You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basah dapatdengan mudah kita temukan.
Mulai dari makanan, minuman, tubuh manusia, hewan hingga suku cadang kendaraan
bermotor. Buah – buahan mengandung senyawa asam, contohnya, jeruk mengandung asam
sitrat, tomat mengandung asam askorbat, apel mengandung asam malat, sedangkan anggur
mengandung asam tartrat. Minuman ringan mengandung asam karbonat. Lambung manusia
mengandung asam klorida yang berguna untuk membunuh kuman dalam tubuh. Beberapa
produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya,sabun, deterjen, dan pembersih
peralatan rumah tangga.

B.TUJUAN

a. Untuk mengetahui perbedaan asam dan basa

b. Untuk mengetahui pengertian asam basah oleh beberapa tokoh

c. Untuk mengetahui identifikasi asam basah dengan kertas lakmus

d. Untuk mengetahui indikator asam basa

C.RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana perbedaan asam dan basah

b. Bagaimana pengertian asam basah menurut beberapa tokoh

c. Bagaimana identifikasi asam basah menggunakan kertas lakmus

d. Bagaimana indikator asam basah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam Dan Basa

Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari.

1. Asam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat
utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam yaitu zat yang berasa masam.
2. Basa

Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang
berasa pahit bersifat kaustik.

B. Teori Asam Basa Menurut Beberapa Tokoh

1. Teori Asam dan basa menurut Svante Arrhenius

Arrhenius menyatakan mulekul – mulekul zat elektrolit selalu menshasilkan ion – ion positif
dan negatif jika dilarutkan dalam air. Pada tahun 1984 Ilmuan Swedia, Svante Arrhenius
mengemukakan pengertian asam – asam berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius,
asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion . Adapun basa
merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion .

Contoh senyawa Asam – Basa menurut Svante Arrhenius

Reaksi
Senyawa Contoh
Ionisasi

HCL (aq)
HCL (Asam Klorida)
(aq) + (aq)

HBr (aq)
HBr (Asam Bromina)
(aq) + (aq)

HI (aq)
Asam HI (Asam Iodida)
(aq) + (aq)

HF (aq)
HF (Asam Fluorida)
(aq) + (aq)

S (aq) (aq)
S (Asam Asetat)
+ (aq)

NaOH (Natrium NaOH (aq)


Hidroksida) (aq) + (aq)

KOH
KOH (Kalium
(aq) (aq)
Hidroksida)
Basa + (aq)

Mg(Magnesium Mg (aq)
Klorida) + (aq)

(Kalium Hidroksida) (aq) + (aq)


Al(Aluminium Al (aq) +
Hidroksida) (aq)

untuk asam – asam yang tiap molekulnya dapat menghasilkan lebih darisatu
ion dikelompokkan kedalam asam poliprotik.

Contoh :

a. Asam sulfat dalam air

S(aq) (aq) + (aq)

(aq) (aq) + (aq)

tu molekul asam ini dapat menghasilkan 2 ion . Karena itu, asam sulfat digolongkan dalm
asam diprotik.

b. Asam fosfat dalam air

P(aq) (aq) + (aq)

(aq) (aq) + (aq)

(aq) (aq) + (aq)

Satu molekul asam ini dapat menghasilkan 3 ion . Karena itu asam fosfat digolongkan
dalam asam Triprotik.

Jika tiap molekul asam hanya dapat memberikan satu ion , maka asam itu disebut asam
monoksida

Contoh :

a. Asam bromida dalam air

HBr (aq) (aq) + (aq)

b. Asam Nitrat dalam air

(aq) (aq) + (aq)

Dalam pelarut air, basa dapat menghasilkan ion hidroksida, baik secara langsung maupun
tidak langsung ketika bereaksi dalam air

Contoh: NaOH dalam air

NaOH (aq) (aq) + (aq)

. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry


Pada tahun 1923, ilmwuan Denmark Johannes Bronsted dan Ilmuwan Inggris Thomas Lowry
mengemukakan teori asam dan basah berdasarkan serah terima proton.

Teori

·Asam adalah donor proton (ion hidrogen).

·Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).

