Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun oleh:
RIZKA KURNIAWATI
3211014
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmad dan hidayah-Nya
hidayah sehingga penulis
lis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh
Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap
rhadap Tingkat Kecemasan
Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah
Prasekolah Di Bangsal Cempaka RSUD
Wates”.
”. Rangkaian penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES
Jenderal Achmad
hmad Yani Yogyakarta.
Dengan
engan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih dan
rasa hormat serta penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu dan
terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu:
1. dr. Kuswanto Harjo, M. Kes selaku Ketua STIKES Jenderal A
Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, S. Kep., Ns., KMB selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan
3. Yanita T.S,, S.Kep., Ns., M. Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Atik Badi’ah, S.Pd., S.Kp M.Kes selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Kedua Orang
rang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a dan
semangat pada penulis selama penyusunan laporan usulan penelitian ini.
6. Teman - teman Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad
A hmad Yani Yogyakarta angkatan 20
2011 yang selalu
memberikan semangat dan masukan yang sangat berharga.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu ppersatu.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dapat bermanfaat dan
mendapat balasan kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
khasanah ilmiah pengetahuan. Masih
Masih banyak hal yang perlu dibenahi, oleh karena
iv
itu saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis
harapkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
A. Hasil Penelitian………….……………………………………………49
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................49
2. Karakteristik responden ....................................................................49
3. Gambaran Tingkat Kecemasan Anak ...............................................51
B. Pembahasan ..........................................................................................52
1. Karakteristik Responden………..……………...………….………52
2. Tingkat Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain..….…… 57
3. Tingkat Kecemasan Setelah diberikan Terapi Bermain..….............59
4. Pengaruh Terapi Bermain dengan Mewarnai...…………….……...62
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
JADWAL PENELITIAN
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT
KECEMASANAKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES
INTISARI
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperwatan Politeknik Kesehatan Yogyakarta
xi
THE IMPACT OF COLORING PLAY THERAPHY TO THE ANXIETY LEVEL
OF PRESCHOOL CHILDREN DUE TO HOSPITALIZATION IN
CHILDREN INPATIENT ROOM (CEMPAKA) AT WATES
REGIONAL PUBLIC HOSPITAL
ABSTRACT
1
Stundent of Nursing Study Program at STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecture of Nursing Science Study Program of STIKES Jendral Achmad Yani
Yogyakarta
3
Lecture of Nursing Science Study Program Politeknik Kesehatan Yogyakarta
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia
dibawah lima tahun. Bermain bagi anak akan mengembangkan berbagai
kemampuan, seperti kemampuan motorik dimana anak cepat untuk bergerak,
berlari dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Anak merupakan individu
yang unik seperti halnya orang dewasa, anak–anak juga dapat sakit dengan resiko
yang lebih besar serta membutuhkan hospitalisasi untuk mendiagnosa dan
mengobati penyakitnya (Adriana, 2011). Pada masa ini, anak memerlukan kasih
sayang yang lebih dari orang tua dan lingkungannya, dan memerlukan stimulasi
untuk menimbulkan rasa aman dan percaya dirinya. Menurut Rahmawati dan
Murniasih (2007) hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami
hospitalisasi. Rata – rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari dan
waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak–anak 20% - 45% lebih
banyak dari pada waktu untuk merawat orang dewasa.
1
2
sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan
takut terhadap sesuatu karena mengantisipasi bahaya. Menurut Supartini (2009)
lingkungan rumah sakit merupakan penyebab kecemasan bagi anak baik
lingkungan sosial seperti sesama pasien anak serta interaksi dan sikap petugas
kesehatan maupun lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau ruang
rawat, alat-alat rumah sakit, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan.
Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar
sekali anak akan mengalami gangguan somatik, psikomotor dan emosional (Laili,
2006). Selain itu, faktor penyebab kecemasan hospitalisasi pada anak antara lain
tingkat ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, berpisah dengan orang tua
atau keluarga, dan pembatasan aktivitas (Suwarsih, 2009).
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Listyorini (2012),
peneliti mendapatkan dari 31 anak, 23 anak (74%) yang mengalami kecemasan
akibat hospitaliasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herliana (2011),
penelitian mendapatkan dari 38 anak, 30 anak (79%) yang mengalami kecemasan
akibat hospitalisasi. Dari data penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
kecemasan akibat hospitalisasi banyak terjadi pada anak usia prasekolah, hal ini
juga dibuktikan dengan hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami
hospitalisasi. Rata - rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari dan
waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak–anak 20% - 45% lebih
banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa (Rahmawati dan Murniasih,
2007). Anak usia prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus
yang lebih matang daripada usia toodler. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangannya anak usia prasekolah sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif.
