You are on page 1of 15

PENGARUH PEMBELAJARAN DRILL BALL FEELING TERHADAP

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA


SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) GAJAH MADA USIA 12-14
TAHUN KOTA BLITAR

Fajar Setyawan
Hariyoko
Eko Hariyanto
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
Email: fajarsetyawan@gmail.com

ABSTRACT: The purpose of this research is to know the influence of learning drill ball
feeling of the results of learn the skill of dribbling soccer school student gajah mada blitar
city. This research using experiment research matching pre-test-post-test control group
design with subject 24 players. Based from F count 16,43 > F table 4,30 for teaching drill
ball feeling, while F count 0,60 < F table 4,30 for learning command. The comparison from
two excercises can be obtained F count 23,38 > F table 4,30, so that can be concluded
learning drill ball feeling have an influence better than learning command.
Keywords: learning drill ball feeling, soccer dribbling, students soccer school.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran drill ball
feeling terhadap hasil belajar keterampilan dribbling siswa Sekolah Sepakbola Gajah
Mada Kota Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen matching pre-test-post-test control group design dengan jumlah subjek 24
siswa. Berdasarkan hasil perhitungan F hitung 16,43 > F tabel 4,30 untuk pembelajaran
drill ball feeling, sedangkan pembelajaran komando F hitung 0,60 < F tabel 4,30.
Perbandingan dari kedua kelompok pembelajaran diperoleh F hitung 23,38 > F tabel 4,30,
sehingga dapat disimpulkan pembelajaran drill ball feeling memberikan pengaruh yang
lebih baik daripada pembelajaran komando.
Kata Kunci: pembelajaran drill ball feeling, dribbling sepakbola, siswa sekolah
sepakbola.

Sepakbola adalah salah satu olahraga tim yang masing-masing beranggotakan 11


permainan yang sering dimainkan di (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21,
berbagai penjuru dunia. Banyak orang olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari
menyukai olahraga ini, tak hanya pria saja 250 juta orang di 200 negara, yang
yang memainkan bahkan wanita juga turut menjadikannya olahraga paling popular di
meramaikan olahraga ini baik sebagai dunia. Dalam permainan sepakbola
penonton maupun pemain. Banyak orang diperlukan teknik dasar untuk mendapatkan
mengetahui olahraga ini, karena bisa permainan yang baik, pemain yang
dimainkan oleh semua lapisan masyarakat mempunyai teknik dasar yang baik
baik dari tingkat daerah, nasional dan cenderung dapat bermain sepakbola yang
Internasional, dari usia anak, dewasa hingga baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu
orang tua, mereka senang memainkannya. dimiliki diantaranya adalah passing, control,
Luxbacher (1998:1) berpendapat bahwa heading, shooting, dribbling, dan masih
“sepakbola merupakan suatu yang umum banyak lagi teknik dasar yang harus
diantara orang-orang dengan latar belakang dikuasai. Banyak cara untuk melewati
dan keturunan yang berbeda-beda, sebuah hadangan lawan bagi seorang pemain
jembatan yang menghubungkan jenjang sepakbola, dan salah satunya adalah
ekonomi, politik, kebudayaan dan agama”. dribbling karena dengan dribbling lawan
Sepakbola sendiri adalah olahraga akan terlewati dan merupakan sebuah
menggunakan bola yang dimainkan oleh dua keuntungan untuk bisa menciptakan gol.
1
2 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

Dribbling merupakan teknik dasar mana guru mengajarkan sesuatu kepada


yang sering digunakan oleh pemain peserta didik dan di samping itu bagaimana
sepakbola. Dribbling menurut Mielke peserta didik mempelajarinya.
(2007:1) “adalah keterampilan dasar dalam Menurut Wahyudin, dkk (2002:326),
sepakbola karena semua pemain harus “pembelajaran adalah kombinasi yang
mampu menguasai bola saat sedang tersusun meliputi unsur manusia, material,
begerak, berdiri, atau bersiap melakukan fasilitas, perlengkapan, dan prosedur, yang
operan atau tembakan”. Dribbling dalam saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
sepakbola juga memiliki tujuan untuk pendidikan”. Rosdiani (2012:87) menyatakan
menerobos dan mengacaukan pertahanan bahwa “pembelajaran adalah proses
lawan. Kecepatan dan kegesitan pemain interaksi antara peserta didik dengan
dalam melakukan dribbling sepakbola lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
sangat dipengaruhi dengan kemampuan perilaku ke arah yang lebih baik”.
pemain dalam hal penguasaan bola dan Dari berbagai pendapat ahli tersebut
teknik dribbling yang benar. Semakin sering dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dan bervariasi melakukan latihan adalah interaksi antara peserta didik dengan
penguasaan bola dan teknik dribbling yang pendidik yang terjadi di dalam suatu
benar maka semakin cepat dan terampil pula lingkungan belajar untuk membelajarkan
pemain dalam melakukan dribbling. atau menciptakan kondisi belajar yang
Kadir Yusuf (dalam Irianto, 2010:133) optimal sebagai langkah merangsang siswa
menyatakan, “tindakan terpenting dalam untuk belajar dan mencapai tujuan
latihan teknik, termasuk latihan teknik pembelajaran.
menendang, mengontrol dan sebagainya Oxendine (dalam Rahantoknam,
adalah berusaha agar seorang pemain dapat 1988:1) mendefinisikan “belajar motorik
menyatu dengan bola”. Latihan ball feeling sebagai perubahan yang bersifat tetap
dapat dimulai dengan berdiri, berpindah dalam perilaku gerak sebagai hasil latihan
tempat, dan sambil berlari, baik dalam (praktek) atau pengalaman. Ditambahkan
bentuk menahan bola, menggulirkan bola, menurut Meinel (dalam Lutan, 1988:102),
menimang bola dengan seluruh bagian kaki, “belajar gerak itu terdiri dari penguasaan,
paha dan kepala. Menguasai bola, penghalusan, dan penstabilan gerak atau
menerima bola, menendang bola, dan keterampilan teknik olahraga”. Menurut
menyundul bola dapat dilakukan dengan Rosdiani (2012:121), “motor learning (belajar
baik apabila memiliki ball feeling yang baik gerak), yaitu: studi tentang faktor-faktor yang
pula. Agar dapat memiliki teknik dasar mempengaruhi cara memperoleh
sepakbola yang baik seorang anak harus keterampilan geraknya. Mempelajari
masuk ke dalam Sekolah Sepakbola (SSB). tahapan-tahapan belajar gerak dan
Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah bagaimana memfasilitasi belajar gerak”.
Mada adalah sebuah sekolah sepakbola Dengan demikian dapat disimpulkan
yang berada di Kota Blitar. Sekolah bahwa pembelajaran gerak adalah suatu
sepakbola ini menampung dan rangkaian proses perubahan perilaku gerak
mengembangkan bakat-bakat sepakbola karena adanya interaksi antara peserta didik
anak-anak yang tergolong masih junior yakni dengan pendidik yang terjadi di dalam suatu
dengan usia dari umur 10 hingga 15 tahun. lingkungan belajar, sehingga terjadi
Meskipun usianya yang masih junior namun perubahan perilaku gerak yang relatif
prestasi-prestasi sudah banyak diraih di permanen yang diperoleh dari hasil
Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada ini. pengalaman dan latihan untuk menampilkan
Belajar gerak merupakan salah satu gerakan yang terampil dan benar.
unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan Dalam suatu proses pembelajaran
kebutuhan dari manusia. Dari belajar gerak gerak akan dikenal istilah “hasil belajar
manusia dapat mengerti dan memahami apa gerak”. Istilah ini oleh banyak orang
yang mereka lakukan. Di dalam proses diidentikkan dengan nilai. Menurut Dimyati
belajar gerak tidak akan lepas dari proses (1999:3), hasil belajar adalah “hasil dari
pembelajaran itu sendiri. Proses interaksi di suatu interaksi tindak belajar dan tindak
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 3

