You are on page 1of 17

Penerapan Teknologi Informasi Di RS Untuk Pelayanan

Kesehatan Bermutu
19 DECEMBER 2017

Teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini telah menjangkau berbagai bidang
kehidupan, diantaranya adalah bidang kesehatan. Teknologi informasi yang diterapkan
dengan baik dapat mendukung proses pengelolaan manajemen menjadi efektif efisien.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Itech
menyelenggarakan penganugerahan TOP & TELCO 2017, dimana terdapat 4 penghargaan
yang berhasil diraih oleh RSUD Koja (TOP IT Implementation on Local Government Hospital
2017), PT Rumah Sakit Pelni (TOP IT Implementation on BUMN Hospital 2017), PT Rumah
Sakit Pelni (TOP Leader on IT Leadership 2017), RS Premier Bintaro (TOP IT Implementation
on Digital Hospital 2017). Keempat fasilitas pelayanan kesehatan tersebut bersaing dengan
finalis lainnya, dengan total finalis sebanyak 110 peserta.

Kriteria penilaian utama adalah perusahaan atau instansi pemerintahan yang berhasil dalam
hal implementasi TI dan Telco di perusahaan serta dapat memanfaatkannya untuk
meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanannya. Selain juga ditetapkan kategori khusus
yakni penerapan TI dengan aspek lingkungan atau Go Green serta penghargaan untuk
TOP Leader in IT Leadership 2017.

Penilaian dilakukan dalam tiga tahap, yakni:

 Proses penggalian informasi melalui penyebaran dan pengisian angket kuesioner ke


perusahaan/ institusi yang bersangkutan
 Penggalian informasi dan masukan dari masyarakat/ pelanggan
 Proses penggalian dan pendalaman dalam sesi wawancara, diskusi, dan tanya jawab

Penggunaan teknologi informasi sendiri di bidang kesehatan, sebenarnya telah dimulai sejak
lama. Pada 1969 di Amerika. Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) menjadi
salah satu lembaga yang menginisiasi penggunaan teknologi informasi untuk penelitian di
bidang kesehatan tersebut.

Pada 1998, upaya untuk menentukan strategi peningkatan mutu yang dilakukan di Amerika
menemukan bahwa salah satu kunci dalam upaya tersebut adalah adanya peran teknologi
informasi dan komunikasi (TI), yang menjadi bagian integral untuk meningkatkan mutu.
Pada saat itu komite yang terlibat dalam kegiatan tersebut menggalang komitmen nasional
untuk membangun infrastruktur informasi untuk mendukung pelayanan kesehatan,
kesehatan konsumen/ pasien, penilaian dan peningkatan mutu, akuntabilitas publik,
penelitian klinis dan pelayanan kesehatan, serta edukasi klinis.

Pada 1999, AHRQ melakukan suatu evaluasi penerapan informasi, sistem pendukung
pengambilan keputusan, dan komputerisasi catatan medis pasien untuk
meminimalkan medical error, peningkatan patient safety, dan upaya peningkatan mutu
dalam berbagai situasi pasien yang beragam.

Sedangkan pada 2001, penggunaan teknologi informasi terus dikembangkan oleh AHRQ,
diantaranya adalah terwujudnya suatu teknologi untuk menyediakan informasi klinis yang
mendukung patient safety (CLIPS – RFA/ Clinical Informatics to Promote Patient Safety –
Research Solicitations), yang fokus pada penggunaan teknologi informasi untuk
meminimalkan medical error dan meningkatkan patient safety.

Penggunaan teknologi informasi juga diterapkan di berbagai belahan negara lain, seperti di
Inggris. Pada salah satu studi yang dilakukan di Inggris ditemukan bahwa rumah sakit yang
menggunakan sistem Electronic Health Record (EHR) dan Electronic Medical Record (EMR)
memiliki tingkat angka mortalitas yang rendah dibandingkan dengan rumah sakit yang
tidak menggunakan sistem tersebut. EHR sendiri diyakini dapat membantu mengurangi
kesalahan penginputan peresepan dan menyediakan akses untuk mendukung pengambilan
keputusan klinis dalam alur kerja, serta memberikan kewaspadaan terhadap
terjadinya medication error.

