You are on page 1of 9

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU


(Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)
Adhitya Dicky Pratama*), Ika Bagus Priyambada**), Dwi Siwi Handayani**)
Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
email: adhityadicky17@gmail.com

Abstrak
Limbah padat atau yang biasa disebut sebagai sampah, pada era masa kini harus
masuk menjadi prioritas pengelolaan lingkungan yang baik. Masalah – masalah
terkait dengan persampahan dapat dikelola secara benar salah satunya dengan
cara mengelola sampah secara terpadu, yang berarti mengelola sampah dimulai
dari pewadahan, pengumpulan, hingga pemrosesan di TPST atau Material
Recovery Facilities (MRF) yang tentunya sangat memerlukan peran serta
masyarakat yang turut aktif dalam mengelola sampah di sumber. Pada TPST
dilakukan pengelolaan lebih lanjut, seperti pengolahan sampah organik dan juga
pengelolaan sampah non organik sehingga sampah – sampah tersebut
mempunyai nilai jual yang menguntungkan. Di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan
Tanjungmas Semarang memiliki jumlah penduduk sebesar 6735 jiwa yang hidup
di lingkungan dengan banyak hamparan sampah dimana – mana. Timbulan rata –
rata sampah sebesar 3, 42 liter/orang/hari. Dengan timbulan sebesar itu harus
dikelola dengan baik dan benar guna menjadikan wilayah tersebut bebas sampah
dan layak untuk dihuni oleh masyarakat, serta diharapkan dapat mengurangi
tumpukkan sampah yang berada di Tempat Pemrosesan Akhir Jatibarang,
Semarang.
Kata Kunci: Pengelolaan sampah, terpadu, Tanjungmas, Pewadahan,
Pengumpulan, TPST

Abstract
[Integrated Solid Waste Management Planning System (Case Study: RW 01, 02,
03, and 04 Village of Tanjungmas, District of North Semarang, City of
Semarang)]. Solid waste or commonly referred as Junk, in the present era should
enter into good environmental management priorities. Problems associated with
Waste can be properly managed in one way to manage waste in an integrated
manner, which means managing waste starting from the lug, collection, to be
proceed in Material Recovery Facilities (MRF), which surely needs the
participation of people who are actively involved to manage waste at the source.
In MRF, the waste management does further, such as the processing of organic
waste and also the management of non-organic waste so that the waste has a
commercial value. In RW 01, 02, 03, and 04 Tanjungmas Semarang has a
population of 6735 inhabitants who live in the neighborhood with many overlays
of garbage everywhere. Average generation of waste is 3, 42 liters / person / day.
Because of that, it must be managed properly in order to make the region free of
garbage and worthy to be inhabited by people, furthermore hopefully it can
reduce the overlays Landfill in Jatibarang Semarang.
Keywords: waste management, integrated, Tanjungmas, lug, collection, sorting,
MRF
1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PENDAHULUAN sulit dicapai oleh gerobak sampah


Masalah mengenai persampahan serta belum adanya TPST yang
sangat erat kaitannya dengan layak. Untuk itu diperlukan suatu
masyarakat yang tinggal di perencanaan persampahan, seperti
perkotaan. Karena tingkat jumlah sistem komunal tidak langsung,
penduduk berbanding lurus dengan seperti membuat tempat sampah
besar sampah yang ditimbulkan. besar di setiap mulut gang
Volume sampah yang melebihi permukiman yang sulit diakses
kapasitas tampung serta ditambah menggunakan gerobak sampah serta
lagi manajemen pengelolaan sampah merencanakan TPST di area hulu
yang tidak efektif menyebabkan agar tidak terkena rob.
penumpukan sampah yang akan
berdampak pada lingkungan,
kesehatan, serta estetika.