mengajar”. Mudjiono (1994:18) permainan yang lebih baik dan menyerang


mendefinisikan hasil belajar adalah “suatu dalam kerangka suatu kerja sama beregu”.
puncak proses belajar, hasil belajar tersebut Sedangkan menurut Yunus (2013:1),
terjadi terutama berkat evaluasi guru, hasil “sepakbola merupakan permainan
belajar dapat berupa dampak pengajaran ketangkasan yang mengasyikkan bagi anak-
dan dampak pengiring, kedua dampak anak yang gemar bermain sepakbola,
tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa”. halaman rumah atau jalanan dibuat sebagai
Sugihartono (dalam Irham dan Wiyani, arena pertandingan, pagar dibuat sebagai
2013:125) menyatakan. batas lapangan samping, baju dilepas
Ciri-ciri perilaku hasil belajar yang ditumpuk sebagai gawangnya”.
dilakukan oleh siswa meliputi hal-hal sebagai Dari berbagai pendapat ahli tersebut
berikut: a) Perubahan perilaku terjadi secara dapat disimpulkan bahwa sepakbola
sadar dan disadari, b) Perubahan perilaku merupakan olahraga sederhana yang
yang terjadi bersifat kontinu dan fungsional, dimainkan oleh dua regu atau tim
c) Perubahan perilaku yang terjadi bersifat berlawanan yang masing-masing regu
positif dan aktif, d) Perubahan perilaku yang beranggotakan sebelas pemain termasuk
terjadi bersifat permanen atau relatif penjaga gawang. Bertujuan untuk
menetap, e) Perubahan perilaku dalam menciptakan gol sebanyak-banyaknya ke
belajar bertujuan dan terarah, f) Perubahan gawang lawan dengan cara bekerja sama
perilaku yang terjadi mencakup seluruh antar anggota tim, dan dilakukan dalam
aspek tingkah laku individu yang waktu 2x45 menit.
bersangkutan. Teknik dasar merupakan suatu
Menurut Rosdiani (2012:108), kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap
aktivitas jasmani atau gerak badan adalah pemain sepakbola, teknik dasar ini
“semua bentuk menggerakkan badan, merupakan senjata bagi pemain untuk
termasuk: gerak berjalan kaki, berlari, memenangkan pertandingan. Makin
melempar, menangkap, merayap, terampil seorang pemain menguasai teknik
merangkak, berlompat, berloncat, dan dasar, maka akan makin banyak pula untuk
bentuk gerak dasar lainnya”. Schmidt (dalam memenangkan dalam perebutan bola,
Lutan, 1988:102) menjelaskan bahwa seperti mengubah arah, melakukan gerak
“belajar motorik adalah seperangkat proses tipu, dan melakukan terobosan ke daerah
yang bertalian dengan latihan atau lawan. Menurut Firzani (2010:9),
pengalaman yang mengantarkan ke arah ”keterampilan dasar sepakbola, meliputi: (1)
perubahan permanen dalam perilaku stop ball (2) shooting, (3) passing, (4)
terampil”. heading, (5) tackling, dan (6) dribbling.
Dengan demikian dapat disimpulkan Mielke (2007:4-22) menjelaskan teknik
hasil belajar gerak adalah suatu hasil yang dasar dalam permainan sepakbola sebagai
telah dicapai peserta didik menurut berikut.
kemampuan yang dimiliki dan ditandai Teknik menendang (shooting)
dengan pengembangan serta perubahan adalah penguasaan keterampilan dasar
tingkah laku yang bersifat tetap pada diri menendang bola yang baik akan
peserta didik dari proses belajar dengan memungkinkan pemain untuk melakukan
waktu tetentu, hasil belajar gerak ini dapat tendangan shooting dan mencetak gol dari
dinyatakan dalam bentuk nilai dari hasil tes berbagai posisi di lapangan, b) Teknik
atau ujian. passing adalah seni memindahkan
Sepakbola menurut Luxbacher momentum bola dari satu pemain ke
(1998:2), adalah “suatu pertandingan yang pemain lain. Passing lebih banyak
dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing dilakukan dengan menggunakan kaki,
beranggotakan 11 orang pemain, dengan tetapi bagian tubuh yang lain juga bisa
waktu 2x45 menit”. Batty (2003:8) digunakan, c) Teknik dribbling adalah
menyatakan bahwa “sepakbola adalah keterampilan dasar dalam sepakbola
permainan beregu yang dimainkan oleh karena semua pemain harus mampu
individu-individu untuk menyebarluaskan menguasai bola saat sedang bergerak,
gagasan dari pelatih agar sepakbola menjadi berdiri, atau bersiap melakukan operan
4 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

atau tembakan. Ketika pemain telah atau maju ke ruang yang terbuka. Anda
menguasai kemampuan dribbling secara dapat menggunakan berbagai bagian kaki
efektif, sumbangan mereka di dalam (inside, outside, instep dan telapak kaki)
pertandingan akan sangat besar, d) Teknik untuk mengontrol bola sambil terus
trapping adalah metode mengontrol bola menggiring bola, beberapa orang
yang paling sering digunakan pemain ketika menganggap penggiringan bola lebih
menerima bola dari pemain lain. Saat sebagai seni daripada keterampilan, namun
melakukan trapping, pemain harus ingatlah, penggiringan bola yang berlebihan
menggunakan bagian tubuh yang sah tidak akan menghasilkan apapun.
(kepala, tubuh, dan kaki) agar bola tetap Menurut Mielke (2007:2-5) ada
berdekatan dengan tubuh pemain, e) beberapa macam cara menggiring bola
Teknik menyundul bola (heading) dilakukan yaitu sebagai berikut: ”(1) menggiring bola
oleh pemain ketika sedang meloncat, dengan kaki bagian dalam (2) menggiring
melompat ke depan, menjatuhkan diri bola dengan punggung kaki (3) menggiring
(diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan kaki bagian luar”.
bola dengan tajam ke gawang atau teman Menggiring menggunakan sisi kaki
satu tim, f) Teknik merebut bola (tackling) bagian dalam, memungkinkan seseorang
merupakan aksi merebut bola lawan pemain menggunakan sebagian besar
dengan cara menjatuhkan lawan, g) Teknik permukaan kaki sehingga kontrol terhadap
lemparan ke dalam (throw-in) merupakan bola akan semakin besar. Menggiring
lemparan dari bola yang keluar garis menggunakan sisi kaki bagian dalam,
pinggir, sebuah lemparan ke dalam yang bertujuan untuk menjaga bola tetap di
kuat dapat mendorong bola ke tengah daerah perlindungan yang baik dari lawan.
lapangan bahkan sampai ke depan Mielke (2007:2) menyatakan.
gawang, h) Teknik menjaga gawang Sentuhan bola dengan sisi kaki
(goalkeeping) merupakan lini pertahanan bagian dalam dan posisikan kakimu secara
terakhir di dalam sebuah permainan tegak lurus terhadap bola. Tendanglah
sepakbola. dengan pelan untuk mempertahankan
Berdasarkan beberapa definisi yang kontrol bola dan pusatkan kekuatan
telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa tendangan pada bagian tengah bola
teknik dasar sepakbola meliputi stop ball, sehingga memudahkanmu mengontrol
shooting, passing, heading, tackling, dan arahnya. Ketika menggiring dengan kaki
dribbling dan merupakan gerakan dasar bagian dalam, usahakan tetap dekat
yang wajib dimiliki oleh setiap pemain untuk dengan kakimu.
menguasai teknik dasar permainan Menggiring bola dengan punggung
sepakbola. Namun, pada penelitian kali ini kaki bisa memberikan kekuatan dan kontrol
hanya dijelaskan tentang dribbling atau saat menggiring bola. Biasanya, punggung
menggiring bola. kaki atau bagian punggung dari sepatu
Dribbling dalam sepakbola digunakan sebagai bidang tendangan utama
didefinisikan sebagai penguasaan bola. untuk menggiring bila kamu ingin bergerak
Mielke (2007:1) mengungkapkan bahwa cepat di lapangan. Menurut Mielke (2007:5),
“dribbling adalah keterampilan dasar dalam “saat kamu berlari, ujung kaki biasanya
sepakbola karena semua pemain harus menghadap ke depan. Ketika kamu bergerak
mampu menguasai bola saat bergerak, ke depan, turunkan sedikit ujung jari kaki
berdiri, bersiap melakukan operan atau dan sentuhlah bola menggunakan punggung
tembakan”. Dribbling bola bisa dilakukan kaki”.
dengan menggunakan kaki bagian luar, Menggiring bola dengan kaki bagian
kaki bagian dalam, dan punggung kaki. luar sangat penting bagi seorang pemain
Luxbacher (1998:47) menyatakan. untuk meningkatkan keterampilan yang
Menggiring bola dalam sepakbola memiliki diperlukan untuk menggiring bola.
fungsi yang sama dengan bola basket yaitu Menggiring menggunakan kaki bagian luar
memungkinkan anda untuk memper- digunakan ketika pemain menguasai bola
tahankan bola saat berlari melintasi lawan ketika sedang berlari dan mendorong bola
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 5