Salah satu komponen penting dalam penerapan EHR di Inggris adalah tersedianya
fitur Clinical Decision Support (CDS) termasuk didalamnya safety screening otomatis dan
notifikasi untuk mengingatkan klinisi terhadap kesalahan potensial ataupun kontrakdiksi
sebelum mereka menuliskan perawatan dan pengobatan bagi pasien. Penggunaan CDS
disampaikan dapat memberikan output:

 Peningkatan patient safety dan kualitas pelayanan klinis


 Meningkatnya kepatuhan petugas layanan kesehatan terhadap guideline
 Mengurangi terjadinya medication error yang serius

Penerapan teknologi informasi yang tepat dan sesuai di bidang kesehatan jelas dapat
memberikan benefit yang nyata bagi upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak
hanya di Indonesia namun juga di berbagai negara lain.

Oleh : Lucia Evi Indriarini, SE., MPH.

Referensi:

 https://infokomputer.grid.id/2017/10/berita/berita-reguler/inilah-kriteria-juara-top-it-
telco-2017/
 http://www.businessnews.id/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-Pemenang-TOP-IT-
TELCO-2017-PDF.pdf
 Eduardo Ortiz and Carolyn M. Clancy (2003) Use of Information Technology to Improve the
Quality of Health Care in the United States. AHRQ. HSR:Health Services
Research. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1360897/pdf/hesr_127.pdf
 http://www.wolterskluwercdi.com/sites/default/files/documents/international/emr-
europe-healthcare-it-article.pdf
Teknologi Rumah Sakit untuk Meningkatkan Layanan
Pasien
Jul 26, 2017 | Sistem Informasi

Berkat proliferasi teknologi seluler, konsumen memiliki informasi kesehatan yang jauh lebih ekspresif di ujung jari
mereka hari ini daripada yang pernah mereka miliki. Perangkat medis kelas konsumen dilengkapi dengan sensor
yang semakin canggih. Sensor tersebut mengumpulkan data tentang diet, tidur, detak jantung, suhu, gula darah, dan
metrik kesehatan pribadi lainnya. Teknologi rumah sakit sekarang ini dapat memanfaatkan IoT untuk meningkatkan
layanan ke pasien.