Pengertian asam dan basa yang dikemukakan oleh Bronsted – Lowry memperbaiki
kelemahan teori asam – basa Arrhenius. Pengertian asam – basa Arrhenius hanya berlaku
untuk senyawa yang larut dalam pelarut air karena reaksi ionisasi yang menghasilkan ion dan
ion hanya terjadi dalam pelarut air.

Dalam suatu persamaan reaksi asam – basa berdasarkan teori Bronsted – Lowry, suatu asam
dan basa masing – masing mempunyai pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi
sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asam basa konjugasi:

a.Molekul atau ion yang membentuk pasangan asam basa harus berbeda hanya satu ion
Dalam suatu apsangan, asam selalu memilki kelebihan satu ion dari basa.

b.Asam konjugasi dapat dicari dengan cara menambahkan satu ion pada zat tersebut,
sedangkan basa konjugasi dapat dicari dengan menghilangkan satu ion pada zat tersebut.

c.Molekul atau ion yang mengandung atom H serta atom yang memiliki pasangan elektron
bebas dapat bersifat asam (memberikan ion) dan bersifat basa (menerima ion 0) zat
semacam ini disebut amfibrotik atu amfoter

Keunggulan asam – basa menurut Bronsted – Lowry:

a.Konsep asam – basa menurut Bronsted –Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam – basa dalm pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.

b.Asam dan basa dari Bronsted – Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi dapat juga berupa
kantion atu anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted – Lowry dapat menjelaskan sifat
asam suatu senyawa.

Berdasarkan uraian diatas, kita mengetahui bahwa teori asam basa Bronsted – Lowry dapat
melengkapi teori asam basa Arrhenius. Namun demkian perkembangan teori asam basa
masih berlangjut. Pada tahun 1923, G.N. Lewis mengajukan teori asam basa yang lebih luas
lagi.

Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius


Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori Bronsted-Lowry
merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion
hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion
hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah
proton pada molekul air. Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion
hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan
mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.

Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai
asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari ion
hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.

Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda berbicara tentang
ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda sedang membicarakan ion
hidroksonium.

Permasalahan hidrogen klorida / amonia

Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan teori Bronsted-
Lowry. Apakah anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada keadaan larutan ataupun
pada keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia menerima sebuah proton (sebuah ion
hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke pasangan mandiri pada nitrogen yang terdapat pada
amonia melalui sebuah ikatan koordinasi.
Perhatikan reaksi ke arah depan:

·HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.

·Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.

Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:

·H3O+ adalah asam karena H3O+mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.

·Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.

3. Teori asam dan basa menurut Lewis

Diketahui sesuai konsep asam dan basa lewis, Asam Lewis merupakan senyawa yang
mampu menerima sepasang elektron bebas atau akseptor elektron, sedangkan Basa Lewis
merupakan senyawa yang mampu memberikan sepasang elektron bebas atau donor elektron.
Namun jika kita dihadapkan pada suatu basa atau asam yang memiliki ciri-ciri yang sama
maka kita dapat menentukan yang mana yang lebih memiliki tingkat keasaman atau kebasaan
yang lebih tinggi dibandingkan yang lain, yaitu dengan mereaksikannya dengan asam atau
basa tertentu.
Sebagai contoh (CH3)3N:, (CH3)3P:, (CH3)3As:, (CH3)3Sb:, (CH3)3Bi:. Kelima senyawa tersebut
termasuk kedalam basa lewis karena memiliki sepasang elektron bebas, namun yang mana
dari basa-basa tersebut yang lebih tinggi kekuatan basanya? Jika kita mereaksikan basa-basa
tersebut dengan suatu H+, maka manakah yang akan memiliki ikatan yang paling kuat?