sehingga bisa mempertahankan bola melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,


tersebut tetap berada di sisi luar kaki. agar siswa memiliki ketangkasan atau
Secara umum, keterampilan ini digunakan keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
ketika seorang pemain mencoba mengubah telah dipelajari”.
arah atau bersiap mengoper bola ke teman Dari beberapa pendapat ahli tersebut
satu timnya. Menurut Mielke (2007:4), dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
“latihan yang baik untuk menggiring pembelajaran drill (latihan) merupakan cara
menggunakan sisi kaki bagian luar adalah mengajar yang untuk menanamkan
melangkah ke samping, atau bergeser ke kebiasaan-kebiasaan tertentu dengan
samping dan menghadaplah ke depan”. memberikan latihan-latihan terhadap apa
Dari beberapa pendapat yang yang telah dipelajari siswa untuk
dikemukakan para ahli tersebut dapat ditarik memperoleh suatu keterampilan fisik
kesimpulan bahwa teknik dasar dribbling maupun keterampilan mental. Drill
bola merupakan salah satu teknik dasar merupakan suatu cara mengajar dengan
dalam permainan sepakbola yang harus memberikan latihan-latihan terhadap apa
dikuasai oleh setiap pemain dengan baik yang telah dipelajari siswa sehingga
dan benar, dribbling mempunyai peranan memperoleh suatu keterampilan tertentu.
penting dalam sepakbola karena dribbling Kata latihan mengandung arti bahwa
merupakan salah satu teknik untuk dapat sesuatu itu selalu diulang-ulang.
menguasai bola (ball possesion) dalam Berbagai bentuk latihan teknik yang
jalannya suatu pertandingan. dilakukan oleh setiap pemain pada dasarnya
Metodologi mengajar dalam dunia adalah usaha agar seseorang pemain dapat
pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, menyatu dengan bola. Bagi pemain-pemain
karena keberhasilan proses belajar muda atau pemula biasanya mereka belum
mengajar bergantung pada cara mengajar memiliki perhitungan yang baik terhadap
gurunnya. Jika cara mengajar gurunnya bola sehingga seringkali mengalami
enak menurut siswa, maka siswa akan kesulitan dalam hal penguasaan bola. Oleh
tekun, rajin, antusias menerima pelajaran karena itu pemain lebih dulu diajak
yang diberikan, sehingga diharapkan akan mengenal sifat-sifat bola, agar lebih dapat
terjadi perubahan dan tingkah laku pada menyatu dengan bola. Dengan mempunyai
siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, penguasaan ball feeling yang baik seorang
motorik dan gaya hidupnya. Salah satu pemain akan mudah mengendalikan gerak
metode pengajaran yang digunakan adalah dan arah bola. Dengan itu, maka
metode drill/latihan. Metode ini banyak penguasaan permainan pun dapat dikuasai
digunakan untuk pembelajaran olahraga. dan dapat menampilkan kualitas permainan
Dalam hal ini banyak cabang olahraga yang menarik.
tertentu yang memerlukan latihan khusus Menurut Irianto (2010:132), ”ball
dan teratur, serta pengawasan dari trainer feeling merupakan ketajaman perasaan
yang baik. Salah satu cabang olahraga yang seseorang dalam mengantisipasi gerakan-
menggunakan metode drill adalah gerakan bola”. Depdikbud (dalam Irianto,
sepakbola. 2010:132) menyatakan bahwa ”ball feeling
Menurut Irham dan Wiyani menurut kamus istilah olahraga adalah
(2013:134), ”metode latihan merupakan perasaan terhadap bola”. Kadir Yusuf (dalam
metode pembelajaran yang dilakukan oleh Irianto, 2010:133) menyatakan, “tindakan
guru dalam menyampaikan materi pelajaran terpenting dalam latihan teknik, termasuk
dengan cara menanamkan keterampilan- latihan teknik menendang, mengontrol dan
keterampilan tertentu yang dilakukan melalui sebagainya adalah berusaha agar seorang
kegiatan-kegiatan latihan. Metode latihan pemain dapat menyatu dengan bola”.
banyak digunakan pada mata pelajaran yang Latihan ball feeling dapat dimulai dengan
menekankan pada keterampilan motorik berdiri, berpindah tempat, dan sambil berlari,
seperti olahraga”. Roestiyah (2008:125) baik dalam bentuk menahan bola,
menyatakan bahwa ”metode drill adalah menggulirkan bola, menimang bola dengan
suatu teknik yang dapat diartikan sebagai seluruh bagian kaki, paha dan kepala.
suatu cara mengajar dimana siswa Soedjono (dalam Irianto, 2010:135)
6 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

