Professional Documents
Culture Documents
Asersi Manajemen- Menurut saya, asersi manajemen adalah suatu penyajian atau pelaporan
suatu akun oleh manajemen kedalam laporan keuangan, asersi manajemen sendiri terdiri atas
asersi manajemen yang eksplisit (tersurat) dan asersi manajemen yang implisit (tersirat).
Ketika manajemen akan melaporkan atau menyajikan suatu akun kedalam laporan keuangan,
maka manajemen akan membuat dua asersi, yaitu asersi eksplisit dan asersi implisit. untuk lebih
jelasnya kita umpamakan bahwa didalam laporan keuangan suatu perusahaan disajikan bahwa
terdapat hutang dagang sebesar Rp. 100.000, nah disini manajemen ketika akan menyajikan
atau melaporkan hutang dagang tersebut , manajemen akan membuat asersi eksplisit, seperti,
menghitung jumlah hutang dagang dengan benar, sebesar Rp. 100.000. Dan manajemen juga
akan membuat asersi implisit, seperti, memang benar hutang dagang yang dilaporkan atau
disajikan tersebut milik perusahaan
Berkaitan dengan asersi manajemen yang telah dijelaskan diatas, auditoruntuk memahami jenis
salah saji yang mungkin dapat terjadi didalam laporan keuangan perusahaan, auditor akan
menggunakan lima kategori asersi laporan keuangan yang telah diakui oleh ASB (Auditing
Standards Boards) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), sebagai berikut :
Kategori asersi laporan keuangan yang pertama adalah :
1. Keberadaan dan Keterjadian
Asersi ini meliputi aktiva yang memiliki bentuk fisik dan juga aktiva yang tidak memiliki bentuk
fisik, aktiva yang memiliki bentuk fisik seperti persediaan, sedangkan aktiva yang tidak memiliki
bentuk fisik seperti piutang. Untuk lebih jelasnya, saya ambil contoh diatas bahwa perusahaan
memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000, nah dari hutang dagang yang diklaim oleh
perusahaan tersebut, asersi keberadaan dan keterjadian ini berkaitan dengan apakah hutang
tersebut memang ada pada tanggal tertentu dan apakah pencatatan atas hutang terjadi selama
periode tertentu.
Untuk menjelaskan asersi ini, saya ambil lagi contoh sebelumnya bahwa perusahaan memiliki
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang
tersebut sudah meliputi semua hutang dagang yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan.
Saya ambil lagi contoh diatas bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000.
Menurut analisis saya, dengan adanya hutang tersebut maka perusahaan memiliki hak
penggunaan hutang dan memiliki kewajiban untuk membayar hutang dagang tersebut sebesar
Rp.100.000.
Untuk menjelaskan asersi ini, sekali lagi saya ambil contoh diatas bahwa perusahaan memiliki
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi penyajian dan pengungkapan ini berkaitan dengan
penggolongan, pengungkapan, dan penguraian, oleh karena itu, ketika perusahaan mengklaim
memiliki hutang dagang seperti yang dicontohkan, maka dalam laporan keuanganpun harus
digolongkan sebagai hutang jangka pendek, berbeda jika dhutang dagang tersebut digolongkan
sebagai hutang jangka panjang, maka akan terjadi salah saji.
4.1SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus
pengeluaran adalah 1). Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian. 2) melakukan
pembayaran – transaksi pengeluaran kas.
JURNAL
Debet Kredit Debet Kredit
Persediaan barang dagangan Hutang Usaha Kas
Aktiva Lainnya
Gambar 4-2 Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus
Pengeluaran
Rasio Rumus Signifikansi Audit
Jumlah Hari Rata-rata Hutang Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran
Perputaran Usaha ÷ Pembelian hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang
Hutang Usaha x 365 pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam
mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin
pendek periode dapat menunjukkan masalah
kelengkapan.
Harga pokok Harga Pokok jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama
Penjualan Penjualan ÷ dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah
terhadap Hutang Usaha kebijakan pembayarannya
Hutang Usaha
Hutang Hutang Usaha ÷ Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam
sebagai Total Aktiva membandingkannya dengan data industri. Penurunan
porsentase dari rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah
Total Akttiva kelengkapan.
Rasio Lancar Aktiva Lancar Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(Curient ÷ Kewajiban Lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya
Ratio) dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun
rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
(Quick Lancar ÷ dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya
Ratio) Kewajiban Moneter dapat menunjukkan masalah ke1engkapan. Namun
Lancar rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
a. Lingkungan Pengendalian
Pemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas
penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk
menentukan :
1. Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review
kinerja peruahaan.
2. Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.
3. Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.
4. Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal
dari laporan utama.
b. Penilaian Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk
transaksi pembelian.
Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok
yang penting.
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh
pegawai.
c. Informasi dan komunikasi
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode
pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam
pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus
dipahami auditor meliputi :
Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa
diterima atau barang dikembalikan.
Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang
digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi
siklus pembelian.
Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
d. Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan
pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :
o Umpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut
setiap masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa
depan.
o Komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan
atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan,
yang ditemukan selama audit sebelumnya.
o Penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
e. Penilaian awal atas risiko pengendalian
Auditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara
berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang
diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang
terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang
diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat
mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-
asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.
4.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN
Ada dua jenis pengendalian komputer, yaitu :
o Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang
mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
o Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang
terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.
Dokumen Dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi
perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan
dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang
menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel
tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut
akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan
oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.
Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual
atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan
tersebut.
Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang
menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang
dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran,
serta tanggal tagihan tersebut.
Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang
harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima.
Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran
kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap
sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian
permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual,
dan voucher yang sesuai—semua dokumentasi yang mendukung transaksi
pembelian.
Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi
yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi
komputer.
Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu
batch atau selama hari itu.
Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah
mendapat persetujuan untuk dibayar.
File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi
tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta
melakukan pembayaran kepadanya.
File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang
telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.
File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan
yang diterima dari pemasok.
File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang
telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk
mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta
buku besar
File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang
belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini
harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.
File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi
yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.
Fungsi-Fungsi
Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1. Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk
melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
Pembuatan pesanan pembelian.
2. Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa,
yang mencakup:
Penerimaan barang
Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
Pengembalian barang ke pemasok.
3. Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban
hukum, yang meliputi:
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.
A SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah
(1) membeli barang dan jasa – transaksi pembelian, dan (2) melakukan pembayaran – transaksi
pengeluaran kas. Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan
keuangan. Makalah ini terutama akan memusatkan perhatian pada kedua transaksi tersebut,
pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan pengeluaran kas, serta
pengujian atas saldo utang usaha.
1. Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit
spesifik dari program audit siklus :
a. Eksistensi atau Kejadian
Transaksi : Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan (EO1)
dan mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama periode berjalan kepada pemasok
dan kreditor (EO2).
Saldo : Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca (EO3).
b. Kelengkapan
Transaksi : Semua pembelian (C1) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode berjalan telah dicatat.
Saldo : Hutang usaha meliputi semua jumlah yang terutang kepada pemasok barang dan jasa per tanggal
neraca (C3).
c. Hak dan Kewajiban
Transaksi : Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang berasal dari pencatatan transaksi
pembelian (R1).
Saldo : Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per tanggal neraca (R2).
d. Penilaian / Alokasi
Transaksi : Semua transaksi pembelian (VA1) dan pengeluaran kas (VA2) telah dinilai menggunakan
GAAP dan dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.
Saldo : Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan
telah sesuai dengan GAAP (VA4).
e. Penyajian Dan Pengungkapan
Transaksi : Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam
laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan.
Saldo : Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan benar dalam laporan keuangan. Atau pengungkapan yang memadai yang telah
dibuat berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang
pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).
Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari
metode perencanaan dan pengujian audit.
2. Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
B MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
Seperti dalam bagian audit lainnya, auditor juga diwajibkan untuk memahami pengendalian internal
yang berlaku pada siklus pengaluaran yang mencakup lima komponen. Yang ke-5 akan dibahas
tersendiri, keempatnya adalah:
1. Lingkungan Pengendalian
Adanya sejumlah peluang bagi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam pemrosesan
transaksi pengeluaran kas serta pembelian, dan penipuan pelaporan keuangan oleh manajemen atas
saldo akun siklus pengeluaran, dapat menyebabkan factor lingkungan pengendalian seperti integritas
dan nilai etis menjadi sangat penting dalam siklus pengeluaran
Komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam proses perekrutan
pegawai, penugasan, dan pelatihan atas personil yang terlibat dalam pemrosesan transaksi
pembelian serta pengeluaran kas, penyimpanan aktiva yang dibeli perusahaan, dan pelaporan
aktivitas siklus pengeluaran. Manajemen juga dapat mengharuskan para pegawai yang terlibat
dalam pemrosesan pengeluaran kas atau penyimpanan aktiva yang dibeli untuk mengikat kontrak
kerja.
Struktur organisasi klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab atas
aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis yang jelas
tentang hubungan otoritas, tanggung jawab serta pelaporan. Jika manajemen terlalu kaku dalam
menetapkan target laba, maka hal itu dapat menjadi pendorong untuk menyalahsajikan laporan
keuangan. Di pihak lain, jika manajemen tidak bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya
perusahaan, maka pegawai perusahaan tidak mungkin akan melaksanakan pengendalian internal
dengan serius.
2. Penilaian Resiko Manajemen
Penilaian resiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan atas hal-hal berikut :
a. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian
b. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian
c. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
d. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
e. Atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda
f. Atensi perusahaan terhadap resiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.
Jika manajemen menunjukkan pertimbangan yang tepat atas resiko-resiko di atas bersama
dengan komitmen untuk menjalankan aktivitas pengendalian untuk menghadapi resiko tersebut,
maka kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan situasi ini akan berkurang.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan
data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus
pengeluaran. Merupakan hal yang penting untuk memahami aliran transaksi melalui sistem akuntansi
mulai dari pemrakarsaan transaksi hingga pencatatannya dalam buku besar dan pengikhtisarannya
dalam laporan keuangan. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi:
a. Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.
b. Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang
dikembalikan.
c. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk
berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian?
d. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.
4. Pemantauan
Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus-menerus atau periodik dalam komponen
ini dapat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian internal
lainnya dalam mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pengeluaran. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila
berlaku, mencakup 91) umpan balik yang terus -menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap
masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan, (2) komunikasi dari auditor eksternal
tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang
relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor internal
tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
a. Pengajuan pembelian.
Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan
lain, yang meliputi:
1. Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.
2. Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
3. Pembuatan pesanan pembelian.
b. Penerimaan barang dan jasa.
Penerimaan atau pengiriman fisik barang dan jasa, yang mencakup:
1. Penerimaan barang
2. Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.
3. Pengembalian barang ke pemasok.
c. Pencatatan kewajiban.
Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
1. Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
2. Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dibuat.