You are on page 1of 7

NAMA: PUTERI AMIRA BINTI MOHD HASSAN

NIM : 11-2010-187

DOKTER PEMBIMBING : DR. IMAM SUDRAJAT Sp. An

OBAT-OBAT INDUKSI ANESTESI

Anestesi Inhalasi

1. N2O
 Gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,lebih berat dari udara dan
tidak mudah terbakar.
 Nitrogen monoksida sukar larut dalam darah, dan merupakan gas anestetik
yang kurang kuat sehingga hanya digunakan sebagai adjuvant untuk atau
sebagai pembawa anestetik inhalasi yang lain. Karena kelarutannya yang
buruk, masa induksi dengan N2O segera dicapai.
 Stadium induksi akan segera dilewati dengan pemberian pembandingan N2O:
O2 (85:15), tetapi pemberiannya tidak boleh terlalu lama karena akan
mengakibatkan hipoksia yang dapat dicegah dengan pemberian O2 100%
setelah N2O dihentikan.
 Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O:O2 yaitu
60% : 40%, 70% : 30%, dan 50%: 50%. Dosis untuk mendapatkan efek
analgesik digunakan dengan perbandingan 20% : 80%, untuk induksi 80% :
20%, dan pemeliharaan 70% : 30%. Efek analgesiknya baik dengan kadar
maksimum ±35%.
 N2O sangat berbahaya bila digunakan pada pasien pneumotoraks,
pneumomediastinum, obstruksi, emboli udara, dan timpanoplasti
 Kadar N2O 80% hanya sedikit mendepresi kontraktilitas otot jantung sehingga
peredaran darah tidak terganggu. Pada anestesi yang lama N2O menyebabkan
gejala sisa mual, muntah dan lambat sadar.
 N2O diekskresi dalam bentuk utuh melalui paru-paru dan sebagian kecil
melalui kulit.
2. Halotan
 Gas anestetik golongan hidrokarbon berhalogen. Secara fisik, halotan adalah
cairan yang tidak berwarna, berbau harum tidak mudah terbakar atau meledak
apabila dicampur dengan oksigen.
 Merupakan anestetik yang kuat dengan efek analgesia yang lemah. Induksi
dengan halotan mudah dan cepat serta pemulihannya juga cepat. Ia juga tidak
menyebabkan iritasi mukosa jalan nafas.
 Halotan secara langsung menghambat otot jantung dan otot polos pembuluh
darah serta menurunkan aktivitas saraf simpatis. Tekanan darah menurun
akibat depresi langsung pada miokard dan dihambatnya refleks baroreseptor
terhadap hipotensi. Halotan menyebabkan bradikardia, karena aktivitas vagal
yang meningkat.
 Halotan juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah di otot rangka dan
otak sehingga aliran darah ke otak dan otot bertambah. Hal ini menyebabkan
tekanan intracranial meningkat dan tidak dipilih untuk anestesi pada
kraniotomi.
 Pada konsentrasi tinggi, halotan akan menimbulkan depresi pusat nafas,
sehingga pola nafas menjadi cepat dan dangkal, volume tidal dan volume
nafas semenit menurun dan menyebabkan dilatasi bronkus. Halotan dapat
mencegah spasme laring dan bronkus, batuk, serta menghambat salvasi,
sedangkan relaksasi otot maseter cukup baik, sehingga intubasi mudah
dilakukan.
 Penggunaan yang berulang dapat menyebabkan nekrosis hati sentrolobular
yang bersifat alergi atau hepatitis halotan.
 Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 2,0-
3,0% bersama-sama N2O.
 Penggunaan halotan tidak dianjurkan pada pasien:
o Menderita gangguan fungsi hati dan gangguan irama jantung.
o Operasi kraniotomi.