menjelaskan bahwa “melalui latihan ball menerima materi atau teknik yang
feeling ada beberapa keuntungan yang lain diterapkan oleh pelatih. Ketika seorang guru
yang bisa diperoleh misalnya: latihan ini atau pelatih membuat semua keputusan
tidak membutuhkan tempat latihan yang luas dalam penyampaiannya kepada siswa maka
dan dapat dilakukan secara sendirian (tanpa siswa harus patuh pada model pembelajaran
pasangan)”. yang ditetapkan sebelumnya oleh guru atau
Dari beberapa pernyataan tersebut, pelatih, sehingga kebebasan siswa sangat
maka disimpulkan bahwa latihan ball feeling terbatas.
selain bertujuan untuk menghidupkan Rentang usia 12-14 tahun adalah
“perasaan” terhadap bola, juga akan melatih suatu masa dimana anak-anak mengalami
teknik penguasaan bola, serta melatih pubertas, ditandai dengan perkembangan
kelenturan dan kelincahan kaki dalam kedewasaan seksual dan pertumbuhan
mengolah bola sebagai upaya untuk tubuh yang sangat cepat. Menurut
meningkatkan rasa percaya diri pemain atau Djiwandono (2003:93), ” masa per-
siswa untuk melakukan kemampuan individu kembangan remaja dimulai dengan masa
yang dimiliki tanpa pandangan yang terfokus puber, yaitu umur kurang lebih antara 12-14
pada bola. tahun, masa puber atau permulaan remaja
Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah suatu masa saat perkembangan fisik
guru adalah pelatih yang bertugas untuk dan intelektual berkembang sangat cepat”.
mendidik siswa di dalam proses pem- Scheunemann (2005:24) menyatakan bahwa
belajaran. Dalam usaha seorang pelatih “pada usia 12-14 tahun, anak lebih aktif dan
untuk mengajar siswanya, pelatih memiliki lebih bersemangat untuk meningkatkan dan
gaya masing-masing dalam menyampaikan mewujudkan apa yang dicita-citakan karena
program pembelajaran atau model pada usia ini merupakan masa transisi dari
pembelajaran kepada siswanya, yang anak-anak menuju remaja”. Secara
bertujuan agar siswa mengikuti apa yang psikologis siswa cenderung labil, karena
telah diperagakan oleh pelatih untuk dapat merasa asing dengan ukuran tubuhnya yang
diterapkan dalam pembelajaran maupun baru. Secara fisiologis, pertumbuhan tubuh
pertandingan. Menurut Moston dan yang sangat cepat menjadi lebih tinggi dan
Ashworth (2013:33) gaya mengajar besar secara otomatis menurunkan agility
komando adalah (hubungan yang langsung dan koordinasi siswa.
dan cepat antara stimulus dari guru atau Bila pada fase usia emas untuk
pelatih dan respon dari siswa”. Suyono belajar, siswa belum punya kesempurnaan
(2011:19) menyatakan. teknik, maka siswa butuh kerja keras dan
Metode pembelajaran komando waktu lama untuk bisa menyempurnakan
merupakan seluruh perencanaan dan satu jenis teknik sepakbola saja di kemudian
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan hari. Pelatih dan siswa perlu menyadari
pembelajaran termasuk pilihan cara bahwa pubertas merupakan proses
penilaian yang akan dilaksanakan, dengan pertumbuhan alami yang akan dialami setiap
beberapa macam metode dalam pe- pemain, sehingga pada saat pelatih atau
nyampaiannya yaitu metode ceramah, pemain mengalami situasi problematik
metode tanya jawab, metode diskusi, dan seperti tersebut, tidak perlu merasa khawatir.
metode proyek. Ketika seorang pelatih Pada umur yang muda, program
membuat semua keputusan dalam pe- pembelajaran sebaiknya lebih terfokuskan
nyampaiannya kepada siswa maka tujuan kepada teknik dasar bermain dan
dari latihan komando ini adalah pada model pembentukan karakter siswa tanpa
yang ditetapkan sebelumnya oleh pelatih. melupakan faktor kesenangan dalam
Dari pendapat ahli tersebut dapat bermain. Pembentukan karakter sebagian
disimpulkan bahwa pembelajaran komando besar terjadi sebelum anak berusia 14
adalah gaya penyampaian seorang guru tahun.
atau pelatih terhadap materi atau teknik Menggiring bola (dribbling)
yang akan disampaikan kepada peserta merupakan teknik dasar sepakbola yang
didiknya dan supaya peserta didik dapat harus dikuasai oleh seorang pemain
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 7

sepakbola. Hal ini bertujuan agar pemain Ball Feeling terhadap Hasil Belajar
dapat mengecoh dan menyulitkan lawan Keterampilan Dribbling Sepakbola pada
untuk dapat memberikan bola kepada kawan Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah
atau mencetak gol ke gawang lawan. Mielke Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar”.
(2007:1) menjelaskan bahwa “dribbling Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
adalah keterampilan dasar dalam sepakbola mengkaji pembelajaran drill ball feeling
karena semua pemain harus menguasai terhadap keterampilan dribbling siswa
bola saat sedang bergerak, berdiri atau Sekolah Sepakbola Gajah Mada usia 12-14
bersiap melakukan operan atau tembakan”. tahun Kota Blitar. (2) untuk mengkaji
Dalam situasi pertandingan sepakbola, pembelajaran komando terhadap
ketika pemain menggiring dan di hadang keterampilan dribbling siswa Sekolah
oleh lawan maka pemain tersebut Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun
diharuskan untuk mengecoh dan membalik Kota Blitar dan (3) untuk mengkaji manakah
serangan agar bola tetap dalam penguasaan diantara pembelajaran drill ball feeling dan
dan menguntungkan kawan untuk mencetak komando yang lebih memberikan pengaruh
gol ke gawang lawan. Oleh karena itu terhadap keteramplan dribbling pada siswa
pemain harus memiliki keterampilan ball Sekolah Sepakbola Gajah Mada usia 12-14
feeling yang baik. tahun Kota Blitar.
Menurut Irianto (2010:132), ”ball
feeling merupakan ketajaman perasaan METODE
seseorang dalam mengantisipasi gerakan- Rancangan penelitian ini meng-
gerakan bola”. Latihan ball feeling dapat gunakan rancangan penelitian eksperimen.
dimulai dengan berdiri, berpindah tempat, Berdasarkan permasalahan yang hendak
dan sambil berlari, baik dalam bentuk diteliti, maka rancangan yang digunakan
menahan bola, menggulirkan bola, dalam penelitian ini berupa, “rancangan
menimang bola dengan seluruh bagian kaki, kelompok kontrol prates-paskates
paha dan kepala. berpasangan (matching pre-test-post-test
Berdasarkan tes awal dribbling yang control group design)” (Sukmadinata,
dilakukan terhadap 24 siswa Sekolah 2013:207). Variabel yang akan diteliti dalam
Sepakbola (SSB) Gajah Mada Kota Blitar penelitian ini adalah pembelajaran drill ball
usia 12-14 tahun masih ada 14 siswa yang feeling sebagai variabel bebas dan
belum mampu melakukan keterampilan peningkatan hasil belajar keterampilan
dribbling dengan baik. Hal ini dibuktikan dari dribbling sepakbola sebagai variabel terikat.
tes awal yang dilakukan terhadap 24 siswa Dalam penelitian ini langkah awal
Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Kota yang dilakukan adalah melakukan pre-test
Blitar usia 12-14 tahun diperoleh 10 siswa (O1), kemudian kelompok eksperimen
yang mampu berada di rentangan skor diberikan perlakuan (X) selama 16 kali
23,12-25,13 detik dan 14 siswa masih pertemuan. Sedangkan untuk kelompok
berada di rentangan skor 25,14-31,43 detik. kontrol tidak diberikan perlakuan (-).
Keterampilan dribbling belum dapat Kemudian langkah selanjutnya melakukan
dikuasai secara baik oleh siswa Sekolah post-test (O2). Selanjutnya membandingkan
Sepakbola (SSB) Gajah Mada usia 12-14 perubahan yang terjadi pada testi yang
tahun, kecepatan dribbling siswa masih diberi perlakuan (X) pada kelompok
tergolong lambat sehingga diperlukan unsur- eksperimen dengan perubahan yang terjadi
unsur yang menunjang dalam pembelajaran pada kelompok kontrol (-).
dribbling, oleh karena itu diperlukan metode Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran yang mengacu pada penelitian ini adalah: 1) dribble test (tes
pembelajaran penguasaan bola. Salah satu keterampilan dribbling) sebelum diberikan
pembelajaran yang dapat menunjang hal perlakuan (treatment) yang disebut pre-test
tersebut yaitu dengan pembelajaran ball (O). 2) menentukan kelompok eksperimen
feeling yang intensif. dan kelompok kontrol dengan menggunakan
Berdasarkan uraian latar belakang teknik ordinal pairing matching. 3) pemberian
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian perlakuan (treatment) berupa program
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Drill pembelajaran drill ball feeling pada
8 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

