You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR AKTIFITAS DAN

LATIHAN

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN


DASAR 1
PEMBIMBING : IBU NETI MUSTIKAWATI,M.KEP.,NS.,SP.Kep.An

DISUSUN OLEH:

1. ADI GUNAWAN (17.1289.S)


2. DEWI SOLEKHA (17.1307.S)
3. DYAH PRATIWI (17.1315.S)
4. RISMA SAFITRI (17.1382.S)
5. YOGIE P AL HAKIM (17.1407.S)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


Daftar isi
BAB I................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ...............................................................................1


B. TUJUAN ................................................................................................
TUJUAN UMUM....................................................................................
TUJUAN KHUSUS..................................................................................

BAB II.................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI ...............................................................................................

A.PENGERTIAN..................................................................................................3

B.TINJAUAN ANATOMI DAN FISIOLOGI.............................................................3

C.TANDA DAN GEJALA YANG MUNCUL.............................................................3

BAB III.................................................................................................................

ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................5

BAB IV................................................................................................................

SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pola aktivitas dan latihan adalah rutinitas latihan,aktivitas,waktu luang, dan rekreasi yang
dilakukan seseorang. Pola tersebut terdiri atas (a) aktifitas kehidupan sehari hari (ADL) yang
memerlukan pengeluaran energi seperti higiene, memasak, berbelanja,makan,bekerja, dan
merawat rumah dan (b) tipe,kualitas , dan kuantitas latihan termasuk olah raga.

Mobilitas, kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah, berirama, dan ter arah
dilingkungan, adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan.individu harus bergerak
untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.mobilitas
amat penting bagi kemandirian; individu yang tidak mampu bergerak secara total sama
rentan dan bergantungnya seorang bayi. Masyarakat seringkali mendevinisikan kesehatan
dan kebugaran fisik mereka berdasarkan aktifitas mereka karena kesejahteraan mental dan
efektifitas fungsi tubuh sangat bergantung pada status mobilitas mereka. Misalnya
seseorang berdiri tegak, paru lebih mudah untuk mengembang aktifitas usus (paristaltik)
menjadi lebih efektif, dan ginjal mampu mengosongkan kemih secara komplet. Selain itu,
pergerakan sangat penting agar tulang dan otot berfungsi sebagai mana mestinya.

Kemampuan untuk bergerak juga mempengaruhi harga diri dan citra tubuh. Bagi sebagian
besar orang, harga diri bergantung pada rasa kemandirian dan perasaan berguna atau
merasa dibutuhkan. Orang yang mengalami gangguan mobilitas dapat merasa tidak
berdaya dan membebani orang lain. Citra tubuh dapat terganggu akibat paralisis, amputasi,
atau kerusakan motorik lainnya reaksi orang lain terhadap gangguan mobilitas dapat juga
mengubah atau mengganggu harga diri atau citra tubuh secara bermakna.

B.TUJUAN
a. Tujuan Umum

makalah ini bertujuan agar pembaca memahami seberapa pentingnya konsep dan
prinsip kebutuhan aktifitas dan latihan

b. Tujuan Khusus

- menguraikan empat elemen dasar pada pergerakan normal

- faktor yang mempengaruhi mobilitas

-pengertian latihan dan aktifitas

-tujuan latihan dan aktifitas


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.PENGERTIAN

Pergerakan normal dan stabilitas adalah hasil kerja dari sistem muskoleskeletal yang utuh,
sistem saraf yang utuh, dan struktur telingan bagian dalam yang utuh yang bertanggung
jawab untuk keseimbangan. (fundamental keperawatan 2002)

Pergerakan tubuh memerlukan aktifitas otot yang terkoordinasi dan integrasi neurologis.
Pergerakan tubuh melibatkan empat elemen dasar: Kesejajaran tubuh (postur), pergerakan
sendi keseimbangan dan gerakan terkoordinasi (fundamental keperawatan 2002)

Aktifitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi dan menghasilkan manfaat kesehatan yang progresif. (fundamental
keperawatan 2002)

Latihan adalah sebuah tipe aktifitas fisik yang didefinisikan sebagai pergerakan tubuh
secara terencana, terstruktur, dan berulang yang dilakukan untuk memperbaiki atau
mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik . (fundamental keperawatan
2002)

Aktifitas dan latihan adalah gerak fisik yang mencakup keseimbangan,kesejajaran tubuh
(postur) , pergerakan sendi keseimbangan dan gerakan terkoordinasi.

B.TINJAUAN ANATOMI DAN FISIOLOGI

Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari
tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang
memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti
atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal
lainnya.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara pergerakan dan
fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain
itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan
meningkatkan selera makan orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila
seseorang tidak dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat
membuat otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.

