You are on page 1of 5

Nama : Najibul Adib (14)

Kelas : TK-1B

A. Makna Allahu Akbar


Sebagai muslim, setiap hari hanya dalam shalat wajib saja kita mengucap Allahu Akbar
sebanyak tidak kurang dari 106 kali. Belum lagi bila dihitung shalat sunnah, iqomat, azan, dan
peristiwa-peristiwa lain yang menghendaki kita mengucap Allahu Akbar.

Sayang sekali belakangan teriakan Allahu Akbar kerap kali berubah jadi suara yang
menakutkan bagi masyarakat banyak. Allahu Akbar diteriakkan bersamaan dengan unjuk rasa
yang mendemonstrasikan kebencian kepada pihak lain. Menyebut nama Tuhan yang agung
sambil merusak dan menghancurkan harta orang lain. Lebih gawat lagi, kita melihat video-
video yang menunjukkan Allahu Akbar dipekikkan oleh teroris seperti ISIS dan sejenisnya
ketika menggorok leher manusia tak bersalah. Inilah orang-orang yang mengaku muslim
namun mencederai kesucian Allah. Berbuat nista dengan mengatasnamakan Allah. Inilah pula
yang menghancurkan citra Islam sehingga ungkapan Allahu Akbar jadi bahan cemoohan di
negeri-negeri non muslim.

Bertentangan dengan maksud sebenarnya, Allahu Akbar telah disalah pahami oleh
sebagian muslim sebagai sesuatu yang menunjukkan kekuatan diri, keangkuhan, dan
identifikasi kelompok. Padahal ungkapan Allahu Akbar justru diharapkan untuk menjadikan
muslim rendah hati, bahwa manusia tidak sempurna dengan segala kelemahannya, bahwa yang
tak tertandingi dan berkuasa penuh adalah Sang Maha Pencipta, bahwa kekuasaan dan
keutamaan Allah meliputi semua makhluknya.

Segala sifat baik, indah, dan berkuasa Allah, digambarkan dalam Quran antara lain di
surah Alhasyr (59) ayat 22 sampai dengan ayat 24 sebagai berikut:

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”(59:22)

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Maha Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan (AliMutabbir), Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan”(59:23)

”Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Meng-ada-kan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama Indah (Asma’ul Husna). Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit
dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”(59:24)
Kalau sudah demikian, apa yang tersisa bagi manusia kecuali ketundukan mutlak dan
mengucap Allahu Akbar dengan penuh kerendahan diri dan hati. Raja, presiden, kaisar boleh
kita hormati tapi tak boleh kita agungkan. Anak, istri, keluarga, dan sahabat boleh kita cintai
tapi tak boleh melebihi cinta kita kepada Allah. Harta, pangkat, dan kecantikan boleh kita
syukuri tetapi tak boleh dibanggakan, diberhalakan dan disembah karena semua itu tak abadi
dan tak sebanding dengan semua yang dimiliki oleh Yang Abadi.

B. Makna Lupa dalam Al-Qur’an


Lupa dalam Al-Qur'an memiliki banyak makna, yaitu sebagai berikut.

1. Lupa atas suatu kejadian, nama seseorang, ataupun suatu informasi yang pernah
diketahuinya sebelumnya adalah lupa biasa yang banyak dihadapi manusia karena
banyaknya yang masuk dalam akal dan pikirannya. Hal ini dipertegas dengan firman-
Nya yang berbunyi :

“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan
lupa.” (QS. Al-‘Alaa, 87: 6)

2. Lupa yang tersembunyi dan lebih tepat sebagai suatu kelengahan atau kelalaian, seperti
lupa meletakkan suatu barang. Contoh ini pun dapat dilihat pada Al-Qur'an.

"Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, Maka Sesungguhnya
aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk
menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara
yang aneh sekali." (QS. Al-Kahfi, 18: 63)

3. Lupa yang bermakna hilangnya konsentrasi akan suatu permasalahan, sebagaimana


firman Allah yang berbunyi :

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang
ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. mereka telah lupa kepada Allah, Maka
Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang
yang fasik.” (QS. At-Taubah, 9: 67)

Lupa yang dimaksud di sini adalah meninggalkan ketaatan kepada Allah karena
hilangnya konsentrasi mereka dalam mernatuhi segala perintah-Nya, hingga Allah pun
memalingkan segala kemuliaan dari mereka dan meninggalkan diri mereka.
C. Cara Mengobati Penyakit dalam Islam
1. Silaturrahmi

Silaturrahmi atau Silaturrahim secara bahasa adalah menjalin hubungan kasih


sayang dengan saudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah (senasab).
Sesungguhnya orang-orang yang selalu menjaga tali silaturrahmi akan diberkahi oleh
Allah dalam usahanya, rizki dan umurnya. Dari Anas bin Malik berkata bahwa
Rasulullah Saw bersabda :

“Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya (diberkahi),


maka hendaklah ia bersilaturrahmi” (Muttafaq 'Alaih)

2. Semangat

Semangat adalah keadaan pikiran ketika batin tergerak untuk melakukan satu atau
banyak tindakan. Jadi, semangat itu memiliki fungsi sebagai penggerak batin untuk
bertidak. Seseorang yang memiliki semangat bagus, sikap dan perilakunya biasanya
terlihat dinamis.