Penyedia layanan kesehatan menerapkan platform IT untuk mengumpulkan informasi. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk memberikan perawatan berkualitas lebih tinggi kepada pasien dengan lebih efisien. Ini merupakan
salah satu manfaat teknologi rumah sakit pada era digital.
Teknologi Rumah Sakit untuk Meningkatkan Layanan Pasien
Dengan semua inovasi teknologi rumah sakit ini, perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif. Peningkatan
arus informasi harus membawa dokter dan pasien lebih dekat bersama. Tapi, sayangnya, ini tidak terwujud seperti
seharusnya. Dokter dan konsumen sama-sama mengatakan bahwa mereka merasa dibanjiri oleh data dan kekurangan
alat dalam memisahkan data yang tidak berguna.
Ini bukan skenario yang ada dalam pikiran ketika teknologi rumah sakit yang lebih baik mulai masuk.
Data: Sebuah berkah atau masalah?
Teknologi data harus membuka jalan menuju perawatan kesehatan yang lebih baik. Pasien harus merasa diberdayakan
oleh informasi yang mereka pegang di tangan mereka. Sementara, penyedia layanan kesehatan harus secara jelas
melihat hubungan antara data yang lebih banyak dan hasil pasien yang lebih baik. Tapi terlalu banyak dokter dan
pasien mengatakan bahwa mereka merasa terbebani oleh semua informasi. Teknologi rumah sakit harus dapat
mengatasi hal tersebut dengan melakukan serangkaian analisa dan inovasi pada sistem informasi rumah sakit mereka.
Tampaknya data yang seharusnya memungkinkan perawatan yang lebih baik dapat, pada kenyataannya, memiliki efek
sebaliknya. Tanpa wawasan yang dapat ditindaklanjuti, data bisa menghalangi.
Dalam sebuah artikel yang aslinya diterbitkan di MIT Technology Review, seorang ahli onkologi memiliki pasien-
pasien ini yang dianggap ‘menurut diri sendiri’. Mereka masuk dengan spreadsheet Excel yang sangat besar ini,
dengan semua informasi tersebut- mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Bila pasien merasa terbebani dengan informasi, mereka mengabaikannya. Banyak yang mematikan arus informasi
dengan melepaskan alat pelacak kesehatan mereka. Ketika penyedia merasa terbebani dengan data yang tidak dapat
ditindaklanjuti, mereka mungkin menunda penerapan teknologi rumah sakit tersebut yang dapat memfasilitasi
percakapan antara dokter dan pasien.
Hasil seperti ini adalah langkah ke arah yang salah.
Tekanan pada penyedia layanan kesehatan
Pasien selalu memiliki pilihan untuk melepaskan pelacak kesehatan mereka atau mengabaikan komunikasi dari dokter
mereka. Penyedia layanan kesehatan, bagaimanapun, berada di bawah tekanan untuk menggunakan teknologi rumah
sakit terbaru untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan pasien mereka. Mencapai hasil yang berkualitas berarti
dokter perlu belajar banyak tentang pasien mereka, dan bagaimana cara menjaga rencana perawatan mereka agar tetap
berjalan.
Masalah penyedia yang tenggelam dalam data tidak dapat diatasi hanya dengan mematikan arus informasi. Sebagai
gantinya, mereka perlu mengidentifikasi teknologi rumah sakit yang tepat yang akan mengumpulkan informasi secara
langsung yang mempengaruhi hasil pasien yang lebih baik dan pengiriman tim perawatan yang lebih efisien.
Jadi, apa yang harus dicari penyedia layanan kesehatan dalam teknologi rumah sakit untuk meningkatkan
layanan ke pasien?
Solusi teknologi rumah sakit harus menyaring sejumlah besar data pasien dan mengidentifikasi peninjauan yang akan
dikecualikan oleh dokter. Dengan berfokus pada pasien yang tepat pada waktu yang tepat, dokter dapat memperbaiki
hasil dan menunjukkan kepada pasien bahwa mereka peduli. Teknologi rumah sakit yang tepat dapat menghasilkan
penurunan signifikan dalam kejadian buruk, pembacaan ulang rumah sakit, dan total biaya perawatan. Tapi ini tidak
harus datang dengan mengorbankan pengalaman pasien. Melalui konten empati dan personal, penyedia layanan tidak
hanya terlibat dengan pasien namun mendapatkan kepercayaan mereka.
Teknologi Rumah Sakit Harus Fokus Pada Fundamental
Kembali pada masa sebelumnya, dokter akan menelepon ke rumah, mempelajari kesehatan pasien mereka melalui
percakapan tatap muka. Kebanyakan dokter tidak datang ke rumah pasien lagi. Namun, informasi yang pernah
dikumpulkan dari kunjungan tatap muka adalah informasi yang sama yang harus diminta dokter dari teknologi rumah
sakit untuk pemantauan kesehatan pasien. Meskipun perangkat lunak yang terlibat mungkin canggih, prinsip dasarnya
sesederhana seperti pada masa awal tersebut. Informasi penting – wawasan yang dapat ditindaklanjuti – akan datang
langsung dari pasien.
Seiring sistem kesehatan memutuskan apakah atau bagaimana menerapkan alat pemantauan kondisi pasien, mereka
harus mengingat peran sebagai dokter. Alih-alih menggunakan teknologi rumah sakit yang hanya membanjiri saluran
data, dokter harus mencari alat digital yang memungkinkan percakapan dua arah dengan pasien.
Pendekatan ke Pasien
Pasien akan merasa terbebani oleh informasi yang masuk ke inbox mereka dari penyedia layanan kesehatan mereka,
terutama jika informasi tersebut tidak relevan. Tapi bagaimana jika pasien tahu informasinya relevan, karena
mengikuti pemeriksaan sebenarnya dari dokter mereka? Alih-alih mengirim pesan yang dianggap oleh penerima
sebagai spam, bagaimana jika sistem kesehatan hanya mengirimkan informasi yang diminta konsumen saat check-in
reguler?
Pasien jauh lebih mungkin untuk membaca bahan dan mengikuti rekomendasi yang mereka minta. Teknologi rumah
sait telah memberdayakan individu dalam hal belanja, perbankan, dan sosialisasi. Mereka sudah terbiasa duduk di
kursi pengemudi, dan mereka menginginkan pengalaman yang sama terhadap perawatan kesehatan mereka.
Pasien ingin diberitahu. Mereka menginginkan jawaban yang benar pada saat yang tepat, dan mereka
menginginkannya di komputer pribadi dan perangkat mobile mereka. Keterlibatan pasien harus menunjukkan
sentuhan pribadi dan perhatian individu.
Rumah Sakit Memiliki Penghalang Lain untuk Diatasi
Penyedia layanan kesehatan perlu mempertimbangkan bagaimana alat pertolongan pasien dapat melibatkan pasien
dengan cara yang berarti. Tapi ada pertimbangan penting lainnya dalam menerapkan sistem otomatis untuk
keterlibatan pasien.
Karena setiap sistem baru akan mempengaruhi alur kerja klinis, sangat penting bahwa alat baru berdiri sendiri atau
terintegrasi dengan alat rekam medis. Tim perawatan membutuhkan alat yang meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dan tidak memerlukan waktu lama serta tenaga ekstra. Untuk alasan ini, penyedia layanan kesehatan
harus mencari alat yang mudah disesuaikan dengan kesiapan variabel, kepegawaian, dan penyelarasan penyedia.
Penyedia dapat menghadapi hambatan lain jika alat keterlibatan pasien mereka bias terhadap data yang hanya
mengukur hasil di antara pasien berisiko tinggi dengan kondisi kronis atau segmen spesifik lainnya dari populasi.
Sistem keterlibatan pasien yang sesungguhnya – yang mengurangi pemeriksaan ulang, memotong biaya, dan
meningkatkan kepuasan pasien – akan memperlakukan semua pasien secara setara.
Selain itu, serangan ransomware wannacry yang sempat membuat layanan rumah sakit besar di Indonesia terhenti juga
perlu diantisipasi. Untuk menjawab tantangan ini, pihak Rumah Sakit dapat mengunakan layanan pencadangan
infrastruktur IT dengan biaya hemat.
Penyedia harus memilih alat keterlibatan pasien
Ada banyak sistem untuk keterlibatan pasien yang ada saat ini, dan penyedia memiliki beberapa pilihan. Mereka
seharusnya hanya memilih sistem yang akan:
Teknologi Dan
Informasi dalam
Bidang Kesehatan
Rabu, 21 Oktober 2015