kelompok eksperimen dan pembelajaran usia 12-14 tahun dengan menggunakan tes
komando oleh pelatih untuk kelompok dribbling untuk mengukur keterampilan
kontrol selama 16 kali pertemuan dengan dalam melakukan dribbling. Hariyoko
frekuensi latihan 3 kali dalam 1 minggu. 4) (2012:349) menjelaskan bahwa “tujuan tes
setelah selesai diberi perlakuan (treatment) ini untuk mengukur prestasi keterampilan
program pembelajaran drill ball feeling pada dribbling, instrumen ini ditujukan untuk
kelompok eksperimen dan pembelajaran pemain berusia 13-15 tahun yang
komando untuk kelompok kontrol selama 16 mempunyai validitas tes sebesar 0,661 dan
kali pertemuan, kemudian diadakan dribble reliabilitas tes sebesar 0,618.
test (tes keterampilan dribbling bola) yang Adapun prosedur pelaksanaan tes
disebut post-test (O). Data yang diperoleh keterampilan dribbling sepakbola adalah
selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis sebagai berikut: a) Testi berdiri di belakang
data yang digunakan. garis start, bola berada 3 meter di depan
Populasi dari penelitian ini adalah testi. b) Saat peluit dibunyikan, testi
seluruh siswa Sekolah Sepakbola (SSB) melakukan dribbling bola dengan melewati
Gajah Mada Kota Blitar yang berjumlah 60 cone 1 sampai cone 5 secara zig-zag. c)
siswa dengan rentang usia 12-14 tahun. Setelah melawati cone 5, dribbling bola
Sedangkan siswa yang memenuhi kriteria dengan memutari cone 6 melewati sebelah
dari peneliti berjumlah 24 siswa. kiri. Selanjutnya testi melakukan dribbling
Pembagian kelompok dilakukan sesuai dengan jalur yang telah ditentukan
dengan menggunakan teknik ordinal pairing menuju cone 7 dengan melawati sebelah kiri
matching (Hadi, 2004:84), yaitu pembagian sebanyak satu putaran. d) Setelah di cone 8
kelompok yang dilakukan dengan cara sampai cone 12 (finish), testi melakukan
memperpanjangkan urutan berimbang dribbling bola secara zig-zag. e) Pada saat
dengan tujuan agar kemampuan dribbling mencapai finish bola harus dihentikan pada
siswa antar kelompok dalam kondisi yang garis finish dan waktu akan dihentikan. f)
sama. Dari jumlah 24 siswa sebagai sampel, Testi diberikan dua kali
12 siswa sampel masuk dalam kelompok percobaan/kesempatan dalam melakukan
pembelajaran drill ball feeling dan 12 siswa tes keterampilan dribbling sepakbola ini, dan
sampel masuk kelompok pembelajaran sebelumnya testi diberikan satu kali
komando. kesempatan untuk melakukan percobaan. g)
Instrumen penelitian untuk Testi dianggap gagal melakukan tes apabila:
pengumpulan data menggunakan tes Berlari atau mendribbling bola tidak sesuai
keterampilan dribbling bola dalam permainan jalur. 2. Memainkan atau menguasai bola
sepakbola. dengan lengan/tangan. Setelah melewati
Denah instrument tes dribbling garis finish, bola tidak dihentikan. Waktu
sepakbola sebagai berikut: dicatat dengan satuan detik.
Pengumpulan data dibagi menjadi
dua tahap pelaksanaan yaitu pengumpulan
data saat tes pertama sebelum testi diberi
perlakuan (tes awal) dan pengumpulan data
setelah testi diberi perlakuan (tes akhir)
pembelajaran drill ball feeling. 1. Tahap tes
awal keterampilan dribbling sepakbola. 2.
Tahap pemberian perlakuan program
pembelajaran drill ball feeling yang dilakukan
sebanyak 16 kali pertemuan, dilakukan 3 kali
dalam 1 minggu. 3. Tahap tes akhir
keterampilan dribbling sepakbola.
Dengan pertimbangan rumusan
masalah yang diteliti dan jenis data yang
Instrumen tes tersebut ditujukan terkumpul menggunakan alat stopwach yaitu
pada siswa Sekolah Sepakbola Kota Blitar berupa data rasio maka analisis data
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 9

dilakukan dengan menggunakan statistika ini dilakukan dengan taraf signifikan α = 0,05
inverensial. Sesuai dengan hipotesis yang (Supardi, 2016:142).
dirumuskan maka teknik analisis data yang Pengujian Hipotesis dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis varian satu
analisis varian satu jalur (one way anova) jalur (one way anova) dilakukan dengan taraf
yaitu menguji perbedaan dua mean/rata-rata signifikasi α = 0.05. Digunakan untuk
distribusi atau lebih. Dalam penelitian ini menguji perbedaan dua mean kelompok
analisis yang digunakan menghendaki data atau sampel mandiri (independent sample)
berdistribusi normal dan homogen, sehingga Thomas dan Nelson dalam (Budiwanto,
dilakukan uji prasyarat. Sebelum dilakukan 2014:293). Pengujian perbedaan dilakukan
analisis varian satu jalur, terlebih dahulu dengan menghitung harga F , digunakan
harus dilakukan uji persyaratan yaitu berupa: untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
uji normalitas dan uji homogenitas. drill ball feeling terhadap peningkatan hasil
Teknik yang digunakan untuk analisis belajar keterampilan dribbling siswa Sekolah
uji normalitas pada penelitian ini Sepakbola Gajah Mada Kota Blitar usia 12-
menggunakan rumus pengujian Lilliefors 14 tahun.
((Supardi, 2016:131). Uji normalitas ini
digunakan untuk mengetahui apakah data HASIL
yang diperoleh berdistribusi normal atau Keseluruhan data yang diperoleh
tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dalam penelitian ini di dapat dari hasil tes
menggunakan rumus pengujian normalitas awal (pre-test) dan tes akhir (post-test)
dengan Z skor. a) Menghitung rata-rata keterampilan dribbling pada siswa Sekolah
(mean) dan simpangan baku. b) Membuat Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14
tabel distribusi frekuensi tunggal untuk sajian Tahun Kota Blitar.
data yang tersedia, dan mengurutkan data Kelompok pembelajaran drill ball
tersebut. c) Menentukan angka baku (z) feeling dengan jumlah siswa 12 siswa
untuk setiap nilai X dengan rumus z=X-mean diperoleh hasil untuk tes awal keterampilan
/ s. d) Kemudian menghitung luas daerah di dribbling mean 26,692, SD 2,821, min 23,12
bawah kurva z. e) Menghitung proporsi dan max 31,43 sedangkan pada tes akhir
frekuensi kumulatif setiap nilai atau S(zi), diperoleh mean 25,244, SD 2,396, min 23,10
dengan cara membaginya dengan frekuensi dan max 29,62. Kelompok pembelajaran
total. f) Menghitung harga mutlak dari selisih komando dengan jumlah siswa 12 siswa
F(zi) dan S(zi). g) Harga yang paling besar diperoleh hasil untuk tes awal keterampilan
adalah L hitung yang dicari. h) L hitung dribbling mean 26,775, SD 2,958, min 23,14
tersebut dibandingkan L tabel. i) Harga L dan max 31,12 sedangkan pada tes akhir
hitung dibandingkan L tabel pada taraf diperoleh mean 26,459, SD 2,958, min 23,12
signifikasi α = 0,05. j) Jika L hitung < L tabel dan max 31,06.
maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penjelasan di atas
Untuk penghitungan data dilakukan dapat di uraikan deskriptif data dari dua
dengan cara manual sesuai dengan teknik kelompok penelitian yaitu sebagai berikut.
yang digunakan, dengan bantuan kalkulator
dengan merk Casio Fx 3600 Pv.
Uji homogenitas digunakan untuk Data Hasil Tes Awal Keterampilan
mengetahui apakah hasil yang diambil dari Dribbling Kelompok Pembelajaran Drill
tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) Ball Feeling
mempunyai varian data yang sama atau Berdasarkan data hasil tes awal
tidak. Untuk mengetahui homogenitas keterampilan dribbling siswa Sekolah
sampel dilakukan dengan menggunakan uji Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun
F. Data yang dilakukan pengujian Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran
homogenitas adalah skor prestasi antara tes drill ball feeling dengan rentangan skor
awal (pre-test) dan skor prestasi antara tes antara 23,12 sampai dengan 31,43
akhir (post-test). Data dinyatakan homogen didapatkan rata-rata (mean) sebesar 26,692.
apabila F hitung < F tabel, uji homogenitas Simpangan baku (SD) sebesar 2,821. Dari
data yang diperoleh dapat dilihat 5 (41,7%)
10 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

