You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah pemberian MP-ASI yang salah dan terlalu dini pada masyarakat
kita merupakan problem klasik dan kompleks. Meskipun ASI diketahui memiliki
banyak keunggulan, baik ditinjau dari segi gizi, imunitas, ekonomi, kepraktisan,
ataupun psikologis, akan tetapi kesadaran ib– ibu di Indonesia dan pemberian ASI
ternyata rendah. 1

Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi


dan menunjukkan kecenderungan menurun selama 3 tahun terakhir.Untuk
mencapai pertumbuhan optimal, seorang bayi memerlukan semua zat gizi makro
dan zat gizi mikro yang sesuai antara jumlah dengan kebutuhannya. Tak dapat
dipungkiri, kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah
ASI.Tapi begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Di samping pencernaannya belum
sempurna, tindakan itu hanya akan memperbesar potensi bayi terkena alergi
makanan. Juga, pemberian MP-ASI terlalu cepat akan menyebabkan insting bayi
untuk mengisap akan menurun sehingga jumlah ASI yang dikonsumsi juga
menurun. Kekurangan gizi banyak terjadi karena pemberian MP-ASI yang terlalu
dini. Jangan pula berikan MPASI terlambat (hanya ASI saja setelah 6 bulan ke
atas). Tak baik bagi pertumbuhannya. Bayi bisa menderita kekurangan gizi, berat
dan panjangnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dicapai. Karena ASI
sesudah usia 6 bulan tidak bisa mencukupi kebutuhan bayi lagi. Mulai Usia 6
Bulan berikan MP-ASI saat bayi berusia 6 bulan ke atas. agar bayi sudah bisa
menopang kepalanya sendiri secara tegak dan menegakkan dadanya. Dengan
demikian bisa dikatakan proses menelannya sudah lebih baik. Sedangkan jika
kepalanya masih goyang-goyang, ditakutkan proses menelannya belum sempurna,
maka dikhawatirkan akan tersedak. Juga, fungsi pencernaan bayi pada usia
tersebut sudah lebih baik.1,2

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman selain ASI
yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode
penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman
lain diberi bersama pemberian ASI (WHO).1
Semakin meningkat umur bayi atau anaka, kebutuhan akan zat gizi
semakin bertambah karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang
dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang
cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yg bertambah pesat pada periode ini. 2

2.2 Tujuan pemberian makanan pendamping ASI


Makanan pendamping ASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi
terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang tidak dapat dicukupi ASI, akan tetapi juga merupakan saran
pendidikan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi
dan mengajarkan anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru,
sekaligus memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting
untuk diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin,
karena ASI memberikan sejumlah energi dan protein yang bermutu
tinggi.2

2
2.3 Anjuran WHO tentang makanan pendamping ASI
Pemberian makanan makan bayi yang optimal adalah pemberian ASI
esklusif mulai dari saat lahir hingga usia 4-6 bulan dan terus berlanjut
hingga tahun kehidupan. Makanan tambahan yang sesuai baru diberikan
ketika bayi berusia sekitar 6 bulan. Selanjutnya WHO menyelenggarakan
konvensi Expert Panel Meeting yang meninjau lebih dari 3000 makalah
riset dan menyimpulkan bahwa periode 6 bulan merupakan usia bayi yang
optimal untuk pemberian ASI eksklusif. 2
Pemberian makanan setelah bayi berusia 6 bulan memberikan
perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan imunitas
bayi > 6 bulan sudah lebih sempurna dibandingkan umur bayi < 6 bulan.
Pemberian MP-ASI dini sama saja dengan membuka gerbang masuknya
berbagai jenis kuman penyakit. Hasil riset menunjukkan bahwa bayi yang
mendapat MP-ASI sebelum berumur 6 bulan ebih banyak terserang diare,
sembelit, batuk pilek dan panas dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif. 2
Saat bayi berusia 6 bulan atau lebih, sistem pencernaannya sudah
relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah
protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, amilase baru akan diproduksi
sempurna. Saat bayi berusia kurang dari 6 bulan, sel – sel disekitar usus
belum siap menerima kandungan dalam makanan, sehingga makanan yang
masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. Menunda
pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas
dikemudian hari. Bahkan pada kasus ekstrim pemberian MP-ASI dini
dapat menyebabkan penyumbatan saluran cerna dan harus dilakukan
pembedahan.2

2.4 Syarat – syarat pemberian makanan pendamping ASI


Pada Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF)
dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat berikut ini :