Tujuan dari pengelolaan sampah


adalah untuk meminimalisasi
timbulan sampah di awal sebelum
menuju ke pemrosesan akhir agar
lebih efisien. Pengelolaan yang Gambar 1. Kondisi eksisting
dilakukan terutama pada sampah Kelurahan Tanjungmas tahun
anorganik yang sulit terurai apabila 2016
masuk di Tempat Pemrosesan Akhir
sampah. Sehingga untuk pengelolaan 2. Metodologi Perencanaan
lebih lanjut atau tahap akhir di Tujuan Operasional
Tempat Pemrosesan Akhir sampah Tujuan operasional
benar – benar sampah organik yang menerangkan tujuan perencanaan
mudah terurai-tidak tercampur yang ingin dicapai dan memberikan
dengan sampah anorganik. gambaran dalam pengerjaan
selanjutnya. Berikut tujuan
Kelurahan Tanjungmas, operasional perencanaan pengelolaan
Kecamatan Semarang Utara, Kota sampah terpadu RW 01, 02, 03, dan
Semarang memiliki luas area sebesar 04 Kelurahan Tanjungmas,
323,782 Ha. Sampah yang dihsailkan Kecamatan Semarang Utara, Kota
di area tersebut berpotensi cukup Semarang:
besar yang komposisinya seperti  Menganalisis timbulan,
sampah dari kegiatan rumah tangga komposisi, dan karakteristik
dan aktivitas sehari – hari, serta sampah di RW 01, 02, 03, dan 04
diperparah dengan kondisi lokasi Kelurahan Tanjungmas,
yang sering terjadi rob. Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang.
Pada tingkat operasional,
kegiatan yang dimulai dari  Menganalisis kondisi eksisting
sistem pengelolaan persampahan
pewadahan hingga pengumpulan ke
mengenai pewadahan,
TPST tidak terlihat baik dikarenakan
pengumpulan serta peranan
kondisi perumahan warga yang
masyarakat di RW 01, 02, 03,
terletak sangat berdekatan satu sama
dan 04 Kelurahan Tanjungmas,
lainnya sehingga jalan akses menjadi
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Kecamatan Semarang Utara, 30 oC. Batas administrasi wilayah


Kota Semarang. perencanaan sebagai berikut:
 Merencanakan sistem Utara : RW 05
pengelolaan persampahan Barat : Kelurahan Bandarharjo
mengenai pewadahan, Timur : Kelurahan Kemijen
pengumpulan hingga ke TPST Selatan : Kelurahan Purwodinatan
serta anggaran biaya di RW 01,
02, 03, dan 04 Kelurahan Berdasarkan hasil pengambilan
Tanjungmas, Kecamatan contoh timbulan dan komposisi
Semarang Utara, Kota Semarang. sampah yang dilakukan, timbulan
perkapita sampah adalah 3,42
Metodologi liter/orang/hari.
Diagram alir metodologi
perencanaan dapat dilihat pada Berdasarkan data dari Kelurahan
gambar berikut: Tanjungmas, jumlah penduduk RW
01 hingga 04 pada tahun 2016 adalah
6735 jiwa. pelayanan pengelolaan
sampah di Kelurahan Tanjungmas
belum mencukupi tampungan. Pada
akhir Februari 2016, jumlah
penduduk Kelurahan Tanjungmas
sebesar 30.545 jiwa dengan jumlah
armada pengumpulan dengan
kapasitas 0,9 m3 sebanyak 15 unit
dengan frekuensi ritasi sebanyak 4
ritasi dan kontainer sampah
berkapasitas 6 m3 sebanyak 3 unit
masih tidak dapat menanpung
sampah yang timbul di Kelurahan.

Contoh perhitungan muatan


kapasitas timbulan sampah
Gambar 2. Metodologi
Kelurahan Tanjungmas sebagai
3. Gambaran Umum dan Analisis berikut:
Kondisi Eksisting Wilayah Asumsi timbulan sampah tiap
Perencanaan orang/hari sebanyak 2,5 liter.
Kondisi Eksisting Pengelolaan - Timbulan sampah total = 152,725
m3/hari
Sampah dan Prediksi Timbulan
- Kapasitas armada total = 54
Sampah m3/hari (tidak memenuhi);
Wilayah RW 01 hingga 04 seharusnya menggunakan 22 unit
Kelurahan Tanjungmas memiliki armada sehingga kapasitas total
luas area sebesar 53,35 ha dan menjadi 76,3625 m3/hari.
memiliki ketinggian ± 4 mdpl serta - Kapasitas kontainer sampah total
memiliki curah hujan rata – rata = 36 (tidak memenuhi);
seharusnya 4 unit kontainer
sebesar 207 mm/tahun. Temperatur
wilayah tersebut rata – rata sebesar
3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