komputer IT dalam Bidang Kesehatan


INFORMASI DAN TEKNOLOGI (IT) DALAM BIDANG
KESEHATAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Komputer”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Angga Rizki S (KHG.A131 Santi Maryani (KHG.A13119)


Firsa Resdiana(KHG.A13109) Tegar Ramdan (KHG.A13122)
M. Dwiki Putra (KHG.A131 Yolan Nur Wulan (KHG.A13127)

Tingkat 3C D3 Keperawatan

STIKes KARSA HUSADA GARUT


Kampus 2 Jl. Nusa Indah No. 24 Tlp. (0262) 235860 Garut
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Gangguan Sistem Hematology” dalam rangka
menyelesaikan salah satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kesulitan yang dihadapi penulis. Namun berkat
bimbingan dan petunjuk dari dosen mata kuliah dan dari berbagai pihak, maka keterbatasan dan
kesulitan tersebut dapat diatasi.

Dengan segala harap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,
pembaca, dan bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa Makalah yang kami buat masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kami dengan terbuka menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dapat bermanfaat bagi kami. Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Garut, 05 Oktober 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 3

D. Metode Penulisan...................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 35

B. Saran........................................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi Informasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi
informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana
memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan
manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian.
Peranan Teknologi Informasi pada masa sekarang tidak hanya dipergunakan bagi organisasi,
melainkan juga untuk kebutuhan perorangan. Bagi organisasi Teknologi informasi dapat digunakan
untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perorangan, teknologi dapat digunakan
untuk mencapai keunggukan pribadi termasuk mencari pekerjaan.

Seperti yang kita ketahui, peranan Teknologi Informasi sudah banyak di manfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari dan manfaatnya dalam kehidupan kita sangatlah besar. Bahkan sekarang ini
teknologi informasi sudah tidak bisa di pisahkan dalam keseharian kita. Setiap pekerjaan yang kita
lakukan sedikit banyak bergantung pada teknologi-teknologi yang ada. Karena memang pada
kenyataan, adanya teknologi informasi ini mempermudah kita dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Dan hal sedemikian itu juga berpengaruh di Bidang Kesehatan. Sekarang ini Teknologi Informasi di
Bidang Kesehatan sangat memiliki peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta
riset-riset di bidang kedokteran. Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh
manusia bagian dalam yang sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat
untuk mengobati penyakit, dan masih banyak lagi.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) akan
berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK
dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc
yang mulai menyediakan layanan Medical Record Service.

Proyek percontohan Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah sakit Cleveland
yang dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka. Rekam medis yang terkumpul itu
dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan melalui aplikasi terbarunya. Perlu dicatat
bahwa setiap data pasien dalam rekam medis, seperti resep obat, jenis alergi, riwayat kesehatan,
dan sebagainya semuanya itu dilindungi dengan mempergunakan password, seperti juga yang
disyaratkan dalam layanan Google lainnya. Layanan Google tersebut semakin membuat pengelola
rumah sakit ingin segera memakai dan mengintegrasikan sistem informasi dan manajemenya
dengan Google demi mewujudkan sistem layanan kesehatan yang lebih efektif dan progresif.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan perkembangan informasi dan teknologi dibidang kesehatan?

