You are on page 1of 19

KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK

USIA PRA SEKOLAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu


tugas Mata kuliah Ilmu Gizi

Disusun oleh: Kelompok II


1. Ani Novianti
2. Anyadin
3. Arismayanti
4. Atin Supriatin
5. Dewi Nurmaya
6. Desi Eka Sari
7. Elisah

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA CIREBON


Jl.Perjuangan No. Telp (0231) 487282
Majasem-Cirebon

0
2005-2006
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di kalangan masyarakat cukup banyak ditemukan anak-anak
remaja bahkan orang dewasa yang menyalahgunakan obat-obatan
terlarang.Awal mulanya obat-obatan itu digunakan oleh orang-orang
kesehatan sebagai obat. Akan tetapi oleh masyarakat disalahgunakan
dan berdampak negatif bagi si pemakai diantaranya bisa, menyangkut
perilaku, mental, fisik, psikologi ataupun kematian.
Di Indonesia khususnya kota-kota besar cukup banyak dijumpai
anak-anak remaja dan orang dewasa mulai dari kalangan bawah sampai
kalangan atas yang menyalaghunakan obat-obatan terlarang yang
padahal sangat mengancam masa depan mereka, bahkan generasi muda
Indonesia. Bahkan dijumpai di kalangan artis, disisi lain artis adalah
sebagai public figur yang dapat memberikan contoh yang baik kepada
masyarakat. Transaksi dapat dilakukan di berbagai tempat diantaranya
diskotik, cape, dan lain-lain.
Dengan melihat cerita di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
masalah tentang "Gangguan Penggunaan Zat Adiktif"

B. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkupm penulisan makalah hanya difokuskan
pada teori.

C. Tujuan Penulisan
Umum : Setelah dilakukan seminar mahasiswa mampu memahami
jenis-jenis Zat Adiktif.

1
Khusus : 1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar tentang Zat
Adiktif.
2. Mampu mengkaji klien dengan Gangguan Penggunaan
Zat Adiktif.
3. Mampu menyusun rencana Askep pada Klien dengan
Gangguan Penggunaan Zat Adiktif.

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif dan studi literatur.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat Bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang, Ruang
Belakang, Ruang Lingkup, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS, berisi tentang Konsep Dasar yang
meliputi: Pengertian, Penggolongan Psikoaktif, tanda dan
Gejala, Faktor Pendukung, Rentang Respon, Tahap Therapy,
Skema dan Konsep Keperawatan yang meliputi: Diagnosa
Keperawatan, Tujuan, Intervensi dan Rasional
BAB III : TINJAUAN KASUS, melputi: Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Rencana Tindakan atau Intervensi, dan
Rasional.
BAB IV : PENUTUP, meliputi: Kesimpulan dan Saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
 Zat adiktif adalah suatu zat yang apabila digunakan dapat
menimbulkan kecanduan.
 Zat psikoaktif adalah suatu zat yang apabila digunakan dapat
menimbulkan pengaruh terhadap otak, sehingga
terjadi perubahan perilaku, emosi, kognitif,
persepsi dan kesadaran
 Narkotika adalah Istilah yang digunakan menurut Undang-
undang narkotika, seperti contoh ganja, opioida,
kokain.

2. Penggolongan Psikoaktif
No Penggolongan Jenis
1. Gol. Opioida Morfin, heroin (putaw), candu,
codein, petida
2. Gol Kanabis Ganja (mariyuana), minyak
hassin.
3. Gol. Kokain Serbuk kokain, daun koka
4. Gol. Alkohol Minuman yang mengandung
etyl alkohol
5. Gol. Hiptonik Sedatif Pil VK, rophypnol, magadom,
dumolid hipam
6. Gol. Methylene Dioxy Ampethamine benxedrine,
Ampethamin (MDA) dexerine
7. Gol. Methylene Dioxy Meta Extacy
Ampethamin (MDMA)
8. Gol. Halusinogen Meskaloin, mushrom, kecubung
9. Gol. Solven dan Inhalasia Aica aibon (glue), tinner, N2O,

3
aseton
10. Nikotin Tembakau
11. Kaffein Kopi dan the

3. Tanda dan Gejala


a. Fisik
Nyeri, gangguan pola tidur, nausea, konstipasi, diare, kurang
dalam, kebersihan diri, potensial komplikasi jantung dan hati,
infeksi dan paru-paru.
b. Emosional
Perasaan gelisah (takut diketahui), tidak percaya diri, curiga,
cepat tersinggung dan tidak berdaya.
c. Sosial
Berteman dengan pengguna zat adiktif, perilaku seks bebas.
d. Intelektual
Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, ragu untuk
berhenti, tidak dapat berkonsentrasi.
e. Spiritual
Melanggar norma, nilai-nilai agama ditinggalkan, kegiatan
agama berkurang.
f. Keluarga
Ketakutan akan perilaku klien, malu terhadap masyarakat,
penghamburan ekonomi, komunitas dan pola asuh yang tidak
efektif, dukungan moral pada klien tidak terpenuhi.