sehingga kapasitas total menjadi Diah Indra Rini (2016) memiliki


96 m3. Kadar air sebesar 47,16%, Kadar
Abu sebesar 7,47%, Kadar Karbon
Jumlah penduduk di RW 01 hingga sebesar 36,77%, Kadar Nitrogen
RW 04 Kelurahan Tanjungmas dari sebesar 1,42% serta Kadar Kalori
tahun ke tahun terus menurun, yakni sebesar 3901,7 kkal/kg.
dari tahun 2016 berjumlah 6735 jiwa
hingga 4538 hingga tahun 2031. 4. Perencanaan
Proyeksi penduduk menurun ini Aspek Teknik Operasional
karena sejak tahun 2012 hingga 2016 Pertama – tama diperlukan sebuah
menurun cukup signifikan, yakni model perencanaan sistem
8688 jiwa di tahun 2012 menjadi pengelolaan sampah terpadu, tahap –
6735 jiwa di tahun 2016. tahap tersebut meliputi:
a. Pewadahan; Direncanakan
pewadahan individual tiap KK
dan komunal untuk tiap RW.
Untuk pewadahan individual
sudah dalam keadaan terpilah
antara sampah organik dengan
anorganik dengan menggunakan
Gambar 3. Grafik pertumbuhan
plastik yang warnanya berbeda
penduduk
antara kedua komposisi tersebut.
Penurunan jumlah penduduk b. Pengumpulan; Sampah diangkut
disebabkan oleh migrasi lokal, oleh armada pengumpulan, yakni
maupun migrasi ke luar kota. Tossa dan Becak motor dengan
Penyebab lain dari penurunan jumlah pertimbangan lebar jalan akses
penduduk yakni dari faktor pada RW 01 lebih lebar daripada
lingkungan, seperti daerah tersebut RW lainnya sehingga
yang menjadi rawan banjir dikala dimungkinkan untuk penggunaan
hujan, dan juga karena kawasan di Tossa. Dengan armada
daerah tersebut bisa disebut kawasan pengumpulan tersebut sampah
kumuh yang mengakibatkan warga akan diangkut dan diproses lebih
menginginkan kondisi yang lebih lanjut di TPST.
baik dengan melakukan migrasi ke c. Sampah sudah terkumpul dan
daerah lain. Sehingga timbulan siap untuk diproses lebih lanjut.
sampah juga menurun dari tahun ke Di TPST akan dilakukan proses
tahun. composting dan recovery
material sampah daur ulang dan
Komposisi sampah yang guna ulang. Fasilitas yang
dihasilkan di RW 01 hingga 04 tersedia di TPST menurut
Kelurahan Tanjungmas yang paling Permen PU nomor 3 tahun 2013
mendominasi adalah sampah organik tentang Penyelenggaraan
sebesar 37,69%, kemudian sampah Prasarana dan Sarana
plastik sebesar 36,81%, dan sampah Persampahan dalam Penanganan
kertas sebesar 18,58%. Sedangkan Sampah Rumah Tangga dan
nilai – nilai dari karakteristik sampah Sampah Sejenis Rumah Tangga
berdasarkan data yang diteliti oleh antara lain ruang pemilahan,

4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

engomposan sampah organik, Pengumpulan


gudang, serta zona penyangga. Pada tahap pengumpulan sampah,
digunakan pola individual tidak
langsung, yaitu dari sumber timbulan
sampah diangkut menuju TPST
dengan menggunakan armada
pengangkutan. Armada tersebut
adalah Tossa dengan kapasitas 1,5
Gambar 4. Skema Sistem m3 1 unit dan Gerobak Becak
Pengelolaan Sampah Terpadu modifikasi dengan kapasitas 1,25 m3
sebanyak 5 unit dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Jarak terjauh ke TPST 2,227 km
- Lebar jalan terkecil sebesar 2
meter (1 meter pada kondisi
ekstrim)
- Ritasi armada maksimum 3 ritasi
untuk gerobak becak dan 4 rit
untuk Tossa

