Professional Documents
Culture Documents
Fajar Setyawan
Hariyoko
Eko Hariyanto
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Email: fajarsetyawan@gmail.com
ABSTRACT: The purpose of this research is to know the influence of learning drill ball
feeling of the results of learn the skill of dribbling soccer school student gajah mada blitar
city. This research using experiment research matching pre-test-post-test control group
design with subject 24 players. Based from F count 16,43 > F table 4,30 for teaching drill
ball feeling, while F count 0,60 < F table 4,30 for learning command. The comparison from
two excercises can be obtained F count 23,38 > F table 4,30, so that can be concluded
learning drill ball feeling have an influence better than learning command.
Keywords: learning drill ball feeling, soccer dribbling, students soccer school.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran drill ball
feeling terhadap hasil belajar keterampilan dribbling siswa Sekolah Sepakbola Gajah
Mada Kota Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen matching pre-test-post-test control group design dengan jumlah subjek 24
siswa. Berdasarkan hasil perhitungan F hitung 16,43 > F tabel 4,30 untuk pembelajaran
drill ball feeling, sedangkan pembelajaran komando F hitung 0,60 < F tabel 4,30.
Perbandingan dari kedua kelompok pembelajaran diperoleh F hitung 23,38 > F tabel 4,30,
sehingga dapat disimpulkan pembelajaran drill ball feeling memberikan pengaruh yang
lebih baik daripada pembelajaran komando.
Kata Kunci: pembelajaran drill ball feeling, dribbling sepakbola, siswa sekolah
sepakbola.
atau tembakan. Ketika pemain telah atau maju ke ruang yang terbuka. Anda
menguasai kemampuan dribbling secara dapat menggunakan berbagai bagian kaki
efektif, sumbangan mereka di dalam (inside, outside, instep dan telapak kaki)
pertandingan akan sangat besar, d) Teknik untuk mengontrol bola sambil terus
trapping adalah metode mengontrol bola menggiring bola, beberapa orang
yang paling sering digunakan pemain ketika menganggap penggiringan bola lebih
menerima bola dari pemain lain. Saat sebagai seni daripada keterampilan, namun
melakukan trapping, pemain harus ingatlah, penggiringan bola yang berlebihan
menggunakan bagian tubuh yang sah tidak akan menghasilkan apapun.
(kepala, tubuh, dan kaki) agar bola tetap Menurut Mielke (2007:2-5) ada
berdekatan dengan tubuh pemain, e) beberapa macam cara menggiring bola
Teknik menyundul bola (heading) dilakukan yaitu sebagai berikut: ”(1) menggiring bola
oleh pemain ketika sedang meloncat, dengan kaki bagian dalam (2) menggiring
melompat ke depan, menjatuhkan diri bola dengan punggung kaki (3) menggiring
(diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan kaki bagian luar”.
bola dengan tajam ke gawang atau teman Menggiring menggunakan sisi kaki
satu tim, f) Teknik merebut bola (tackling) bagian dalam, memungkinkan seseorang
merupakan aksi merebut bola lawan pemain menggunakan sebagian besar
dengan cara menjatuhkan lawan, g) Teknik permukaan kaki sehingga kontrol terhadap
lemparan ke dalam (throw-in) merupakan bola akan semakin besar. Menggiring
lemparan dari bola yang keluar garis menggunakan sisi kaki bagian dalam,
pinggir, sebuah lemparan ke dalam yang bertujuan untuk menjaga bola tetap di
kuat dapat mendorong bola ke tengah daerah perlindungan yang baik dari lawan.
lapangan bahkan sampai ke depan Mielke (2007:2) menyatakan.
gawang, h) Teknik menjaga gawang Sentuhan bola dengan sisi kaki
(goalkeeping) merupakan lini pertahanan bagian dalam dan posisikan kakimu secara
terakhir di dalam sebuah permainan tegak lurus terhadap bola. Tendanglah
sepakbola. dengan pelan untuk mempertahankan
Berdasarkan beberapa definisi yang kontrol bola dan pusatkan kekuatan
telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa tendangan pada bagian tengah bola
teknik dasar sepakbola meliputi stop ball, sehingga memudahkanmu mengontrol
shooting, passing, heading, tackling, dan arahnya. Ketika menggiring dengan kaki
dribbling dan merupakan gerakan dasar bagian dalam, usahakan tetap dekat
yang wajib dimiliki oleh setiap pemain untuk dengan kakimu.
