You are on page 1of 7

Kesesuaian Media Dengan Promosi Kesehatan

Gigi Dan Mulut Pada Penyakit Karies Gigi

Oleh :

Nofyanto Tanjung Bulu


A. Pendahuluan

1. Latang Belakang

Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada

umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang

berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga pemeliharaan

kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas

2001, menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih menjadi

keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, diantaranya karies gigi dan penyakit

periodontal (Depkes RI,2002).

Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi ( lubang gigi

). Gigi berlubang atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari

permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut

terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain.

Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu

dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan

keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko

menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat

secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah

di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies.

Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi

terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit


kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari

penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan

gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang dewasa dengan usia lebih dari

50 tahun mengalami karies.

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan

perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari

riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk

Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya

merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok

gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya

setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi dua kali di waktu

yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Hasil riset juga

menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah menggosok gigi dengan

benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data

memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun

mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak

Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia

memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya

dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar

1,6%.

Dari penjelasan di atas ternyata masih banyak anak – anak yang

mengalamai gangguan kesehatan gigi dan mulut terutama karies gigi ( lubang
gigi) oleh sebab itu kami para tenaga kesehatan khususnya di bidang promosi

kesehatan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi prevalensi penyakit gigi

dan mulut dengan melakukan penyuluhan, penyebaran spanduk, poster ,iklan

tentang kesehatan gigi dan mulut agar supaya para generasi penerus bisa

mengetahui dan sadar betapa pentingnya kesehatan gigi dan mulut, maka dari

itu saya sangat tertarik mengangkat judul tentang “ Kesesuaian Media Dengan

Promosi Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Penyakit karies “

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang muncul adalah : “

Bagaimana Kesesuaian media dengan promosi kesehatan gigi dan mulut pada

penyakit karies”?
B. Kajian Tentang Desain

1. Desain Media Promosi Kesehatan

1. Desain adalah usaha merancang , menyusun alat komunikasi dan isi untuk

membantu agar terjadi transfer pengetahuan secara efektif.

2. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat

bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba dirasa di

cium untuk memperlancar komunikasi dan penyebar luasan informasi.

3. Alat – alat yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Rasional, 2) Ilmia, 3) ekonomis,4) Praktis , fungsional

Umumnya alat bantu yang digunakan dalam promosi kesehatan , yaitu :

Poster

Poster merupakan kajian singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan

untuk mempengaruhi seorang agar tertarik pada sesuatu

Syarat – syarat yang perlu diperhatikan :

1. Dibuat dalam tata letak yang menarik

2. Dapat di baca oleh orang yang lewat

3. Kata – kata tidak lebih dari 7 kata

4. Menggunakan kata yang provokatif sehingga menarik perhatian

5. Dapat di baca dari jarak 6 meter

6. Harus dapat menggugah emosi missal dengan menggunakan faktor iri

bangga dan dll

7. Ukuran yang besar ( 50x70) cm, kecil ( 35x50) cm


Tempat pemasangan poster :

1. Poster biasa di pasang ditempat – tempat umum dimana orang sering

berkumpul seperti pemberhentian bus , dekat pasar, dekat took/warung

2. Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan ,balai desa , posyandu, dll

Leaflet

Leaflet atau biasa disebut dengan pamphlet merupakan selembar kertas yang

berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk suatu sasaran dan

tujuan tertentu. Ukiran leaflet bias ax 20x30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata. Isi

harus bisa di tangkap dengan sekali baca missal leaflet tentang diare untuk

orang – orang tinggal di bantaran sungai dan buang air besar sembarangan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :

1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin di capai

2. Tulisan apa tujuannya

3. Tentukan isi singkat hal – hal yang mau di tulis dalam leaflets

4. Kumpulka tentang subjek yang akan di sampaikan

5. Buat garis – garis besar cara penyajian pesan, termausk didalamnya

bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya

6. Buatkan konsepnya

7. Konsep di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hamper sama

8. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi


C. Pembahasan

1.

You might also like