangan sirugis
 Gunting perban

b. Set bersih

 Salin normal
 Cairan Hidrogen peroksida (H2O2)
 Sepasang sarung tangan bersih
 Handuk/penutup tahan air/perlak
 Googles atau kacaata pelindung / pelindung wajah
 Masker wajah
 Skort atau apron pelindung (jika perlu)
 Salin Irigasi (selang isi ulang atau spuit berisi ukuran 3-5 atau 10 ml)
 Hemostat (clamp penjepit)
 Obturator (harus tersedia pada kasus selang berubah posisi)

 Pengkajian

1. Status pernapasan (Vital sign)


2. Batuk
3. Sekresi
4. Suara napas
5. Hygiene oral dan Canula
6. Adanya emphisema cutis
7. Adanya perdarahan
8. Kepatenan jalan napas
9. Ikatan canula
10. Tanda-tanda infeksi di sekitar canula
11. Hidrasi
12. Ekspansi dinding dada

 Prosedur Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat

3. Memasang perlak

4. Membuka peralatan dan mendekatkan bengkok

5. Memakai sarung tangan


6. Membasahi plester dengan PZ

7. Membuka balutan
8. Melepas pengikat trakeostomi
9. Melepas kanul trakeostomi dan direndam di savlon
10. Memasukkan kanul suction 5-7cm
11. Menghisap lendir (teknik pilin-tarik) + 10-15 detik (1-2kali)

12. Membilas kanul suction dengan NaCl, beri kesempatan klien untuk bernafas
13. Membersihkan sekitar luka dengan betadine

14. Membersihkan sekitar luka dengan NaCl

15. Membersihkan kanul trakeostomi dengan lidi botton

16. Membilas kanul trakeostomi dengan NaCl

17. Mengeringkan kanul trakeostomi dengan kasa

18. Memasang kanul trakeostomi dan menguncinya


19. Memasang obat (sufratul)
20. Memasang kasa yg telah digunting tengah di atas obat
21. Mengikat trakeostomi dengan kasa, disilangkan ke leher

22.Menutup kanul trakeostomi dengan kasa basah (kasa dicelupkan ke PZ)

23. Fiksasi pada balutan dengan plester

24. Mencuci tangan

 Evaluasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

b. Prosedur Trakeobonkial Toilet

1. Jelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai danberikan


ketenangan selama pengisapan.
2. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
3. Cuci tangan.
4. Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan sesuai
kebutuhan).
5. Buka kit kateter pengisap.
6. Isi kon dengan normal salin.
7. Ventilasi klien dengan bagian bagian resusitasi manual dan aliran oksigen
yang tinggi.
8. Kenakan sarubg tangan pada kedua tangan (steril).
9. Ambil kateter pengisap dengan tangan nondominan dan hubungkan ke
pengisap.
10. Masukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan isapan, untuk
menstimulasi reflek batuk.
11. Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter perlahan 360 derajat
tanpa menyentuh lapisan mucus saluran nafas (lakukan pengisapan maksimal
10-15 detik karena pasien dapat hipoksia).
12. Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali nfas.
13. Ulangi 4 kali sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
14. Bilas kateter dengan normal salin antara tindakan pengisap

15. Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea

16. Bilas selang pengisap

17. Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor.


c. Prosedur Membersihkan Anaka Kanul

1. Jika membersihkan anak kanul dilakukan setelah pengisapan, biarkan kateter


pengisap tetap melingkari tangan steril dan lanjutkan ke langkah 4. Jika
pengisapan tidak diperlukan, susun peralatan dibawah trakeostomi.
2. Buka kit perawatan trakeostomi dan sebarkan kemasan di meja samping
tempat tidur pasien.
3. Pertahankan strelitas, tempatkan mangkuk dan nampan serta suplai dalam
lokasiterpisah di atas kertas.
4. Buka salin tangan steril dan botol peroksida dan isi lebih dulu mangkuk
dengan peroksida dan salin dalam jumlah yang sama (jangan mentuhkan
wadah pada mangkuk).
5. Isi mangkuk kedua dengan salin
6. Gunakan sarung tangan steril
7. Tempatkan swab berujung kapas dalam campuran cairan peroksida dan
letakkan nampan perawatan trakeostomi.
8. Ambil kassa steril dengan jari tangan yang steril.

9. Stabilkan lempeng leher dengan tangan tidak steril (minta bantuan untuk
melakukannya)

10. Dengan tangan steril, gunakan kassa untuk memutar kanul berlawanan dengan
arah jarum jam sanpai penjepit tidak terkunci

11. Dengan perlahan, geser kanul dengan menggunakan bagian lengkung luar dan
dalam

12. Tempatkan kanul di dalam mangkok berisi cairan peroksida

13. Buang kassa

14. Buka kateter dan bagian terluar kanul pengisap trakeostomi

15. Minta klien bernapas dalam dari bahan collar terakeostomi untuk
memeberikan oksiden 100%

16. Lepaskan sambungan kateter pengisap dari selang pengisap dan singkirkan
sarung tangan steril serta kateter

17. Lepaskan balutan trakeostomi

18. Dengan menggunakan bantalan kassa, udap sekresi dan krusta dari sekitar
selang trakeostomi

19. Gunakan swab lembab untuk membersihkan area dibawah lempengan leher
pada sisi insersi

20. Singkirkan sarung tangan

21. Gunakan sarung tangan steril

22. Ambil kanul bagian dalam dan gosok dengan perlahan menggunakan sikat
pembersih, aliri dengan campuran perosida dan ilas dalam mangkuk berisi salin
steril

