You are on page 1of 18

TUTORIAL MODUL 3

Kepedulian dr. Bunga

Dokter Bunga adalah salah seorang dokter puskesmas di kaki gunung merapi. Sewaktu
menyusun laporan akhir tahun puskesmas, dokter Bunga merasa kecewa karena masih banyaknya
kejadian penyakit menular dan tidak menular terutama diare dan ISPA. Dokter Bunga bertanya dalam
hati bagaimana mungkin kasus diare masih banyak di wilayah kerjanya sedangkan penyuluhan
pencegahan penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat sudah dilakukan berulang kali.
Di wilayah kerja dr. Bunga, sudah dicanangkan gerakan masyarakat sehat (GERMAS) tahun
2016 yang bersinergi dengan UKBM yang ujung tombaknya dilaksanankan oleh masyarakat.
Bermodalkan ilmu yang dipelajarinya mengenai teori prilaku Luwrence Green, dr. Bunga fokus untuk
memotivasi dan memberdayakan kader posyandu agar lebih konsisten memberikan penyuluhan pada
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Bagaimana saudara menjelaskan berbagai upaya yang harus dilakukan dr. Bunga untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal?

1. Terminologi
a. GERMAS = (Gerakan Masyarakat Sehat) gerakan nasional yang diprakarsai oleh
Presiden RI ini dicanangkan dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan
yang mengedepankan upaya promotif-preventif, tanpa mengesampingkan upaya
kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam
memasyarakatkan paradigma sehat.

b. UKBM = (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) Dalam rangka meningkatkan


cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan
memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat.

c. Teori prilaku Luwrence Green =Teori yang diajukan oleh Lawrence Green yang
mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,

2. Rumusan Masalah
a. Apa peran Dokter Bunga selaku dokter puskesmas di
puskesmas tersebut?
Care provider
Sebagai penyedia layanan kesehatan yang tidak pandang bulu,tua - muda,kaya -
miskin,besar - kecil,dewasa – anak anak, semua dilayani dengan baik adil dan
merata dengan mengedepankan kualitas yang sama .
Penyelengara pelayanan kesehatan

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan


sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya,
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi,
komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud
hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.
Pelayanan terhadap pasien berasaskan kekeluargaan,manusiawi,dapat di audit
sewaktu waktu dan segala tindakannya dapat dipertanggung jawabkan.
Decision maker
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien
sepenuhnya.
Mampu mebuat keputusan keputusan klinis yang benar dan tepat tanpa
meninggalkan rasa simpati dan empati
Communicator

Mampu memperkenalkan cara dan pola hidup sehat,dengan landasan keilmuan


yang benar,pemanfaatan teknologi kesehatan yang sesuai,obat obatan yang
rasional dan mampu merubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya tindakan
preventive daripada kuratif.
Dapat memicu komunitas untuk hidup sehat
Community leader

Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,


menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat.
Mampu menjadi panutan atau teladan masyarakat dan komunitas
Manager

Mampu memimpin dan menyelaraskan antara sistem kesehatan yang ada dan
system kesehatan yang baru demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan
komunitas
Mampu menjadi pemimpin yang baik,yang dapat mensinkronisasikan antar
perawat,dokter maupun staff para medis lainya.
b. Mengapa masih banyak kejadian penyakit menular dan
tidak menular terutama diare dan ISPA

c. Mengapa kasus diare masih banyak meskipun penyuluhan


sudah dilakukan berulang kali?
Belum efektifnya penyuluhan yang diberikan
Kebiasaan yang sulit diubah
d. Bagaimana penyuluhan pencegahan penyakit dan phbs yang
baik?
A. Prinsip Promosi Kesehatan
1. Pengertian Promosi Kesehatan
WHO berdasarkan piagam Ottawa (1986) dalam Heri.D.J. Maulana (2009) hal. 19,
mendefinisikan promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa
promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri
(Maulana,2009).