menguasai teknik dasar permainan Menggiring bola dengan punggung
sepakbola. Namun, pada penelitian kali ini kaki bisa memberikan kekuatan dan kontrol
hanya dijelaskan tentang dribbling atau saat menggiring bola. Biasanya, punggung
menggiring bola. kaki atau bagian punggung dari sepatu
Dribbling dalam sepakbola digunakan sebagai bidang tendangan utama
didefinisikan sebagai penguasaan bola. untuk menggiring bila kamu ingin bergerak
Mielke (2007:1) mengungkapkan bahwa cepat di lapangan. Menurut Mielke (2007:5),
“dribbling adalah keterampilan dasar dalam “saat kamu berlari, ujung kaki biasanya
sepakbola karena semua pemain harus menghadap ke depan. Ketika kamu bergerak
mampu menguasai bola saat bergerak, ke depan, turunkan sedikit ujung jari kaki
berdiri, bersiap melakukan operan atau dan sentuhlah bola menggunakan punggung
tembakan”. Dribbling bola bisa dilakukan kaki”.
dengan menggunakan kaki bagian luar, Menggiring bola dengan kaki bagian
kaki bagian dalam, dan punggung kaki. luar sangat penting bagi seorang pemain
Luxbacher (1998:47) menyatakan. untuk meningkatkan keterampilan yang
Menggiring bola dalam sepakbola memiliki diperlukan untuk menggiring bola.
fungsi yang sama dengan bola basket yaitu Menggiring menggunakan kaki bagian luar
memungkinkan anda untuk memper- digunakan ketika pemain menguasai bola
tahankan bola saat berlari melintasi lawan ketika sedang berlari dan mendorong bola
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 5
menjelaskan bahwa “melalui latihan ball menerima materi atau teknik yang
feeling ada beberapa keuntungan yang lain diterapkan oleh pelatih. Ketika seorang guru
yang bisa diperoleh misalnya: latihan ini atau pelatih membuat semua keputusan
tidak membutuhkan tempat latihan yang luas dalam penyampaiannya kepada siswa maka
dan dapat dilakukan secara sendirian (tanpa siswa harus patuh pada model pembelajaran
pasangan)”. yang ditetapkan sebelumnya oleh guru atau
Dari beberapa pernyataan tersebut, pelatih, sehingga kebebasan siswa sangat
maka disimpulkan bahwa latihan ball feeling terbatas.
selain bertujuan untuk menghidupkan Rentang usia 12-14 tahun adalah
“perasaan” terhadap bola, juga akan melatih suatu masa dimana anak-anak mengalami
teknik penguasaan bola, serta melatih pubertas, ditandai dengan perkembangan
kelenturan dan kelincahan kaki dalam kedewasaan seksual dan pertumbuhan
mengolah bola sebagai upaya untuk tubuh yang sangat cepat. Menurut
meningkatkan rasa percaya diri pemain atau Djiwandono (2003:93), ” masa per-
siswa untuk melakukan kemampuan individu kembangan remaja dimulai dengan masa
yang dimiliki tanpa pandangan yang terfokus puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14
pada bola. tahun, masa puber atau permulaan remaja
Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah suatu masa saat perkembangan fisik
guru adalah pelatih yang bertugas untuk dan intelektual berkembang sangat cepat”.
