Professional Documents
Culture Documents
LATIHAN
DISUSUN OLEH:
BAB II.................................................................................................................3
A.PENGERTIAN..................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................5
BAB IV................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pola aktivitas dan latihan adalah rutinitas latihan,aktivitas,waktu luang, dan rekreasi yang
dilakukan seseorang. Pola tersebut terdiri atas (a) aktifitas kehidupan sehari hari (ADL) yang
memerlukan pengeluaran energi seperti higiene, memasak, berbelanja,makan,bekerja, dan
merawat rumah dan (b) tipe,kualitas , dan kuantitas latihan termasuk olah raga.
Mobilitas, kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah, berirama, dan ter arah
dilingkungan, adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan.individu harus bergerak
untuk melindungi diri dari trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.mobilitas
amat penting bagi kemandirian; individu yang tidak mampu bergerak secara total sama
rentan dan bergantungnya seorang bayi. Masyarakat seringkali mendevinisikan kesehatan
dan kebugaran fisik mereka berdasarkan aktifitas mereka karena kesejahteraan mental dan
efektifitas fungsi tubuh sangat bergantung pada status mobilitas mereka. Misalnya
seseorang berdiri tegak, paru lebih mudah untuk mengembang aktifitas usus (paristaltik)
menjadi lebih efektif, dan ginjal mampu mengosongkan kemih secara komplet. Selain itu,
pergerakan sangat penting agar tulang dan otot berfungsi sebagai mana mestinya.
Kemampuan untuk bergerak juga mempengaruhi harga diri dan citra tubuh. Bagi sebagian
besar orang, harga diri bergantung pada rasa kemandirian dan perasaan berguna atau
merasa dibutuhkan. Orang yang mengalami gangguan mobilitas dapat merasa tidak
berdaya dan membebani orang lain. Citra tubuh dapat terganggu akibat paralisis, amputasi,
atau kerusakan motorik lainnya reaksi orang lain terhadap gangguan mobilitas dapat juga
mengubah atau mengganggu harga diri atau citra tubuh secara bermakna.
B.TUJUAN
a. Tujuan Umum
makalah ini bertujuan agar pembaca memahami seberapa pentingnya konsep dan
prinsip kebutuhan aktifitas dan latihan
b. Tujuan Khusus
Pergerakan normal dan stabilitas adalah hasil kerja dari sistem muskoleskeletal yang utuh,
sistem saraf yang utuh, dan struktur telingan bagian dalam yang utuh yang bertanggung
jawab untuk keseimbangan. (fundamental keperawatan 2002)
Pergerakan tubuh memerlukan aktifitas otot yang terkoordinasi dan integrasi neurologis.
Pergerakan tubuh melibatkan empat elemen dasar: Kesejajaran tubuh (postur), pergerakan
sendi keseimbangan dan gerakan terkoordinasi (fundamental keperawatan 2002)
Aktifitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi dan menghasilkan manfaat kesehatan yang progresif. (fundamental
keperawatan 2002)
Latihan adalah sebuah tipe aktifitas fisik yang didefinisikan sebagai pergerakan tubuh
secara terencana, terstruktur, dan berulang yang dilakukan untuk memperbaiki atau
mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik . (fundamental keperawatan
2002)
Aktifitas dan latihan adalah gerak fisik yang mencakup keseimbangan,kesejajaran tubuh
(postur) , pergerakan sendi keseimbangan dan gerakan terkoordinasi.
Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari
tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas
dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang
memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti
atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal
lainnya.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara pergerakan dan
fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain
itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan
meningkatkan selera makan orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila
seseorang tidak dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat
membuat otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.