2. Sebutkan dan jelaskan manfaat IT dalam bidang kesehatan?

3. Jelaskan peranan IT di bidang kesehatan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diharapkan dapat mengetahui tentang IT dalam bidang kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan dapat mengetahui tentang perkembangan informasi dan teknologi.

b. Diharapkan dapat mengetahui IT dalam bidang kesehatan.

c. Mengetahui peranan informasi dan teknologi dibidang kesehatan.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data sebagai bahan
makalah ini ialah metode studi pustaka, yaitu dengan cara membaca buku dan mencari literature
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I : Memuat latar belakang, rumusan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Memuat penjelasan tentang perkembangan informasi dan teknologi di bidang kesehatan, menyebutkan
manfaat dan peranan teknologi dan informasi di bidang kesehatan.

BAB III : Memuat kesimpulan dan saran/rekomendasi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Informasi dan Teknologi di Bidang Kesehatan

Standar dan mutu layanan kesehatan di Indonesia belum menggembirakan dan masih
tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Perhatian negara terhadap standar fasilitas
kesehatan bagi penyedia jasa kesehatan dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan pasien juga
masih kurang. Untuk membenahi sistem kesehatan nasional secara progresif dibutuhkan solusi
cerdas berupa layanan elektronik kesehatan atau biasa disebut dengan istilah e-Health yang
merupakan solusi enterprise di bidang kesehatan karena melibatkan berbagai pihak, mulai dari
masyarakat luas, Rumah Sakit, Puskesmas, Perguruan Tinggi, hingga produsen obat dan industri
farmasi. Selain itu keterpaduan dan integrasi antara e-Health dengan SIAK (Sistem Informasi dan
Administrasi Kependudukan), baik dalam lingkup nasional, regional dan daerah sangat membantu
optimalisasi sistem kesehatan rakyat dimasa mendatang. Proses Digital Medical Records (DMR) atau
rekam medis elektronik merupakan segmen fundamental dari e-Health.

Karena DMR memberikan fasilitas pertukaran data antar lembaga kesehatan seperti Rumah
Sakit, Puskesmas, perguruan tinggi, perseorangan dan lain-lain. Sistem dapat menyimpan sejarah
rekam medis dari seorang pasien mulai lahir sampai meninggal dunia. Kelebihan rekam medis
elektronik antara lain : memungkinkan akses yang simultan dari lokasi berbeda, mengurangi
kesalahan interpretasi data, penyajian yang variatif, mempercepat pembuatan keputusan, dan
membantu analisis data. Kondisinya bertambah sempurna jika disertai kapasitas penyimpanan
multimedia untuk foto rontgen, rekaman suara, diagram, laporan patologi, dan lain-lain. Aplikasi e-
Health melahirkan lompatan yang luar biasa dalam sektor kesehatan seperti : Surveilans
Epidemiologi, Telemedicines, Prescribing dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kesehatan.

Untuk mengembangkan aplikasi e-Health pentingnya memperhatikan standar DICOM (Digital


Imaging and Communications in Medicine). Karena standar itu memungkinkan data-data hasil
pemeriksaan radiologi untuk disimpan dan atau ditransmisikan dengan menggunakan format
tertentu. Cakupan standar DICOM tidak hanya berkisar pada masalah penyimpanan dan penyajian
data radiologi, namun semakin berkembang ke arah integrasi instrumen radiologi dengan protokol
jaringan komunikasi tertentu

B. Manfaat

Seperti yang telah dijabarkan di atas, peranan dan aplikasi komputer dalam bidang kesehatan
sangatlah banyak. Komputer secara tidak langsung telah membantu manusia untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya hingga sampai pada tahap penyembuhan. Sebagai kesimpulannya,
manfaat dari penerapan komputer dalam bidang kesehatan di tiap-tiap aplikasinya antara lain
sebagai berikut :
1. Mendiagnosa suatu penyakit dan menentukan obat yang cocok

2. Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia

3. Memonitoring status pasien, merecord data pribadi pasien dan riwayat penyakit pasien

4. Melakukan penelitian ilmiah yang diperlukan

5. Memasukkan, menyimpan, menggelompokkan dan mengolah data – data secara cepat dan mudah

6. Mendeteksi DNA seseorang

7. Mengecek dan mengethaui hasil tes darah di laboratorium

8. Sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis

Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan –
kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer.
Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan
akurat. Komputer yang banyak berperan dalam dunia kesehatan.