TPST
Pada perencanaan TPST,
dibutuhkan luas lahan sebesar 600
m2 yang terdiri dari beberapa
fasilitas, antara lain:
Gambar 4. Material Balance Area Penerimaan = 20 m2
Sampah Area Pemilahan = 12 m2
Area Pengomposan = 210,936 m2
Pewadahan
Area Penyimpanan Kompos = 12,5
Perencanaan pewadahan individu
m2
direncanakan untuk memenuhi
Area Penyimpanan sampah layak
kapasitas sampah organik sebesar
jual = 15 m2
5,15 liter/KK/hari dan sampah
Area Residu = 20 m2
anorganik sebesar 8,52 liter/KK/hari.
Pos Jaga = 2 m2
Wadah yang digunakan adalah
Kantor = 25 m2
wadah yang berbahan plastik.
Garasi armada = 20 m2
Area Parkir = 40 m2
Jalan, taman, dan lain – lain =
155,814 m2

Gambar 5. Standar Wadah


Sampah

5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

dari tahun 2016 hingga 2040 sebesar


Rp 281.416.764, 34.

Kelembagaan
Keorganisasian sistem
pengelolaan sampah terpadu
dilindungi oleh Kelurahan bagian
Sie. Pembangunan. Pengurus –
pengurus organisasi disusun oleh
masyarakat melalui diskusi dan
musyawarah. Jadi terdapat tenaga
ahli dan tenaga dari masyarakat di
wilayah itu sendiri yang menangani
Gambar 6. Denah TPST persampahan.

Rencana Anggaran Biaya


Biaya investasi pada
perencanaan keseluruhan sistem
adalah sebesar Rp 1.562.119.500,00.
Sedangkan biaya penyusutan pada
periode tahun 2040 adalah sebesar
Rp 560.930.372,60. Untuk biaya
Operasional dan Pemeliharaan pada
periode tahun 2040 adalah sebesar
Rp 3.948.595.795,45. Biaya
Reinvestasi pada periode tahun 2040
adalah sebesar Rp 262.689.972,60.
Sampah yang bernilai ekonomis Gambar 7. Struktur Organisasi
dijual ke pengepul setiap 4 hari. Unit Pelaksana Teknis Sistem
Pendapatan yang dihasilkan dari Pengelolaan Sampah Terpadu
penjualan sampah layak jual tersebut
pada tahun 2036 hingga 2040 sebesar Hukum/Peraturan
Rp 617.136.987,50. Akan tetapi hasil Pemerintah dan masyarakat
penjualan sampah terus menurun terikat dengan peraturan yang
seiring dengan menurunnya timbulan berlaku, yakni UU No. 18 tahun
sampah di RW 01 hingga 04 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Kelurahan Tanjungmas dari tahun ke Pasal 6, Pasal 7, Pasal 11, Pasal 12,
tahun. Berdasarkan hasil perhitungan dan Pasal 13, dan Pasal 29. Serta
biaya - biaya tersebut, didapatkan Peraturan Daerah Kota Semarang
biaya retribusi yang harus Nomor 6 Tahun 2012 tentang
dibayarkan setiap bulannya oleh Pengelolaan Sampah Pasal 8, Pasal
warga, yakni Rp 10.000,00 di 5 9, Pasal 10, Pasal 17, Pasal 52, dan
tahun pertama mulai dari tahun 2016. Pasal 54.
Selanjutnya retribusi ditingkatkan
setiap 5 tahun sebesar Rp 10.000,00 Peran Serta Masyarakat
agar mencapai keuntungan bersih Bentuk peran serta masyarakat
RW 01 hingga 04 Kelurahan