2. Tujuan Promosi Kesehatan


Green,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang
akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas
akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan
berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan
ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke
klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.

c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan
ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan,
contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja
meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan

3. Sasaran Promosi Kesehatan.


Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka
sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan
sasaran promosi kesehatan, meliputi:
a. Sasaran primer, yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima
perilaku baru.
b. Sasaran sekunder, yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran primer.
c. Sasaran tersier, yaitu mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kegiatan seperti para pengambil keputusan atau penyandang dana.

A. METODE UNTUK MERUBAH PENGETAHUAN

ü Ceramah
a. Definisi
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan
sekelompok pengunjung atau pendengar. Metode ini digunakan pada kelompok
yang besar(sasaran berjumlah lebih dari 15 orang). Pada hakikatnya ceramah
adalah proses transfer informasi dari pengajar ke sasaran belajar.

b. Persiapan:
· Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
· Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
· Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound sistem, dan sebagainya.

c. Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran ceramah.
· Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-
ragu dan gelisah.
· Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
· Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
· Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
· Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.

d. Kelebihan metode ini adalah :


1. Dapat dipakai orang dewasa
2. Menghabiskan waktu dengan baik
3. Dapat dipakai pada kelompok yang besar
4. Tidak terlalu melibatkan banyak alat bantu
5. Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang mudah dibaca
6. Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada
pelajaran atau aktivitas

e. Kekurangan metode ini adalah :


1. Menghalangi respons dari pendengar
2. Hanya sedikit pengajar yang dapat menjadi pembicara yang baik
3. Pembicara harus menguasai pokok pembicaraan
4. Dapat menjadi kurang menarik
5. Pembicara kurang dapat memanfaatkan pendengar
6. Sulit digunakan oleh anak-anak
7. Daya ingat biasanya terbatas
8. Biasanya hanya satu indra yang dipakai
9. Pembicara tidak selalu dapat menilai reaksi pendengar

ü Seminar
a. Definisi
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah keatas.
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap
penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

ü Brain Stroming (Curah Pendapat)


a. Definisi
Curah pendapat adalah semacam pemecahan masalah ketika setiap anggota
mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang dipikirkan.
Kritik evaluasi atas semua pendapat dilakukan setelah semua anggota kelompok
mencurahkan pendapatnya. Cocok digunakan untuk membangkitkan pikiran yang
kreatif,merangsang partisipasi.
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah
semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.

b. Kelebihan metode ini adalah :


1. Membangkitkan pendapat baru
2. Merangsang semua anggota untuk ambil bagian
3. Menghasilkan reaksi rantai dalam pendapat
4. Tidak menyita banyak waktu
5. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil
6. Tidak memerlukan pemimpin yang terlalu hebat
7. Hanya sedikit peralatan yang diperluakan

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Mudah lepas kontrol
2. Harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif
3. Mungkin sulit membuat anggota mengerti bahwa segala pendapat
dapat diterima
4. Anggota cenderung mengadakan evaluasi segera setelah diajukan
satu pendapat

ü Karya Wisata (field trip)


a. Definisi
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama
dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian
dibukukan.

b. Kelebihan metode ini adalah :


1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas
daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan
4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-
gerik anak didik di lapangan.
5. Biayanya cukup mahal
6. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran
karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata
jangka panjang dan jauh.

ü Simposium
a. Definisi
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan
seorang pemimpin. Pidato-pidato tersebut mengemukakan aspek-aspek yang
berbeda dari topik tertentu.
b. Kelebihan metode ini adalah :
1. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil
2. Dapat mengemukakan banyak informasi dalam waktu singkat
3. Menyoroti hasil
4. Pergantian pembicara menambah variasi dan menjadikan lebih
menarik
5. Dapat direncanakan jauh-jauh hari

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Kurang spontanitas dan kreativitas
2. Kurang interaksi kelompok dan menekankan pokok pembicaraan
3. Terasa agak formal
4. Kepribadian pembicara dapat menekankan isi dengan kurang tepat
5. Sulit mengontrol waktu
6. Secara umum membatasi pendapat pembicara
7. Membutuhkan perencanaan yang hati-hati untuk mendapatkan
jangkauan yang tepat
8. Cenderung untuk dipakai secara berlebihan

B. METODE UNIT MERUBAH SIKAP

v Diskusi Kelompok
a. Definisi
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan
diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara
peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain
mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.