No Zat adiktif Pemakaian Abstinensi Intosikasi


1. Opiat - Euphoria - Gelisah - Pupil mengecil
- Pupil mengecil - Mual muntah - Nafas lambat
- Frek, nafas me - Sakit sendi - Denyut nadi
- Denyut nadi me - Menggigil cepat

4
- Konstipasi - Goose flech - Tekanan darah
- Mengantuk - Cold turkey menurun
- Pupil - Mengantuk
membesar - Koma
- Kematian

2. Ganja/ - Gembira - Susah tidur - Panik


Kanabis - Santai dan senang - Gelisah - Mengamuk
- Melayang - Nafsu makan - Agak demam
- Sakit berat menurun - Pupil membesar
- Mata merah
- Curiga
- Moralitas
berkurang
- Motorik terganggu

3. Bartituraf - Mula-mula gelisah - Sukar tidur - Kendali diri


lalu mengamuk - Gelisah hilang
- Malas - Muntah - Gelisah
- Daya pikir - Mual - Banyak bicara
menurun - Gemetar - Suka bertengkar
- Daya ingat - Kejang - Bicara tidak
menurun jelas
- Bicara dan - Jalan tak
tindakan lambat seimbang
- Nafsu lambat
- Kesadaran
berkabut
- Koma
- Kematian

4. Alkohol - Gembira - Gemetar - Gelisah

5
- Hambatan diri - Muntah - Tingkah laku
- Muka merah - Kejang kacau
- Gelisah - Kendali diri
- Sukar tidur berkurang
- Gejala - Ngantuk
gangguan jiwa - Banyak bicara
tak jelas

5. Amfetamin - Kesiagaan - Letargi berat - Muka merah


meningkat - Lesu - Demam
- Percaya diri - Cemas - Takikardi
- Euphoria - Apatis dan - Gigi vaskuler
- Bicara banyak depresi - Mual muntah
- Rasa lelah - Resiko bunuh - Tremor
berkurang diri - Petani
- Anorexia - Hiperfagia - Syok
- Nadi dan tekanan - Hipersomnia kardiovaskuler
darah meningkat - Bingung - Koma
- Sakit kepala - Iritabel - kematian
- Nyeri otak

4. Faktor Pendukung terjadinyan Gangguan Penggunaan Zat Adiktif


1) Faktor bilogis
- Genetik
- Metabolik
- Infeksi organ otak
- Penyakit kronis: kanker, asam
2) Faktor psikologis
- Tipe kepribadian (dependen, depresi, cemas)
- Harga diri menurun
- Disfungsi keluarga

6
- Perasaan tidak aman
- Cara mengatasi masalah yang menyimpang
- Krisis identitas
- Rasa bermusuhan dengan keluarga/orang tua
3) Faktor sosiokultural
- Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan zat seperti
tembakau, nikotin, ganja dan alkohol
- Budaya: upacara adat
- Lingkungan: rumah dan teman
- Persepsi dan penerimaan masyarakat
- Remaja yang lari dari rumah
- Persimpangan seksual usia dini
- Perilaku kriminal
- Keyakinan terhadap agama yang kurang

7
5. Rentang Respon Penggunaan Zat Adiktif

Rentang Gangguan
Penyalahgunaan Zat Adiktif

Respon Adiktif Respon Meladaptif

Ekspresi mental Rekreasional Ketergantungan


Coba-coba Untuk rekreasi Berat
Ketergantungan
fisik dan
psikologis

Situasional Penyalahgunaan
Mempunyai Cukup patologis
tujuan individu, Rutinitas
contoh untuk Minimal 1 bln
mengatasi stress Penyimpangan
perilaku