6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Tanjungmas terhadap pengelolaan 7,47%, Kadar Karbon sebesar


sampah antara lain: 36,77%, Kadar Nitrogen sebesar
a. Melakukan pemilahan sampah di 1,42%, dan Kadar Kalori sebsar
sumber; 3901,7 Kkal/kg.
b. Membayar retribusi sesuai b. Kondisi pengelolaan
dengan kesepakatan secara persampahan dimulai dari
berkala armada pengangkut hingga ke
c. Mematuhi peraturan yang TPS tidak memenuhi kapasitas
berlaku (seperti yang ada pada pelayanan persampahan yang
sub – bab 5.4) seharusnya. Sebagai akibatnya,
d. Turut menjaga kebersihan banyak sampah yang tidak
lingkungan sekitar, tertangani sehingga hanya
e. Aktif dalam mengikuti kegiatan dihamparkan di sembarang
sosialisasi maupun program – tempat sekitar kelurahan
program pengelolaan sampah di Tanjungmas. Kelembagaan yang
wilayahnya. mengikat sistem pengelolaan
sampah yakni Kelurahan seksi
5. Penutup pembangunan yang
Kesimpulan berkoordinasi dengan tiap RW
a. Timbulan, Komposisi, serta dalam pengelolaan sampah.
Karakteristik sampah di RW Besar biaya retribusi sebesar Rp
01Timbulan sampah perkapita 10.000,- perbulan. Pengelolaan
yang muncul di RW 01 hingga sampah di RW 01, 02, 03, dan 04
RW 04 Kelurahan Tanjungmas Kelurahan Tanjungmas mengacu
pada tahun 2016 sebesar 3,42 pada Undang – Undang Nomor
liter/orang/hari atau 0,336 18 Tahun 2008 tentang
kg/orang/hari. Berdasarkan Pengelolaan Sampah dan
komposisinya, sampah tersebut Peraturan Daerah Kota Semarang
didominasi oleh sampah organik, Nomor 6 Tahun 2012 tentang
kertas, dan plastik. Presentase Pengelolaan Sampah. Dalam
komposisi sampah adalah melakukan pengelolaan sampah
organik 37,69%, Kertas 18,58%, berupa penyediaan wadah
Plastik 36,81%, Kain 2,78%, sampah serta membayar
Kayu 0,95%, Logam 0,29%, iuran/retribusi sampah setiap
Kaca 0,56%, dan sampah lain – bulannya. Akan tetapi pada
lain sebesar 2,34%. Sampah lain kenyataannya tidak sedikit yang
– lain seperti yang disebutkan membakar sampah dan
didalamnya terdapat komposisi membuang sampah di ruang
B3 sehingga komponen ini terbuka kosong belakang rumah.
langsung dibawa ke TPA c. Perencanaan sistem pengelolaan
Jatibarang. Karakteristik sampah sampah terpadu terdiri dari tahap
di Kelurahan Tanjungmas penyiapan rencana yang diawali
diadaptasi berdasarkan penelitian dengan survey, sampling
dari Diah Indra Rini (2016), timbulan sampah, dan
yakni Kadar air sampah organik penyebaran kuesioner ke
memiliki persentase sebesar masyarakat. Selanjutnya tahap
47,16%, Kadar abu sebesar perencanaan sistem pengelolaan

