Professional Documents
Culture Documents
PERIODE 2015/2016
Oleh :
Ferdinand Kapisa
0110840126
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
TOKSIKOLOGI FORENSIK : INTOKSIKASI ALKOHOL
Oleh :
Ferdinand Kapisa
0110840126
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
i
HAL PENGESAHAN
Telah diujikan dan disetujui oleh panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah
Pada :
Hari : ..............
Tanggal : ..............
MENGESAHKAN
Universitas Cenderawasih
Ketua Sekretaris
NIP. NIP.
Tim Penguji
1. dr. 1. ………………………….
NIP.
2. dr. 2. ………………………….
NIP.
3. dr. 3. ………………………….
NIP.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya
Persembahan :
Segala pujian dan sembah syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, untuk semua
kasih, kebaikan, dan penyertaan Tuhan yang selalu ada bagi saya selama
Karena Tuhan Yesus yang memberikan hikmat dan pengetahuan sehingga saya
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
Kasih dan Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul
tulis ilmiah ini merupakan hasil bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
Jayapura.
Cenderawasih Jayapura.
3. dr. Jimmy V J. Sembay, Sp.F selaku dosen Pembimbing I yang dengan penuh
pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini selesai pada
waktunya.
pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini selesai pada
waktunya.
5. Bapak Gasper Kapisa, ibu Ani Rumsayor/Kapisa, adik Abraham Kapisa, adik
Elsye Kapisa dan seluruh keluarga atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
iv
6. Adik dan sahabat terkasih Yunita Fakdawer atas doa dan dukungan yang
Rian, Nyco, Irvan, Nuel, dan Yan yang selalu mendukung dalam doa.
dalam suka dan duka. Semoga kita tetap kompak dan menjaga tali kekerabatan
selalu terjalin.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
terdapat berbagai kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi perbaikan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
vi
2.4 Aspek Medikolegal ......................................................................................... 25
3.2 Saran…………………………………………................................................ 37
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ................................................................................................................... 6
Tabel 2 ................................................................................................................... 14
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ............................................................................................................... 11
ix
DAFTAR SINGKATAN
4. CO2 : Karbondioksida.
5. H2O : Air.
14. O2 : Oksigen
x
BAB I
PENDAHULUAN
suatu tempat penting dalam sejarah manusia setidaknya selama 8000 tahun.
Pada masyarakat barat, bir dan anggur merupakan minuman pokok utama
serius yang terus terjadi hampir di seluruh dunia. Angka morbiditas dan
di dunia akibat konsumsi alkohol mulai meningkat pada tahun 2004, yaitu
sebesar 3,8 %, yang mana 6,2% pada pria dan 1,1% pada wanita. Pada tahun
alkohol. Hal ini terkait dengan 5,9 % dari seluruh kematian, atau satu per
1
2
akibat alkohol di Indonesia. Menurut WHO dari tahun 2003-2005 dan 2008-
masing-masing sebesar 0,6%, yang mana 1,1% untuk pria dan 0,1% untuk
wanita. Pada tahun 2012, persentase insidensi penyakit sirosis hati akibat
alkohol sebesar 52,7% pada pria dan 16,6% pada wanita, kemudian
sebesar 34,4% untuk pria dan 13,6% untuk wanita (WHO, 2014).
sebesar 3,0% dan 2,0% pada tahun 1995, 5,7% dan 0,8% pada tahun 2001
(Suhardi, 2011).
pos, 27 mei 2007, dilaporkan bahwa terjadi 365 kasus kematian akibat
konsumsi alkohol di suku Mee, Kabupaten nabire, Papua. Dari situasi yang
bekerja sama dengan ahli patologi, dokter pemeriksa, dan pegawai terkait
alkohol.
4
1. Untuk penulis
2. Untuk fakultas
penulisan selanjutnya.
BAB II
ISI
2.1. Definisi
kejahatan lain ataupun tindakan bunuh diri (Arif Budianto, 1997 : 113).
Senyawa ini memiliki sifat mendepresi fungsi sistim saraf pusat. Jika
sedasi. Alkohol juga berefek pada berbagai sistim organ tubuh, termasuk
(Gunawan, 2012).
5
6
beer dan ale (48%). Alkohol (etanol) sintetik seperti air tape, tuak dan
brem, dihasilkan dari peragian secara kimia dan fisiologik. Bau alkohol
murni dapat tercium di udara bila mencapai 4,5-10 ppm (Arif Budianto,
1997 : 113).
Whisky 40 %
1.
Rum 40 – 60 %
2.
Gin 40 %
3.
Brandy 40 – 50 %
4.
Strong beers 8 – 10 %
6.
Wine 20 %
7.
Champagne 10 – 30 %
8.
Vodka 40 – 60 %
9.
2.2. Epidemiologi
kesehatan yang tersebar luas di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 3,3
juta kematian di seluruh dunia, atau dengan kata lain 5,9 % dari seluruh
7
tinggi di dunia, mencapai angka lebih dari 800.000 orang pada tahun 2012.
ke atas masing-masing sebesar 0,6%, yang mana 1,1% untuk pria dan 0,1%
sebesar 52,7% pada pria dan 16,6% pada wanita, kemudian persentase
34,4% untuk pria dan 13,6% untuk wanita pada tahun 2012 (WHO, 2014 :
253).
sebesar 3,0% dan 2,0% pada tahun 1995, 5,7% dan 0,8% pada tahun 2001
(Suhardi, 2011).