6. Tahap-tahap Therapy dan Rehabilitasi


1) Initial
- Berlangsung 1-3 hari di RSU atau RSJ
- Pengkajian status psikiartik
- Penanganan komplikasi medik
- Penanganan intoksikasi
- Perencanaan terapi individual
2) Detioksikasi dan terapi komplikasi medik
- Berlangsung 1-3 minggu
- Dilepas dari ketergantungan secara bertahap

8
- Dirawat di RSU atau RSJ
3) Stabilitasi
- Berlansung 3-9 bulan
- Pemantapan keagamaan, fisik, mental, sosial edukasional,
kultural dan vokasional
4) Persiapan kembali ke masyarakat
- Berlangsung 3-12 bulan
- Adanya bimbingan secara langsung atau tidak langsung
5) Resosialisasi
- Berlangsung 3 tahun
- Mampu mengembangkan kehidupan yang berarti

7. Skema/ Pohon Masalah

Gangguan proses Kerusakan interaksi


pikir sosial

Gangguan
sensori-sensori

Mekanisme koping tidak efektif:


Tidak mampu mengatasi keinginan
menggunakan zat

8. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan sensori
persepsi.
2) Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan
sensori persepsi.
3) Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan mekanisme
koping tidak efektif

9
B. Konsep Keperawatan
Intervensi
Diagnosa keperawatan
1. Koping individu tidak eefektif
Tujuan
Tupan
Pasien mampu mengatakan mekanisme koping adaptif yang digunakan
sebagai pengganti penyalahgunaan zat dalam berespons terhadap stress
saat pulang
Tupen
Pasien dapat mengekspresikan perasaan yang sebenarnya yang
dihubungkan dengan penggunaan zat sebagai metode kopingnya dalam
menghadapi stress.
Intervensi
- Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan dan
ansietasnya.
- Berikan penguatan positif untuk menunjukan kepuasan secara tepat.
- Bantu pasien untuk menjadi semandiri mungkin dalam perawatan
diri.
Rasional
- Hubungan terapeutik perawat dan pasien di bangun atas dasar
saling percaya.
- Mengungkapkan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak
mengancam akan menolong pasien untuk sampai pada akhir dari
penyelesaian persoalan.
- Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan mendorong
pasien untuk mengulang perilaku yang positif.
- Pengambilan keputusan yang dilakukan mandiri dan penggunaan
keterampilan penyelesaian masalah secara efektif.

10
2. Diagnosa keperawatan
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tupan
Pasien tidak memperlihatkan tanda atau gejala malnutrisi saat pulang
Tupen
Pasien akan mencapai pertambahan 0,9 kg 7 hari kemudian
Intervensi
- Melalui kerjasama dengan ahli gizi
- Catat secara ketat masukan, pengeluaran dan jumlah kalori
- Timbang berat badan pasien setiap hari
- Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai dengan terapi
pengobatan
Rasional
- Untuk memberikan nutrisi yang adekuat dan pertambahan berat
badan yang realistis
- Untuk membuat pengkajian nutrisi yang akurat dan
mempertahankan keamanan pasien
- Untuk meningkatkan status nutrisi
3. Gangguan harga diri
Tupan
Pasien akan menerima tanggung jawab atas kegagalan pribadinya.
Tupen
Pasien akan memperlihatkan peningkatan harga diri saat pulang, yang
ditujukan melalui ekspresi verbal pasien tentang aspek-aspek positif
dirinya.
Intervensi
- Terima pasien dengan segala negativismenya
- Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kelompok

11
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi bagian-bagian dirinya yang
ingin ia ubah dan bantu usaha pasien melalui pemecahan masalah.
Rasional
- Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri
seseorang
- Dari kegiatan kelompok ini pasien akan menerima umpan balik
positif dan dukungan dari teman-teman sekelompok.
- Harga diri yang rendah akan mempengaruhi persepsi pasien tentang
kemampuannya menyelesaikan masalah.
4. Kurangnya pengetahuan akibat dari efek penyalahgunaan zat
Tupan
Pasien dapat mengatakan pentingnya menjauhkan diri dari penggunaan
zat agar dapat mempertahankan kesehatan yang optimal saat pulang.
Tupen
Pasien dapat mengatakan efek penggunaan zat terhadap tubuh yang
diikuti dengan implementasi rencana pengajaran.
Intervensi
- Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang efek zat terhadap tubuh
- Kaji tingkat ansietas dan kesiapan pasien untuk belajar
- Berikan umpan balik untuk meningkatkan partisipasi dan juga
mendemonstrasikan secara akurat penambahan pengetahuan
Rasional
- Pengkajian dasar terhadap tingkat pengetahuan pasien dibutuhkan
agar dapat dikembangkan rencana pengajaran yang tepat untuk
pasien
- Pengajaran tidak diberikan bila pasien sedang berada di atas tingkat
ansietas sedang
- Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong
pengulangan perilaku yang di terima.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identias klien
b. Identitas penangung jawab
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan lalu
- Sejak kapan penyakit ini muncul?
- Apakah pernah di rawat di RS karena penyakit yang sama?
- Apakah pernah menderita penyakit lain?
c. Riwayat kesehatan keluarga
- Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita sama
dengan klien?
- Apakah ada yang menderita penyakit keturunan
3. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
- Bagaimana kebiasaan makan dan minum klien?
- Bagaimana berat badan klien?
- Apakah pasien anorexia?
b. Pola eliminasi
- Apakah ada gangguan miksi atau buang air besar?
- Bagaimana perubahan pada distensi abdomen?
c. Pola istirahat tidur
- Apakah klien merasakan lelah, lemah atau lesu?