b. Kelebihan metode ini adalah :


1. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat
2. Merupakan pendekatan yang demokratis,mendorong rasa
kesatuan
3. Dapat memperluas pandangan atau wawasan
4. Membantu mengembangkan kepemimpinan

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar
2. Keterbatasan informasi yang di dapat oleh peserta
3. Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil
4. Kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara
5. Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal

v Simulasi
a. Definisi
Simulasi adalah suatu cara peniruan karakteristik-karakteristik atau perilaku-
perilaku tertentu dari dunia riil sehingga para peserta latihan dapat bereaksi seperti
pada keadaan sebenarnya. Metode ini merupakan gambaran antara bermainperan
dan diskusi kelompok
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

b. Kelebihan metode ini adalah :


Jika peserta pelatihan kembali ke tempat kerjaanya telah bisa melakukan pekerjaan
yang disimulasikan

v Role Play
a. Definisi
Bermain peran (role play) adalah permainan sebuah situasi dalam hidup manusia
dengan atau tanpa melakukan latihan sebelumnya. Metode ini dimainkan oleh
beberapa orang untuk dipakai sebagai bahan analisis oleh kelompok. Para peserta
diminta memainkan atau memerankan bagian-bagian dari berbagai karakter dalam
suatu kasus
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai
perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien
atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi
atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

b. Kelebihan metode ini adalah :


1. Segera mendapat perhatian
2. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil
3. Membantu rasa percaya diri peserta
4. Membantu anggota memperoleh pengalaman yang dialami oleh
orang lain
5. Membangkitkan semangat untuk pemecahan masalah

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Berpotensi memunculkan masalah asosialisasi dengan
pemerannya
2. Banyak yang tidak senang memainkan suatu peran
3. Membutuhkan pemimpin yang terlatih
4. Terbatas pada beberapa situasi saja
5. Kesulitan melakukan suatu peran
C. METODE UNIT MERUBAH TINDAKAN
Ø Demonstrasi
a. Definisi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menjajikan suatu prosedur
atau tugas, caranya dengan menggunakan alat, dan berinteraksi. Demonstrasi dapat
dilakukan secara langsung atau menggunakan media, seperti video dan film.

b. Kelebihan metode ini adalah :


1. Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih
konkret
2. Dapat menghindari verbalisme
3. Lebih mudah memahami sesuatu
4. Lebih menarik
5. Peserta didik dirangsang untuk mengamati
6. Menyesuaikan teori dgn kenyataan dan dapat melakukan sndiri

c. Kekurangan metode ini adalah :


1. Memerlukan keterampilan khusus dari pengajar
2. Alat-alat/biaya, dan tempat yang memadai belum tentu tersedia
3. Memerlukan dan perencanaan yang matang

e. Apa itu germas dan bagaimana germas dilaksanakan?


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda
penyakit. Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu
penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30
tahun terakhir. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah
penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis
(TBC), dan Diare. Namun sejak 2010, penyakit tidak menular (PTM) seperti
Stroke, Jantung, dan Kencing manis memiliki proposi lebih besar di pelayanan
kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini mengakibatkan beban pada pembiayaan
kesehatan negara.

Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengobati PTM selain membutuhkan biaya
tinggi juga membutuhkan waktu yang panjang, ujar Menkes.

Karena itu, GERMAS menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan


pola hidup sehat. GERMAS adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian
terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses
pembelajaran hingga menuju kemandirian

GERMAS meliputi kegiatan: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan


buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara
rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal,
GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1)
Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya
deteksi dini penyakit.
Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat
ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar, tutur Menteri Kesehatan RI,
NIla Farid Moeloek.