23. Tempatkan kanul dalam kassa steril dan keringkan dengan seksama, gunakan
pembersih pipa kering untuk menghilangkan lembab yang tersisa dari lumen

24. Geser bagian dalam kanul keluar (pertahankan sterilisasi bagian dalam kanul)
dengan gerakan melengkung kebawah dan kedalam secara lembut, dan putar
bagian dalam kanula dari satu sisi ke sisi lain dengan jari
25. Pegang kuat lempeng leher dengan tangan lain dan putar bagian dalam kanul
searah jarum jam sampi jepitan (kunci) terasa dan titik-titik pada posisi sejajar

26. Jika penggantian balutan atau ikatan tidak dilakukan buang material cuci
tangan dan bantu klien ke posisi nyaman

d. Prosedur Mengganti Balutan

1. Minta asisten memegang trakeostomi pada lempeng leher saat anda


mengklem ikatan trakeostomi dan melepaskannya.
2. Selipkan ujung ikatan yang baru melalui pemegang ikatan pada lempeng
leher dan buat simpul kubus 2-3 inci dari lempeng leher.
3. Tempat ikatan melingkari bagian belakang leher klien dan ulangi langkah-
langkah diatas dengan ujung ikatan yang lain, potong kelebihan ikatan.
4. Berikan balutan trakeostomi.
5. Pegang ujung balutan trakeostomi (buka kassa dan lipat menjadi bentuk
V).
6. Dengan perlahan angkat lempeng leher dan geser ujung balutan dibawah
lempeng dan ikat.
7. Tarik ujung lain dari balutan dibawah lempeng leher dan ikat.
8. Geser kedua ujungke atas mendekati leher, dengan menggunakan gerakan
bergeser, perlahan, sampai bagian tengah balutan (kassa) berada di bawah
lempeng leher.
9. Bantu pasien ke posisi yang nyaman.
10. Singkirkan material dan cuci tangan.

Dengan adanya trakeostomi, fungsi humifidikasi yang sebelumnya dilakukan


oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu menggantikannya perlu
dilakukan humidifikasi buatan. Cara-cara untuk humidifikasi udara inspirasi di
antaranya adalah:

a. Condensor humidifier. Alat ini dipasang pada kanul trakea. Pada waktu
ekspirasi, uap air mengembun pada lempeng-lempeng metal dari
kondensor. Kekurangan alat ini ialah jika terjadi penimbunan discharge
pada alt tersebut fungsinya akan berkurang. Alat ini harus diganti selama 3
jam.
b. Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang secara
teratur dipoanaskan dengan termostat. Alat ini lebih efisien. Bila penderita
bernafas spontan, campuran gas ditiupkan melalui suatu T-piece atau
melalui kotak plastik yang dilubangi.
c. Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udar inspirasi.
Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumah tetesan dan kelembapan
relatif udara inspirasi.
d. Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh lemabran
kasa yang telah dibasahi di depan mulut kanul. Kasa tersebut diikatkan
pada leher dan harus diganti sesering mungkin.

Evaluasi

a. Dx: Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya


benda asing dalam saluran pernapasan.
S:
- Klien mengatakan batuk berdahak berkurang dan tidak lagi sesak
napas
- Klien mengatakan tidak nyeri lagi pada daerah tenggorokan

O:

- Klien tampak bergairah


- Klien tampak tidak kesulitan bernapas
- Klien tampak tidak gelisah lagi
- Takipnea tidak ada
- Pernapasan normal
- Klien tampak tidak lagi menahan rasa sakit/nyeri pada tenggorokan
- Klien tidak kesulitan bernapas
- Tidak ada pucat

A:

- Masalah teratasi
- Batuk berdahak berkurang, napas normal, nyeri di tenggorokan tidak ada
lagi, ronchi dan wheezing tidak terdengar
P:

- Intervensi di hentikan.

b. Dx: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan


trakeostomi.

S:

- Klien mengatakan tidak ada rasa nyeri pada tenggorokan


- Klien mengakan tidak klesulitan berbicara lagi

0:

- Tidak ada infeksi pada trakea


- Tidak ada edema pada laring
- Tidak ada pembesaran jaringan pada daerah laring

A:

- Masalah teratasi
- Interaksi social klien berkembang
- Intervensi di hentikan

P:

- Intervensi di hentikan

c. Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan pembuatan saluran nafas baru dari

mekanisme pertahanan respirasi.

S:

- Pasien mengatakan tidak lemah lagi


- rasa nyaman dalam bernafas

0:

- tidak ada infeksi pada trakea


- Pasien tampak segar
- Tidak ada pembekakan pada laring
A:

- Masalah teratasi tidak ada tanda-tanda infeksi

P:

- intervensi di hentikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trakeostomi berasal dari bahasa Yunani “trachea” yang berarti pipa utama jalan
napas dan “tomein” yang berarti sayatan. Trakeostomi adalah operasi membuat
jalan udara melalui leher langsung ke trakea untuk mengatasi kaadaan yang timbul
karena kekurangan oksigen dalam pernapasan (asfiksi). Perawatan trakeostomi
bertujuan untuk membersihkan sekresi dari jalan napas, memudahkan
penyembuhan trakeostomi eminimalkan trauma trakea / nekrosis, untuk mencegah
infeksi.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah kami ini, kami berharap kepada pembaca, khususnya
pada mahasiswa keperawatan dapat lebih memahami dan mampu melaksanakan
perawatan trakeostomi.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like