You are on page 1of 3

Glaukoma Sudut Tertutup Primer Akut

EPIDEMIOLOGI

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak diseluruh


dunia. Kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma besifat irrefersible atau bersifat permanen.
Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3.2 juta orang mengalami kebutaan akibat
glukoma.1 Pada tahun 2020 jumlah kebutaan akibat glaukoma diperkirakan meningkat menjadi
11,4 juta. Jumlah pasien glaukoma diperkirakan juga mengalami peningkatan, yaitu dari 60,5
juta (2010) menjadi 79,6 juta (2020).2
Glaukoma primer sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih. Penelitian
yang dilakukan oleh Cheng dkk tahun 2014 pada orang dewasa di Asia didapatkan keseluruhan
prevalensi dari glaukoma primer sudut tertutup adalah 0,75%, dengan 0,66% pada kelompok
Asia Tenggara, 0,46% kelompok India, 1,10% kelompok China, dan 0,97% pada kelompok
Timur Tengah. Prevalensi spesifik usia adalah 0,21% untuk mereka yang berusia 40-49 tahun,
0,54% berusia 50-59 tahun, 1,26% berusia 60-69 tahun, dan 2,32% berusia 70 tahun ke atas.1

FAKTOR RESIKO

Faktor risiko untuk glaukoma sudut tertutup primer akut adalah jenis kelamin perempuan,
ras, usia 40 – 50 tahun, kelainan refraksi miopia, riwayat keluarga dengan glaucoma, mata
dengan bilik mata depan yang dangkal, dan juga keadaan-keadaan yang membuat sudut bilik
mata depan sempit, misalnya kornea yang kecil, lensa yang membesar atau korpus siliaris yang
membesar.3
Berdasarkan survei pada beberapa populasi didapatkan perempuan memiliki risiko tinggi
terjadinya glaukoma akut sudut tertutup karena perempuan memiliki bilik mata depan yang lebih
dangkal daripada laki-laki. Usia lanjut juga merupakan salah satu faktor risiko dikarenakan
kedalaman dan volume bilik mata depan berkurang seiring dengan bertambahnya usia sehingga
mendukung terjadinya blok pupil. Glaukoma sudut tertutup primer akut sering terjadi pada
rentang usia 55-65 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia dewasa muda dan juga pernah
dilaporkan terjadi pada anak-anak. Kelainan refraksi jenis miopia juga merupakan faktor risiko
untuk glaukoma sudut tertutup primer akut meskipun glaukoma dapat terjadi pada berbagai
kelainan refraksi. Hal ini disebabkan karena bilik mata depan yang lebih dangkal pada jenis
kelainan refraksi miopia dengan tanda yang biasa ditemukan adalah adanya plateau iris.4
PATOFISIOLOGI

Glaukoma sudut tertutup primer akut memiliki karakteristik berupa terjadinya aposisi
atau adesi iris perifer terhadap trabekular meshwork. Hal ini menyebabkan sudut bilik mata
depan menjadi tertutup secara anatomis sehingga terjadi penurunan drainase aquous humor pada
sudut tersebut. Sudut bilik mata depan dikatakan tertutup jika menutupi paling sedikit 270º dari
sudut tersebut.4
Mekanisme dari glaukoma sudut tertutup primer akut dapat dibagi menjadi dua kategori
seperti tertera di bawah ini:4
1. Mekanisme yang mendorong iris dari belakang
 Blok pupil
 Glaukoma maligna
 Pembengkakan badan siliaris, inflamasi atau kista
 Prosesus siliaris yang terletak di anterior (plateau iris)
 Pembengkakan koroid, pelepasan koroid yang bersifat serosa atau hemorhagik
 Tumor segmen posterior atau space-occupying lesions (minyak silicon, gelembung udara)
 Pergeseran lensa ke anterior.
2. Mekanisme yang menarik iris ke depan sehingga berkontak dengan trabekular meshwork
 Kontraksi dari membran atau jaringan fibrovaskular yang mengalami inflamasi
 Migrasi endotel kornea
 Pertumbuhan fibrosa ke arah dalam
 Pertumbuhan epitel ke arah dalam
 Inkarserasi iris karena trauma atau insisi bedah.
Mekanisme blok pupil merupakan mekanisme tersering pada glaukoma sudut tertutup
primer akut. Terjadi hambatan aliran aquous humor dari bilik mata posterior menuju bilik mata
anterior melalui pupil yang disebabkan oleh bilik mata depan yang dangkal pada pasien.
Hambatan ini terjadi pada bagian penghubung lensa dengan iris sehingga menyebabkan
perbedaan tekanan antara bilik mata anterior dan posterior. Hal ini menyebabkan iris perifer
terdorong ke depan menutup jalan menuju trabekular meshwork seperti yang terlihat pada
Gambar 2.3. Blok pupil akan terjadi maksimal ketika pupil berada dalam posisi mid-dilatasi
sehingga iris menjadi memendek dan menebal.
Gambar 2.3. Drainase aquous humor pada mata sehat dan glaukoma

1. Kementrian kesehatan RI. Infodatin situasi dan analisis glaukoma. 2015 p 1-6
2. Quigley H. Number of people with glaucoma worldwide. Br J ophtalmol.2006:80:p 262-7
3. Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of glaucoma.
JAMA. 2014;311(18):1901-11.
4. American academi of opthalmology.laucome section 10. American academic of
opthalmology of the eye and orbita. San fransisco, 2014-2015
5.

You might also like