You are on page 1of 7

X

K-13

s
Kela
ekonomi
INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR

Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA – Kurikulum 2013

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan


bentuk kebijakan pemerintah yang memengaruhi keseimbangan pasar.

A. PENETAPAN PAJAK
Penetapan pajak bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah dalam
membiayai penyelenggaraan negara. Pajak menaikkan harga jual produk karena secara
tidak langsung menaikkan biaya. Hal ini terjadi karena produsen menetapkan harga jual
suatu produk dari total biaya produksi, laba yang diinginkan, dan pajaknya.

Harga (P)

S2

E2 S1
P2

P1
E1

Kuantitas (Q)
Q2 Q1

1
Pada kurva tersebut terlihat, harga pasar awal sebelum ada pajak (E1) dan penawaran S1.
Dengan ditetapkannya pajak oleh pemerintah, produsen atau penjual akan menaikkan
harga dan mengurangi produk yang dijual pada S2. Dengan asumsi permintaan tetap
akan diperoleh harga keseimbangan yang baru pada E2.

Pemerintah dapat memberikan intervensi terhadap kegiatan di pasar, salah satunya melalui
pemberian pajak. Pengenaan pajak menyebabkan biaya naik. Akibatnya perubahan pada
biaya tersebut akan berpengaruh terhadap penawaran. Oleh karena itu, adanya pajak
dapat menyebabkan kurva penawaran berubah (bergeser).

Pengenaan pajak (t) atas setiap unit barang yang dijual akan mengubah fungsi
keseimbangan pasar. Besarnya pajak akan menyebabkan naiknya harga barang (Ps) dan
turunnya kuantitas barang (Qs). Untuk lebih jelasnya perhatikan rumus berikut.

Sebelum pajak fungsi penawaran:


Ps = a + b Qs

Setelah pajak fungsi penawaran:


Ps' = a + b Qs + t

Keseimbangan pasar setelah pajak Pd = Ps' + t

Contoh Soal:
Fungsi permintaan Qd = 16 – Pd
Fungsi penawaran Qs = 2 Ps – 8
Jika pemerintah mengenakan pajak (t) sebesar 3 per unit, maka diperoleh keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak, serta pajak yang dibayar pemerintah, konsumen, dan
produsen adalah sebagai berikut.
Keseimbangan sebelum pajak adalah:
Qd = Qs Q = 16 – P
16 – P = 2P – 8 Q = 16 – 8
16 + 8 = 2P + P Q=8
24 = 3P
P=8
Jadi, keseimbangan sebelum pajak adalah E (8, 8).

2
Keseimbangan sesudah pajak adalah:
Qs = 2P – 8 Qd = Qs
P = 4 + 0,5Q 16 – P = 2P – 14
P = 4 + 0,5Q + 3 16 + 14 = 2P + P
P = 7 + 0,5Q 30 = 3P
Qs = 2P – 14 Pt = 10

Q = 2P – 14
Q = 2(10) – 14
Qt = 6
Jadi, keseimbangan sesudah pajak adalah Et (6, 10).

Pajak yang diterima pemerintah adalah:


T = t × Qt
T=3×6
T = 18
Jadi, pajak yang diterima pemerintah adalah 18.

Pajak yang ditanggung konsumen adalah:


Tk = (Pt – P) Qt
Tk = (10 – 8) 6
Tk = 12
Jadi, pajak yang ditanggung konsumen adalah 12.

Pajak yang dibayar produsen adalah:


Tp = T – Tk
Tp = 18 – 12
Tp = 6
Jadi, pajak yang ditanggung oleh produsen adalah 6.

B. PEMBERIAN SUBSIDI
Subsidi adalah bantuan pemerintah kepada produsen agar biaya produksi tidak terlalu
tinggi. Tujuannya adalah agar harga jual produk di pasaran tidak terlalu tinggi. Kebijakan

3
ini juga dapat menguntungkan konsumen karena dengan biaya produksi yang sebagian
sudah ditanggung pemerintah, harga jual produk juga tidak terlalu tinggi sehingga
konsumen dapat membeli suatu barang yang telah diproduksi tersebut.

Harga (P)

E0
P0
E1
P1

Kuantitas (Q)
Q0 Q1

Subsidi biasanya diberikan kepada perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seperti BBM, pupuk, listrik, dan sebagainya. Pengaruh
subsidi bagi produsen dan konsumen tampak seperti pada gambar kurva di atas, yang
menggambarkan terjadinya penurunan harga barang yang dijual dan peningkatan
kuantitas barang yang diproduksi oleh produsen.

Subsidi merupakan bantuan dari pemerintah terhadap produsen. Dengan adanya


subsidi, biaya produksi yang ditanggung produsen menjadi lebih kecil sehingga harga
menjadi lebih murah. Subsidi (s) membuat keseimbangan pasar berubah, yaitu turunnya
harga barang (Ps) dan meningkatnya kuantitas barang (Qs). Perubahan tersebut dapat
digambarkan dalam rumus berikut.

Sebelum subsidi fungsi penawaran:


Ps = a + b Qs

Setelah subsidi fungsi penawaran : Ps' = a + b Qs – S

Contoh Soal:
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan Pd = 50 – 2Q, dan fungsi penawaran ditunjukkan
dengan Ps = –30 + 2 Q. Terhadap barang tersebut, pemerintah memberi subsidi Rp10,00
per unit. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh keseimbangan sebelum dan setelah
subsidi, subsidi yang ditanggung pemerintah, dan subsidi yang diterima produsen dan
konsumen adalah sebagai berikut.