Permainan adalah suatu aspek yang paling penting dalam kehidupan seorang anak
dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menghadapi dan
mengatasi stress. Menggambar atau mewarnai sebagai salah satu permainan yang
memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk
pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. Menggambar atau mewarnai
sebagai salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas
berekspresi dan sangat terapeutik. Anak dapat mengekspresikan perasaannya
3
dengan cara menggambar, ini berarti menggambar atau mewarnai bagi anak
merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tampa menggunakan kata-kata
(Suparto, 2008). Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat
memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia prasekolah sudah sangat
aktif dan imajinatif selain itu anak masih dapat melanjutkan perkembangan
kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun masih menjalani
perawatan di rumah sakit.
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Selain itu, Herliana (2001) menyebutkan anak
menjadi kooperatif setelah diberi terapi bermain selama 3 kali dalam 3 hari. Hal
yang hampir sama diperoleh Widyasari (2004) yang mengatakan ada pengaruh
terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak prasekolah di
IRNA RSUD Ngudi Waluyo ,Wlingi, Blitar.
Menurut Wong (2009) bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia
prasekolah antara lain : bermain menyusun puzzle, bermain game sederhana,
bermain musik, bermain peran, mendengarkan cerita (dongeng), melihat buku-
buku bergambar, menggambar dan mewarnai gambar.
Berdasarkan penelusuran literatur dan hasil dari studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti pada tanggal 14 Maret 2015 di Bangsal Cempaka RSUD Wates
melalui observasi pada 4 pasien anak usia 3-5 tahun didapatkan hasil bahwa 4
pasien menolak dilakukannya tindakan keperawatan seperti seperti saat diinjeksi,
dipasang termometer, saat perawat datang dengan membawa obat, dan saat
diambil darah untuk dicek laboratorim beberapa anak menunjukan respon seperti
menangis, meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak.
Sedangkan dari hasil wawancara, perawat di Bangsal Cempaka RSUD Wates
mengatakan 85% dari 100% anak-anak mengalami kecemasan terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan dan perawat lebih banyak bekerjasama dengan
orangtua atau penunggu pasien saat melakukan tindakan keperawatan seperti
mengalihkan perhatian anak atau mengajak anak bermain saat akan dilakukan
tindakan keperawatan agar anak lebih tenang dan tidak cemas.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah disusun, maka peneliti
menentukan masalah sebagai berikut : “Adakah pengaruh terapi bermain
mewarnai terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra
sekolah di RSUD Wates?”.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Teridentifikasi pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan
akibat hospitalisasi pada anak usiapra sekolah di RSUD. Wates.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah sebelum
diberikan terapi bermain mewarnai di bangsal Cempaka RSUD Wates.
b. Teridentifikasi tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah sesudah
diberikan terapi bermain mewarnai di bangsal Cempaka RSUD Wates.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat terhadap berbagai aspek, yaitu :
1. Bagi Ilmu Keperawatan Anak.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan anak dan menjadi
tambahan informasi tentang pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap
tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah selama menjalani perawatan di
rumah sakit.
2. Bagi Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang Keperawatan RSUD
Wates.
Hasil penelitian ini merekomndasi bagi institusi untuk mengembangkan
program terapi bermain di ruang perawatan anak dan meningkatkan fasilitas
bermain sesuai perkembangan dan kemmapuan anak selama perawatan.
3. Perawat Bangsal Cempaka RSUD Wates
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif terapi bermain
untuk menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah
dan memberikan pengatuhuan bahwa terapi bermain mewarnai perlu
dilaksankan untuk mendukung proses penyembuhan serta menyediakan
ruangan khusus bermain bagi anak yang dirawat di bangsal Cempaka RSUD
Wates.
6
4. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan ataupun kualitas dalam praktik bagi peneliti mengenai hal – hal
yang berkaitan dengan pengaruh terapi bermain mewarnai tehadap tingkat
kecemsan pada anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi.
E. Keaslian Penelitian
1. Listyorini (2006) mengenai “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan
Sosialisasi Anak Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.
Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen analitik kuantitatif
dengan rancangan pre post dan post testgroup design dan jumlah sampel
adalah 23 anak. Instrument yang digunakan menggunakan lembar observasi
sosialisasi sedangkan analisis data menggunakan uji t (t-test). Berdasarkan
pengujian statistik yang dilakukan didapatkan hasil p<0,05 dengan tingkat
kepercayaan 95% atau alpha 0,05 yang artinya ada perbedaan penerimaan
sebelum dan sesudah perlakuan, jadi ada pengaruh terapi bermain terhadap
kemampuan sosialisasi anak selama menjalani perawatan di IRNA RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel yang
diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di Bangsal Cempaka
RSUD Wates, teknik bermain yang digunakan yaitu dengan bermain
mewarnai, dan analisis data yang digunakan yakni Wilcoxon Signed Rank
Test. Persamaannya terletak pada rancangan penelitian yaitu pre post dan post
test group design.
2. Herliana (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi
Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan. Metode
yang digunakan adalah quasi eksperimen analitik kuantitatif dengan rancangan
pre post dan post test group desaignwithout control. Penelitian tersebut
menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi tingkat
kooperatif dengan subjek penelitian terhadap 30 anak. Analisa yang digunakan
adalah dengan cara uji t (t-test) yaitu membandingkan rerata dari hasil
observasi pada test awal dan test akhir. Hasil penelitian yang didapat
7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang anak (Cempaka) RSUD Wates
Kulon Progo, lokasi di dusun Beji Kecamatan Wates, tepatnya di Jalan
Tentara Pelajar Km 1 No.5 Wates Kulon Progo. Rumah Sakit Umum
Daerah Wates berdiri tahun 1994. Di ruang anak (Cempaka) terdapat 3
kelas perawatan, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 dengan jumlah bed
ada 16 dan pasien anak di rawat di ruangan tersebut rata –rata berumur
3-5 tahun.
Anak usia pra sekolah yang di rawat di ruang Cempaka
menunjukan adanya respon kecemasan. Di antaranya seperti
menunjukan respon menangis, diam, memeluk ibunya, mengajak
pulang, dan tidak kooperatif saat dokter atau perawat memberikan
tindakan. Perawat anak disini lebih banyak bekerjasama dengan
penunggu atau orang tua pasien dalam melakukan intervensi
keperawatan kepada anak. Di ruang ini juga tidak ada program terapi
bermain, khususnya yang di lakukan perawat. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya fasilitas yang menunjang. Selain itu, perawat
disini menganggap anak – anak yang dirawat sudah cukup terhibur
dengan bermain sendiri bersama orang tua dengan mainan yang
dibawa dari rumah.
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 21 anak sesuai dengan
kriteria yang peneliti tetapkan. Berdasarkan catatan pasien selama
penelitian ini yang dirawat di Ruang Anak (Cempaka) RSUD Wates
50
Tabel 5
Tabulasi Silang Karakteristik Responden Dengan Tingkat Kecemasan Sebelum
Dan Setelah Terapi Mewarnai Di Bangsal Cempaka RSUD Wates
Karakteristik Tingkat Kecemasan Total Tingkat Kecemasan Total
Responden Sebelum Intervensi Pre Setelah Intervensi Post
Ringan Sedang Berat Ringan Sedang Berat
F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%) F (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 2 9.5 0 0 6 28.6 8 38.1 2 9.5 5 23.8 1 4.8 8 38.1
Perempuan 0 0 2 9.5 11 52.4 1361.9 1 4.8 6 28.6 6 28.6 1361.9
Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100
2. Umur Anak
3 - 4 tahun 0 0 0 0 9 42.9 9 42.9 0 0 6 28.6 3 14.3 9 42.9
4 - 5 tahun 2 9.5 1 4.8 6 28.6 9 42.9 2 9.5 3 14.3 4 19 9 42.9
5 tahun 0 0 1 4.8 2 9.5 3 14.3 1 4.8 2 9.5 0 0 3 14.3
Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100
3. Rawat Ke
Pertama 0 0 1 4.8 12 57.1 13 61.9 0 0 8 38.1 5 23.8 13 61.9
Kedua 2 9.5 1 4.8 5 23.8 8 38.1 3 14.3 3 14.3 2 9.5 8 38.1
Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100
4. Lama Rawat
2 hari 0 0 1 4.8 5 23.8 6 28.6 1 4.8 5 23.8 0 0 6 28.6