3
a. Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan ketika usianya lebih
dari 6 bulan dan saat kebutuhan energi dan zat gizi melebihi yang
didapat dari ASI.
b. Adekuat (adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein
dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
anak.
a. Aman (safe) : penyimpanan, penyiapan dan waktu diberikan, MP-ASI
harus higienis
b. Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan
tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi
dan cara pemberiannya sesuai dengan umur bayi.1,2

2.5 Jenis – jenis makanan pendamping ASI


Jenis makanan MP-ASI baik teksture, frekuensi dan porsi makanan
harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dan
anak usia 6-24 bulan. Kebutuhan energi dari makanan adalah sekitar 200
kkal perhari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kkal perhari untuk bayi usia 9-
11 bulan dan 500 kkal perhari untuk usia 12-23 bulan.
a. Makanan utama yaitu ASI dan pengganti ASI atau susu formula
b. Buah-buahan
Buah-bahan sudah dapat diberikan dengan maksud mendidik bayi
mengenal jenis makanan baru dan sebagai sumber vitamin. Berikan
buah sesuai kesukaan bayi. Pada awal, biasanya yang bersifat air atau
sari seperti : sari jeruk, sari tomat, dan lainnya yang bersifat tidak asam.
Pada usia 6 bulan sudah dapat diberikan buah pepaya, pisang.
c. Biskuit
Biskuit diberikan dengan maksud untuk mendidik kebiasaan
makan dan mengenal jenis makanan lain dan bermanfaat untuk
penambahan kalori. Kebanyakan bayi akan menyukai biskuit rasa manis
tapi sebagian lagi akan menyukai rasa asin.
d. Kue atau makanan lain

4
Pada usia sekitar 6 bulan jenis kue lain dapat diberikan dengan
syarat, kue tersebut harus lembek dan mudah dicerna.
e. Bubur
Bubur susu merupakan salah satu makanan pelengkap utama bayi
dan berperan sebagai sumber nutrisi, air, kalori, protein, sedikit lemak
dan mineral. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi utamanya harus
terdiri dari tepung, susu dan gula.
f. Nasi tim
Nasi tim sering diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai berusia
9 bulan. Komposisi nasi tim terdiri dari beras atau kentang, protein dari
hewan (hati ayam, daging, telur, ikan tawar, ikan laut, udang). Sayuran
yang diberikan seperti wortel, bayam, kangkung, tahu, tempe dan
kacang-kacangan. Bahan-bahan makanan tersebut harus dilunakkan. 1,2

2.6 Tahapan pemberian makanan pendamping ASI


Pemberian makanan pada bayi dan umur 0-14 bulan yang baik dan
benar adalah sebagai berikut :
a. Umur 0-6 bulan
- Berikan ASI setiap kali bayi menginginkan, sedikitnya 8 kali
sehari, pagi, siang, sore maupun malam
- Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI
eksklusif)
- Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian
b. Umur 6-12 bulan
 Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk
lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak, 2 kali sehari.
Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan

5
 Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari
bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali
makan berikan sesuai umur:
 9 bulan : 9 sendok makan
 10 bulan : 10 sendok makan
 11 bulan : 11 sendok makan
 Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI
 Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur / ayam / ikan /
tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan /
minyak pada bubur nasi
 Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca
cara menyiapkannya, batas umur dan tanggal kadaluarsa
 Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti
bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya
 Beri buah – buahan atau sari, seperti air jeruk manis dan air tomat
saring
 Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan
gelas dan sendok
c. Umur 1-2 tahun
 Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
 Berikan nasi lembek 3 kali sehari
 Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi / wortel
/ bayam / kacang hijau / santan / minyak pada nasi lembek
 Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti
kacang hijau, biskuit pisang, nagasari dan sebagainya
 Beri buah – buahan atau sari buah
 Bantu anak untuk makan sendiri. 3

6
2.7 Cara pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer,
berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
b. Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik
c. Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani
diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan, tepung-tepungan,
sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur diberikan pada usia 6
bulan
d. Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan emosinya.
Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat lapar . 2,3

2.8 Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI


Banyak kepercayaan dan sikap yang tidak mendasar terhadap makna
pemberian ASI yang membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI
secara eksklusif kepada bayi meraka dalam periode 6 bulan pertama. Alasan
umum mengapa mereka memberikan MP-ASI secara dini meliputi rasa
takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan kualitasnya buruk.
Hal ini dikaitkan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat
encer dan menyerupai air selain itu keterlambatan memulai pemberian ASI
dan praktek membuang kolostrum juga mempengaruhi alasan pemberian
MP-ASI dini karena banyak masyarakat di negara berkembang percaya
kolostrum yang berwarna kekuningan merupakan zat beracun yang harus
dibuang. 4
Teknik pemberian ASI yang salah yang menyebabkan ibu mengalami
nyeri, lecet pada puting susu, pembengkakan payudara dan mastitis dapat
menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Serta kebiasaan yang
keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan selain itu dukungan yang
kurang dari pelayanan kesehatan seperti tidak adanya fasilitas rumah sakit