mendidik siswa di dalam proses pem- Scheunemann (2005:24) menyatakan bahwa
belajaran. Dalam usaha seorang pelatih “pada usia 12-14 tahun, anak lebih aktif dan
untuk mengajar siswanya, pelatih memiliki lebih bersemangat untuk meningkatkan dan
gaya masing-masing dalam menyampaikan mewujudkan apa yang dicita-citakan karena
program pembelajaran atau model pada usia ini merupakan masa transisi dari
pembelajaran kepada siswanya, yang anak-anak menuju remaja”. Secara
bertujuan agar siswa mengikuti apa yang psikologis siswa cenderung labil, karena
telah diperagakan oleh pelatih untuk dapat merasa asing dengan ukuran tubuhnya yang
diterapkan dalam pembelajaran maupun baru. Secara fisiologis, pertumbuhan tubuh
pertandingan. Menurut Moston dan yang sangat cepat menjadi lebih tinggi dan
Ashworth (2013:33) gaya mengajar besar secara otomatis menurunkan agility
komando adalah (hubungan yang langsung dan koordinasi siswa.
dan cepat antara stimulus dari guru atau Bila pada fase usia emas untuk
pelatih dan respon dari siswa”. Suyono belajar, siswa belum punya kesempurnaan
(2011:19) menyatakan. teknik, maka siswa butuh kerja keras dan
Metode pembelajaran komando waktu lama untuk bisa menyempurnakan
merupakan seluruh perencanaan dan satu jenis teknik sepakbola saja di kemudian
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan hari. Pelatih dan siswa perlu menyadari
pembelajaran termasuk pilihan cara bahwa pubertas merupakan proses
penilaian yang akan dilaksanakan, dengan pertumbuhan alami yang akan dialami setiap
beberapa macam metode dalam pe- pemain, sehingga pada saat pelatih atau
nyampaiannya yaitu metode ceramah, pemain mengalami situasi problematik
metode tanya jawab, metode diskusi, dan seperti tersebut, tidak perlu merasa khawatir.
metode proyek. Ketika seorang pelatih Pada umur yang muda, program
membuat semua keputusan dalam pe- pembelajaran sebaiknya lebih terfokuskan
nyampaiannya kepada siswa maka tujuan kepada teknik dasar bermain dan
dari latihan komando ini adalah pada model pembentukan karakter siswa tanpa
yang ditetapkan sebelumnya oleh pelatih. melupakan faktor kesenangan dalam
Dari pendapat ahli tersebut dapat bermain. Pembentukan karakter sebagian
disimpulkan bahwa pembelajaran komando besar terjadi sebelum anak berusia 14
adalah gaya penyampaian seorang guru tahun.
atau pelatih terhadap materi atau teknik Menggiring bola (dribbling)
yang akan disampaikan kepada peserta merupakan teknik dasar sepakbola yang
didiknya dan supaya peserta didik dapat harus dikuasai oleh seorang pemain
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 7
sepakbola. Hal ini bertujuan agar pemain Ball Feeling terhadap Hasil Belajar
dapat mengecoh dan menyulitkan lawan Keterampilan Dribbling Sepakbola pada
untuk dapat memberikan bola kepada kawan Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah
atau mencetak gol ke gawang lawan. Mielke Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar”.
(2007:1) menjelaskan bahwa “dribbling Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
adalah keterampilan dasar dalam sepakbola mengkaji pembelajaran drill ball feeling
karena semua pemain harus menguasai terhadap keterampilan dribbling siswa
bola saat sedang bergerak, berdiri atau Sekolah Sepakbola Gajah Mada usia 12-14
bersiap melakukan operan atau tembakan”. tahun Kota Blitar. (2) untuk mengkaji
Dalam situasi pertandingan sepakbola, pembelajaran komando terhadap
ketika pemain menggiring dan di hadang keterampilan dribbling siswa Sekolah
oleh lawan maka pemain tersebut Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun
diharuskan untuk mengecoh dan membalik Kota Blitar dan (3) untuk mengkaji manakah
serangan agar bola tetap dalam penguasaan diantara pembelajaran drill ball feeling dan
dan menguntungkan kawan untuk mencetak komando yang lebih memberikan pengaruh
gol ke gawang lawan. Oleh karena itu terhadap keteramplan dribbling pada siswa
pemain harus memiliki keterampilan ball Sekolah Sepakbola Gajah Mada usia 12-14
feeling yang baik. tahun Kota Blitar.
