Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Masalah pemberian MP-ASI yang salah dan terlalu dini pada masyarakat
kita merupakan problem klasik dan kompleks. Meskipun ASI diketahui memiliki
banyak keunggulan, baik ditinjau dari segi gizi, imunitas, ekonomi, kepraktisan,
ataupun psikologis, akan tetapi kesadaran ib– ibu di Indonesia dan pemberian ASI
ternyata rendah. 1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman selain ASI
yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode
penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman
lain diberi bersama pemberian ASI (WHO).1
Semakin meningkat umur bayi atau anaka, kebutuhan akan zat gizi
semakin bertambah karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang
dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang
cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yg bertambah pesat pada periode ini. 2
2
2.3 Anjuran WHO tentang makanan pendamping ASI
Pemberian makanan makan bayi yang optimal adalah pemberian ASI
esklusif mulai dari saat lahir hingga usia 4-6 bulan dan terus berlanjut
hingga tahun kehidupan. Makanan tambahan yang sesuai baru diberikan
ketika bayi berusia sekitar 6 bulan. Selanjutnya WHO menyelenggarakan
konvensi Expert Panel Meeting yang meninjau lebih dari 3000 makalah
riset dan menyimpulkan bahwa periode 6 bulan merupakan usia bayi yang
optimal untuk pemberian ASI eksklusif. 2
Pemberian makanan setelah bayi berusia 6 bulan memberikan
perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan imunitas
bayi > 6 bulan sudah lebih sempurna dibandingkan umur bayi < 6 bulan.
Pemberian MP-ASI dini sama saja dengan membuka gerbang masuknya
berbagai jenis kuman penyakit. Hasil riset menunjukkan bahwa bayi yang
mendapat MP-ASI sebelum berumur 6 bulan ebih banyak terserang diare,
sembelit, batuk pilek dan panas dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif. 2
Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya sudah
relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah
protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, amilase baru akan diproduksi
sempurna. Saat bayi berusia kurang dari 6 bulan, sel – sel disekitar usus
belum siap menerima kandungan dalam makanan, sehingga makanan yang
masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. Menunda
pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas
dikemudian hari. Bahkan pada kasus ekstrim pemberian MP-ASI dini
dapat menyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus dilakukan
pembedahan.2
3
a. Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan ketika usianya lebih
dari 6 bulan dan saat kebutuhan energi dan zat gizi melebihi yang
didapat dari ASI.
b. Adekuat (adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein
dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
anak.
a. Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan waktu diberikan, MP-ASI
harus higienis
b. Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan
tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi
dan cara pemberiannya sesuai dengan umur bayi.1,2
4
Pada usia sekitar 6 bulan jenis kue lain dapat diberikan dengan
syarat, kue tersebut harus lembek dan mudah dicerna.
e. Bubur
Bubur susu merupakan salah satu makanan pelengkap utama bayi
dan berperan sebagai sumber nutrisi, air, kalori, protein, sedikit lemak
dan mineral. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi utamanya harus
terdiri dari tepung, susu dan gula.
f. Nasi tim
Nasi tim sering diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai berusia
9 bulan. Komposisi nasi tim terdiri dari beras atau kentang, protein dari
hewan (hati ayam, daging, telur, ikan tawar, ikan laut, udang). Sayuran
yang diberikan seperti wortel, bayam, kangkung, tahu, tempe dan
kacang-kacangan. Bahan-bahan makanan tersebut harus dilunakkan. 1,2
5
Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari
bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali
makan berikan sesuai umur:
9 bulan : 9 sendok makan
10 bulan : 10 sendok makan
11 bulan : 11 sendok makan
Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI
Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur / ayam / ikan /
tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan /
minyak pada bubur nasi
Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca
cara menyiapkannya, batas umur dan tanggal kadaluarsa
Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti
bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya
Beri buah – buahan atau sari, seperti air jeruk manis dan air tomat
saring
Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan
gelas dan sendok
c. Umur 1-2 tahun
Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
Berikan nasi lembek 3 kali sehari
Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi / wortel
/ bayam / kacang hijau / santan / minyak pada nasi lembek
Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti
kacang hijau, biskuit pisang, nagasari dan sebagainya
Beri buah – buahan atau sari buah
Bantu anak untuk makan sendiri. 3
6
2.7 Cara pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
b. Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
c. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani
diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan, tepung-tepungan,
sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur diberikan pada usia 6
bulan
d. Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan emosinya.
Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat lapar . 2,3
7
dan rawat gabung dan disediakannya dapur susu formula akan
meningkatkan praktek pemberian MP-ASI predominan kepada bayi yang
baru lahir di rumah sakit. Serta pemasaran susu formula pengganti ASI yang
menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI
sehingga ibu akan lebih tertarik pada iklan PASI dan memberikan MP-ASI
secara dini.4
8
pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.5
d. Gangguan pengaturan selera makanan
Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada
bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat dari pada
bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang diberi susu
formula mendapatkan makanan padat lebih dini.5
e. Bahan makanan yang merugikan
Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa.
Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi. 5
9
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum
ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan
mengganggu keberhasilan menyusui.
b. Kolostrum dibuang
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental
dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak
memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat
kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung
zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.
c. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6
bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare.
Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan
dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
d. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak
tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat
menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
e. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI
dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat
yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan
MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi
ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat
berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu
baru MP-ASI.
f. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
10
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
g. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya
frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang
bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada
ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi
kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
h. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu
yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang
tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku
kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya
penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
i. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota
keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan
untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu
kalah.1,2
11
serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulut
Mampu menahan kepala tetap tegak
Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya
Refleks eksktrusi (menjulur lidah) telah sangat berkurang atau
sudah menghilang
Perkembangan keterampilan oromotor antara lain yang semula
hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
mengunyah dan menelan makanan yang lebih kental dan padat
serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulut
Mampu menahan kepala tetap tegak
Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya
b. Kesiapan psikologis
Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjut yaitu
Dari reflektif (berdasarkan reflek) ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara membuka
mulutnya, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan / ke
arah makanan, tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh
ke belakang / menjauh. 6
12
b. Berikan makanan 1-2 sendok teh sesudah bayi minum sejumlah ASI
atau formula. Bila bayi selalu menolak makanan baru, maka makanan
diberikan sebelum ASI/formula
c. Setiap jenis makanan diperkenalkan satu persatu dan pemberian diulang
selama 2 hari agar bayi dapat mengenal aroma jenis makanan tersebut
contoh bubur beras + daging, bubur beras + wortel dan sebagainya
d. Mengenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetap bisa
sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memangtidak suka pada
makanan tersebut
e. Selanjutnya jumalah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang
sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.6
Lapar Kenyang
13
2.13 Manfaat pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur
Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan
gizi bayi. Sehingga bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI
(MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperlihatkan
kesiapan bayi, antara lain keterampilan motork, keterampilan mengecap dan
mengunyah serta terhadap rasa dan bau. Untuk itu, pemberian makanan
pada pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misanya, untuk melatih
indera pengecapannya, berikan bubur susu satu rasa dahulu, baru kemudian
dicoba dengan multirasa.
14
BAB III
PENUTUP
15
mereka hasilkan tidak cukup dan kualitasnya buruk, teknik pemberian ASI
yang salah, serta kebiasaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan
tambahan.
10. Akibat makanan pendamping ASI dini, yaitu : Gangguan menyusui, beban
ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas, alergi terhadap makanan,
gangguan pengaturan selera makanan dan bahan makanan yang merugikan.
11. Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan ASI : Pemberian
Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar), kolostrum dibuang,
pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat, MP-ASI yang diberikan
tidak cukup, pemberian MP-ASI sebelum ASI, frekuensi pemberian MP-
ASI kurang, pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan
kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.
12. Kesiapan bayi untuk menerima MP-ASI, bergantung pada kesiapan bayi
yaitu meliputi kesiapan fisik dan psikologis.
13. Cara memperkenalkan MP-ASI kepada bayi : Pengenalan jenis, tekstur dan
konsistensi makanan, frekuensi dan jumlah harus secara bertahap.
16
DAFTAR PUSTAKA
17