Latihan rentang gerak


- Sendi leher , termasuk dalam tipe sendi pifotal (putar) adapun tipe gerakanya
meliputi:
fleksi:Menggerakkan dagu menempel ke dada
Ekstensi:mengembalikan kepala ke posisi tegak
Hiperekstensi ; menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
Fleksilateral: memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu
Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin kedalam gerakan sirkuler
- Sendi bahu , termasuk dalam tipe sendi ball and socket adapun tipe gerakanya
meliputi :
Fleksi: menaikkan lengan dari posisi samping tubuh kedepan ke posisi diatas
kepala
Ekstensi : mengembalikan lengan diposisi samping tubuh
Hiperekstensi : menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus
Abduksi : menaikkan lengan keposisi samping diatas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala
Adduksi:menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin
rotasi dalam : dengan siku fleksi memutar bahu dengan menggerakkan lengan
sampai ibu jari menghadap kedalam dan kebelakang
rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu jari keatas dan
kesamping kepala
sirkonduksi (menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh) ; menggerakkan
kombinasi semua gerakan sendi ball and socket
- Sendi siku , termasuk dalam tipe sendi hinge
Fleksi ; menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak kedepan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu
- Lengan bawah , termasuk dalam sendi pifotal (putar)
Supilasi: memutar lengan bawahdan tangan sehingga telapak tangan menghadap
ke atas
Pronasi: memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah
- Pergerakan tangan , termasuk dalam sendi kondiloid
Fleksi ; menggerakkan telapak tangan kesisi bagian dalam lengan bawah
Ekstensi : menggerakkan jari jari sehingga jari,tangan,dan lengan bawah berada
dalam arah yang sama
Hiperekstensi: membawa permukaan tangan dorsal kebelakang secara mungkin
Abduksi (fleksi radial) : menekuk pergelangan tangan miring atau medial ke ibu jari
Adduksi (fleksi ulnar0 : menekuk pergelangan tangan miring (leteral kearah 5 jari)
- Jari jari tangan, termasuk dalam tipe sendi condyloid hinge
Fleksi: membuat genggaman
Ekstensi: meluruskan jari tangan
Hiperekstensi ; menggenggan jari tangan ke belakan sejauh mungkin
Abduksi ; menggerakkan jari jari tangan yang satu dengan yang lain
Adduksi; menerapkan kembali jari jari tangan
- Ibu jari termasuk dalam tipe sendi pelana
Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan
Ekstensi menggerakkan ibu jari lurus menjauhi tangan
Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping (biasanya dilakukan ketika jari jari
tangan berada adduksi abduksi)
Adduksi : menggerakkan ibu jari kedepan tangan
Oposisi : menyatukan ibu jari kesetiap jarijari tangan pada tangan yang sama
- Pinggul termasuk dalam tipe sendi ball and socket
Fleksi ; menggerakkan tungkai kedepan dan keatas
Ekstensi : menggerakkan kembali kesamping tungkai yang lain
Hiperekstensi : menggerakkan tungkai kebelakang tubuh
Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh
Addukai : menggerakkan tungkai kembali ke posisi medial dan melebihi jik
mungkin
Rotasi dalam: memutar tungkai dan kaki ke arah tungkai lain
Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain
Sirkumduksi :menggerakkan tungkai melingkar
- Lutut termasuk dalam tipe sendi hinge
Fleksi : menggerakkan tumit kearah belakang paha
Ekstensi : membalikan tungkai ke lantai
- Mata kaki termasuk dalam tipe sendi hinge
Dorsifleksi: menggerakkan kaki sehingga jari jari kaki menekuk ke atas
Plantarfleksi; menggerakkan kaki sehingga jari jari kaki menekuk ke bawah
- Kaki termasuk dalam tipe sendi gliding
Inversi memutar telapak kaki kesamping dalam (media)
Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar (leteral)
- Jari jari kaki termasuk dalam tipe sendi condyloid
Fleksi ; melengkungkan jari jari kebawah
Ekstensi :meluruskan jari jari kaki
Abdkuksi ; menggerakkan jari jari kaki stu dengan yang lain
Adduksi: meratapkan kembali bersama sama

C. TANDA GEJALA YANG MUNCUL

a. Hambatan mobilitas di tempat tidur


-nyeri

-obesitas

-gangguan muskuloskeletal

-fisik tidak bugar

-kekuatan otot tidak memadai

-keterbatasan lingkungan

-kurang pengetahuan tentang strategi mobilitas

b. Hambatan mobilitas fisik


-kaku sendi

-depresi

-gaya hidup kurang gerak

-fisik tidak bugar

-nyeri

-penurunan kekuatan otot

-penurunan ketahanan tubuh

-Penurunan masa otot


c.Hambatan mobilitas berkursi roda
-fisik tidak bugar

-nyeri

-obesitas

-Gangguan mood

-gangguan pengelihatan

d.Hambatan duduk
-nyeri kekurangan energi

-keterbatasan ketahanan tubuh

-postur yang menyembunyikan diri

-gangguan psikologis

e.Hambatan berdiri
-nyeri

-obesitas

-gangguan emosi

-kekurangan energi

-postur yang dianjurkan

-keterbatasan ketahanan tubuh

f.Hambatan berjalan
-nyeri

-obesitas

-takut jatuh

-kekuatan otot tidak memadahi

-gangguan mood
-gangguan keseimbangan

g.Hambatan kemampuan berpindah

-nyeri

-obesitas

-gangguan pengelihatan

-fisik tidak bugar

-kurang berpengetahuan tentang tekhnik berpindah

D.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

a) Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan


aktivitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b) Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan
aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c) Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.
d) Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
e) Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan
kekuatan dan stamina, Depresi mood dan cemas
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