Menurut Irianto (2010:132), ”ball
feeling merupakan ketajaman perasaan METODE
seseorang dalam mengantisipasi gerakan- Rancangan penelitian ini meng-
gerakan bola”. Latihan ball feeling dapat gunakan rancangan penelitian eksperimen.
dimulai dengan berdiri, berpindah tempat, Berdasarkan permasalahan yang hendak
dan sambil berlari, baik dalam bentuk diteliti, maka rancangan yang digunakan
menahan bola, menggulirkan bola, dalam penelitian ini berupa, “rancangan
menimang bola dengan seluruh bagian kaki, kelompok kontrol prates-paskates
paha dan kepala. berpasangan (matching pre-test-post-test
Berdasarkan tes awal dribbling yang control group design)” (Sukmadinata,
dilakukan terhadap 24 siswa Sekolah 2013:207). Variabel yang akan diteliti dalam
Sepakbola (SSB) Gajah Mada Kota Blitar penelitian ini adalah pembelajaran drill ball
usia 12-14 tahun masih ada 14 siswa yang feeling sebagai variabel bebas dan
belum mampu melakukan keterampilan peningkatan hasil belajar keterampilan
dribbling dengan baik. Hal ini dibuktikan dari dribbling sepakbola sebagai variabel terikat.
tes awal yang dilakukan terhadap 24 siswa Dalam penelitian ini langkah awal
Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Kota yang dilakukan adalah melakukan pre-test
Blitar usia 12-14 tahun diperoleh 10 siswa (O1), kemudian kelompok eksperimen
yang mampu berada di rentangan skor diberikan perlakuan (X) selama 16 kali
23,12-25,13 detik dan 14 siswa masih pertemuan. Sedangkan untuk kelompok
berada di rentangan skor 25,14-31,43 detik. kontrol tidak diberikan perlakuan (-).
Keterampilan dribbling belum dapat Kemudian langkah selanjutnya melakukan
dikuasai secara baik oleh siswa Sekolah post-test (O2). Selanjutnya membandingkan
Sepakbola (SSB) Gajah Mada usia 12-14 perubahan yang terjadi pada testi yang
tahun, kecepatan dribbling siswa masih diberi perlakuan (X) pada kelompok
tergolong lambat sehingga diperlukan unsur- eksperimen dengan perubahan yang terjadi
unsur yang menunjang dalam pembelajaran pada kelompok kontrol (-).
dribbling, oleh karena itu diperlukan metode Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran yang mengacu pada penelitian ini adalah: 1) dribble test (tes
pembelajaran penguasaan bola. Salah satu keterampilan dribbling) sebelum diberikan
pembelajaran yang dapat menunjang hal perlakuan (treatment) yang disebut pre-test
tersebut yaitu dengan pembelajaran ball (O). 2) menentukan kelompok eksperimen
feeling yang intensif. dan kelompok kontrol dengan menggunakan
Berdasarkan uraian latar belakang teknik ordinal pairing matching. 3) pemberian
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian perlakuan (treatment) berupa program
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Drill pembelajaran drill ball feeling pada
8 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15
kelompok eksperimen dan pembelajaran usia 12-14 tahun dengan menggunakan tes
komando oleh pelatih untuk kelompok dribbling untuk mengukur keterampilan
kontrol selama 16 kali pertemuan dengan dalam melakukan dribbling. Hariyoko
frekuensi latihan 3 kali dalam 1 minggu. 4) (2012:349) menjelaskan bahwa “tujuan tes
setelah selesai diberi perlakuan (treatment) ini untuk mengukur prestasi keterampilan
program pembelajaran drill ball feeling pada dribbling, instrumen ini ditujukan untuk
kelompok eksperimen dan pembelajaran pemain berusia 13-15 tahun yang
komando untuk kelompok kontrol selama 16 mempunyai validitas tes sebesar 0,661 dan
kali pertemuan, kemudian diadakan dribble reliabilitas tes sebesar 0,618.