7
dan rawat gabung dan disediakannya dapur susu formula akan
meningkatkan praktek pemberian MP-ASI predominan kepada bayi yang
baru lahir di rumah sakit. Serta pemasaran susu formula pengganti ASI yang
menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI
sehingga ibu akan lebih tertarik pada iklan PASI dan memberikan MP-ASI
secara dini.4

2.9 Akibat makanan pendamping ASI dini


a. Gangguan menyusui
Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian
MP-ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya
bayi-bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur 6
bulan atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi-bayi yang
mendapatkan susu formula.5
b. Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas
Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung
mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi
sehigga akan menambah beban bagi ginjal. Bayi yang mendapatkan
makanan padat yang terlalu dini, mempunyai osmolitas plasma yang
lebih tinggi dari pada bayi-bayi yang 100% mendapat ASI sehingga
bayi cepat haus, karena hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas
merupakan penyebab haus sehingga menyebabkan penerimaan energi
yang berlebihan. 5
c. Alergi terhadap makanan
Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini,
dapat menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanak-
kanak. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah
diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti : jeruk,
tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering terjadi. Meskipun ASI
kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang
cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi

8
pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.5
d. Gangguan pengaturan selera makanan
Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada
bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat dari pada
bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang diberi susu
formula mendapatkan makanan padat lebih dini.5
e. Bahan makanan yang merugikan
Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah
yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa.
Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi. 5

2.10 Permasalahan dalam pemberian makanan pendamping ASI


Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi
pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang
tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan
penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai
dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu
kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-
ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan
pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Selain itu pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur
6 bulan) dapat menurunkan konsumsi ASI dan meningkatkan terjadinya
gangguan pencernaan/diare, dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu
berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang yang
berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat mengakibatkan anak
menderita kurrang gizi, seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24
bulan :
a. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)

9
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air
teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum
ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan
mengganggu keberhasilan menyusui.
b. Kolostrum dibuang
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental
dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak
memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat
kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung
zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.
c. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6
bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare.
Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan
dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
d. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak
tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat
menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
e. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI
dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat
yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan
MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi
ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat
berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu
baru MP-ASI.
f. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang

10
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
g. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya
frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang
bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada
ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi
kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
h. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan dan memberikan makanan pada anak. Masih banyak ibu
yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang
tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku
kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya
penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
i. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota
keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan
untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu
kalah.1,2

2.11 Kesiapan bayi untuk menerima MP-ASI


Saat tepat memulai pemberian MP-ASI bergantung pada kesiapan bayi,
yaitu meliputi kesiapan fisik dan psikologis
a. Kesiapan fisik
 Refleks eksktrusi (menjulur lidah) telah sangat berkurang atau
sudah menghilang
 Perkembangan keterampilan oromotor antara lain yang semula
hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
mengunyah dan menelan makanan yang lebih kental dan padat

11
serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulut
 Mampu menahan kepala tetap tegak
 Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya
 Refleks eksktrusi (menjulur lidah) telah sangat berkurang atau
sudah menghilang
 Perkembangan keterampilan oromotor antara lain yang semula
hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
mengunyah dan menelan makanan yang lebih kental dan padat
serta dapat memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian
belakang mulut
 Mampu menahan kepala tetap tegak
 Duduk tanpa / hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya
b. Kesiapan psikologis
Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjut yaitu
 Dari reflektif (berdasarkan reflek) ke imitatif
 Lebih mandiri dan eksploratif
 Mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara membuka
mulutnya, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan / ke
arah makanan, tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh
ke belakang / menjauh. 6

2.12 Cara memperkenalkan MP-ASI kepada bayi


Pengenalanjenis, tekstur dan konsistensi makanan, frekuensi dan jumlah
harus secara bertahap. Beberapa hal penting yang berkaitan, antara lain :
a. Mencoba makanan pertama kali. Bubur tepung beras yang diperkaya zat
besi dianjurkan sebagai makanan pertama.setelah bubur matang,
diamkan sampai hangat baru ditambahkan ASI perah atau susu formula
yang biasa diminumkan bayi

