Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang ditakukan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang baik, diperlukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat
menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
dalam rangka peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit,
dan pemulihan kesehatan.
2
upaya persebaran jenis-jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam suatu Peraturan
Pemerintah.
a. Luas wilayah
b. Kebutuhan kesehatan
c. Jumlah dan persebaran penduduk
d. Pola penyakit
e. Pemanfaatannya
f. Fungsi sosial
g. Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi
3
a. Kondisi geografis dan aksesibilitas masyarakat
b. Tingkat utilitas
c. Jam kerja pelayanan
d. Jumlah praktik mandiri dokter/dokter gigi atau dokter spesialis/dokter gigi
spesialis di wilayah tersebut.
4
pemetaan daerah dengan mempertimbangkan jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
berupa tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan, klinik, pusat kesehatan masyarakat,
dan rumah sakit.
Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan fasilitas pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum yang dilaksanakan oleh rumah sakit atau
institusi lain paling sedikit satu setiap provinsi.
Pemerintah Daerah kabupaten/kota bertanggung jawab menyediakan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tradisional sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pemerintah
Daerah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam melakukan sebaran Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tradisional secara merata di setiap wilayah kabupaten/kota
berdasarkan pemetaan daerah sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
b. pusat kesehatan masyarakat;
c. klinik;
d. rumah sakit;
e. apotek;
f. unit transfusi darah;
g. Iaboratorium kesehatan;
h. optikal;
i. fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum; dan
j. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
5
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian
kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang yang
dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatkan
derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan. Definisi Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan
tentang kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan,
perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1)
UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari dua bentuk pelayanan
kesehatan yaitu:
6
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan
masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat
tertentu seperti puskesmas.
7
j. Rawat inap pada pertolongan neonatal dengan komplikasi; dan
k. Rawat inap pada pelayanan transfusi darah sesuai kompetensi Fasilitas
Kesehatan dan/atau kebutuhan medis.
a. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. (Permenkes No. 128 Tahun 2004)
b. Praktik dokter umum
Praktik dokter umum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter
umum terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU No. 29
Tahun 2004)
c. Praktik dokter gigi
Praktik dokter gigi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter gigi
terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. (UU No. 29 Tahun
2004)
d. Klinik umum
Klinik umum adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis. (Permenkes No. 28 tahun 2011)
e. RS Kelas D pratama
RS Pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan kesehatan dasar yang tidak membedakan kelas
perawatan dalam upaya menjamin peningkatan akses bagi masyarakat dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang
8
memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam, pelayanan rawat jalan,
dan rawat inap.
9
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sub
spesialistik. Fasilitas keseahtan tingkat 3 diisi oleh rumah sakit tipe A, rumah
sakit ini adalah rumah sakit yang paling lengkap dengan sarana dan prasarana
ini adalah rujukan terakhir pasien BPJS jika pasien tdak bsa ditangai di PPK1
dan juga PPK2.
10
b. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
11
2.4 Pihak-Pihak yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan
Pihak-pihak yang berhubungan dengan setiap kegiatan pelayanan kesehatan
baik itu di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun praktek pribadi, antara lain:
a. Dokter
Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana
mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya memeriksa dan
mengobati penyakit berdasarkan hukum dan pelayanan di bidang
kesehatan. Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik
b. Perawat
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi
yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta
saling memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap
individu yang bersangkutan. Menurut hasil Lokakarya Keperawatan
Nasional Tahun 1983, perawat adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia.
c. Bidan
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional
oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. Defenisi bidan menurut
InternationalConfederation of Midwife (ICM) Tahun 1972 adalah
seseorang yang telahmenyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktik kebidanan di negeri tersebut, bidan harus mampu
memberi supervisi, asuhan, dan memberi nasihat yang dibutuhkan wanita
12
selama hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan
atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi lahir dan anak.
d. Apoteker
Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, apoteker ialah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Adapun
tugas yang dimiliki oleh seorang apoteker dalam melakukan pelayanan
kesehatan diatur dalam PP
e. Ahli Teknologi Medik
Ahli Teknologi Laboratorium Medik menurut peraturan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 42 tahun 2015 adalah setiap orang yang telah
lulus pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau
analis medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan
dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang
kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
13
2.5 Laboratorium klinik
2.5.1 Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,
aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk
kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang
yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah
yang cukup.
Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk:
1. ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen. Masing-masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.