-obesitas
-gangguan muskuloskeletal
-keterbatasan lingkungan
-depresi
-nyeri
-nyeri
-obesitas
-Gangguan mood
-gangguan pengelihatan
d.Hambatan duduk
-nyeri kekurangan energi
-gangguan psikologis
e.Hambatan berdiri
-nyeri
-obesitas
-gangguan emosi
-kekurangan energi
f.Hambatan berjalan
-nyeri
-obesitas
-takut jatuh
-gangguan mood
-gangguan keseimbangan
-nyeri
-obesitas
-gangguan pengelihatan
i. Pengkajian
1. identitas pasien
Nama : Nyonya A
Umur : 34 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : perempuan
Status : menikah
Pendidikan :-
Pekerjaan :wiraswasta
Suku bangsa : jawa
Alamat : jl.madura no 32
Tanggal masuk : senin 11 September 2017 pukul 06.00
Tanggal pengkajian : senin 11 September 2017 pukul 06.30
NO registrasi : 155667
Diagnosa Medis : fraktur
2. identitas penanggung jawab
Nama : Tn S
Umur : 39 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : laki laki
Hubungan dengan pasien : suami pasien
Alamat : jl.madura no 32
ii. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT
NANDA
1. nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen
tulang,edema,cedera jaringan lunak,pemasangan traksi
2. ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke
jaringan
3. kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen,kawat,sekerup)
4. hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular ,nyeri,terapi
restriktif (imobilisasi)
5. resiko inveksi b.d trauma, imunitas tubuh primer menurun,prosedur
invasive (pemasangan traksi)
2. Imobilisasi
Imobilisasi dapat dilakukan dengan metode eksterna dan interna
mempertahankan dan mengembalikan fungsi status neurovaskuler
selalu dipantau meliputi peredaran darah , nyeri, perabaan,
gerakan.perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan untuk
penyatuan tulang yang mengalami fraktur adalah sekitar 3 bulan.
pemeriksaan penunjang :
1. X-ray menentukan lokasi luasnya fraktur
2. Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan
jaringan lunak
3. Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap : hemokonsentrasi mungkin meningkat mungkin menurun
pada pendarahan ; peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Kretinin : trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal
6. Profil koagulasi ; perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi atau
cedera hati
iii. EVALUASI
Aktifitas dan latihan sangat diperlukan oleh tubuh manusia, untuk peregangan otot
salah atunya. Dan supaya tubuh selalu bugar dan segar tidak mudah letih lesu maupun
lunglai.bukan hanya itu aktifitas juga berpengaruh pada pola hidup seseorang. Jika
seseorang itu sering berolahraga ataupun bergerak maka resiko penyakit dapat dikatakan
minim terjadi, akibatnya tubuh seseorang itu akan selalu terlihat sehat. Yang menjadikan
seseorang sehat jasmani adalah ketika seseorang itu dapat mengatur pola hidupnya sendiri
dengan cara mengatur olahraganya.
B.SARAN
Setiap individu harus bisa menjaga pola hidup sehatnya dengan berolahraga karen
itu menjadi suatu keharusan bagi seseorang yang sehat. Seorang perawat harus bisa
membantu kliennya untuk melakukan gerak dan aktifitasnya siapa tau itu menjadi salah satu
cara mengobati klien. Dengan demikian aktifitas dan latihan sangat berguna bagi seorang
individu.
NO. Hari/Tgl/Jam No. DX Implementasi Evaluasi
1. Senin, 11/9/17 1 Kaji keadaan S. Pasien
06.30-07.00 pasien menyatakan
masih nyeri
O. Pasien
masih sukar
susah
bergerak dan
nyeri
2. Senin, 11/9/17 1 Memasang alat S. Pasien
08.30-09.00 fiksasi interna masih
dalam bentuk pin merasakan
nyeri karena
kakinya baru
dipasang pin
O. Pasien
masih
merasakan
nyeri
3. Kamis, 14/9/17 Ajarkan kepada S. Pasien
06.30-07.00 pasien teknik bias berjalan
berjalan sedikit demi
menggunakan sedikit
kruk walaupun
terasa nyeri
O. Pasien
bias berjalan
2 langkah
DAFTAR PUSTAKA
Aminhardikusuma, 2015,asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis & NANDA,