1. Melakukan rotgen terhadap tubuh pasien sehingga dapat diketahui apa penyakit dan penyebabnya.

2. Diagnostik , terapi dan perawatan, monitoring status pasien

3. Adminstrasi Rumah Sakit

4. Data base karyawan Rumah Sakit

5. Laboratorium analisis kesehatan, penelitian dalam bidangkesehatan

6. Penelitian dan pabrik Farmasi.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia
perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan
billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya,
tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil.

Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi
dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat.
Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun,
akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru.

Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi kesehatan

1. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)


Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit
adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya, Intitute of
Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan
penerapan rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data
model bagi rumah sakit lainnya.

Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah
penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam
manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun berbagai
data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG,
radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis
berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung
keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi
agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.

TIK juga mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak
jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ dalam pasien dengan sinar
X.Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti
Jantung, Paru-paru dan Ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan
teknologi Informasi dan Komputer.

2. Pelayanan Medis dan Non medis

a) Pelayanan Medis

Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan mengalami


perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam proses keperawatan dimulai dari
pemasukan data secara digital ke dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya,
intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yan sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil
keluaran apa yang diharapkan oleh perawat. Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang
dilakukan adalah membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa masih rancu,
hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas dokumentasi serta memberikan manfaat lebih
lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada
upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan. Sistem ini mempermudah perawat
memonitor klien dan segera dapat memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan
ke dalam komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi kesalahan
dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.

b) Pelayanan Non Medis

Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya perkembangan teknologi informasi
seperi sekarang ini semakin terbantu dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin
efisien dan efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau dirawat di RS
tidak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama saat mendaftarkan diri karena proses
administrasi yang masih terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu
yang cukup lama mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun setelah sekian lama mencari
dan tidak ditemukan akhirnya klien tersebut diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas
menurunkan efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan biaya.
Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital dan semua data mengenai klien dimasukkan
ke dalam komputer sehingga ketika data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan
waktu yang relatif singkat dan akurat.

C. Peran Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan

Teknologi Informasi di bidang kesehatan atau kedokteran komputer juga telah


memperlihatkan peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia, dan riset di bidang
kesehatan. Komputer digunakan untuk mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat, serta
menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat.

Teknologi-teknologi yang sudah di kembangkan di bidang Kesehatandiantaranya adalah berupa


:

1. Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) digunakan untuk menggambar struktur bagian otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
Sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang
dapat digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. CAT dan DSR biasa dikenal
CT Scan.

2. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan sistem komputer yang
mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam
bentuk gambar. Bentuk lain adalah Positron Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem
komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Pengembangan
PET-SCAN ini tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan pada bidang-bidang
kedokteran lainnya.

Jadi, dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu mereka


yang bergerak di bidang kesehatan untuk melakukan pekerjaan mereka. Mereka bisa dengan cepat
menangani para pasien, bisa mendiaknosis penyakit yang mereka derita, dan kemungkinan salah
diagnosisi yang mungkin sudah sering terjadi di dalam bidang kedokteran yang memakan banyak
jiwa bisa berkurang. Pemanfaatan Teknologi Informasi ini semakin mendukung peningkatan kualitas
kerja di bidang kedokteran, karena semakin canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin
mudah kita mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik.

Saat ini telah ada temuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis penyakit
sekaligus memberi obat. Ehud Shapiro beserta timnya dari institut Sains Weizmann, Rehovot, Israel,
telah membuat komputer DNA ultrakecil yang mempu mendiagnosis dan mengobati kanker
tertentu. Komponen penyusun komputer DNA adalah materi genetik yang diketahui urutan basanya.
Seperti diketahui bahwa urutan gen secara intrinsik mempunyai kemampuan inheren untuk
mengolah informasi layaknya komputer. Oleh karena itu trilyunan mesin biomolekul yang bekerja
dengan ketepatan lebih dari 99,8% itu, dapat dikemas dalam setetes larutan. Komputer DNA
menggunakan untai nukleotida sebagai masukan data, dan molekul biologi aktif sebagai larutan data
dapat menghasilkan sistem kendali logis dari proses-proses biologi.
Dalam bidang kesehatan, komputer sangat berperan penting. Penggunaan komputer dalam
bidang kesehatan tidak hanya akan dirasakan manfaatnya oleh para penggunanya, tetapi juga oleh
organisasi tersebut, dalam hal ini misalnya rumah sakit, puskesmas, klinik, dan lain sebagainya.
Perangkat ini secara tidak langsung dapat menolong jiwa manusia.