H+ merupakan asam, ion hidrogen, yang tidak memiliki satu elektron pun dalam orbitalnya,
dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Jika ion hidrogen ini berikatan dengan suatu basa,
maka agar overlapped orbital yang terbentuk efektif diperlukan ukuran atom donor dari basa
yang kecil pula. Jika H+ ini berikatan dengan basa yang memiliki ukuran atom donor yang
besar maka overlapped orbital yang terbentuk kurang efektif (dibolak-balik aja kata2 gw).
Sekarang kita lihat ke basanya, dari kelima basa tersebut semakin ke kanan dalam urutan di
atas, ukuran atom donornya semakin besar sehingga (CH3)3N: akan memiliki overlap orbital
yang paling efektif dibanding yang lainnya, kemudian berturut-turut sesuai ukuran atom
donornya. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut
{(CH3)3N, (CH3)3P, (CH3)3As, (CH3)3Sb, (CH3)3Bi} adalah

(CH3)3N: > (CH3)3P: > (CH3)3As: > (CH3)3Sb: > (CH3)3Bi:

Nah itu jika susunan basa-basa nya memiliki gugus yang sama dan atom donor yang berbeda.
Namun bagaimana jika kita dihadapkan pada susunan basa yang perbedaanya terletak pada
atom-atom/ gugus-gugus yang terikat pada atom donor yang sama?? Contohnya (CH3)3N:,
H3N:, F3N:. Mudah saja!! Ketiga basa ini juga kita misalkan bereaksi dengan H+, maka basa
yang akan berikatan kuat dengan H+ adalah basa yang atom donornya memberikan dorongan
elektron yang kuat kepada H+ atau basa yang memiliki kerapatan elektron yang besar pada
atom donor. Perbedaan yang nyata pada ketiga basa ini adalah gugus atau atom yang terikat
pada atom donornya. Semakin elektronegatif suatu gugus atau atom yang terikat pada atom
donor maka akan menyebabkan elektron bebas pada atom donornya akan tertarik kearah
atom tersebut lebih besar sehingga menyebabkan dorongan elektron untuk berikatan dengan
H+ berkurang (kerapatan elektron atom donor berkurang). Atau kita mengenal istilah efek
induksi positif yang jika saya artikan kemampuan atom/gugus yang terikat pada atom donor
dalam memberikan pengaruh positif pada atom donornya. Jika efek induksi positif dari
atom/gugus yang terikat besar maka akan menyebabkan dorongan positif ke arah atom donor
sehingga elektron bebas pada atom donornya kini memiliki kerapatan elektron yang lebih
besar. Maka urutan basa yang paling kuat dari basa-basa tersebut {(CH3)3N, NH3:,
NF3:} adalah

(CH3)3N: > H3N: > F3N:

Keungulan konsep asam – basa Lewis:

Keunggulan asam basa Lewis dibandigkan konsep asam – basa Arrhenius dan Bronsted –
Lowry adalah dapat menjelaskan reaksi asam dan basa tanpa melibatkan proton (ion ). Selain
itu, teori asam basa Lewis dapat menjelaskan asam basa yang berlangsung dalam pelarut
air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali. Lebih luas lagi, teory Lewis juga dapat
menjelaskan reaksi- reaksi, seperti pembentukan ion logam, kompleks dan reaksi organik.

Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry

Basa Lewis

Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan
tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen.
Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya
bersifat khas.

Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa karena


ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan ion hidrigen
adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh
Teori Lewis. Keduanya konsisten.

Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan amonia dan air menggunakan pasangan
elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan koordinasi yang akan terhitung selama
keduanya berperilaku sebagai basa.

Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti ketika amonia bereaksi
dengan sebuah ion hidrogen – amonia menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk
membentuk ikatan koordinasi. Jika anda memperlakukannya sebagai basa pada suatu kasus,
hal ini akan berlaku juga pada kasus yang lain.

Asam Lewis

Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya, BF3berperilaku
sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron mandiri milik nitrogen. Pada teori
Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya. Inilah tambahan
mengenai istilah asam dari pengertian yang sudah biasa digunakan.

C. Identifikasi Asam – Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi
rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa – senyawa
asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator
merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa.
Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam – basa dan indikator
alami.

1. Mengidentifikasi asam – basa dengan kertas lakmus


Senyawa sam – basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus dengan cara
mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua macam
kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas lakmus merah dan lakmus
biru akan menghasilkan perubahan warna yang berbeda. Larutan yang bersifat asam adalah
air jeruk dan larutan cuka, sedangkan larutan yang bersifat basa adalah air sabun dan larutan
soda kue.

Kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan berubah warna,
jika kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah warna menjadi biru.
Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kelarutan asam, lakmus akan berubah
menjadi merah. Adapaun jika dicelupkan kelarutan basa, warnanya tetap biru.