Pos, 27 mei 2007, dilaporkan bahwa terjadi 365 kasus kematian akibat
2.3. Etiologi
2.3.1.Farmakokinetik
alkohol dalam keadaan puasa, maka kadar puncak alkohol dalam darah
lunak. Konsentrasi dalam otak sedikit lebih besar dari pada dalam
dan udara napas. Dari jumlah ini sebagian besar dikeluarkan melalui
urin (90%). Konsentrasi dalam urin 1,2 – 1,3 kali lebih besar dari
darah yang mana konsentrasi ini harus diperoleh dari urin yang keluar
pusat karena otak menerima aliran darah dalam jumlah besar dan
napas alkohol (breath test) yang dapat menjadi dasar definisi legal
200 mmol) alkohol per jam, yang ekuivalen dengan kira-kira jumlah
10
asam asetat. Asam asetat dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (Arif
2.3.2.Metabolisme Alkohol
Enzim ini terutama terdapat di hati, tetapi juga terdapat di otak dan
Etanol
CH3CH2OH
+
NAD NADPH + O2
Alkohol SOEM
dehidrogenase
Fomepizole CH3CHO
le NAD +
Aldehid
dehidrogenase
NADH
Asetat -
CH3COO-
Disulfiram
kanan). Pada kadar alkohol dalam darah di bawah 100 mg/dL (22
mg/dL, terdapat pengaruh yang besar dari sistem SOEM yang tidak
tidak hanya pada metabolisme etanol tetapi juga pada klirens obat-
3. Metabolisme Asetaldehid
1), yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi CO2 dan air.
mabuk (Tabel 2). Gejala susunan saraf pusat ini akan sangat
lambat
300-400 Koma
2. Jantung
3. Otot Polos
berbagai organ vital, terutama hati dan otot polos serta sistem saraf,
dan 250 - 500 gram alkohol (setara 500 - 1000 ml whisky) dapat
rumus
a=cxpxr
r = konstanta (0,007)
17
dengan kadar alkohol darah 178,5 mg% dan 250 gram setara 595 mg%
375).
2. Sistem Saraf
376).
Neurotoksisitas
Sindrom Wernicke-Korsakoff
3. Sistem Kardiovaskular
Aritmia
Hipertensi
2010 : 373).
4. Darah
377).
22
2010 : 377).
6. Sistem Imun
sel T. Pada hati, terjadi peningkatan fungsi sel utama pada sistem
pada mulut, faring, laring, esofagus, dan hati. Beberapa bukti juga
.
24
seberapa besar kadar alkohol dalam darah. Kadar alkohol yang rendah
mengemudi mulai menurun pada kadar alkohol darah 30-50 mg% dan
lebih jelas lagi pada kadar 150 mg%. Alkohol dengan kadar dalam
otot dan tonus otot muka menghilang. Dalam kadar 400-500 mg%,
dalam setiap tindak pidana perlu dilakukan baik pemeriksaan terhadap diri
dan terang kasus yang bersangkutan. Pecandu alkohol sering menjadi korban
kecelakaan, seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dan tenggelam, selain itu
mereka dapat pula menjadi pelaku kejahatan atau sebagai korban dari
(KUHP), pasal 492, ayat 1; “Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka
keamanan orang lain, atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan
dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling
2.7.1.Anamnesa
2015).
2.7.2.Pemeriksaan Fisik
2.7.3.Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
alkohol dalam otak, hati, atau organ lain atau cairan tubuh seperti
dalam darah darah atau urin yang cukup sederhana adalah teknik
menunjukan kadar alkohol darah pada saat kejadian. Hal ini akibat
tertinggi yang diminum oleh individu, karena orang tersebut mungkin sudah
dalam darah terlambat 1-2 jam. Dengan demikian, kadar alkohol vitreous
menjadi informasi adanya kadar alkohol dalam darah selama 1-2 jam
ditemukan berbagai gangguan atau gejala lain yang dapat mirip dengan
2.6.1.Masalah Medis
hipoglikemia.
(Thompson, 2016).
2.6.2.Masalah Psikiatri.
diri.
2.7. Terapi
2.7.1.Farmakoterapi
rata-rata alkohol dalam darah pada kasus berat berkisar 400 mg/dL.
1. Pengobatan ketergantungan
2. Terapi Antabuse
Ketika pasien sudah stabil dari reaksi ketergantungan,
2.7.2.Non Farmakoterapi
motivasi dan konseling kepada pasien yang dilakukan pada saat proses
diri sendiri, keluarga dan sosial serta segala perkara yang dilakukan
2.8. Komplikasi
a. Hipoglikemia
progresif.
mengkonsumsi alkohol.
d. Varises
e. Penyakit jantung
f. Pankreatitis
kronik. Selain efek toksik langsungnya pada sel asinar pankreas, alkohol
Levine, 2015, Lars Grim, 2015, Bertram, 2010, McPhee et al, 2012).
2.9. Prognosis
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
alkohol yang hidup ialah pasien biasanya bicara cadel, ataksia, pada
keadaan yang lebih berat menyebabkan koma dan adanya bau alkohol
36
37
3.2. Saran
penyakit dan kematian di Papua, oleh sebab itu penulis menyarankan hal-
Katzung G Bertram. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 10. EGC.
Jakarta
Shuckit MA. 2000. Drug and Alcohol Abuse, A Clinical Guide to Diagnosis
and Treatment 5thed. Springer Science Business Media 311-315. New
York (USA)
38
39
Wagner A Scott. 2009. Death Scene Investigation. CRC Press. New York
(USA)
WHO. 2014. Global Report on Alcohol and Health. (diakses pada : 28 april
2016)WHO. 2016. Suicide. (diakses pada : 27 april 2016)