test (tes keterampilan dribbling bola) yang Adapun prosedur pelaksanaan tes
disebut post-test (O). Data yang diperoleh keterampilan dribbling sepakbola adalah
selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis sebagai berikut: a) Testi berdiri di belakang
data yang digunakan. garis start, bola berada 3 meter di depan
Populasi dari penelitian ini adalah testi. b) Saat peluit dibunyikan, testi
seluruh siswa Sekolah Sepakbola (SSB) melakukan dribbling bola dengan melewati
Gajah Mada Kota Blitar yang berjumlah 60 cone 1 sampai cone 5 secara zig-zag. c)
siswa dengan rentang usia 12-14 tahun. Setelah melawati cone 5, dribbling bola
Sedangkan siswa yang memenuhi kriteria dengan memutari cone 6 melewati sebelah
dari peneliti berjumlah 24 siswa. kiri. Selanjutnya testi melakukan dribbling
Pembagian kelompok dilakukan sesuai dengan jalur yang telah ditentukan
dengan menggunakan teknik ordinal pairing menuju cone 7 dengan melawati sebelah kiri
matching (Hadi, 2004:84), yaitu pembagian sebanyak satu putaran. d) Setelah di cone 8
kelompok yang dilakukan dengan cara sampai cone 12 (finish), testi melakukan
memperpanjangkan urutan berimbang dribbling bola secara zig-zag. e) Pada saat
dengan tujuan agar kemampuan dribbling mencapai finish bola harus dihentikan pada
siswa antar kelompok dalam kondisi yang garis finish dan waktu akan dihentikan. f)
sama. Dari jumlah 24 siswa sebagai sampel, Testi diberikan dua kali
12 siswa sampel masuk dalam kelompok percobaan/kesempatan dalam melakukan
pembelajaran drill ball feeling dan 12 siswa tes keterampilan dribbling sepakbola ini, dan
sampel masuk kelompok pembelajaran sebelumnya testi diberikan satu kali
komando. kesempatan untuk melakukan percobaan. g)
Instrumen penelitian untuk Testi dianggap gagal melakukan tes apabila:
pengumpulan data menggunakan tes Berlari atau mendribbling bola tidak sesuai
keterampilan dribbling bola dalam permainan jalur. 2. Memainkan atau menguasai bola
sepakbola. dengan lengan/tangan. Setelah melewati
Denah instrument tes dribbling garis finish, bola tidak dihentikan. Waktu
sepakbola sebagai berikut: dicatat dengan satuan detik.
Pengumpulan data dibagi menjadi
dua tahap pelaksanaan yaitu pengumpulan
data saat tes pertama sebelum testi diberi
perlakuan (tes awal) dan pengumpulan data
setelah testi diberi perlakuan (tes akhir)
pembelajaran drill ball feeling. 1. Tahap tes
awal keterampilan dribbling sepakbola. 2.
Tahap pemberian perlakuan program
pembelajaran drill ball feeling yang dilakukan
sebanyak 16 kali pertemuan, dilakukan 3 kali
dalam 1 minggu. 3. Tahap tes akhir
keterampilan dribbling sepakbola.
Dengan pertimbangan rumusan
masalah yang diteliti dan jenis data yang
Instrumen tes tersebut ditujukan terkumpul menggunakan alat stopwach yaitu
pada siswa Sekolah Sepakbola Kota Blitar berupa data rasio maka analisis data
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 9
dilakukan dengan menggunakan statistika ini dilakukan dengan taraf signifikan α = 0,05
inverensial. Sesuai dengan hipotesis yang (Supardi, 2016:142).
dirumuskan maka teknik analisis data yang Pengujian Hipotesis dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis varian satu
analisis varian satu jalur (one way anova) jalur (one way anova) dilakukan dengan taraf
yaitu menguji perbedaan dua mean/rata-rata signifikasi α = 0.05. Digunakan untuk
distribusi atau lebih. Dalam penelitian ini menguji perbedaan dua mean kelompok
analisis yang digunakan menghendaki data atau sampel mandiri (independent sample)
berdistribusi normal dan homogen, sehingga Thomas dan Nelson dalam (Budiwanto,
dilakukan uji prasyarat. Sebelum dilakukan 2014:293). Pengujian perbedaan dilakukan
analisis varian satu jalur, terlebih dahulu dengan menghitung harga F , digunakan
harus dilakukan uji persyaratan yaitu berupa: untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
uji normalitas dan uji homogenitas. drill ball feeling terhadap peningkatan hasil
Teknik yang digunakan untuk analisis belajar keterampilan dribbling siswa Sekolah
uji normalitas pada penelitian ini Sepakbola Gajah Mada Kota Blitar usia 12-
menggunakan rumus pengujian Lilliefors 14 tahun.