12
b. Berikan makanan 1-2 sendok teh sesudah bayi minum sejumlah ASI
atau formula. Bila bayi selalu menolak makanan baru, maka makanan
diberikan sebelum ASI/formula
c. Setiap jenis makanan diperkenalkan satu persatu dan pemberian diulang
selama 2 hari agar bayi dapat mengenal aroma jenis makanan tersebut
contoh bubur beras + daging, bubur beras + wortel dan sebagainya
d. Mengenalkan makanan baru tidak cukup hanya 1-2 kali tetap bisa
sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memangtidak suka pada
makanan tersebut
e. Selanjutnya jumalah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang
sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.6

Saat pemberian makan harus memperhatikan kondisi bayi, antara lain


mengenal tanda bayi yang lapar atau sudah kenyang, yang dapat dilihat peda
tabel dibawah ini :

Lapar Kenyang

a. Riang / antusias sewaktu a. Memalingkan muka atau


didudukkan dikursi makannya menutup mulut ketika melihat
b. Gerakan menghisap atau sendok berisi makanan
mengecapkan bibir b. Menutup mulut dengan
c. Membuka mulut ketika melihat tangannya
sendok / makanan c. Rewel atau menangis karena
d. Memasukkan tangan ke dalam terus diberi makan
mulut d. Tertidur
e. Menangis atau rewel karena
ingin makan
f. Mencondongkan tubuh ke arah
makanan atau berusaha
menjangkaunya

13
2.13 Manfaat pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur
Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan
gizi bayi. Sehingga bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI
(MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama ini harus memperlihatkan
kesiapan bayi, antara lain keterampilan motork, keterampilan mengecap dan
mengunyah serta terhadap rasa dan bau. Untuk itu, pemberian makanan
pada pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misanya, untuk melatih
indera pengecapannya, berikan bubur susu satu rasa dahulu, baru kemudian
dicoba dengan multirasa.

14
BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan mengenai makanan pendamping ASI di atas, terdapat


beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode
penyapihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman
lain diberi bersama pemberian ASI.
2. Pemberian makanan setelah bayi berusia 6 bulan memberikan perlindungan
besar dari berbagai penyakit
3. MP-ASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi
untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang tidak dapat
dicukupi ASI, sekaligus memperkenalkan beraneka macam bahan makanan.
4. MP-ASI harus memenuhi syarat tepat waktu (timely), adekuat (adequate),
aman (safe), tepat cara pemberian (properly).
5. Jenis makanan MP-ASI baik teksture, frekuensi dan porsi makanan harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak
usia 6-24 bulan. Kebutuhan energi dari makanan adalah sekitar 200 kkal
perhari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kkal perhari untuk bayi usia 9-11
bulan dan 500 kkal perhari untuk usia 12-23 bulan.
6. Tahapan pemberian makanan pendamping ASImakanan pada bayi dan umur
0-14 bulan diberikan makanan baik dan benar.
7. Pemberian makanan pada bayi disesuaikan dengan umur 0-14 bulan, mulai
dari pemberian
8. Cara pemberian makanan pendamping ASI makanan pendamping ASI dapat
diberikan secara efisien.
9. Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI meliputi
memberikan MP-ASI secara dini meliputi rasa takut bahwa ASI yang

15
mereka hasilkan tidak cukup dan kualitasnya buruk, teknik pemberian ASI
yang salah, serta kebiasaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan
tambahan.
10. Akibat makanan pendamping ASI dini, yaitu : Gangguan menyusui, beban
ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas, alergi terhadap makanan,
gangguan pengaturan selera makanan dan bahan makanan yang merugikan.
11. Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan ASI : Pemberian
Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar), kolostrum dibuang,
pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat, MP-ASI yang diberikan
tidak cukup, pemberian MP-ASI sebelum ASI, frekuensi pemberian MP-
ASI kurang, pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan
kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.
12. Kesiapan bayi untuk menerima MP-ASI, bergantung pada kesiapan bayi
yaitu meliputi kesiapan fisik dan psikologis.
13. Cara memperkenalkan MP-ASI kepada bayi : Pengenalan jenis, tekstur dan
konsistensi makanan, frekuensi dan jumlah harus secara bertahap.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI.


Jakarta : 2011

2. Lakhani, N. et al . 2013. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diakses


dari:doc/4906473/PEDOMAN-UMUM-PEMBERIAN-makanan-
pendamping-ASI.

3. Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.


Salemba Medika. Jakarta.

4. Setiawan Albertus. 2009. Pemberian Makanan Pendamping ASI. Fakultas


Kesehatan Masyarakat UI. Jakarta.

5. Ranuh, I.G.N,Dkk. 2011. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas


Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.

6. Varney, Dkk. 2008. Buku Ajar Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC.

17

You might also like