3. Enfluran
 Enfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah
menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime.
 Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual
dan muntah serta masa pemulihannya cepat.
 Pada dosis tinggi akan menyebabkan “twitching” (tonik-klonik) pada otot
muka dan anggota gerak. Hal ini terutama dapat terjadi bila pasien mengalami
hipokapnia tetapi bisa diatasi dengan mengurangi dosis obat dan mencegah
hipokapnia.
 Enfluran menyebabkan vasodilatasi serebral, tetapi pada dosis kecil dapat
dipergunakan untuk operasi intrakranial karena tidak menimbulkan
peningkatan tekanan intrakranial.
 Menimbulkan depresi respirasi sesuai dengan dosis yang diberikan. Volume
tidal berkurang tetapi frekuensi nafas hampir tidak berubah. Tidak
menimbulkan iritasi pada mukosa jalan nafas sehingga bisa menimbulkan
komplikasi batuk, laringospasme dan peningkatan sekresi kelenjar jalan nafas
tidak terjadi.
 Pada kadar rendah, enfluran tidak banyak mempengaruhi sistem
kardiovaskular dan frekuensi nadi.
 Enfluran dikontra indikasikan pemberiannya terhadap pasien gangguan fungsi
hati dan riwayat epilepsi.
 Enfluran menyebabkan efek samping pasca pemulihan berupa menggigil
karena hipotermia, gelisah, delirium, mual atau muntah. Anestesi yang dalam
menimbulkan depresi nafas dan depresi sirkulasi.
 Dosis induksi 2-4,5% dikombinasi dengan O2 atau campuran N2-O2.
4. Isofluran
 Isofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mudah terbakar.
Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak
terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat tetapi
masih lambat berbanding sevofluran.
 Cukup iritatif terhadap jalan nafas sehingga pada saat induksi inhalasi sering
menimbulkan batuk dan tahanan nafas.
 Efek depresinya terhadap SSP sesuai dengan dosis yang diberikan. Isofluran
menurunkan konsumsi oksigen otak, sehingga dengan demikian isofluran
merupakan obat pilihan untuk anestesi pada kraniotomi, karena tidak
berpengaruh pada tekanan intrakranial, mempunyai efek proteksi serebral dan
efek metaboliknya yang menguntungkan pada tekhnik hipotensi kendali.
 Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan dibanding
dengan obat anesetesi volatil yang lain. Tekanan darah dan denyut nadi relatif
stabil selama anestesi. Isofluran lebih amat unutk pasien penyakit jantung
berbanding halotan atau enfluran.
 Seperti halnya obat anestesi inhalasi yang lain, isofluran juga menimbulkan
depresi pernafasan yang derajatnya sebanding dengan dosis yang diberikan.
Isofluran dapat memicu refleks saluran nafas yang menyebabkan hipersekresi,
batuk, dan spasme laring yang lebih kuat dari enfluran.
 Sama seperti halotan dan enfluren, isofluren digunakan terutama sebagai
komponen hipnotik dalam pemeliharaan anestesi umum. Disamping efek
hipnotik, juga mempunyai efek analgetik ringan dan relaksasi ringan.
 Dosis induksi 3-3,5% dalam O2 atau kombinasi N2-O2.
5. Sevofluran
 Obat anestetik ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai
untuk induksi inhalasi. Induksinya enak, dan cepat terutama pada anak.
 Sevofluran dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif,
tidak berbau, stabil di tempat biasa (tidak perlu tempat gelap), dan tidak
terlihat adanya degradasi sevofluran dengan asam kuat atau panas.
 Obat ini tidak bersifat iritatif terhadap jalan nafas sehingga baik untuk induksi
inhalasi. Proses induksi dan pemulihannya paling cepat dibandingkan dengan
obat-obat anestesi inhalasi yang ada pada saat ini. Sevofluran dapat dirusak
oleh kapur soda tetapi belum ada laporan yang membahayakan.
 Efek depresinya pada SSP hampir sama dengan isofluran. Aliran darah otak
sedikit meningkat sehingga sedikit meningkatkan tekanan intrakranial. Laju
metabolisme otak menurun cukup bermakna sama dengan isofluran. Tidak
pernah dilaporkan kejadian kejang akibat sevofluran.
 Sevofluran relatif stabil dan tidak menimbulkan aritmia. sevofluran
menyebabkan penurunan tekanan darah lebih sedikit berbanding isofluran. Ia
juga menyebabkan penurunan laju jantung tetapi tidak sampai menyebabkan
bradikardi, tetapi kejadian bradikardi pernah dilaporkan pada bayi.
 Sevofluran juga menimbulkan depresi nafas sebanding dengan dosisnya.
Sevofluran menyebabkan relaksasi otot polos bronkus, tetapi tidak sebaik
halotan.
 Relaksasi otot dapat terjadi pada anestesi yang cukup dalam dengan
sevofluran. Proses induksi, laringoskopi dan intubasi dapat dikerjakan tanpa
bantuan obat pelemas otot.
 Metabolismenya terjadi di hati dan menghasilkan ion flour yang merusak
ginjal.
 Dosis induksi 6-8 vol%.