((Supardi, 2016:131). Uji normalitas ini
digunakan untuk mengetahui apakah data HASIL
yang diperoleh berdistribusi normal atau Keseluruhan data yang diperoleh
tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dalam penelitian ini di dapat dari hasil tes
menggunakan rumus pengujian normalitas awal (pre-test) dan tes akhir (post-test)
dengan Z skor. a) Menghitung rata-rata keterampilan dribbling pada siswa Sekolah
(mean) dan simpangan baku. b) Membuat Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14
tabel distribusi frekuensi tunggal untuk sajian Tahun Kota Blitar.
data yang tersedia, dan mengurutkan data Kelompok pembelajaran drill ball
tersebut. c) Menentukan angka baku (z) feeling dengan jumlah siswa 12 siswa
untuk setiap nilai X dengan rumus z=X-mean diperoleh hasil untuk tes awal keterampilan
/ s. d) Kemudian menghitung luas daerah di dribbling mean 26,692, SD 2,821, min 23,12
bawah kurva z. e) Menghitung proporsi dan max 31,43 sedangkan pada tes akhir
frekuensi kumulatif setiap nilai atau S(zi), diperoleh mean 25,244, SD 2,396, min 23,10
dengan cara membaginya dengan frekuensi dan max 29,62. Kelompok pembelajaran
total. f) Menghitung harga mutlak dari selisih komando dengan jumlah siswa 12 siswa
F(zi) dan S(zi). g) Harga yang paling besar diperoleh hasil untuk tes awal keterampilan
adalah L hitung yang dicari. h) L hitung dribbling mean 26,775, SD 2,958, min 23,14
tersebut dibandingkan L tabel. i) Harga L dan max 31,12 sedangkan pada tes akhir
hitung dibandingkan L tabel pada taraf diperoleh mean 26,459, SD 2,958, min 23,12
signifikasi α = 0,05. j) Jika L hitung < L tabel dan max 31,06.
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penjelasan di atas
Untuk penghitungan data dilakukan dapat di uraikan deskriptif data dari dua
dengan cara manual sesuai dengan teknik kelompok penelitian yaitu sebagai berikut.
yang digunakan, dengan bantuan kalkulator
dengan merk Casio Fx 3600 Pv.
Uji homogenitas digunakan untuk Data Hasil Tes Awal Keterampilan
mengetahui apakah hasil yang diambil dari Dribbling Kelompok Pembelajaran Drill
tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) Ball Feeling
mempunyai varian data yang sama atau Berdasarkan data hasil tes awal
tidak. Untuk mengetahui homogenitas keterampilan dribbling siswa Sekolah
sampel dilakukan dengan menggunakan uji Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun
F. Data yang dilakukan pengujian Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran
homogenitas adalah skor prestasi antara tes drill ball feeling dengan rentangan skor
awal (pre-test) dan skor prestasi antara tes antara 23,12 sampai dengan 31,43
akhir (post-test). Data dinyatakan homogen didapatkan rata-rata (mean) sebesar 26,692.
apabila F hitung < F tabel, uji homogenitas Simpangan baku (SD) sebesar 2,821. Dari
data yang diperoleh dapat dilihat 5 (41,7%)
10 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15
siswa memperoleh skor di atas rata-rata dan dilakukan uji persyaratan yaitu berupa uji
7 (58,3%) siswa memperoleh skor di bawah normalitas dan uji homogenitas. Uji
rata-rata. normalitas pada penelitian ini meng-gunakan
rumus pengujian Lilliefors (Supardi,
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan 2016:131).
Dribbling Kelompok Pembelajaran Drill Berdasarkan hasil pengujian
Ball Feeling normalitas data dengan menggunakan uji
Berdasarkan data hasil tes awal Lilliefors pada taraf signifikansi (α) = 0,05,
keterampilan dribbling siswa Sekolah menunjukkan hasil sebagai berikut.