siswa memperoleh skor di atas rata-rata dan dilakukan uji persyaratan yaitu berupa uji
7 (58,3%) siswa memperoleh skor di bawah normalitas dan uji homogenitas. Uji
rata-rata. normalitas pada penelitian ini meng-gunakan
rumus pengujian Lilliefors (Supardi,
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan 2016:131).
Dribbling Kelompok Pembelajaran Drill Berdasarkan hasil pengujian
Ball Feeling normalitas data dengan menggunakan uji
Berdasarkan data hasil tes awal Lilliefors pada taraf signifikansi (α) = 0,05,
keterampilan dribbling siswa Sekolah menunjukkan hasil sebagai berikut.
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun Berdasarkan hasil perhitungan uji
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran normalitas yang telah dilakukan, diperoleh uji
drill ball feeling dengan rentangan skor normalitas keterampilan tes awal dribbling
antara 23,10 sampai dengan 26,62 kelompok pembelajaran drill ball feeling
didapatkan rata-rata (mean) sebesar 25,24. dengan harga Lhitung 0,02047 < Ltabel dengan
Simpangan baku (SD) sebesar 2,396. Dari taraf signifikansi α = 0,05 = 0,242. Uji
data yang diperoleh dapat dilihat 6 (50%) normalitas keterampilan tes akhir dribbling
siswa memperoleh skor di atas rata-rata dan kelompok pembelajaran drill ball feeling
6 (50%) siswa memperoleh skor di bawah diperoleh Lhitung 0,01177 < Ltabel dengan taraf
rata-rata. signifikansi α = 0,05 = 0,242.
Uji normalitas keterampilan tes awal
Data Hasil Tes Awal Keterampilan dribbling kelompok pembelajaran komando
Dribbling Kelompok Komando diperoleh Lhitung 0,02787 < Ltabel dengan taraf
Berdasarkan data hasil tes awal signifikansi α = 0,05 = 0,242. Uji normalitas
keterampilan dribbling siswa Sekolah keterampilan tes akhir dribbling kelompok
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun pembelajaran komando diperoleh Lhitung
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran 0,05347 < Ltabel dengan taraf signifikansi α =
komando dengan rentangan skor antara 0,05 = 0,242.
23,14 sampai dengan 31,12 didapatkan rata- Berdasarkan hasil analisis uji
rata (mean) sebesar 26,775. Simpangan normalitas tiap kelompok penelitian yang
baku (SD) sebesar 2,958. Dari data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
diperoleh dapat dilihat 6 (50%) siswa keterampilan tes awal dan tes akhir dribbling
memperoleh skor di atas rata-rata dan 6 dari masing-masing kelompok berdistribusi
(50%) siswa memperoleh skor di bawah normal.
rata-rata. Selanjutnya dilakukan pengujian
homogenitas data. Uji homogenitas
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan digunakan untuk mengetahui apakah hasil
Dribbling Kelompok Pembelajaran yang diambil dari tes awal (pre-test) dan tes
Komando akhir (post-test) mempunyai varian data
Berdasarkan data hasil tes akhir yang sama atau tidak. Untuk mengetahui
keterampilan dribbling siswa Sekolah homogenitas sampel dilakukan dengan
Sepakbola Gajah Mada usia 12-14 tahun menggunakan uji Fisher (Supardi,
Kota Blitar termasuk kelompok pembelajaran 2016:142).
komando dengan rentangan skor antara Berdasarkan hasil penghitungan uji
22,12 sampai dengan 31,06 didapatkan rata- homogenitas diperoleh harga Fhitung untuk tes
rata (mean) sebesar 26,459. Simpangan awal dan tes akhir kelompok pembelajaran
baku (SD) sebesar 2,958. Dari data yang drill ball feeling sebesar 1,098 dan Ftabel
diperoleh dapat dilihat 6 (50%) siswa sebesar 4,30 Oleh karena Fhitung = 1,098 <
memperoleh skor di atas rata-rata dan 6 Ftabel = 4,30 maka, seluruh kelompok
(50%) siswa memperoleh skor di bawah pembelajaran drill ball feeling berasal dari
rata-rata. varian populasi yang homogen. Untuk tes
Sebelum dilakukan pengujian awal dan tes akhir kelompok pembelajaran
hipotesis dengan menggunkan analisis komando sebesar 1,523 dan Ftabel sebesar
varian satu jalur, terlebih dahulu harus 4,30 Oleh karena Fhitung = 1,523 < Ftabel =
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 11