Komputer dapat digunakan mulai dari penyimpanan dan pengolahan data administrasi suatu
rumah sakit atau klinik, hingga melakukan riset bidang kedokteran, mendiagnosis penyakit,
menemukan obat yang tepat, serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit
dilihat.

Peranan komputer dalam bidang kesehatan sangat banyak dan penting. Sebagai contoh dalam
bidang kesehatan peranan – peranan tersebut antara lain :

1. Bidang administrasi

Dengan adanya komputer di dalam dunia administrasi sangat membantu di dalam


penyimpanan, pengelompokan, dan pengolahan data. Tanpa komputer, akan sangat sulit sekali
untuk memeriksa banyaknya data – data pasien, stok obat, dan data – data lainnya yang dimiliki oleh
rumah sakit. Namun dengan adanya komputer, memeriksa data – data pasien, stok obat dan juga
data keuangan rumah sakit akan mudah dan praktis untuk dilakukan. Dengan adanya penggunaan
komputer dan sistem – sistem yang canggih di dalamnya sangat mempermudah jalannya suatu
sistem di rumah sakit tersebut.

2. Bidang farmasi

Dalam bidang obat – obatan komputer juga berperan sangat penting dalam farmasi, misalnya
untuk merecord resep dan dosis, serta menyimpan data harga obat – obatan tersebut. Selain itu,
dengan adanya komputer dalam bidang farmasi juga membantu untuk mengelompokkan macam-
macam obat berdasarkan kegunaannya, misalnya Panadol, Feminax, Ponstan adalah obat penahan
rasa sakit.

3. Mendiagnosa suatu penyakit

Dengan adanya komputer DNA yang sudah di rancang khusus di dalam bidang kesehatan
mendiagnosa suatu penyakit bukan hal yang sulit lagi, karena dengan menggunakan komputer akan
lebih cepat, mudah dan akurat untuk mengetahui nama dan jenis suatu penyakit.

4. Memonitoring status pasien

Pasien yang sudah pernah datang atau baru pertama kali berobat akan dengan mudah
dilacak. Data – data personal pasien juga dengan mudah dilihat. Selain itu, dokter ataupun perawat
dapat melihat rekaman hasil periksa, keluhan dan riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita
oleh si pasien, tanggal kedatangan pasien terakhir kali berobat, record resep yang pernah diberikan,
dan masih banyak lagi.

5. Penelitian

Penelitian ilmiah yang sering dilakukan dalam bidang kesehatan sangatlah bergantung pada
penggunaan komputer. Penggunaan komputer dapat memaksimalkan hasil penelitian, karena
dengan adanya komputer penelitian itu dapat di telusuri lebih dalam dan lebih detail. Misalnya
penelitian untuk mendeteksi bakteri atau virus baru, pendeteksian DNA, dan lain sebagainya.

6. Melihat dan menganalisa organ – organ tubuh bagian dalam manusia

Untuk dapat melihat organ tubuh bagian dalam manusia telah ditemukan begitu banyak alat
canggih, namun hampir seluruh alat tersebut masih bergantung pada perangkat komputer sebagai
sarana untuk penyaluran data ataupun gambarnya. Oleh karenanya, komputer memiliki peranan
yang vital juga dalam melihat dan menganalisa organ – organ tubuh manusia tersebut.

7. Peranan yang lainnya juga pada bagian:

a. Rekaman Medis pasien secara elektronik

b. Informasi pasien
c. USG (Ultra Sono Graphy) Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik
diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ
internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna
untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

d. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi
(misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam
yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan
probe.

D. Efek negatif terhadap manusia

Efek Negatif terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh teknologi komputer :

1. Radiasi Monitor

Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu
sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan
warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan
pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain
seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan
ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. (1,3)Pemakaian layar monitor yang tidak
ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan hasil penelitian, 77 % para pemakai
layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata
merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.

Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih cepat
terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar monitor akan jarang berkedip
sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan
kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara
ruangan ber AC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap. Menurut hasil penelitian yang
penulis lakukan, untuk operator komputer yang bekerja 8 jam per hari terus menerus, ternyata
radiasi yang keluar dari komputer (khususnya sinar-X) sangat rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem
per tahun. Harga tersebut jauh lebih rendah dari pada radiasi yang berasal dari sinar kosmis dan dari
radiasi bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145 m Rem per tahun. Sedangkan laju dosis radiasi
yang diizinkan untuk masyarakat umum adalah 500 m Rem per tahun

Akhir-akhir ini banyak dijual kaca filter untuk layar monitor yang dipromosikan sebagai filter
radiasi yang keluar dari komputer.kaca filter yang dijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter
kesilauan (glare) dari cahaya layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.