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun Berdasarkan hasil perhitungan uji
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran normalitas yang telah dilakukan, diperoleh uji
drill ball feeling dengan rentangan skor normalitas keterampilan tes awal dribbling
antara 23,10 sampai dengan 26,62 kelompok pembelajaran drill ball feeling
didapatkan rata-rata (mean) sebesar 25,24. dengan harga Lhitung 0,02047 < Ltabel dengan
Simpangan baku (SD) sebesar 2,396. Dari taraf signifikansi α = 0,05 = 0,242. Uji
data yang diperoleh dapat dilihat 6 (50%) normalitas keterampilan tes akhir dribbling
siswa memperoleh skor di atas rata-rata dan kelompok pembelajaran drill ball feeling
6 (50%) siswa memperoleh skor di bawah diperoleh Lhitung 0,01177 < Ltabel dengan taraf
rata-rata. signifikansi α = 0,05 = 0,242.
Uji normalitas keterampilan tes awal
Data Hasil Tes Awal Keterampilan dribbling kelompok pembelajaran komando
Dribbling Kelompok Komando diperoleh Lhitung 0,02787 < Ltabel dengan taraf
Berdasarkan data hasil tes awal signifikansi α = 0,05 = 0,242. Uji normalitas
keterampilan dribbling siswa Sekolah keterampilan tes akhir dribbling kelompok
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun pembelajaran komando diperoleh Lhitung
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran 0,05347 < Ltabel dengan taraf signifikansi α =
komando dengan rentangan skor antara 0,05 = 0,242.
23,14 sampai dengan 31,12 didapatkan rata- Berdasarkan hasil analisis uji
rata (mean) sebesar 26,775. Simpangan normalitas tiap kelompok penelitian yang
baku (SD) sebesar 2,958. Dari data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
diperoleh dapat dilihat 6 (50%) siswa keterampilan tes awal dan tes akhir dribbling
memperoleh skor di atas rata-rata dan 6 dari masing-masing kelompok berdistribusi
(50%) siswa memperoleh skor di bawah normal.
rata-rata. Selanjutnya dilakukan pengujian
homogenitas data. Uji homogenitas
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan digunakan untuk mengetahui apakah hasil
Dribbling Kelompok Pembelajaran yang diambil dari tes awal (pre-test) dan tes
Komando akhir (post-test) mempunyai varian data
Berdasarkan data hasil tes akhir yang sama atau tidak. Untuk mengetahui
keterampilan dribbling siswa Sekolah homogenitas sampel dilakukan dengan
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun menggunakan uji Fisher (Supardi,
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran 2016:142).
komando dengan rentangan skor antara Berdasarkan hasil penghitungan uji
22,12 sampai dengan 31,06 didapatkan rata- homogenitas diperoleh harga Fhitung untuk tes
rata (mean) sebesar 26,459. Simpangan awal dan tes akhir kelompok pembelajaran
baku (SD) sebesar 2,958. Dari data yang drill ball feeling sebesar 1,098 dan Ftabel
diperoleh dapat dilihat 6 (50%) siswa sebesar 4,30 Oleh karena Fhitung = 1,098 <
memperoleh skor di atas rata-rata dan 6 Ftabel = 4,30 maka, seluruh kelompok
(50%) siswa memperoleh skor di bawah pembelajaran drill ball feeling berasal dari
rata-rata. varian populasi yang homogen. Untuk tes
Sebelum dilakukan pengujian awal dan tes akhir kelompok pembelajaran
hipotesis dengan menggunkan analisis komando sebesar 1,523 dan Ftabel sebesar
varian satu jalur, terlebih dahulu harus 4,30 Oleh karena Fhitung = 1,523 < Ftabel =
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 11
Irianto, Subagyo. 2010. Seminar Olahraga Supardi. 2016. Aplikasi Statistika dalam
Nasional III dalam Rangka Dies Penelitian. Jakarta: Smart.
Natalis FIK UNY 2010. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Surabaya: PT.
Lutan, R. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Remaja Rosdajaya.
Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Wahyudin, dkk. 2002. Pengantar
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Tinggi Proyek Penerbitan Universitas Terbuka.
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 15