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

sampah terpadu meliputi 10.000,00 setiap periode hingga


pewadahan, pengumpulan, akhir tahun 2040 guna
hingga perencanaan TPST.Sistem kelangsungan sistem. Hal ini
pewadahan yang direncanakan disebabkan karena menurunnya
adalah pewadahan individual jumlah penduduk dari tahun 2016
dengan kapasitas tiap KK sebesar hingga 2040 berdasarkan
5,15 liter/KK/hari untuk organik proyeksi penduduk.
dan 8,52 liter/KK/hari.
Pemilahan disumber dilakukan Saran
berdasarkan komponen organik a. Perlu dilakukan penelitian lebih
dan anorganik dengan lanjut tentang pembiayaan yang
menggunakan plastik dengan terkait dengan sistem
warna yang berbeda.Sistem pengelolaan yang ada
pengumpulan menggunakan pola b. Diperlukan teknologi yang dapat
individual tidak langsung, menyesuaikan kondisi fisik RW
dengan mengumpulkan timbulan 01 hingga 04 Kelurahan
sampah dari sumber dan diproses Tanjungmas, hal ini disebabkan
di TPST dengan armada banyaknya hambatan disaat
pengumpulan menggunakan 1 pemilihan alternatif yang tepat
unit Tossa dengan kapasitas 1,5 untuk digunakan.
m3/rit dan 5 unit gerobak becak c. Perlu penelitian lebih lanjut
modifikasi dengan kapasitas 1,25 mengenai pembiayaan pada
m3/rit dengan maksimum ritasi pengelolaan sampah.
sebanyak 4 rit serta waktu
pengumpulan dimulai sejak 6. Daftar Pustaka
subuh untuk mengurangi Anonim. 1994. SNI 19-3694-1994
hambatan yang disebabkan oleh Tentang Metode Pengambilan
kepadatan penduduk. Dan Pengukuran Contoh
Perencanaan TPST yang Timbulan Dan Komposisi
dibangun meliputi beberapa area, Sampah Perkotaan. Jakarta :
yakni area penerimaan, area Balitbang DPU.
pemilahan, area pengomposan, Anonim. 1995. SNI 19-3983-1995
area penyimpanan komponen Tentang Spesifikasi Timbulan
sampah layak jual, Area residu, Sampah untuk Kota Kecil dan
serta area pendukung lainnya Kota Besar di Indonesia. Jakarta
seperti pos jaga, parkir : Balitbang DPU.
kendaraan, dan juga kantor. Anonim. 2002. SNI 19-2454-2002
Secara keseluruhan dibutuhkan Tentang Tata Cara Teknik
lahan sebesar 600 m2 untuk Operasional Pengolahan
pembangunan TPST tersebut. Sampah Perkotaan. Jakarta :
Anggaran biaya yang dibutuhkan Balitbang DPU.
dari penarikan retribusi sampah Anonim. 2004. Undang – Undang
di RW 01 hingga 04 adalah Nomor 25 Tahun 2004 tentang
sebesar Rp 10.000,00 pada Sistem Perencanaan
periode 5 tahun sejak tahun 2016. Pembangunan Nasional.
Untuk menutupi kekurangan Sekretariat Negara: Jakarta.
biaya, perlu dinaikkan sebesar Rp

8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Anonim. 2008. SNI 3242-2008 Management (Second Edition).


Tentang Tata Cara Pengelolaan New York: McGraw-Hill.
Sampah di Pemukiman. Jakarta : Veselind, P. A., Worrel, W. A., &
Balitbang DPU. Reinhart, D. R. 2002. Solid
Anonim. 2008. Undang – Undang Waste Engineering. Pacific
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Grove: Brooks/Cole.
Pengelolaan Sampah. Sekretariat Yohan, M. 2012. Perencanaan
Negara: Jakarta. Sistem Pengelolaan Sampah
Anonim. 2013. Peraturan Menteri Terpadu di Kecamatan
Pekerjaan Umum Nomor Pedurungan Kota Semarang.
03/PRT/M/2013 Tentang Semarang: Universitas
Penyelenggaraan Prasarana dan Diponegoro
Sarana Persampahan dalam Yulianto. 2016. Rawa-rawa Dekat
Penanganan Sampah Rumah Tanjungmas Jadi Lokasi
Tangga dan Sampah Sejenis Pembuangan Sampah. Suara
Sampah Rumah Tangga. Merdeka, 30 April 2016.
Sekretariat Negara: Jakarta. Zulfikar. 2015. Perencanaan Sistem
Anonim. 2014. Tata Cara Pengolahan Sampah Terpadu
Penyelenggaraan Umum Tempat Berbasis Masyarakat (Studi
Pengolahan Sampah (TPS) 3R Kasus RW 02 Kelurahan
berbasis masyarakat di kawan Sumurboto, Kecamatan
permukiman. Jakarta : Banyumanik, Kota Semarang,
Kementerian Pekerjaan Umum. Jawa Tengah). Semarang:
Anonim. 2016. www.google.com Universitas Diponegoro.
Darmasetiawan, Martin. 2004.
Sampah dan Sistem
Pengelolaannya. Jakarta :
Ekamitra Engineering.
Jusihdani, A. N. 2016. Optimalisasi
Tempat Pengolahan Sampah
(TPS) BMK-05 Kelurahan
Pudakpayung Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang.
Semarang: Universitas
Diponegoro.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tchobanoglous, George, Theisen,
Hilary. Vigil, Samuel. 1993.
Integrated Solid Waste
Management. New York:
McGraw-Hill.
Tchobanoglous, George, Theisen,
Hilary. Vigil, Samuel. 2002.
Integrated Solid Waste

9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

You might also like