2. Mengidentifikasi asam – basa dengan indikator asam – basa

Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indikator asam – basa untuk
membedakan asam dan basa. Indikator asm – basa adalah zat kimia yang mempunyai warna
yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang menyebabkan indikator asam
– basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat asam dan basa. Ada beberapa jenis
indikator asam – basa diantaranya fenolftalein, metil orange, bromotimul biru, metil ungu,
bromokresol ungu, fenol merah, timolftalein dan metil orange.

Warna yang dihasilkan


Indikator asam -
basa Larutan Larutan
asam basa

fenolftalein Merah
Bening
muda

Metil oranye Merah Kuning

Bromotimol biru Kuning Biru

Metil ungu Ungu Hijau

Bromokresol
Kuning Ungu
ungu

Fenol merah Kuning Merah

Timolftalien Bening Biru

Metil oranye Merah Kuning


Jika kita meneteskan larutan asam – basa kedalam larutan tersebut, kita akan melihat
perubahan warna larutan indikator. Perhatikan tabel berikut:

3. Mengidentifikasi Asam–Basa dengan indikator alami

Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam dan basa
menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari bumbu dapur, bunga dan
buah – buahan.

D. Kekuatan Asam Dan Basa

Senyawa asam – basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatannya yaitu:

1. Asam dan basa kuat

Asam atau basa yang sebagian besaratau seluruhnya terurai menjadi ion – ionnya merupakan
asam kuat atu basa kuat

Contoh:

a. Asam klorida (HCL) merupakan asm kuat yang terionisasi seluruhnya menjadi ion –
ion dan .

HCL(aq) (aq) + (aq)

2. Asam lemah dan basa lemah

Jika hanya sebagian kecil saja asam atau basa yang terurai menjadi ion – ionnya, maka
merupakan asam lemah atau basa lemah.

a. Asam lemah

Untuk asam lemah HA kesetimbangan reaksinya adalah:

HA(aq) (aq) + (aq)

Dan ketetapan ionisasi asamnya () adalah:


[] + [A]
= ─────────
[HA]

Semakin besar nilai tetapan ionisasi asamnya, berarti semakin banyak ion yang dihasilkan,
dan semakin kuat asam tersebut.

Harga tetapan ionisasi beberapa asam


Asam Rumus kimia

COOH Asam asetat 1,8 x

HCOOH Asam format 1,8 x

HCN Asam sianida 4,9 x

b. Basa lemah

Untuk basa lemah BOH, kesetimbangan reaksinya adalah:

BOH(aq) (aq) + (aq)

Semakin besar nilai tetapan ionisasi basanya, berarti semakin banyak ion yang dihasilkan,
dan semakin kuat basa tersebuT.

Harga tetapan ionisasi beberapa basa:

Basa Rumus kimia

Amonia 1,8 x

Hidrazin 1,7 x

OH Hidroksilamin 1,1 x

3. Campuran asam dan asam

Campuran asam dan asam merupakan campuran yang memiliki ion yang sama sehingga
tidak bereaksi. pH campuran tersebut dapat dihitung jika konsentrasinya diketahui

4. Campuran basa dan basa

Campuran basa dan basa tidak bereaksi, pH campuran ini bisa dihitung jika konsentrasinya
diketahui:

5. Campuran asam kuat dan basa kuat

Ada 3 kemungkinan:

a. Jika yang tersisa asam kuat, gunakan rumus berikut:

b. Jika asam kuat dan basa kuat kedua – duanya habis bereaksi, maka:

c. Jika yang tersisa basa kuat, gunakan rumus berikut:

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Teori asam dan basa menurut Svante Arrheniu:

Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion .
Adapun basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion .

Teori asam basa menurut Bronsted - Lowry:

Asam adalah donor proton (ion hidrogen).

Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen

Teori asam basa menurut Lewis:

Asam yaitu senyawa yang menerima proton

Basa yaitu senyawa yang memberikan proton.

DAFTAR PUSTAKA

www.chem-is-try.org

Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira

Retnowati, Priscilla. 2006. SeribuPena KIMA. Jakarta: Erlangga.

E, Winarni. 2007. KIMIA. Jakarta: Satu Buku

www.google.com

You might also like