Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah
kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang
Online, kbbi.web.id).
16
17
terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,
remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi
2010).
karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi
emosionalnya.
f) Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
2. Mahasiswa Kos
per bulan atau per tahun). Selain itu, menurut dinas perumahan propinsi
dan pelajar yang berasal dari luar kota atau luar daerah. Namun tidak
sedikit pula Kos ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki
rumah (Wikipedia,2017).
20
yang bekerja dikantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar
periode remaja dan dewasa muda. Mahasiswa yang tinggal di kos pada
bahwa remaja suka sekali jajan makanan ringan, terutama kue-kue yang
memiliki kebiasaan makan yang baik agar status gizinya juga baik dan
dini dan akan terbawa sampai wktu yang akan datang (Lestari, 2013 dalam
Sarimah, 2016).
Secara garis besar, sudah pasti bahwa kehidupan mahasiswa kost pada
tinggal di rumah sendiri. Hal tersebut didasari oleh peran orang tua yang
dialami mahasiswa kost tidak lebih besar dibanding peran orang tua yang
Pola hidup yang lebih keras juga lebih sering di alami oleh mahasiswa
kost. Mahasiswa kost dituntut agar lebih mandiri, hemat dan disiplin
lumayan jauh dari kampus atau jam malam yang sudah di atur oleh orang
1. Prestasi
juga. Akan tetapi ada salah satu faktor yang sangat mendukung agar
kita dapat berprestasi, yaitu pola hidup. Pola hidup yang lebih teratur
berprestasi
2. Teman
yang tinggal di rumah. Hal ini didukung oleh kebebasan tanpa kontrol
3. Karakter
mandiri juga secara tidak langsung tertanam dalam dirinya. Mulai dari
kegiatan.
mempunyai sisi yang baik bagi mahasiswa kost dan mahasiswa yang
lebih mandiri dan dapat memanajemen waktu serta keuangan dengan baik,
dalam hal makan, tidur, belajar, dan aktivitas lainnya. Beberapa dari
mahasiswa anak kost tidak tertib hidupnya karena tak tak lepas dari tidak
adanya peran orang tua atau wali secara langsung, salah satunya dalam hal
sebagai generasi penerus bangsa tidak luput dari aktifitas yang tinggi.
Aktifitas yang padat serta kehidupan sosial pada mahasiswa ini sangat
juga asupan gizi yang baik dan seimbang. Dalam pola makan sehari-hari
sering terlihat kebiasaan jadwal makan yang sering tidak teratur, seperti
terlambat makan atau menunda waktu makan bahkan tidak sarapan pagi
lama.
24
tubuh. Asupan gizi yang baik akan meningkatkan kerja otak sehingga
itu, dengan asupan gizi yang baik dapat memperkuat tubuh untuk melawan
kost yang biasanya rentan terhadap penyakit khususnya maag tipus, dll.
Hal ini dapat diminimalisir dari semua asupan gizi dari yang mereka
Saat ini, di kota- kota besar telah tersebar restoran fast food yang
utama makanan dan minuman cepat saji adalah masyarakat yang memiliki
makanan cepat saji tidak hanya untuk kebutuhan komsumsi tubuh setiap
oleh lingkungan sekitar seperti teman, gaya hidup dan juga ego dari
25
menyukai makanan yang cepat saji dan praktis, tanpa memikirkan asupan
kost yang memenuhi segala kebutuhan harus sendiri dan mandiri dalam
segala sesuatu, hal ini harus menuntut mahasiswa dapt membagi waktu
segala sesuatu yang serba cepat dan praktis sehingga lupa akan pentingnya
untuk sarapan pagi, bahkan sarapan pagi pun digabung dengan makan
siang, tentunya hal itu berdampak negatif pada tubuh dan mengganggu
26
apalagi disertai dengan asupan gizi yang baik sehingga tentunya dapat
kuliah. Pola makan yang teratur akan membuat tubuh cenderung lebih
pola makan sehari-hari serta asupan gizi yang mereka makan setiap
harinya. Pada saat mereka ingin makan, mereka harus berfikir harga dari
setiap makanan dan uang saku yang mereka punyai yang mana harus dapat
bertahan hingga satu bulan bagi mereka yang mendapat uang saku per
bulan, atau harus dapat bertahan satu minggu bagi mereka yang mendapat
murah dan terjangkau bagi saku para mahasiswa, prinsip dari mereka yaitu
kebersihan dari makanan yang mereka makan. Disaat uang saku mereka
menipis karena banyak kebutuhan yang lain atau telah akhir bulan mereka
lebih memilih makan seadanya saja, seperti mie instant, roti bahkan ada
yang hanya minum energen saja, atau sehari hanya makan satu kali. Hal
ini tentunya mereka mendapat asupan gizi yang tidak seimbang dan hal ini
penyakit.