14
2. ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan tergantung jumlah dan jenis
pemeriksaan yang dilakukan (beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran
peralatan, jumlah karyawan, faktor keselamatan dan keamanan kerja serta
kelancaran lalu lintas spesimen, pasien, pengunjung dan karyawan, sekurang-
kurangnya mempunyai luas 15 m2.
3. untuk bank darah, pemeriksaan mikrobiologi dan molekuler sebaiknya
masing-masing memiliki ruangan terpisah.
4. ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya mempunyai luas 6
m2 .
15
2.6 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2.6.1 Persyaratan
1) Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2) Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1
(satu) Puskesmas.
3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksesibilitas.
4) Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. kontur tanah;
d. fasilitas parkir;
b. fasilitas keamanan;
c. ketersediaan utilitas publik;
d. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
e. kondisi lainnya.
16
a. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c. menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia.
terdiri atas:
17
2.6.2 Jaringan Pelayanan, Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
Sistem Rujukan
18
Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu.
19
u. Ruang mekanik; y. taman;
v. Ruang dapur dan gizi; z. pengelolaan sampah;
w. laundry; aa. pelataran parkir yang mencukupi
x. kamar jenazah;
20
NAMA
NO PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
RUANGAN
A. Laboratorium Terpadu
1. Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan
Administrasi jumlah petugas, dengan
perhitungan 3-5 m2/ petugas.
• Total pertukaran udara minimal 6
kali per jam.
• Intensitas cahaya minimal 100
lux.
2. Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu menyesuaikan Untuk RS Kelas D
kebutuhan kapasitas pelayanan dapat bergabung
dengan perhitungan 1-1,5 dengan ruangan
m2/orang. tunggu RS
• Ruangan harus dijamin Terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali
per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami.
• Ruang tunggu dilengkapi dengan
fasilitas desinfeksi tangan.
21
3. Ruangan • Tata letak ruangan harus dapat
Pengambilan/ meminimalkan terjadinya infeksi
Penerimaan silang.
Spesimen • Setiap jenis ruangan pengambilan
• Flebotomi specimen harus disediakan sesuai
• Urin atau tinja spesifikasi dan kebutuhan
• Spesimen genital ruangannya.
• Spesimen lain • Persyaratan ruangan sputum :
(pus, kerokan - Luas ruangan minimal 2 m2
kulit, dan lain- - Ruangan harus menggunakan
lain) pencahayaan alami.
- Ruangan mempunyai
pertukaran udara minimal 12
kali per jam.
- Tersedia wastafel dengan air
mengalir, dilengkapi handsrub
dan tissue.
4. Ruangan Konsultasi • Umum RS Kelas D,
ruangan ini tidak
harus ada.
5. Ruang Pemeriksaan
22
bahan kimia dan mudah
dibersihkan.
• Peryaratan dinding non porosif,
tahan terhadap bahan kimia dan
dan mudah dibersihkan.
• Disediakan meja kerja dengan
persyaratan dapat meredam
getaran untuk meletakkan
peralatan pemeriksaan.
• Disediakan wastafel dan fasilitas
desinfeksi tangan.
• Disediakan satu grounding
khusus (0,02 ohm) untuk
peralatan-peralatan laboratorium
yang dapat dipasang secara
paralel.
• Setiap ruangan disediakan kotak
kontak dengan jumlah sesuai
kebutuhan dan tidak boleh
menggunakan percabangan.
• Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali
per jam.
• Ruangan harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
23
intensitas cahaya 100 lux.
24
lainnya mengikuti persyaratan
laboratorium di atas.
f. Laboratorium • Luas ruangan disesuaikan dengan Untuk RS kelas D
Anatomik kebutuhan peralatan yang laboratorium ini
digunakan. tidak
• Persyaratan ruangan dan prasarana dipersyaratkan ada.
lainnya mengikuti persyaratan
laboratorium di atas.
g. Laboratorium • Luas ruangan disesuaikan dengan RS kelas C dan D
Biologi kebutuhan peralatan yang laboratorium ini
Molekuler digunakan tidak
• Persyaratan ruangan dan prasarana dipersyaratkan ada.
lainnya mengikuti persyaratan
laboratorium di atas.
6. Ruangan • Luas ruangan menyesuaikan
Penyimpanan Bahan kebutuhan kapasitas pealayanan.
Habis Pakai dan • Setiap ruangan disediakan minimal
Reagen 2 (dua) kotak kontak atau tidak
boleh menggunakan percabangan.