13
- Apakah terjadi perubahan pada istirahat dan jam tidur siang
dan malam hari?
- Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi tidur?
d. Pola aktivitas
- Adakah keterbatasan partisipasi dalam hobi/latihan?
- Adakah penurunan aktivitas?
- Bagaimana gaya hidup klien
e. Personal hygiene
- Barapa kali klien mandi dalam sehari?
- Adakah kesulitan dalam melakukan perawatan diri?
f. Kebutuhan spiritual
- Bagaimana hubungan klien dengan Tuhan?
- Bagaimana pola ibadah klien?
g. Kebutuhan psikologis
- Adakah rasa cemas dan takut?
- Bagaimana mekanisme yang digunakan?
h. Pemeriksaan fisik

Intervensi
Diagnosa keperawatan
1. Koping individu tidak eefektif
Intervensi
- Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan dan
ansietasnya.
- Berikan penguatan positif untuk menunjukan kepuasan secara tepat.
- Bantu pasien untuk menjadi semandiri mungkin dalam perawatan
diri.

14
Rasional
- Hubungan terapeutik perawat dan pasien di bangun atas dasar
saling percaya.
- Mengungkapkan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak
mengancam akan menolong pasien untuk sampai pada akhir dari
penyelesaian persoalan.
- Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan mendorong
pasien untuk mengulang perilaku yang positif.
- Pengambilan keputusan yang dilakukan mandiri dan penggunaan
keterampilan penyelesaian masalah secara efektif.
2. Diagnosa keperawatan
Intervensi
- Melalui kerjasama dengan ahli gizi
- Catat secara ketat masukan, pengeluaran dan jumlah kalori
- Timbang berat badan pasien setiap hari
- Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai dengan terapi
pengobatan
Rasional
- Untuk memberikan nutrisi yang adekuat dan pertambahan berat
badan yang realistis
- Untuk membuat pengkajian nutrisi yang akurat dan
mempertahankan keamanan pasien
- Untuk meningkatkan status nutrisi
3. Gangguan harga diri
Intervensi
- Terima pasien dengan segala negativismenya
- Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kelompok
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi bagian-bagian dirinya yang
ingin ia ubah dan bantu usaha pasien melalui pemecahan masalah.

15
Rasional
- Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri
seseorang
- Dari kegiatan kelompok ini pasien akan menerima umpan balik
positif dan dukungan dari teman-teman sekelompok.
- Harga diri yang rendah akan mempengaruhi persepsi pasien tentang
kemampuannya menyelesaikan masalah.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari Asuhan keperawatan pada klien dapat
mengetahui jenis-jenis zat adiktif, penggolongan, tanda dan gejala,
faktor pendukung terjadinya penggunaan zat adiktif, tahap therapy dan
rehabilitasi. Selain itu jug, dapat mempelajari dan mengetahui
masalah-masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien
berikut rencana dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan masalah keperawayan yang ada dengan hasil maksimal.

B. Saran
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan, hendaknya
memandang klien sebagai manusia seutuhnya berdasarkan bio-psiko-
sosial dan spiritual. Dan sebaiknya memperhatikan kebutuhan-
kebutuhan klien, memberikan penjelasan dan bimbingan kesehatan
baik klien maupun anggota keluarganya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Townsend. C. Mary. 1998. "Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan


Psikiatri. Edisi 3". EGC: Jakarta

18

You might also like