dari makanan yang ia makan seperti di waung pinggir jalan, warteg, dll.
Mahasiswa yang bisa dikatakan “boros” lebih memilih tempat makan yang
cepat saji tanpa memperdulikan asupan gizi makanan yang makan serta
modern dan gaya hidup yang semakin maju, bahkan berpengaruh pada
harganya relatif mahal yang asupan giziya belum tentu seimbang dan baik
mau di makan yang kebanyakan fast food yang banyak bahan pengawet.
Mahasiswa makan di warung makan dengan harga yang relatiif murah dan
restoran jika awal bulan dengan uang saku yang masih banyak atau disaat
ada acara-acara tertentu dan hanya mengikuti teman serta ego mereka.
beberapa sumber terdapat kendala, antara lain fasilitas kos yang tidak
Dari berbagai masalah diatas yang timbul akibat pola makan yang
tidak teratur dan asupan gizi yang tidak seimbang maka ada beberapa
teratur dan asupan gizi seimbang bagi anak kost yaitu, pertama mahasiswa
dapat mengatur pola makan dengan pembagian waktu yang baik. Misalnya
mungkin dapat membeli makanan seperti roti gandum, roti tawar atau susu
29
yang dapat mengisi dan mengganjal perut maka dengan begitu maka pola
dan juga dapat memilih tempat makanan yang sekiranya memenuhi asupan
harus seimbang ada nasi, sayur, buah, lauk hewani dan lauk nabatinya.
Ketiga, mahasiswa tidak perlu gengsi ataupun mengikuti gaya hidup dan
yang tentunya memiliki harga yang relatif mahal dan belum tentu memiliki
asupan gizi yang baik dan sebagian besar mengandung bahan pengawet
Mahasiswa Jurusan gizi atau sebut saja mahasiswa Ilmu Gizi dituntut
intervensi gizi, dan banyak hal lainnya. dari usia anak baru lahir, anak tk,
yang kuliah di jurusan gizi akan mengetahui apakah tubuh mereka berada
dalam kondisi bugar. Selain itu mereka sangat paham mengenai pola gizi
seimbang, dan memiliki prinsip untuk selalu memantau berat badan ideal (
Resti, 2010).
Indonesia. Salah satu yang harus di pahami mahasiwa jurusan gizi adalah
sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
berbagai institusi atau kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi
zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk
31
tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan
Dan Mahasiswa jurusan gizi sudah dapat menerapkan pesan gizi seimbang
yang mana adalah konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi
dalam jenis, jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang
atau kelompok umur dan salah satunya mengenai banyak makan sayur dan
suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya, baik berupa
barang produksi, bahan makanan dan lainlain. Dalam penelitian ini, konsumsi
lebih dititik beratkan pada bahan makanan, khususnya konsumsi buah dan
makanan dan lainlain (KBBI, 2014). Dalam penelitian ini, konsumsi lebih di
titik beratkan pada bahan makanan, khususnya sayur dan buah. Jadi, perilaku
kebutuhan akan bahan makanan sayur dan buah agar kecukupan gizi individu
terpenuhi.
dan minuman yang berbeda yang di makan selama kurun waktu tertentu (
Farisa, 2012).
