You are on page 1of 7

F.

4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PMKP) Dan


Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

POSYANDU LANSIA DAN PENYULUHAN TENTANG KEBUTUHAN

GIZI PADA LANSIA DI DESA KATOMPORANG

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Dokter


Internsip Indonesia

Oleh :

dr. Andi Rizki Tenryayu

Pendamping :

dr. Hj. A. Silviani

PUSKESMAS LAMPA

KABUPATEN PINRANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

2018
F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Andi Rizki Tenryayu

Judul Laporan : Posyandu Lansia Dan Penyuluhan Tentang Kebutuhan


Gizi Pada Lansia Di Desa Katomporang

Laporan Posyandu Lansia Dan Penyuluhan Tentang Kebutuhan Gizi Pada Lansia

Di Desa Katomporang telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip

Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) Dan Usaha Kesehatan

Masyarakat (UKM) Di Bidang Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

Pinrang, Juni 2018

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. A. Silviani


F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN
DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS LAMPA
KABUPATEN PINRANG
PERIODE FEBRUARI 2018 – JUNI 2018

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

POSYANDU LANSIA DAN PENYULUHAN TENTANG KEBUTUHAN

GIZI PADA LANSIA DI DESA KATOMPORANG

A. Latar Belakang
Meningkatnya status kesehatan masyarakat membawa dampak pada
menurunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya usia harapan
hidup yang artinya semakin banyak pula jumlah penduduk yang berusia lanjut.
Jumlah lansia di Indonesia sebesar 7,28% pada tahun 2000 dan pada tahun
2020 diproyeksikan menjadi sebesar 11,34% atau sekitar 28,8 juta jiwa.
Indonesia termasuk Negara kelima yang akan memiliki populasi lansia
terbesar setelah Cina, India, Amerika Serikat, dan Meksiko (WHO 2002).
Pertambahan jumlah lansia ini juga akan menimbulkan berbagai
permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi
aspek fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Seiring dengan
permasalahan tersebut, asupan makanan sangat mempengaruhi proses penuaan
karena seluruh aktivitas sel atau metabolisme dalam tubuh memerlukan zat-zat
gizi yang cukup. Sementara itu perubahan biologi pada lanjut usia merupakan
faktor internal yang pada akhirnya dapat mempengaruhi status gizi.
Lansia merupakan kelompok yang rentan gizi, oleh karena itu asupan
energi yang adekuat dan seimbang sangat berperan terhadap status gizi dan
kesehatan lansia dalam jangka waktu lama. Sehingga dibutuhkan perhatian
khusus baik dari pemerintah maupun swasta. Salah satunya adalah dengan
memperhatikan status kesehatan dan gizi lansia.Dengan asupan zat gizi yang
F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

tercukupi diharapkan dapat meningkatkan status gizi lansia ke taraf yang lebih
tinggi.

B. Permasalahan di Masyarakat
Pertambahan jumlah lansia ini akan menimbulkan berbagai
permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi
aspek fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Seiring dengan
permasalahan tersebut, asupan makanan sangat mempengaruhi proses penuaan
karena seluruh aktivitas sel atau metabolisme dalam tubuh memerlukan zat-zat
gizi yang cukup. Sementara itu perubahan biologi pada lanjut usia merupakan
faktor internal yang pada akhirnya dapat mempengaruhi status gizi. Perubahan
kecepatan metabolisme pada usia lanjut menurun sekitar 15-20%, hal ini
terutama disebabkan oleh berkurangnya massa otot dan juga karena aktivitas
fisik lansia yang juga menurun, sehingga akan mempengaruhi kesehatan
lansia
Masalah kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut seringnya
sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena penyakit yang
dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang
lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena
masalah depresi. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas
(kegemukan) juga sering dialami oleh usia lanjut, yang dapat timbul karena
aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementara asupan makanan tidak
dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia lanjut berdampak pada
peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan
penurunan fungsi tubuh.

C. Pemilihan Intervensi
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan
penyuluhan mengenai kebutuhan gizi pada lansia terhadap peserta posyandu
lansia. Diharapkan dengan diadakannya penyuluhan tersebut, permasalahan
dapat diatasi dengan memberikan kebutuhan gizi yang adekuat untuk lansia.
Seperti menjaga pola makan yang baik dengan mengkonsumsi makanan
F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

sumber energi dan zat gizi makro yang seimbang, tidak berlebihan atau
kurang, makan yang teratur sesuai dengan waktu makan dan jenis makanan
yang sesuai dengan tidak mengabaikan manfaat dan kandungan gizinya.

D. Pelaksanaan
Posyandu Lansia Dan Penyuluhan Tentang Kebutuhan Gizi Pada
Lansia Di Desa Katomporang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2018 pukul
10.00 wita – 12.00 wita. Sasaran pelayanan adalah Lansia yang datang untuk
mengikuti Posyandu Lansia.

E. Evaluasi
 Dokter dan tim pelaksana Posyandu Lansia dari Puskesmas tiba di lokasi
pukul 09.50 wita .
 Peserta yang mengikuti penyuluhan sebanyak 12 orang
 Para peserta memiliki cukup kesadaran dan semangat dalam mengikuti
pelayanan yang dilakukan.
 Melalui penyuluhan banyak peserta yang tidak sungkan bertanya
mengenai materi yang dibawakan maupun keluhan yang dialami, materi
yang diberikan pun diserap dengan baik terbukti dengan respon umpan
balik peserta atas materi yang diterima.

Peserta Pembimbing

dr. Andi Rizki Tenryayu dr. Hj. A. Silviani

F. Dokumentasi
F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN
F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Peserta dr. Andi Rizki Tenryayu Tanda Tangan :

Pendamping dr. Hj. A. Silviani Tanda Tangan :

Nama Wahana Puskesmas Lampa

Tujuan Pelaksanaan Melaksanakan Posyandu Lansia Dan Penyuluhan


Tentang Kebutuhan Gizi Pada Lansia Di Desa
Katomporang.
Hari / Tanggal 22 Maret 2018

Waktu Pukul 10.00 wita – 12.00 wita.

Tempat Desa Katomporang.

Jumlah Peserta 12 orang

You might also like