4,30 maka, seluruh kelompok pembelajaran pembelajaran komando terhadap


komando berasal dari varian populasi yang keterampilan dribbling.
homogen. PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya uji persyaratan, Hasil analisis pengaruh antara
kemudian dilakuan per-hitungan uji hipotesis variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan menggunakan teknik analisis varian dalam pengujian hipotesis perlu dikaji lebih
satu jalur (one way anova) dilakukan dengan lanjut dengan memberikan interpretasi
taraf signifikasi α = 0.05. keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai
Untuk uji hipotesis pertama dengan dengan teori-teori yang mendasari penelitian
menggunakan analisis varian satu jalur ini. Penjelasan ini diperlukan untuk
terhadap skor hasil tes awal dengan tes mengetahui kesesuaian teori-teori yang
akhir keterampilan dribbling siswa kelompok dikemukakan dengan hasil penelitian yang
pembelajaran drill ball feeling. Diperoleh diperoleh. Adapun penjelasan untuk
harga Fhitung 16,4350 > Ftabel dengan taraf memberikan kejelasan keterkaitan variabel
signifikansi α = 0,05 = 4,30. Berdasarkan bebas terhadap variabel terikat adalah
hasil perhitungan analisis varian bahwa ada sebagai berikut.
perbedaan rata-rata antara tes awal-tes
akhir keterampilan dribbling sepakbola yang Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling
menggunakan. Sehingga dapat disimpulkan terhadap Hasil Belajar Keterampilan
ada pengaruh pembelajaran drill ball feeling Dribbling Sepakbola pada Siswa Sekolah
terhadap keterampilan dribbling. Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14
Untuk uji hipotesis kedua dengan Tahun Kota Blitar
menggunakan analisis varian satu jalur Berdasarkan hasil tes keterampilan
terhadap skor prestasi tes awal dengan tes dribbling yang dilakukan pada kelompok
akhir keterampilan dribbling pemain pembelajaran drill ball feeling ternyata
kelompok pembelajaran komando. Diperoleh pembelajaran tersebut ada pengaruh yang
harga Fhitung 0,060 < Ftabel dengan taraf signifikan terhadap keterampilan dribbling.
signifikansi α = 0,05 = 4,30. Berdasarkan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
hasil perhitungan analisis varian bahwa ada menggunakan uji anava satu jalur pada
perbedaan rata-rata antara tes awal-tes kelompok pembelajaran drill ball feeling
akhir keterampilan dribbling sepakbola yang diperoleh Fhitung 16,43 > dari Ftabel 4,30
menggunakan pembelajaran komando. dengan taraf signifikansi α = 0.05. Dari rata-
Sehingga dapat disimpulkan tidak ada rata (mean) tes awal 26,69 dan rata-rata
pengaruh pembelajaran komando terhadap (mean) tes akhir 25,24 menunjukkan bahwa
keterampilan dribbling. ada pengaruh yang signifikan dalam
Untuk uji hipotesis ketiga dengan melakukan pembelajaran drill ball feeling
menggunakan analisis varian satu jalur terhadap keterampilan dribbling sepakbola.
terhadap skor hasil tes awal dengan tes Latihan ball feeling, menurut Irianto
akhir keterampilan dribbling pemain kedua (2010:132), ”ball feeling merupakan
kelompok pembelajaran. Diperoleh harga ketajaman perasaan seseorang dalam
Fhitung 23,382 > Ftabel dengan taraf signifikansi mengantisipasi gerakan-gerakan bola”.
α = 0,05 = 4,30. Dari hasil perhitungan Sedangkan Depdikbud (dalam Irianto,
analisis varian bahwa ada perbedaan rata- 2010:132) menyatakan bahwa ”ball feeling
rata antara tes awal-tes akhir keterampilan menurut kamus istilah olahraga adalah
dribbling sepakbola antara pembelajaran drill perasaan terhadap bola”. Kadir Yusuf (dalam
ball feeling dan pembelajaran komando. Irianto, 2010:133) menyatakan, “tindakan
Sehingga ada perbedaan pengaruh antara terpenting dalam latihan teknik, termasuk
hasil pembelajaran drill ball feeling dengan latihan teknik menendang, mengontrol dan
kelompok pembelajaran komando terhadap sebagainya adalah berusaha agar seorang
keterampilan dribbling sepakbola. Dengan pemain dapat menyatu dengan bola”.
demikian dapat disimpulkan bahwa Latihan ball feeling dapat dimulai dengan
pembelajaran drill ball feeling memberikan berdiri, berpindah tempat, dan sambil berlari,
pengaruh yang lebih baik daripada baik dalam bentuk menahan bola,
menggulirkan bola, menimang bola dengan
12 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

seluruh bagian kaki, paha dan kepala. pembelajaran komando ternyata


Soedjono (dalam Irianto, 2010:135) pembelajaran tersebut tidak ada pengaruh
menyatakan bahwa “melalui latihan ball yang signifikan terhadap keterampilan
feeling ada beberapa keuntungan yang lain dribbling. Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang bisa diperoleh misalnya: latihan ini yang menggunakan uji anava satu jalur pada
tidak membutuhkan tempat latihan yang luas kelompok pembelajaran komando diperoleh
dan dapat dilakukan secara sendirian (tanpa Fhitung 0,060 < dari Ftabel 4,30 dengan taraf
pasangan)”. signifikansi α = 0.05. Walaupun ditunjukkan
Hasil penelitian Huda (2014) dari rata-rata (mean) tes awal 26,775 dan
menunjukkan latihan variasi ball feeling rata-rata (mean) tes akhir 26,459
berpengaruh secara signifikan terhadap menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
prestasi menggiring bola pada Sekolah yang signifikan dalam melakukan
Sepakbola Pattimura Madiun. Sedangkan pembelajaran komando terhadap
Wibowo (2013), dengan analisis dan keterampilan dribbling sepakbola. Dengan
pengujian hipotesis, maka dapat ditarik demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesimpulan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran
pengaruh latihan ball feeling terhadap komando terhadap keterampilan dribbling
kemampuan dribbling pada siswa peserta sepakbola.
Sekolah Sepakbola Melati Muda Bantul U Pembelajaran komando merupakan
13-15” sebesar 5,08%. Penelitian serupa salah satu bentuk pembelajaran yang
yang lain dilakukan oleh Wijaya (2015) bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
tentang “Pengaruh Latihan Ball Feeling dribbling yang sesuai instruksi pelatih dan
terhadap Peningkatan Keterampilan Teknik dengan menggunakan beberapa model
Menggiring Bola Pemain SSB Baturetno small-sided games namun hasil dari proses
Kelompok Umur 11 Tahun”. Kesimpulan pembelajaran yang diberikan pelatih tidak
hasil penelitian dilaporkan terdapat pengaruh memberikan pengaruh yang signifikan
latihan ball feeling terhadap komponen terhadap keterampilan dribbling bola, karena
menggiring bola siswa SSB Baturetno. porsi pembelajaran komando tidak
Dari beberapa hasil penelitian mendapatkan porsi pembelajaran khusus
tersebut dapat disimpulkan latihan ball yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
feeling dengan kekuatan, konsentrasi, belajar dribbling.
koordinasi kaki, dan pengulangan latihan Dalam proses pembelajaran ada
secara terprogram terbukti dapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
meningkatkan keterampilan dribbling. Jadi menurut Wahyudin dkk (2002:326)
dengan pemberian pembelajaran drill ball menjelaskan bahwa “pembelajaran adalah
feeling selama 16 kali pertemuan yang kombinasi yang tersusun meliputi unsur
sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban manusia, material, fasilitas, perlengkapan,
yang semakin bertambah akan memberikan dan prosedur, yang saling mempengaruhi
pengaruh pada keterampilan dribbling siswa untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Sekolah Sepakbola Gajahmada usia 12-14 Metodologi mengajar dalam dunia
tahun Blitar, karena dimulai dengan berdiri, pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik,
berpindah tempat, dan sambil berlari, baik karena keberhasilan proses belajar
dalam bentuk menahan bola, menggulirkan mengajar bergantung pada cara mengajar
bola, menimang bola dengan seluruh bagian gurunya. Roestiyah (2008:125), ”metode drill
kaki, paha dan kepala. adalah suatu teknik yang dapat diartikan
sebagai suatu cara mengajar dimana siswa
Pengaruh Pembelajaran Komando melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,
terhadap Hasil Belajar Keterampilan agar siswa memiliki ketangkasan atau
Dribbling Sepakbola pada Siswa Sekolah keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 telah dipelajari”.
Tahun Kota Blitar Meskipun pemberian pembelajaran
Berdasarkan hasil tes keterampilan komando selama 16 kali pertemuan yang
dribbling yang dilakukan pada kelompok sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 13