Dalam menentukan metode apa yang tepat digunakan pada sebuah studi,
Menurut (Cameron, 2012 dalam Fahrina, 2016) ada 4 jenis informasi yang
suatu kelompok
d. Kebiasaan asupan makanan atau gizi pada individu untuk konseling atau
menjadi konsusmsi tinggi, sedang, atau rendah. Untuk mengatasi masalah ini,
kesukaan makan, dan pemilihan makanan. Konsumsi zat gizi yang tidak
optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Bila konsumsi zat gizi selalu
sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan akan menderita gizi lebih dan
obesitas. Konsumsi zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
yang salah atau buruk selama remaja akan berlanjut sampai ia dewasa dan
Menurut Guthrie dalam Picciano dalam Farisa 2012, pada usia dewasa
makan orang tua, lebih banyak makan dan jajan di luar rumah. Mereka sering
seperti sayur dan buah. Banyak studi di perguruan tinggi dan universitas di
mengkonsumsi sayur dan buah sesuai anjuran (Lestari, 2013 dalam Sarimah,
2016).
akan mempengaruhi pola makan mereka. Pola makan sering tidak teratur,
sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang.
yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan
dan minuman yang berbeda yang di makan selama kurun waktu tertentu (
Farisa, 2012).
35
penilaian status gizi. Metode ini sangat khas dan penting untuk dikuasai oleh
konsumsi makanan banyak terjadi bias tentang hasil yang di peloreh. Hal ini
menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat, instrumen
dkk, 2012).
orang/masyarakat.
menentukan status gizi secara langsung hanya dapat dipakai sebagai bukti
1. Metode kualitatif
cara memperolehnya.
antara lain :
3. Metode telepon
2. Metode Kuantitatif
Terdiri atas :
presisi yang cukup tinggi bila dilakukan oleh orang yang ahli (Widajanti,
2009).
38
Pada penelitian yang akan dilakukan ini penilaian konsumsi makanan yang
berupa sayur dan buah. Yang di pilih adalah metode semiquantitatif food
kelompok pangan atau sumber-sumber pangan kaya zat gizi tertentu yang
diteliti. Akan tetapi, dalam perkembangannya banyak peneliti yang tidak puas
rumah tangga (URT) dan berat pangan dalam gram (g) sehingga metode ini
orang per hari tetapi juga dapat memperoleh hasil mengenai jumlah konsumsi
makanan per orang per hari (Widajanti, 2009). Dengan demikian, dapat
semiquantitatif FFQ.
ditulis berupa berapa kali perhari sehingga berapa kali per tahun, setelah itu
minggu, maka di bagi dengan 7 hari, bila data frekuensi dalam bulan , dibagi
dengan frekuensi 30 hari, bila data frekuensi dalam tahun, maka frekuensi
39
bahan makanan per orang per harinya kemudian dibandingkan dengan skor
(Widajanti, 2009).
FFQ) merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan dalam Survei
Konsumsi Gizi yang memiliki banyak kelebihan, yaitu cepat, murah, mudah
dalam jangka panjang dalam waktu yang relatif singkat. Langkah pertama
kebutuhan zat gizi yang diteliti serta kebiasaan makan masyarakat, sehingga
tidak perlu semua nama makanan masuk ke dalam kuesioner namun juga tidak
ada nama makanan yang tidak terekam di kuesioner karena terlewat didata. (
kelompok pangan lalu dibuat kategori respon berapa kali frekuensi yang ada
terhadap daftar nama makanan yang sudah dibuat. Frekuensi pangan yang
ditulis berupa berapa kali perhari hingga berapa kali per tahun, setelah itu
nilai. Katagori nilai atau skor yang biasa dipakai menurut Widajanti (2009)
dikonsumsi)= lebih dari 1 kali sehari (tiap kali makan), skor = 50; B (Sering
kurang dari 3 kali perminggu (1-2 kali perminggu), skor = 10; E (Jarang
dikonsumsi), skor = 0.
konsumsi maknan atau bahan makann per orang per hari. Contoh: sayur di
konsumsi satu kali dalam dua hari dari satu bulan dengan porsi sedang (70
gram), maka jumlah rata-rata konsumsi harian sebesar= (1 kalix2 hari)/30 hari
penelitian ini, yang ingin di ketahuo adalah jumlah konsumsi sayur dan buah,
maka katagori yang di ambil berdasarkan anjuran konsumsi sayur dan buah
menurut WHO yaitu 400 gram (5 porsi_) per orang per hari.