i. Pengkajian
1. identitas pasien
Nama : Nyonya A
Umur : 34 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan :-
Pekerjaan :wiraswasta
Suku bangsa : jawa
Alamat : jl.madura no 32
Tanggal masuk : senin 11 September 2017 pukul 06.00
Tanggal pengkajian : senin 11 September 2017 pukul 06.30
NO registrasi : 155667
Diagnosa Medis : fraktur
2. identitas penanggung jawab
Nama : Tn S
Umur : 39 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : laki laki
Hubungan dengan pasien : suami pasien
Alamat : jl.madura no 32
ii. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT
NANDA
1. nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen
tulang,edema,cedera jaringan lunak,pemasangan traksi
2. ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke
jaringan
3. kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen,kawat,sekerup)
4. hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular ,nyeri,terapi
restriktif (imobilisasi)
5. resiko inveksi b.d trauma, imunitas tubuh primer menurun,prosedur
invasive (pemasangan traksi)

6. resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume darah akibat trauma


(fraktur)

ii. RENCANA KEGIATAN DAN IMPLEMENTASI

prinsip penanganan fraktur meliputi :


1. Reduksi
Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajaranya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup, mengembalikan
fragmen tulang ke posisinya (ujung ujungnya saling berhubungan)
dengan manipulasi dan traksi manual . alat yang digunakan biasanya
traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi terbuka, dengan
pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk
pin,kawat,sekrup,plat,paku.

2. Imobilisasi
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna
mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler
selalu dipantau meliputi peredaran darah , nyeri, perabaan,
gerakan.perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk
penyatuan tulang yang mengalami fraktur adalah sekitar 3 bulan.
pemeriksaan penunjang :
1. X-ray menentukan lokasi luasnya fraktur
2. Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan
jaringan lunak
3. Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap : hemokonsentrasi mungkin meningkat mungkin menurun
pada pendarahan ; peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Kretinin : trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
6. Profil koagulasi ; perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau
cedera hati

iii. EVALUASI

1. Meningkatkan masukan cairan


2. Dianjurkan untuk diet lunak terlebih dahulu
3. Dianjurkan untuk istirahat yang adekuat
4. Control sesuai jadwal
5. Minum obat seperti yang diresepkan dan segera periksa jika ada
keluhan
6. Menjaga masukan nutrisi yang seimbang
7. Aktifitas sedang dapat dilakukan untuk mencegah keletihan
karena mengalami kesulitan bernafas
8. Dihindarkan dari trauma ulang
BAB IV

PENUTUP DAN SARAN


A.PENUTUP

Aktifitas dan latihan sangat diperlukan oleh tubuh manusia, untuk peregangan otot
salah atunya. Dan supaya tubuh selalu bugar dan segar tidak mudah letih lesu maupun
lunglai.bukan hanya itu aktifitas juga berpengaruh pada pola hidup seseorang. Jika
seseorang itu sering berolahraga ataupun bergerak maka resiko penyakit dapat dikatakan
minim terjadi, akibatnya tubuh seseorang itu akan selalu terlihat sehat. Yang menjadikan
seseorang sehat jasmani adalah ketika seseorang itu dapat mengatur pola hidupnya sendiri
dengan cara mengatur olahraganya.

B.SARAN

Setiap individu harus bisa menjaga pola hidup sehatnya dengan berolahraga karen
itu menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang sehat. Seorang perawat harus bisa
membantu kliennya untuk melakukan gerak dan aktifitasnya siapa tau itu menjadi salah satu
cara mengobati klien. Dengan demikian aktifitas dan latihan sangat berguna bagi seorang
individu.
NO. Hari/Tgl/Jam No. DX Implementasi Evaluasi
1. Senin, 11/9/17 1 Kaji keadaan S. Pasien
06.30-07.00 pasien menyatakan
masih nyeri

O. Pasien
masih sukar
susah
bergerak dan
nyeri
2. Senin, 11/9/17 1 Memasang alat S. Pasien
08.30-09.00 fiksasi interna masih
dalam bentuk pin merasakan
nyeri karena
kakinya baru
dipasang pin

O. Pasien
masih
merasakan
nyeri
3. Kamis, 14/9/17 Ajarkan kepada S. Pasien
06.30-07.00 pasien teknik bias berjalan
berjalan sedikit demi
menggunakan sedikit
kruk walaupun
terasa nyeri

O. Pasien
bias berjalan
2 langkah
DAFTAR PUSTAKA
Aminhardikusuma, 2015,asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis & NANDA,

COZIER,2002, fundamental keperawatan,

You might also like