Menkes menegaskan, GERMAS diharapkan dapat membangkitkan rasa tanggung


jawab bahwa sehat harus diawali dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Pencanangan GERMAS menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional


(HKN) ke-52 yang jatuh pada 12 November 2016. Tahun ini, HKN ke-52
mengusung tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub tema Masyarakat Hidup Sehat,
Indonesia Kuat. Pencanangan yang dilaksanakan di Desa Tamanan, Kecamatan
Banguntapan ini diawali dengan kegiatan senam bersama dan demo susi tangan
oleh para siswa sekolah dasar. Selain itu, dimeriahkan bazaar sayur, buah dan ikan;
pelayanan akupressur; pembagian bantuan secara simbolis serta makanan
tambahan (PMT) di wilayah Puskesmas Banguntapan II, sebanyak 450 Kg PMT
Ibu Hamil, 540 Kg PMT Balita, dan 1 Ton PMT Anak Sekolah.

Tidak hanya dicanangkan di Kabupaten Bantul, pencanangan GERMAS juga


dilaksanakan di sembilan wilayah lainnya, yaitu: Kabupaten Bogor (Jawa Barat),
Kabupaten Pandeglang (Banten), Kota Batam (Kepulauan Riau), Kota Jambi
(Jambi), Surabaya (Jawa Timur), Madiun (Jawa Timur), Pare-pare (Sulawesi
Selatan), Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), Kabupaten Padang Pariaman
(Sumatera Barat).
f. Apa itu UKBM dan hubungannya dengan masyarakat?
A. Definisi
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia) adalah salah satu
wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Kondisi ini
ternyata mampu memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainya seperti
Polindes, POD (pos obat desa), Pos UKK (pos upaya kesehatan kerja),TOGA
(taman obat keluarga), dana sehat, dll.

B. Tujuan Terbentuknya UKBM


1. Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM
2. Meningkatnya kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan
mengembangkan UKBM
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan UKBM
4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat utk
menumbuhkembangkan UKBM
Sasaran
a. Individu/Toma berpengaruh
b. Keluarga dan perpuluhan keluarga
c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja,
dll
d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll
e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus

C. Upaya Pemberdayaan Bersumber Daya masyarakat ( UKBM )


1. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu )
Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa
ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi,dan
penanggulangan Diare.terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan
angka kematian bayi . sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah , sebaiknya posyandu
digiatkan kembali seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh
mendeteksikan permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai daerah.permasalahan
gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan
lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu
kembali diprogramkan secara menyeluruh .
Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang, meliputi :
1. Meja 1 : Pendaftaran
2. Meja 2 : Penimbangan
3. Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat
4. Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan tablet besi
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.

2. Pondok Bersalin Desa ( Polindes )


Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi
empat kesenjangan dalam KIA ,yaitu kesenjangan geografis ,kesejangan informasi,
kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya.
Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan
geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat
diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan
melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan ibu ,anak dan melahirkan
yang ditentukaN dalam musyawarah LKMD diharapkan mampu mengurangi
kesenjangan ekonomi.

3. Pos Obat Desa ( POD )


Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal
pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif
sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan
di posyandu.
Dalam implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan
dengan stuasi dan kondisi setempat .
Beberapa pengembangan POD itu antara lain :
POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
a. POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat ;
b. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu:
c. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes ;
d. Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok
pesantren ;
POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit –unit desa
, maka seluruh ,diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya
mengembangkan Pos Obat Desa masing – masing.

4. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota.
Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain
sebagai berikut.
a. Dana sehat pola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34
kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolahan.
b. Dana sehat pola pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
dilaksanakan pada 96 kabupaten.
c. Dana sehat pola pondok Pesantren, dilaksanakan pasa 39 kabupaten/kota.
d. Dana sehat pola koperasi Unit Desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23
kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e. Dana sehat yang dikembangkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dilaksanakan pada 11 kabupaten/ kota.
f. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan
kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
Seharusnya dana sehat merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti
askes, jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi
sebagai wahana memandirikan masyarakat,yang pada giliranya mampu
melestarikan kegiatan UKMB setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus
dikembangkan keseluruh wilayah.kelompok sehingga semua penduduk terliput
oleh dana sehat atau bentuk JPKM lainnya.

5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM),
namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan
hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat
digolongkan manjadi LSM yang belum mempunyai kegiatannya bidang kesehatan
atau LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara lain,
organisasi profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.

Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut :


a. meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan:
b. membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi
kemasyarakatan.
c. Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan
kemapuan sendiri.
d. Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan.
e. Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah
dalam bidang kesehatan.
6. Upaya Kesehatan Tradisional
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau
ladang yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat.
Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi
mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan
memanfaatkan obat tradisinal. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan
tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga dan meningkatan
kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan.
Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat digunakan untuk
memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarikan alam dan memperindah tanam
dan pemandangan.

7. Upaya Kesehatan Kerja


Upaya kesehatan kerja menjadi semakin penting pada industrilisasi
sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal
semakin banyak, yang biasanya tetap diiringi oleh meraknya tenaga tenaga kerja
imformal. Salah satu wujud upaya kesehatan kerja adalah dibentuknya Pos Upaya
kesehatan kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di sektor formal.
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) untuk operasional OKMD di lingkungan
pekerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh
masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha
yang sama dan bertujuan untuk maningkatkan produktivitas kerja. Dengan
demikian, implamentasi selalu mencakup tiga pilar PKMD, yaitu adanya kerjasama
lintas sektor, adanya pelayanan dasar kesehatan kerja, dan adanya peran serta
masyarakat. Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja ( Pos UKK) sampai dengan tahun
2003 tercatat sebanyak 9.139 UKK (Profil Kesehatan 2003)

8. Upaya Kesehatan Dasar Swasta


Upaya kesehatan dasar swasta dapat dikelompokkan menjadi :
a. kelompok pelayanan swasta dasar di bidang medik, meliputi Balai Kesehatan
Ibu dan anak (BKIA), Balai pengobatan (BP) Swasta dan Rumah bersalin (RB):
b. kelompok berdampak kesehatan, meliputi salon kecantikan, pusat kebugaran,
dan sebagainya:
c. kelompok tradisional, meliputi tabib, sinshe, panti pijat, dukun patah tulang,
yang pembinaan teknisnya dilakukan oleh upaya kesehatan tradisional (Ukestra)
9. Kemintraan LSM dan Dunia Usaha
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi non
pemerintah ( Nom Governmental organization/ NGO) yang sebenarnya
mempunyai bebeerapa potensi yang bisa digunakan untuk meningkatkan derajat
kesehatam masyarakat, antara lain dalam hal community development, pemberi
pelayanan kesehatan, pelatihan untuk berbagai macam bidang, dan penghimpunan
dana masyarakat untuk kesehatan.

Untuk meningkatkan fungsi LSM, forum komunikasi ditingkatkan menjadi


jejaring LSM yang ternyata berkembang beberapa peminatan. Ada beberapa
kelompok peminatan kesehatan, yaitu :
a. Pembangunan Kesehatan Fungsi Masyarakat Desa (PKMD) /Primary health
Care (PHC)
b. Keluarga berencana /Kesehatan Ibu dan Anak (KB/KIA)
c. Penyakit Menular Seksual (PMS/AIDS)
d. Kesehatan anak, ramaja, dan generasi muda
e. Kesehatan wanita
f. Pengobatan tradisional
g. Kesehatan kerja
h. Kesehatan lingkungan/air bersih
i. Penyakit menular
j. Klinik/ balai pengobatan
10. Kader Kesehatan
Kader di indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian
khalayak. Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah
membuat kader begitu dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan
olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah. Kedekatanya
dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang andal
antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Profil kader yang paling dikenal
adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan peran posyandu dalam keberhasilan
program keluarga berencana dan kesehatan. Telah turut mengangkat kepopelaran
kader posyandu di Indonesia. Peran PKK (Pembinaaan Kesejahteraan Keluarga)
dalam kader ini sangat besar, karena kampir seluruhnya kader posyandu atau kader
PKK adalah wanita. Tim Penggerak PKK dari mulai tingkat pusat, provinsi,
kabupaten / kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya melakukan
penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi kegiatan
posyandu.