Makanan atau minuman yang ada pada daftar kuesioner adalah siring
dikonsumsi oleh responden, sehingga perlu di lakukan uci coba ter lebih
kuantitatif yang mengistimasi porsi per hari, minggu atau bulan . Dengan
zat gizi tertentu (Soraya, FKM UI, 2012). Untuk mengistimasi asupan gizi,
41
perkiraan ukuran porsi. Di Indonesia belum memiliki standar porsi yang baku,
tetapi terdapat daftar bahan makanan penukar yang dpaat digunakan sebagai
recall
42
asupan dalam kurun waktu yang diberikan, missal hari, minggu, bulan atau
kolom mengenai ukuran atau porsi, sehingga dapat diketahui berat makanan
yang dikonsumsi. Contoh FFQ semi kuantitatif dapat dilihat pada tabel 3.1
telur atau sebagai fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri. Sedangkan
tumbuhan yang dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur
adalah daun), batang (wortel adalah umbi batang), bunga (jantung pisang),
daun dan akar tanaman yang lunak dan dapat di konsumsi secara utuh, atau
Biasanya sayuran tidak lah cukup memenuhi kebutuhan gizi harian dan
tropis, Indonesia sangat kaya akan buah dan sayur. Oleh karena itu, patut
rendah dibandingkan Negara lain yang bukan penghasil buah dan sayur
(Putra, 2016).
Buah dan sayur merupakan salah satu bagian penting dalam diet yang
sehat. Mengkonsumsi buah dan sayur dengan porsi yang cukup dapat
buah dan sayur sebayak 400 gram per hari untuk mengurangi resiko
rekomendasi konsumsi buah dan sayur adalah 2 sampai 3 porsi untuk buah
overweight.
fisiologisnya, yaitu :
b. Buah non klimakterik, buah matang di pohon dan tidak dapat melalui
2012).
a. Warna hijau tua, seperti sayuran daun, sayuran kacang muda, beberapa
e. Warna putih, seperti lobak, kol putih, kembang kol, dat tauge
melon, papaya, rambutan, sawo dan sirsak merupakan contoh buah yang
Sedangkan jambu biji, merah garut, mangga matang, pisang raja dan
dan mineral pada buah dan sayur memang berbeda-beda, tidak saja
sendiri yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang berbeda, iklim, macam
mineral dalam produk buah dan sayur yang dihasilkan. Menurut Khomsan,
dkk (2008), buah dan sayur mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.
Ada dua alas an utama yang membuat konsumsi buah dan sayur penting
1. Buah dan sayur san gat kaya akan kandungan vitamin, mineral dan
vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi. Oleh karena itu, buah
kronis.
48
Jepang dan Korea lebih sedikit terkena kanker dan penyakit jantung
radikal bebas, anti kanker dan menetralkan kolesterol jahat. Selain itu,
dalam sayuran dan buah terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi
kesehatan pencernaan dan mikroflora usus, yaitu serat larut air dan tidak
larut air. Serat larut air dapat memperbaiki performa mikroflora usus
serat tidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat sebagai
Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat,
kandungan serat dalam buah dan sayur mampu menjerat lemak dalam
konsumsi serat kurang, maka proses tersebut tidak terjadi dan akan
2. Gangguan Penglihatan/Mata
3. Menurunkan Kekebalan
Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat
kanker, yang disebut insulin growth faktor (IGF). Serat dapat melekat
Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya serat tak
larut (tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang
(sulit buang air besar). Diet tinggi serat juga dimaksudkan untuk
serat yang cukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur
(Puspitasari, 2006).
buah sebanyak 400 gram setiap hari. Di Negara Indonesia konsumsi buah
dikonsumsi 3-5 porsi dalam sehari. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar
Kurang lebih setiap porsi buah atau sayur memiliki berat 80 gram.
yang dimaksud dengan 1 porsi sayur adalah mangkuk sayur segar atau ½
mangkuk sayur masak dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2
potong kecil buah atau 1 mangkuk buah irisan. Konsumsi sayur dan buah
dianggap ‘cukup’ apabila asupan sayur dan buah 5 porsi atau lebih per
hari. Sedangkan yang dianggap ‘kurang’ apabila asupan sayur dan buah
gram per orang per hari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua pertiga
dari jumlah anjuran konsumsi sayur dan buah tersebut adalah porsi sayur.