2. Terganggunya Syaraf

Printer yang menggunakan sistim buble jet kebisingannya relatif lebihrendah bila
dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang paling rendah kebisingannya
adalah sistim laser printer. Kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini
dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk
bekerja selama kurang dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah
dengan kebisingan sekitar 40 – 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesin pendingin (AC),
maka kebisingan akan bertambah selain dari suara printer.

3. Repetitive Strain Injury (RSI)

RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa variasi keluhan kerangka
otot (musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliputi
gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-Related Upper Limb Disorders) dan luka
penggunaan berlebihan yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).

Keluhan ini terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat
menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang berulang (repetitive) setiap hari,
beban kerja yang statis (seperti menggenggam mouse), membiarkan lengan membengkok, dan
sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan bertambah buruk jika tempat kerja tidak didesain
secara ergonomis, misalnya posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau
rendah, kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan sebagainya.

Hal ini akan semakin parah bila ditambah lingkungan kerja yang kurang bergerak, kurang
istirahat, mengandung stress tinggi dengan deadline dan laporan rutin serta lainnya. Apalagi jika
Anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot, memiliki tangan yang terasa dingin
serta kurang berolah raga.

Gejala awal RSI dapat muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke ujung
tangan. Gejala yang menjadi tanda peringatan menyangkut:

a. Kesulitan membuka dan menutup tangan


b. Otot tangan terasa kaku (misalnya hingga kesulitan mengancing baju)

c. Kesulitan menggunakan tangan (untuk membalik halaman buku, memutar tombol, memegang mug)

d. Bangun dengan rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa di tangan, terutama di awal pagi hari

e. Tangan terasa dingin

f. Tangan gemetar (tremor)

g. Tangan terasa canggung, bergetar atau bahkan mati rasa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar dan mutu layanan kesehatan di Indonesia belum menggembirakan dan masih
tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Perhatian negara terhadap standar fasilitas
kesehatan bagi penyedia jasa kesehatan dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan pasien juga
masih kurang. Untuk membenahi sistem kesehatan nasional secara progresif dibutuhkan solusi
cerdas berupa layanan elektronik kesehatan atau biasa disebut dengan istilah e-Health yang
merupakan solusi enterprise di bidang kesehatan karena melibatkan berbagai pihak, mulai dari
masyarakat luas, Rumah Sakit, Puskesmas, Perguruan Tinggi, hingga produsen obat dan industri
farmasi.

Intinya, dengan adanya komputer dalam bidang kesehatan sangatlah membantu. Kegiatan –
kegiatan yang tadinya belum bisa dilakukan, saat ini sudah dapat dilakukan dengan komputer.
Penggunaan komputer membuat pekerjaan seseorang menjadi lebih mudah, cepat dan akurat.

Jadi, dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu mereka


yang bergerak di bidang kesehatan untuk melakukan pekerjaan mereka. Mereka bisa dengan cepat
menangani para pasien, bisa mendiaknosis penyakit yang mereka derita, dan kemungkinan salah
diagnosisi yang mungkin sudah sering terjadi di dalam bidang kedokteran yang memakan banyak
jiwa bisa berkurang. Pemanfaatan Teknologi Informasi ini semakin mendukung peningkatan kualitas
kerja di bidang kedokteran, karena semakin canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin
mudah kita mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang baik.

B. Saran

Bagi mahasiswa yang berbasis dibidang kesehatan baik kedokteran, keperawatan, farmasi,
analis kesehatan bisa lebih memanfaatkan penggunaanteknologi dan informasi karena sangat
membatu.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Management 11th Edition by Pearson Education

HTTP://www.google.com/18-10-2015/jam:15.00WIB.

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2065852-manfaat-komputer-bagi-
bidang-kedokteran/

http://kaltarabloggers.aimoo.com/Artikel-Paper-Karya-Ilmiah-Makalah-Tugas-Akhir-TA-Skripsi-
Tesis/Pentingnya-Penggunaan-Komputer-dalam-Dunia-Kesehatan-1-1389919.htm

http://deni2k6.wordpress.com/2011/01/01/fungsi-komputer-di-dunia-kedokteran/

You might also like