yang semakin bertambah, pembelajaran Peneliti mengakui bahwa pengaruh


komando ini tidak memberikan pengaruh tersebut tidak terkontrol, karena peneliti tidak
yang signifikan terhadap keterampilan dapat mengontrol subjek penelitian di luar
dribbling siswa Sekolah Sepakbola Gajah jam pembelajaran. Dengan penelitian yang
Mada usia 12-14 tahun Kota Blitar. telah dilakukan peneliti dapat memberikan
informasi tentang pengaruh pembelajaran
Perbandingan Pengaruh Pembelajaran drill ball feeling dan pembelajaran komando
Drill Ball Feeling dan Pembelajaran terhadap keterampilan dribbling pada siswa
Komando terhadap Hasil Belajar Sekolah Sepakbola Gajah Mada usia 12-14
Keterampilan Dribbling Sepakbola Siswa tahun Kota Blitar.
Sekolah Sepakbola Gajah Mada Usia 12-
14 Tahun Kota Blitar PENUTUP
Berdasarkan hasil selisih uji hipotesis Kesimpulan
data tes awal dengan data tes akhir Berdasarkan pengujian hipotesis dan
pembelajaran drill ball feeling dengan pembahasan dalam penelitian yang di-
pembelajaran komando dalam keterampilan lakukan, maka diperoleh hasil penelitian
dribbling sepakbola diperoleh Fhitung 23,382 yang dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan
> dari Ftabel 4,30 dengan taraf signifikansi α pengujian hipotesis dan pembahasan dalam
= 0.05. Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh
adanya perbedaan peningkatan rata-rata hasil penelitian yang dapat disimpulkan
(mean) yang didapatkan oleh masing- bahwa: (1) Pembelajaran drill ball feeling
masing kelompok pembelajaran. Kelompok berpengaruh terhadap hasil belajar
pembelajaran drill ball feeling mengalami keterampilan dribbling siswa Sekolah
peningkatan rata-rata (mean) yaitu sebesar Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14
1,452 sedangkan kelompok pembelajaran Tahun Kota Blitar. (2) Pembelajaran
komando hanya mengalami peningkatan komando tidak terdapat pengaruh terhadap
rata-rata (mean) sebesar 0,316, sehingga hasil belajar keterampilan dribbling siswa
pembelajaran drill ball feeling memberikan Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia
pengaruh yang signifikan terhadap 12-14 Tahun Kota Blitar. (3) Pembelajaran
keterampilan dribbling daripada drill ball feeling memberikan pengaruh dan
pembelajaran komando yang dilakukan berpengaruh lebih baik terhadap hasil
selama 16 kali pertemuan. belajar keterampilan dribbling siswa Sekolah
Pembelajaran drill ball feeling Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14
memberikan pengaruh yang signifikan Tahun Kota Blitar daripada pembelajaran
terhadap keterampilan dribbling karena komando.
pembelajaran drill ball feeling dengan
kekuatan, konsentrasi, koordinasi kaki, dan Saran
pengulangan pembelajaran secara Dengan memperhatikan hasil
terprogram terbukti dapat meningkatkan penelitian ini, maka dalam kesempatan ini
keterampilan dribbling, sedangkan peneliti bermaksud ingin menyampaikan
pembelajaran komando tidak memberikan saran-saran dengan harapan penelitian ini
pengaruh yang signifikan karena porsi memiliki manfaat yang sangat berarti bagi
pembelajaran komando tidak mendapatkan banyak pihak. Berikut saran dari peneliti: (1)
porsi pembelajaran khusus yang bertujuan Pembelajaran drill ball feeling dapat
untuk meningkatkan hasil belajar dribbling. digunakan sebagai bentuk pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang yang berpengaruh terhadap keterampilan
dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan dribbling. (2) Pembelajaran komando harus
bahwa dengan memberikan pembelajaran dikembangkan dengan baik dan bervariasi
yang terstruktur dan menerapkan kepada sehingga dapat memberikan pengaruh
siswa secara berulang-ulang dan terhadap keterampilan dribbling. (3)
memberikan beban berlebih sesuai dengan Disarankan untuk memilih pembelajaran drill
porsinya, maka dapat memberikan pengaruh ball feeling daripada pembelajaran komando
yang signifikan terhadap keterampilan terhadap keterampilan dribbling, karena
dribbling pada permainan sepakbola. pembelajaran drill ball feeling memiliki
14 Pendidikan Jasmani, Volume ...... , Nomor ............ , Tahun ............ , Halaman 1 - 15

pengaruh yang lebih baik terhadap Pengembangan Lembaga


keterampilan dribbling. (4) Kepada peneliti Pendidikan Tenaga Kependidikan.
lain diharapkan hendaknya melihat tentang Luxbacher. J. A. 1998. Sepakbola. Jakarta:
penelitian sebelumnya dalam menentukan PT. Raja Grafindo Persada.
atau melakukan penelitian agar sesuai
dengan rancangan penelitian. Mielke, D. 2007. Dasar-Dasar Sepakbola.
Jakarta: Pakar Karya.

DAFTAR RUJUKAN Moston, M. & Ashworth, S. Gaya Mengajar


Pendidikan Jasmani, Asim. 2013.
Batty, Eric C. 2003. Latihan Metode Baru Malang: Wineka Media.
Sepakbola. Bandung: Pionir Jaya.
Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran.
Budiwanto, S. 2004. Teknik Analisis Depdikbud: Dirjendikti.
Statistika. Malang: UM Press.
Rahantoknam, E. 1988. Belajar Motorik:
Budiwanto, S. 2014. Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasinya dalam
dalam Ilmu Keolahragaan. Malang: Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
UM press. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral
Djiwandono S. E. W. 2003. Psikologi Pendidikan Tinggi.
Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
Roestiyah, N. K. 2008. Strategi Belajar
Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rofiqul, M. I. 2015.Pengaruh Latihan Ladder
Firzani, H. 2010. Segalanya tentang Drill terhadap Keterampilan Dribbling
Sepakbola. Jakarta: Erlangga Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola
SMP Negeri 15 malang. Malang:
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Yogyakarta: Andi Offset. Universitas Negeri Malang.

Hariyoko. 2012. Pengembangan Model Rosdiani, D. 2012. Model Pembelajaran


Pembelajaran Keterampilan Dasar Langsung dalam Pendidikan Jasmani
Sepakbola Peserta Ekstrakurikuler dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Sepakbola SMP Negeri di Kota
Malang. Disertasi tidak diterbitkan. Scheunemann, T. 2005. Dasar Sepakbola
Modern. Malang: Dioma.
Irham M, Wiyani N. A. 2013. Psikologi
Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Sukmadinata. N. S. 2013. Metode Penelitian
Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Ar-Ruzz Media Rosdakarya.

Irianto, Subagyo. 2010. Seminar Olahraga Supardi. 2016. Aplikasi Statistika dalam
Nasional III dalam Rangka Dies Penelitian. Jakarta: Smart.
Natalis FIK UNY 2010. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan
Pembelajaran. Surabaya: PT.
Lutan, R. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Remaja Rosdajaya.
Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Wahyudin, dkk. 2002. Pengantar
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan. Jakarta: Pusat
Pendidikan Tinggi Proyek Penerbitan Universitas Terbuka.
Fajar Setyawan, Pengaruh Pembelajaran Drill Ball Feeling terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dribbling Sepakbola
pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Gajah Mada Usia 12-14 Tahun Kota Blitar 15

Wijaya, Yohanes. S. 2015. Pengaruh Latihan


Wibowo, N. 2013. Pengaruh Latihan Ball Ball Feeling terhadap Peningkatan
Feeling terhadap Kemampuan Keterampilan Teknik Menggiring Bola
Dribbling Pada Siswa Peserta Pemain SSB Baturetno Kelompok
Sekolah Sepakbola (ssb) Melati Usia 11 Tahun. Skripsi. Yogyakarta.
Muda (mm) Bantul U 13-15 Tahun. UNY.
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
FIK UNY. Yunus, Mahmud. 2013. Dasar-dasar
Permainan Sepakbola. Malang:
Universitas Negeri Malang.

You might also like