54
Menurut Soraya dan Windi (2016), Perilaku konsumsi sayur dan buah
pada remaja setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor besar. Pertama faktor
preferensi dan hambatan, Kedua, Faktor sosial yang terdiri dari dukungan
orang tua dan dukungan teman sebaya, Ketiga, Faktor Lingkungan Fisik
antara lain ketersediaan dan akses untuk sayur dan buah baik ketersediaan di
waktunya, dan terakhir faktor keterpaparan media Massa yaitu media cetak
Adapun faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor
1. Faktor sosial
Faktor lingkungan sosial yang mana baik itu lingkungan sosial rumah
maupun di luar rumah. Faktor yang paling berperan di dalam rumah antara
lain faktor dukungan orangtua terutama ibu karena perilaku pertama kali
rumah seperti teman sebaya yang mana pada usia remaja mereka lebih
55
makan remaja. Pada Penelitian Farisa, FKM UI, 2012. Terdapat hubungan
yang bermakna antara dukungan orang tua untuk konsumsi sayur dan
buah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Granner dan
Evans (2012). Umumnya, remaja mulai mengenal buah dan sayur dari
Jakarta Selatan tahun 2012 menunjukkan bahwa orang tua siswa dengan
kurang sebesar 34,9% ada hubungan signifikan antara kebiasaan orang tua
Dukungan orang tua dalam meningkatkan buah dan sayur meliputi antara
bermakna antara buah dan sayur yang dibawa ketempat sekolahnya atau
kampus dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja. Daro penelitian
buah dan sayur setiap hari adalah mereka yang membawa bekal sendiri
oleh orang tuannya berupa buah dan sayur. Membawa bekal adalah salah
56
orang tua akan mengurangi peluang anak untuk jajan diluar. Seperti yang
orang tua yang positif pula konsumsi sayur dan buah seseorang,
adanya hubungan teman sebaya terhadap konsumsi sayur dan buah dan
untuk bisa sama dengan teman-teman mereka dalam peer group dengan
keinginan untuk memakan lebih banyak buah, jus dan sayur, sedangkan
ketersediaan sayur dan buah maka semakin tinggi pula konsumsi sayur dan
buah. Penelitian Mandira dan Indrawani (2013) pada siswa di SMA Negeri
ketersediaan buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa.
Dalam hal ini ketersediaan sayur dan buah adalah ada atau tidaknya sayur
keluarga sangatlah penting. Menurut Bahria, dkk (2009) mutu gizi pangan
ekonomi yang tinggi. Demikian pula ketersediaan dan akses buah dan
sayur ditingkat rumah tangga sangat penting untuk konsumsi pada anak,
remaja dan dewasa. Disisi lain kurangnya atau terbatasnya pasokan buah
Fibrihirzani, 2012). Dalam hal ini, ketersediaan buah dan sayur adalah ada
bermakna antara ketersediaan buah dan sayur dengan konsumsi buah dan
yang bermakna dengan tingkat konsumsi buah dan sayur pada remaja.
konsumsi buah dan sayur bagi remaja, baik dirumah dan disekolah.
kampus sebagai bekal makanan. Selain itu, membuat buah dan sayur lebih
(Farisa, 2012).
ketersediaan buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur dirumah,
dirumah menjadi factor terpenting bagi konsumsi buah dan sayur bagi
buah dan sayur, took dilingkungan mereka tidak ada yang menjual buah
dan sayur.
massa mengenai gizi dan kesehatan. Media massa yang terdiri dari media
cetak dan media elektronik seperti Tv, Radio, Koran, majalah, booklet,
61
iklan di hp, dll. Keterpaparan media massa memiliki pengaruh yang besar
mengenai buah dan sayur dari berbagai media massa, seperti media
Farisa (2012), menonton televisi lebih dari 2 jam sehari pada remaja SMA
sayur. Hal tersebut terjadi karena terdapat kemungkinan buah dan sayur
remaja.
62
F. Kerangka Teori
Putra (2016), Perilaku konsumsi sayur dan buah pada remaja dipengaruhi oleh
empat faktor besar. Pertama faktor personal yang terdiri dari pengetahuan,
sosial yang terdiri dari dukungan orang tua dan dukungan teman sebaya,
Ketiga, Faktor Lingkungan Fisik antara lain ketersediaan dan akses untuk
sumber promosi untuk informasi mengenai makanan yang sehat dan bergizi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah dapat dilihat pada
Tidak Langsung