3. Memaknai Alqur’an

Menurut Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya At Thibun Nabawy


bahwa penyakit itu digolongkan 2 jenis yakni menyakit bathin dan penyakit dhahir
(fisik). Penyakit batin adalah penyakit yang berkaitan dengan jauhnya batin (hati)
seseorang dari Allah Swt. Penyakit ini menyerah unsur ruh manusia seperti keranjingan,
kesurupan dsb. Pengobatan penyakit ini adalah dengan Al Qur’an (Ibadah, do’a, ruqyah
syar’iyah). Sedangkan yang kedua, adalah penyakit Dhahir (fisik). Penyakit ini obatnya
adalah dengan obat-obatan dokter yang sesuai dengan al Qur’an. Berdasarkan pernyataan
tersebut jelas tersirat dan tersurat bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, maka jadikan
lah Al-Quran sebagai pegangan kita dalam mengobati segala macam penyakit.

4. Sedekah

Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan
ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak hanya berarti
mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal atau
perbuatan baik. Sedekah juga bisa menjadi obat bagi suatu penyakit, Rasulullah SAW
bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Baihaqi)
D. Kesimpulan
Mengikuti jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat
Islam. Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Pengobatan yang dilakukan Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a atau
pengobatan dengan menggunakan wahyu-wahyu Ilahi yang lebih dikenal dengan istilah do’a-
do’a ma-tsur yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Kedua
menggunakan obat-obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah
menggunakan kombinasi dari kedua metode tersebut.
Allah berfirman:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Kemudian dalam penegasan Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam;
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu).
Dalam sebuah hadist disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat yaitu
madu dan Al Qur’an”. Dari hadist tersebut madu merupakan lambang atau perwakilan dari
obat-obat tradisional yang ada di bumi dan kita sebagai manusia yang diberikan akal sehat
harus dapat menggali obat-obat tradisional yang banyak terdapat di muka bumi ini, bahkan
letaknya tidak jauh dari sekitar kehidupan kita.
E. Saran
Dalam sejarah Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sehat luar biasa, hampir tidak
pernah terganggu sakit yang serius kecuali saat menjelang ajal beliau. Dengan bekal sehat
itulah maka beliau lalu bisa maksimal pula melakukan kegiatan pribadi, berkeluarga, dan
melakukan tugas sosial-kenegaraan, termasuk berjuang menyebarkan dan membela Agama
Islam. Meneladani Kepribadian Rasullulah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini beberapa
poin prinsip cara hidup Nabi yang secara rasional bisa menjelaskan mengapa beliau memiliki
kesehatan yang begitu luar biasa.
1. Memantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Hanya kepada Allah kita
menyembah dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan. Umat harus bekerja
keras namun ujung dari kerja itu adalah tawakkal pada kehendak Allah. Keimanan-
ketaqwaan seperti ini akan membuat hati tenang dan tenteram, tidak gelisah dan
terlanda ketakutan. Hati menjadi nyaman dan bahagia. Dari sisi Ilmu Kedokteran sudah
terbukti bahwa jiwa yang gelisah merupakan ‘stessor’ yang menginduksi produksi
melimpah berbagai hormon yang memberi efek negatif bila berlebihan, seperti
adrenalin dan kortisol.
2. Ibadah mahdhah yang dilakukan Nabi secara intensif ternyata memiliki banyak peranan
dalam menyehatkan tubuh manusia. Rahasia Shalat yang telah terungkap antara lain
membantu proses pelancaran aliran darah untuk menjangkau ke organ otak, bagian yang
paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak manusia memang ada area yang
penyaluran aliran darah ke sana amat minim dan baru bisa maksimal jika melakukan
gerak sujud. Dengan sujud maka otak akan memperoleh asupan makanan yang baik via
aliran darah sehingga fungsinya makin optimal.
3. Dalam al Qur’an banyak sekali memberi petunjuk tentang cara makan dan minum.
Makanan manusia haruslah yang halal dan baik, juga dilarang minum ‘khamr’ yang
memabukkan. Makan dan minum juga tidak boleh berlebihan.
4. Perilaku Rasulullah dalam kegiatan fisik sehari-hari juga jelas menunjukkan tauladan
hidup sehat. Dalam al Qur’an ditegaskan bahwa malam hari itu untuk istirahat dan siang
hari untuk bekerja. Rasulullah juga meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat sesuai
perintah al Qur’an. Beliau selalu aktif bekerja tidak kenal lelah, termasuk berbelanja di
pasar atau menjahit baju sendiri yang robek. Beliau berperang, memimpin rapat,
bermusyawarah, berkunjung, menerima tamu dsb. Beliau jelas orang yang aktif, tidak
membuang waktu berharga seperti bermain atau begadang yang tidak produktif dan
merusak kesehatan. Dari tinjauan Ilmu Kedokteran aktifitas beliau bisa dikatakan
terkait dengan melatih menggerakkan semua organ tubuhnya, ibaratkan seperti
berolahraga intensif setiap hari.
5. Al Qur’an juga memberi tuntunan manusia untuk menjaga lingkungannya, baik
kebersihan pribadi maupun kondisi di sekitar dirinya (lihat surat al Mudatsir, surat
kedua yang turun setelah Iqra’). ‘Kebersihan adalah sebagian dari iman’. Sebaga umat
Islam harus senantasa menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan sekitarnya, mulai
dari kamar tidur, rumah, halaman, ruang kerja, maupun kampung halamannya.

Lima prinsip hidup sehat cara Nabi sebagaimana yang diuraikan di atas insyaAllah akan
bisa membuat umat Islam memiliki kesehatan yang prima untuk beramal sholeh secara
maksimal yang akan menghantarkannya ke keberhasilan dunia-akherat.

You might also like