4
Keseimbangan sebelum subsidi adalah:
Pd = Ps 50 – 2Q = P
50 – 2Q = –30 + 2Q 50 – 2 (20) = P
50 + 30 = 2Q + 2Q 50 – 40 = P
80 = 4Q P = 10
Q = 20
Jadi, keseimbangan sebelum subsidi adalah E (20,10).

Keseimbangan setelah subsidi adalah:


Ps’ = -30 + 2Q – 10 Ps’ = –40 + 2Q
Pd = Ps’ Ps’ = –40 + 2(22,5)
50 – 2Q = -40 + 2Q Ps’ = –40 + 45
50 + 40 = 4Q Ps’ = 5
90 = 4Q
Q’ = 22,5
Jadi, keseimbangan setelah subsidi adalah Es (22,5; 5).

Subsidi yang diterima konsumen adalah:


Sk = P – P’
Sk = 10 – 5
Sk = 5
Jadi, subsidi yang diterima secara tidak langsung oleh konsumen per unit barang adalah 5.

Subsidi yang diterima produsen adalah:


Sp = s – Sk
Sp = 10 – 5
Sp = 5
Jadi, subsidi yang diterima produsen per unit barang adalah 5.

Subsidi yang ditanggung oleh pemerintah adalah:


S = s × Q’
S = 10 × 22,5
S = 225
Jadi, subsidi yang ditanggung oleh pemerintah adalah 225.

5
C. MENETAPKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)
Harga eceran tertinggi (HET) atau kebijakan harga maksimum adalah harga yang ditetapkan
pemerintah terhadap penjualan barang-barang tertentu yang banyak dibutuhkan
masyarakat, seperti minyak bumi, bensin, sembako, dan tarif angkutan. Penetapan HET
dilakukan untuk mengendalikan harga barang dan jasa. Apabila dikaitkan dengan kurva
permintaan dan penawaran, penetapan HET membawa pengaruh pada hal-hal berikut.

a. Menurunkan Harga Pasar


Harga pasar yang sebelumnya tinggi dan terus bergerak naik, dengan adanya ketetapan
HET dari pemerintah tersebut akan berdampak pada turunnya harga barang yang
bersangkutan.

b. Menciptakan Kelebihan Permintaan


Sesuai dengan hukum permintaan, apabila harga turun permintaan akan mengalami
kenaikan. Hal tersebut akan berbeda ketika pemerintah menetapkan HET, barang yang
dijual (supply) tidak bertambah sehingga terdapat kelebihan permintaan (excess demand)
dengan asumsi penawaran tetap.

c. Menurunkan Penerimaan Produsen


Dengan turunnya harga barang, penerimaan produsen juga akan mengalami penurunan.
Pemerintah memberlakukan kebijakan ini semata-mata untuk keuntungan konsumen
sehingga dampak jangka panjangnya adalah terciptanya perekonomian yang lancar.

d. Menetapkan Harga Eceran Terendah


Harga eceran terendah (floor price) biasanya ditetapkan pemerintah untuk penjualan
komoditas tertentu. Tujuannya agar produsen tidak mengalami kerugian akibat harga jual
produk yang rendah, contohnya gabah kering. Pada masa-masa panen, harga jual gabah
kering giling sangat rendah. Untuk itu pemerintah menetapkan harga eceran terendah
agar petani tidak mengalami kerugian akibat turunnya harga jual gabah. Sebagai contoh
harga gabah Rp1.200,00/kg. Kemudian pemerintah menetapkan harga eceran terendah
sebesar Rp1.400,00/kg karena menganggap harga sebelumnya terlalu rendah.

Hal tersebut berakibat pada terjadinya kelebihan penawaran (excess supply) sehingga harga
gabah di pasaran menjadi lebih tinggi. Oleh pemerintah, hal ini diatasi dengan membeli
gabah tersebut secara langsung pada petani melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

6
e. Kegagalan Pasar
Mekanisme pasar tidak selalu dapat terjadi dengan sempurna karena kompleksnya
kegiatan perekonomian yang terjadi di pasar. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan
kegagalan pasar adalah sebagai berikut.
1. Informasi tidak sempurna pada kenyataannya berakibat pada ketidaktahuan kita
terhadap kualitas barang yang digunakan.
2. Daya monopoli dari satu (monopoli) atau beberapa produsen (oligopoli) dalam
menentukan harga.
3. Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku
ekonomi sebagai akibat dari tindakan pelaku ekonomi lain, namun tidak dapat
dimasukkan dalam penghitungan biaya secara normal, contohnya limbah pabrik.
4. Barang publik adalah barang yang mempunyai sifat non-rival dan non-eksklusif.
• Barang non-rival adalah barang yang dapat dikonsumsi pada waktu yang
sama tanpa saling meniadakan manfaat. Sebagai contoh Kebun Raya Bogor
mempunyai sifat non-rival karena dapat dinikmati ribuan orang sekaligus
sehingga setiap orang dapat menikmati manfaatnya.
• Sifat non-eksklusif adalah suatu keadaan seseorang tidak perlu membayar untuk
menikmati manfaat barang publik. Sebagai contoh jalan raya dan jembatan.
5. Barang altruisme adalah barang yang ketersediaannya berdasar sukarela karena rasa
kemanusiaan. Sebagai contoh darah yang disumbangkan melalui kegiatan donor
darah.

You might also like