• Untuk stop kontak khusus alat
simpan biomaterial khusus
disediakan tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana alat
yang akan dipakai.
• Total pertukaran udara minimal 4
kali per jam dengan tekanan udara
positif.
25
7. Ruangan IT • Luas ruangan menyesuaikan RS kelas C dan D
kebutuhan kapasitas pealayanan. laboratorium ini
tidak
dipersyaratkan ada.
26
persyaratan laboratorium diatas.
6. Ruangan Histologi
27
5. Ruanagn Diskusi Umum RS Kelas C dan D,
dan Istirahat Personil fungsi ruangan ini
6. Ruangan Petugas Umum dapat tersentral di
Laboratorium RS
7. KM/WC (Toilet) Persyaratan toilet pasien mengikuti
Pasien persyaratan tentang toilet akesibel
melihat poin di atas.
8. KM/WC (Toilet) Persyaratan toilet umum lihat poin
Petugas di atas.
Keterangan:
Kebutuhan ruangan di ruang laboratorium disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan
pelayanan serta ketersediaan SDM di Rumah Sakit.
28
2.7.2 Bank Darah Rumah Sakit
Letak bank darah rumah sakit harus memiliki akses yang mudah ke ruang
gawat darurat.
NAMA
NO PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN
RUANGAN
1. Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan
Administrasi (Loket jumlah petugas, dengan
Permintaan, perhitungan 3-5 m2/ petugas.
penerimaan dan • Total pertukaran udara minimal 6
pendistribusian kali per jam.
darah) • Intensitas cahaya minimal 100
lux.
29
non prosif, tahan terhadap bahan kerjasama dengan
kimia dan mudah dibersihkan. BDRS lain atau
• Peryaratan dinding non porosif, merujuk ke UTD
tahan terhadap bahan kimia dan wilayahnya.
dan mudah dibersihkan.
• Disediakan meja kerja dengan
persyaratan dapat meredam getaran
untuk meletakkan peralatan
pemeriksaan.
• Disediakan wastafel dan fasilitas
desinfeksi tangan.
• Disediakan satu grounding khusus
(0,02 ohm) untuk peralatan-
peralatan laboratorium yang dapat
dipasang secara paralel.
• Setiap ruangan disediakan kotak
kontak dengan jumlah sesuai
kebutuhan dan tidak boleh
menggunakan percabangan.
• Ruangan harus dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan total
pertukaran udara minimal 6 kali per
jam.
4. Ruangan • Luas ruangan disesuaikan dengan
Penyimpanan kebutuhan peralatan yang
digunakan yaitu Antara lain :
1) Blood bank100-280 L
30
(tergantung kebutuhan)
2) Medical refrigerator
3) Platelet agitator
4) Freezer dengan suhu
penyimpanan ≤-300C (RS tipe
A dan B pendidikan)
• Disediakan kotak kontak khusus
alat simpan biomaterial sesuai
jumlah peralatan yang digunakan
dan tidak boleh menggunakan
percabangan.
2.8 Pasien
2.8.1 Definisi Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata pasien dari
bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris. Patient
diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dan kata
kerja pati yang artinya menderita. Sedangkan menurut KBBI, pasien adalah orang
sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit).Pasien adalah orang sakit yang
membutuhkan bantuan dokter untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya,
pasien dapat diartikan juga adalah orang sakit yang awam mengenai penyakitnya.
Menurut aturan Pasal 1 ayat (10)UU Praktik Kedokteran, pasien adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi.
31
Pasien adalah subjek yang memiliki pengaruh besar atas hasil akhir layanan,
bukan hanya sekedar objek. Hak- hak pasien harus dipenuhi mengingat kepuasan
pasien menjadi salah satu barometer mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena
itu harapan pasien sebagai penerima pelayanan medis meliputi:
32
c. Hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan
perawatan.
d. Hak untuk memberikan informed consent.
e. Hak untuk menolak suatu consent.
f. Hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan penolong.
33
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit.
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
p. Menolak layanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi
pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan
pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
dilaksanakan oleh pihak Pemerintah, Pemerintah daerah, dan swasta. Setiap
fasilitas pelayanan kesehatan wajib memberikan akses yang luas bagi kebutuhan
penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan mengirimkan laporan
hasil penelitian dan pengembangan kepada pemerintah daerah atau Menteri.
Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat salah satunya adalah Rumah Sakit.
35
DAFTAR PUSTAKA
digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf
36