Anestesi Intravena

1. Propofol
 Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anestesi intravena.
Propofol IV 1,5-2,5 mg/kgBB menimbulkan induksi anestesi secepat
thiopental, tetapi dengan pemulihan yang lebih cepat dan pasien segera merasa
lebih baik dibanding anestesi lain sehingga dapat digunakan dalam “day
surgery”.
 Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat
isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).
 Popofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik ataupun relaksasi
otot.
 Dapat menyebakan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan
dapat turun sekali disertai dengan peningkatan denyut nadi, pengaruh terhadap
frekuensi jantung juga sangat minimum.
 Propofol dapat menurunkan frekuensi pernafasan dan volume tidal, dalam
beberapa kasus dapat menyebabkan henti nafas.
 Dosisnya harus diturunkan pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau
apabila digabung penggunaannya dengan obat anestetik yang lain.
Pemberiannya harus hati-hati pada pasien dengan gangguan metabolisme
lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis.
 Pemberian propofol dapat menimbulkan nyeri yang timbul akibat iritasi
pembuluh darah vena dan ia dapat dihilangkan dengan menggunakan lidokain
(0,5mg/kg) atau diberikan 1 hingga 2 menit dengan pemasangan tourniquet
pada bagian proksimal tempat suntikan.
 Selama induksi dengan propofol dapat terjadi kejang atau gerakan involunter.
Konfusi pasca bedah minimal dan kurang menyebabkan mual muntah pasca
bedah.
2. Tiopental
 Merupakan bubuk berwarna kuning yang bila akan digunakan dilarutkan
dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%.
 Menghilangkan kesadaran dengan cara memfasilitasi pengikatan GABA pada
reseptor GABAA di membran neuron SSP. Tiopental bersifat GABA-mimetik
dengan langsung menekan kerja neurotransmitter sistem stimulasi. Kerjanya
ini menyebabkan ia lebih kuat sebagai anestetik tetapi tidak aman karena
sangat kuat menekan SSP.
 Pada penyuntikan tiopental akan menimbulkan hiperalgesia pada mulanya dan
diikuti analgesia bila dosis terus ditingkatkan, tetapi ia bukan analgesic yang
kuat.
 Keuntungannya induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan
cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan nafas.
 Kerugiannya ialah dapat menyebabkan depresi pernafasan, depresi
kardiovaskular, cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut
kurang dan bukan analgetik.
 Dosis induksi tiopental 2,5% adalah 3-6mg/kgBB intravena. Dosis sedasi 0,5-
1,5mg/kgBB.
3. Ketamin
 Ketamin adalah larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan
relatif aman.
 Mempunyai sifat analgesic, anestetik dan kataleptik dengan kerja singkat.
Efek anestesinya timbul oleh penghambatan efek membrane dan
neurotransmitter eksitasi asam glutamate pada reseptor N-metil-D-aspartat.
 Anestesi dengan ketamin pada awalnya akan menimbulkan anestesia disosiatif
yaitu disiosasi mental sampai halusinasi. Disosiasi ini sering disertai dengan
keadaan kataleptik yaitu dilatasi pupil, salivasi, lakrimasi, gerakan-gerakan
tungkai spontan, dan peningkatan tonus otot.
 Pada masa pemulihan, dapat terjadi emergence fenomena yaitu kelainan psikis
berupa disorientasi, ilusi sensoris, ilusi perseptif dan mimpi buruk.
 Untuk mengurangi fenomena tersebut, dapat diberikan diazepam 0,2-
0,3mg/kgBB atau midazolam 5 menit sebelum pemberian ketamin.
 Merupakan anestetik intravena yang menyebabkan perangsangan
kardiovaskular. Ketamin dapat meningkatkan tekanan darah dan jantung.
Peningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer.
 Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. Dapat
menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga
merupakan obat pilihan pada pasien asma.
 Kontra indikasikan pemberiannya pada wanita hamil, pasien hipertensi,
riwayat penyakit serevrovaskular dan gagal jantung.
 Dosis induksi 1-4mg/kgBB IV dengan dosis rata-rata 2mg/kgBB untuk lama
kerja 15-20 menit.

Anestesi Regional/ Lokal

1. Lidokain
 Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat dan intensif.
 Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk
anestesi infiltrasi sedangkan larutan 1-2% untuk anestesi blok dan topikal.
Sedangkan pada analgesia tau anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.
2. Bupivakain
 Anestesi golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja panjang.
Untuk anestesi blok digunakan larutan 0,25%-0,5% sedangkan untuk anestesi
spinal dipakai larutan 0,5%.

You might also like