3 hari 2 9.5 1 4.8 7 33.3 10 47.6 2 9.5 3 14.3 5 23.8 10 47.6
4 hari 0 0 0 0 4 19 4 19 0 0 3 14.3 1 4.8 4 19
5 hari 0 0 0 0 1 4.8 1 4.8 0 0 0 0 1 4.8 1 4.8
Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100
5. Diagnosa
GEA 1 4.8 1 4.8 7 33.3 9 42.9 2 9.5 3 14.3 4 19 9 42.9
Febris 1 4.8 0 0 5 23.8 6 28.6 1 4.8 4 19 1 4.8 6 28.6
Kejang demam 0 0 0 0 1 4.8 1 4.8 0 0 1 4.8 0 0 1 4.8
Asma 0 0 1 4.8 2 9.5 3 14.3 0 0 2 9.5 1 4.8 3 14.3
DBD 0 0 0 0 2 9.5 2 9.5 0 0 1 4.8 1 4.8 2 9.5
Total 2 9.5 2 9.5 17 81 21 100 3 14.3 11 52.4 7 33.3 21 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 6
Analisis Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah Terapi Bermain
Mewarnai pada Anak Usia Prasekolah di Bangsal Cempaka RSUD
Wates
Test Statistic Z A. Sig. (2-t)
Kecemasan (sebelum)-Kecemasan - ,001
b
3,317
(sesudah)
Sumber : (Data Primer 2016)
B. Pembahasan Penelitian
1. Tingkat Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain
Mewarnai
Kecemasan yang terjadi pada anak yang menjalai hospitalisasi
sebenarnya adalah normal, seperti yang diungkapkan Miller (2012)
bahwa kecemasan itu sebagai reaksi yang normal terhadap situasi yang
penuh stress dan berada dalam situasi yang baru. Dilihat pada tabel 4
dapat dijabarkan bahwa dari 21 anak usia prasekolah menjadi subjek
penelitian, sebelum diberikan terapi bermain mewarnai oleh peneliti
sebanyak 17 anak (81%) menunjukan kecemasan berat dilihat dari
kategorinya mayoritas anak memiliki tingkat kecemasan yang cukup
tinggi sebelum diberikan terapi bermain mewarnai. Hal serupa juga
ditemui pada peneltian Solikhah (2011) yaitu tingkat kecemasan anak
usia pra sekolah sebelum diberikan intervensi terapi bermain
mengalami kecemasan dengan kategori tingkat kecemasan sedang.
55
A. Kesimpulan
Kesimpulan yng dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah :
1. Sebelum di lakukan terapi bermain mewarnai sebagian besar
mempunyai tingkat kecemasan berat sebanyak 17 anak (81%).
2. Setelah di lakukan terapi bermain mewarnai tingkat kecemasan anak
menjadi sedang sebanyak 7 anak (33.3%).
3. Ada pengaruh terapi bermain mewrnai terhadap tingkat kecemasan
anak usia pra sekolah akibat hospitaliasi di ruang rawat inap Cempaka
RSUD Wates yang ditunjukan dari hasil uji Wilcoxon Signed Rnk Test
denga signifikasi nilai Z = -3,317, sedangkan nilai p value =
0.001<0,05.
B. Saran
Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran – saran sebagai berikut :
1. Ilmu Keperawatan Anak
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi literatur di keperawatan
anak dan menjadi tambahan informasi tentang pengaruh terapi bermain
mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah
selama menjalani perawatan di rumah sakit.
2. Bagi Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang Keperawatan
RSUD. Wates.
Diharapkan Kepala Bangsal Cempaka dan Kepala Bidang
Keperawatan RSUD. Wates untuk menambah ruang dan fasilitas
bermain bagi pasien anak di Bangsal Cempaka RSUD Wates dan
memberikan program pelatihan atau seminar tentang terapi bermain
shingga perawat dapat memberikan terapi yang lebih optimal sesuai
dengan kebutuhan bermain anak bedasarkan kebutuhan
65
66
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Imam, (2008). Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis.
Kaplan dkk. (2007). Keperawatan anak & tumbuh kembang.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ngastiyah, (2005). Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja, Cet. Ketiga,
CV Sagung Seto, Jakarta
Nursalam, Susilaningrum & Utami. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Rudolp, A.M. (2005). Rudopl Pediatric. Edisi 21. New York: McGraw-Hill.
Stuart, G. & Sundeen. (2005). Principles and Practice of Psychiatic Nursing. 5th
Edition. Missiouri: Mosby years Book.
Tedjasaputra, (2008). Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja, Cet.Ketiga,
CV Sagung Seto, Jakarta
Whaley and Wong.(2008). Perawatan Bayi dan Anak Edisi 6. Jakarta: EGC