D. Peran Pengembangan UKBM Di Desa


1. Setiap desa: memiliki potensi untuk mengembangkan UKBM di Desa
2. Setiap desa, umumnya memiliki UKBM
3. UKBM yang mandiri, entry point pengembangan Desa
4. UKBM Mandiri (contoh: Posyandu):
UKBM selayaknya ada di desa
1. UKBM dalam pemeliharaan kesehatan:
a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
b. Pos UKK
c. Pos Kesehatan Pesantren
d. Dana Desat
e. Tabulin, jambulin, Dasolin
f. Ambulan Desa, suami siaga
g. Kelompok donor darah
h. Kader
i. Dokter Kecil
2. UKBM di bidang kesehatan ibu & anak:
a. Polindes
b. BKB (Bina Kesehatan Balita)
c. KP-KIA (Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak
d. PAUD (Pembinaan AnakUsia Dini)
e. GSI
3. UKBM di Bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan:
a. Pokmair (Kelompok Pemakai Air)
b. DPKL (Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan)
c. Jumantik
d. Kader Kesling
e. Kelompok siaga bencana
f. Kelompok pengelola sampah dan limbah
g. Kelompok pengamat (surveilan) dan pelaporan dll
4. UKBM di Bidang Gizi dan farmasi:
a. Posyandu
b. Posyandu Usila
c. Warung sekolah
d. POD/WOD
e. Taman Obat Keluarga (TOGA)
f. Kader: Posyandu, Usila, POD

E. Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM )


Bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain adalah
sebagai berikut
1. Suatu karya bhakti Hasuda (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi
muda khususnya pramuka dalam bidang kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD), merupaka wujud peran
serat masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
3. Pemberantasan Penyakit Menular melalui pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat desa(P2M-PKMD) merupakan bentuk peran serta
masyarakat dalam penangulangan penyakit menular yang banyk di derita penduduk
setempat.
4. Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL), merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam program menyediakan air bersih dan perbaikan lingkungan
pemukiman. Melalui kegiatan ini diharapkan cukupan penyediaan air bersih dan
rumah sehat menjadi semakin tinggi.
5. Pos kesehatan pondok pesantren (Poskestren), merupakan wujud partisipasi
masyarkat pondok pesantren dalam bidang kesehatan. Biasanya dalam poskestren
ini muncul kegiatan, antara lain pos obat pondok pesantren (POP), santri hasada (
kader kesehatan di kalangan santri), pusat informasi kesehatan di pondok
pesantren, dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar pesantren.
6. Karang Werda, merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
upayakesehatan usia lanjut, misalnya pos pembina terpadu lansia (posbindu lansia
atau posyandu usila).
7. Dan masih banyak lagi bentuk UKBM yang lain

F. Peran Serta Masyarakat Tentang Upaya (UKBM)


1. Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan
nasional pada umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud
insan yang menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain
sebagai berikut.
1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan
2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi,
cendikiawan, artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.
3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader
Posyandu, kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader
KB, dokter kecil, saka bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain.
b. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat
bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau
kelompok kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.
1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk
kegiatan kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :
· Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
· Pos Obat Desa (POD)
· Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
· Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)
· Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)
· Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-
PKMD) sering disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
· Suka Bakti Husada (SBH)
· Taman Obat Keluarga (TOGA)
· Bina Keluarga Balita (BKB)
· Pondok Bersalin Desa (Polindes)
· Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)
· Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)
· Keluarga Mandiri
· Upaya Kesehatan Mesjid
2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang
kesehatan. Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas
mereka beragam sesuai dengan peminatannya.
3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, ruamh bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan,
dokter praktik, klinik 24 jam, dan seabaginya.
c. Dana
Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan
seperti dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat, dan berbagai bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-
jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut;
1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah),
dana sehat pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana
sehat yang dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya
(Supir angkot, tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran
para pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau
pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya
bagi para pekerja Perusahaan swasta;
4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan
kesehatan Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola
PT tugu mandiri, PT Bintang Jasa, dan lain-lain.
d. Wujud Lain
Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
1) Jasa Tenaga
2) Jasa Pelayanan
3) Subsidi silang

2. Lingkup Peran Serta Masyarakat


Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak
terbatas. Namun demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM
dapat dikelompokkan menjadi
a. Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh masyarakat umum.
b. Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)
c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
d. Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)
e. Kemitaraan LSM dan dunia usaha.
f. Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
g. Peran wanita pembangunan kesehatan
h. Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan
i. Kader kesehatan.

3. prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat


Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan
seharusnya tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang
kesehatan di arahkan melalui tiga macam utama, sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal
mempunyai wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi,
mempunyai bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang baik.
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola
yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang
memadai. Dana sehat pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola
KUD untuk masyarakat anggota KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid
sekolah dan lain-lain

4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat


Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai
berikut
a. Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi
program kesehatan masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran.
Keseahtan masyarakat sangat erat kaitannya dengan aspek sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan.
b. Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak
mungkin menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak.

G. Bina Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat


1. Bina Upaya Kesehatan Tradisional.
a. Upaya kesehatan tradisional merupakan salah satu bentuk peran serta
masyarakat yang potensial dalam menunjang pembangunan kesehatan.
b. Pengobatan tradisional diakui keberadaannya sejak jaman dahulu kala dan
telah dimanfaatkan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat
modernnya dikenal masyarakat.
c. Pembinaan upaya pengobatan tradisional di Kec Pangalengan masih kurang

2. Bina Upaya Kesehatan Kerja


Upaya kesehatan kerja semakin penting pada era industrialisasi sekarang
ini karena pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin
banyak serta makin maraknya tenaga kerja informal.

3. Bina Upaya Kesehatan Dasar Swasta


Bina upaya kesehatan dasar swasta di Kecamatan Pangalengan atas dasar
permenkes dan petunjuk pelaksanaanya berupa SK Dirjen Binkesmas.

4. Bina Peran Wanita dalam Pembangunan Kesehatan


Upaya penigkatan peranan wanita dalam pembangunan kesehatan
dilakukan melalui berbagai cara diantaranya dengan memanfaatkan tanaman obat
untuk mengatasi penyakit
sederhana setempat dengan istilah TOGA.

5. Bina Peran Generasi Muda Dalam Pembangunan kesehatan


Program ini mencoba menggalang partisipasi generasi muda dalam
pembangunan kesehatan dengan mengembangkan Kader Kesehatan Remaja.
Disamping itu berbagai bentuk apresiasi generasi muda di bidang kesehatan tetap
terus dilakukan, seperti lomba poster remaja, teknologi tepat guna, konsultasi
kesehatan remaja, Warta generasi Muda sehat dll.

6. Bina Kader Kesehatan


Kader merupakaan sosok insan yang menarik perhatian khalayak karena
kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat
kader begitu dekat dengan masyarakat, pada giliranya membuat alih pengetahuan
dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah, serta
dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang
handal antara petugas kesehatan dengan masyarakat.
7. Bina Dana Sehat/JPKM
Dana sehat di kecamatan Pangalengan sudah lama dikembangkan jauh
sebelum program JPKM dicanangkan, walaupun dalam bentuk yang sederhana.
g. Apa itu teori prilaku Luwrence Green?
Beberapa teori yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari
analisis fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

Teori Lawrence Green


Menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi
dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini pada
hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
c. Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama
dan para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-
peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan
kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu
pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan
perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas
terlebih lagi petugas kesehatan. Di samping itu, undang-undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B = f (PF, EF, RF)

dimana :
B = Behavior
PF = Predisposing factors
EF = Enabling factors
RF = Reinforcing factors
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang, misalnya
kesehatan, ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seorang ibu hamil yang tidak mau memeriksakan kehamilannya di puskesmas
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat dari
pemeriksaan kehamilan bagi ibu dan janin yang dikandung (predisposing factors).
Tetapi barangkali juga karena rumahnya jauh dari puskesmas tempat
memeriksakan kehamilannya atau peralatan yang tidak lengkap (enabling factors).
Sebab lain mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain
disekitarnya tidak pernah memberikan contoh / penyuluhan tentang pentingya
pemeriksaan kehamilan (reinforcing factors).
h. Apa itu kader posyandu dan siapa yang bisa menjadi kader
posyandu?
i. Bagaimana cara memberdayakan kader posyandu?
j. Apa peran kader posyandu dalam menicptakan masyarakat
yang hidup bersih dan sehat
k. Bagaimana definisi dari derajat kesehatan masyarakat yang
optimal?

You might also like