Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan kesehatan
kepada kami sehingga kami dapat mendiskusikan dan menyelesikan makalah
dengan judul materi “Perawatan Trakeostomi” yang di ambil dari salah satu
materi perkulihan yaitu Tindakan Perawatan Kolostomi.
Pen
ulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BAB II
KONSEP TEORITIS
Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat
masuk keparu-paru dengan melintas jalan nafas bagian atas.Trakeostomi adalah
prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea.Trakeostomi adalah insisi operasi
dimana memasukkan selang kedalam trakea agar klien dapat bernafas dengan
lebih mudah dan mengeluarkan sekretnya.
2.3 Klasifikasi
Menurut lama penggunaanya , trakeostomi dibagi menjadi penggunaan
permanen dan penggunaan sementara.Sedangkan menurut letak insisinya
trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini
adalah cincin trakea ketiga.Jika dibagi menurut waktu dilakukanya tindakan, maka
trakeostomi dibagi kepada trakeotomi darurat dengan persiapan sarana sangan
kurang dan trakeostomi elektif (persiapan sarana cukup) yang dapat dilakukan
secara baik .(Soetjipto, Mangunkusomu,2001)
a. Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan baln yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko
timbulnya aspirasi.
b. Uncuffed Tubes
Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul
dalam dapat dibersihkan dan diganti dengan mencegah terjadi obstruksi.
d. Silver Negus
Terdiri dua bagian pipa digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. tidak perlu
terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri
e. Fenestrated Tubes
a. Tujuan
b. Fungsi
b. Kontraindikasi
1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau tidaknya
komplikasi
2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3. Memintak izin pada pihak keluarga sebelum melakukan parawatan
trakeostomi
4. Menjelaskan dan mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara
merawat pipa trakeostomi
1. Implementasi
Perawatan trakeostomi meliuti :
Tali tracheostomy harus diganti setiap hari atau setiap waktu bila tali
dalam kondisi basah atau kotor. Usahakan dalam melakukan penggantian
dilakukan oleh dua orang , satu orang untuk memegang tubing tracheo dan
satu orang untuk mengganti tali dan membersihkan.
Mangkuk
Swab beujung kapas
Pembersih pipa
Sikat pembersih yang mengiritasi
Ikatan trakeostomi
Kassa minimal 3
Kateter pengisap (ukuran harus ½ lumen trakea, dewasa 14-16 fr)
Sepasang sarung tangan steril
Pinset anatois dangan sirugis
Gunting perban
b. Set bersih
Salin normal
Cairan Hidrogen peroksida (H2O2)
Sepasang sarung tangan bersih
Handuk/penutup tahan air/perlak
Googles atau kacaata pelindung / pelindung wajah
Masker wajah
Skort atau apron pelindung (jika perlu)
Salin Irigasi (selang isi ulang atau spuit berisi ukuran 3-5 atau 10 ml)
Hemostat (clamp penjepit)
Obturator (harus tersedia pada kasus selang berubah posisi)
Pengkajian
Prosedur Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat
3. Memasang perlak
7. Membuka balutan
8. Melepas pengikat trakeostomi
9. Melepas kanul trakeostomi dan direndam di savlon
10. Memasukkan kanul suction 5-7cm
11. Menghisap lendir (teknik pilin-tarik) + 10-15 detik (1-2kali)
12. Membilas kanul suction dengan NaCl, beri kesempatan klien untuk bernafas
13. Membersihkan sekitar luka dengan betadine
Evaluasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
9. Stabilkan lempeng leher dengan tangan tidak steril (minta bantuan untuk
melakukannya)
10. Dengan tangan steril, gunakan kassa untuk memutar kanul berlawanan dengan
arah jarum jam sanpai penjepit tidak terkunci
11. Dengan perlahan, geser kanul dengan menggunakan bagian lengkung luar dan
dalam
15. Minta klien bernapas dalam dari bahan collar terakeostomi untuk
memeberikan oksiden 100%
16. Lepaskan sambungan kateter pengisap dari selang pengisap dan singkirkan
sarung tangan steril serta kateter
18. Dengan menggunakan bantalan kassa, udap sekresi dan krusta dari sekitar
selang trakeostomi
19. Gunakan swab lembab untuk membersihkan area dibawah lempengan leher
pada sisi insersi
22. Ambil kanul bagian dalam dan gosok dengan perlahan menggunakan sikat
pembersih, aliri dengan campuran perosida dan ilas dalam mangkuk berisi salin
steril
23. Tempatkan kanul dalam kassa steril dan keringkan dengan seksama, gunakan
pembersih pipa kering untuk menghilangkan lembab yang tersisa dari lumen
24. Geser bagian dalam kanul keluar (pertahankan sterilisasi bagian dalam kanul)
dengan gerakan melengkung kebawah dan kedalam secara lembut, dan putar
bagian dalam kanula dari satu sisi ke sisi lain dengan jari
25. Pegang kuat lempeng leher dengan tangan lain dan putar bagian dalam kanul
searah jarum jam sampi jepitan (kunci) terasa dan titik-titik pada posisi sejajar
26. Jika penggantian balutan atau ikatan tidak dilakukan buang material cuci
tangan dan bantu klien ke posisi nyaman
a. Condensor humidifier. Alat ini dipasang pada kanul trakea. Pada waktu
ekspirasi, uap air mengembun pada lempeng-lempeng metal dari
kondensor. Kekurangan alat ini ialah jika terjadi penimbunan discharge
pada alt tersebut fungsinya akan berkurang. Alat ini harus diganti selama 3
jam.
b. Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang secara
teratur dipoanaskan dengan termostat. Alat ini lebih efisien. Bila penderita
bernafas spontan, campuran gas ditiupkan melalui suatu T-piece atau
melalui kotak plastik yang dilubangi.
c. Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udar inspirasi.
Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumah tetesan dan kelembapan
relatif udara inspirasi.
d. Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh lemabran
kasa yang telah dibasahi di depan mulut kanul. Kasa tersebut diikatkan
pada leher dan harus diganti sesering mungkin.
Evaluasi
O:
A:
- Masalah teratasi
- Batuk berdahak berkurang, napas normal, nyeri di tenggorokan tidak ada
lagi, ronchi dan wheezing tidak terdengar
P:
- Intervensi di hentikan.
S:
0:
A:
- Masalah teratasi
- Interaksi social klien berkembang
- Intervensi di hentikan
P:
- Intervensi di hentikan
c. Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan pembuatan saluran nafas baru dari
S:
0:
P:
- intervensi di hentikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trakeostomi berasal dari bahasa Yunani “trachea” yang berarti pipa utama jalan
napas dan “tomein” yang berarti sayatan. Trakeostomi adalah operasi membuat
jalan udara melalui leher langsung ke trakea untuk mengatasi kaadaan yang timbul
karena kekurangan oksigen dalam pernapasan (asfiksi). Perawatan trakeostomi
bertujuan untuk membersihkan sekresi dari jalan napas, memudahkan
penyembuhan trakeostomi eminimalkan trauma trakea / nekrosis, untuk mencegah
infeksi.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah kami ini, kami berharap kepada pembaca, khususnya
pada mahasiswa keperawatan dapat lebih memahami dan mampu melaksanakan
perawatan trakeostomi.
DAFTAR PUSTAKA