You are on page 1of 11

BIDANG ILMU PROSTODONSIA

LAPORAN KASUS
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Supervisor Klinik:
drg. Setiadi W.L, Sp.Ort

Disusun oleh:
Suci Nourmaliza
G4B017044

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2017
GIGlI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

A. Definisi

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang

menggantikan satu atau beberapa gigi pada lengkung rahang yang kehilangan

sebagian gigi dan gigi tiruan tersebut dapat dipasang dan dilepaskan dari

rongga mulut (Carr dkk., 2011). Keuntungan gigi tiruan sebagian lepasan

menurut Seal dan Jones (2003), yaitu pasien dapat memakai dan melepas

sendiri sehingga mudah dan cepat dalam membersihkannya, mudah direparasi

bila ada kerusakan, dan harganya relatif murah jika dibandingkan dengan gigi

tiruan cekat (GTC).

B. Macam/Jenis

Macam-macam gigi tiruan menurut Carr dkk. (2011) adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan jaringan pendukungnya


a. tooth supported : dukungan berupa gigi asli
b. mucosa supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas
c. mucosa and tooth supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas

dan gigi asli


2. Berdasarkan kaidah klasifikasi applegate-kennedy
a. Kelas I yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi

tertinggal pada kedua sisi rahang (bilateral free end)


b. Kelas II, yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi

yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi rahang (unilateral free end)
c. Kelas III, yaitu daerah tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih

ada; kedua gigi tetangga tidak mampu memberi dukungan pada

gigitiruan
d. Kelas IV, yaitu daerah tidak bergigi terletak di bagian anterior dan

melewati garis median


e. Kelas V, yaitu daerah tidak bergigi paradental di mana gigi asli

anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan

1
f. Kelas VI, yaitu daerah tidak bergigi paradental dengan kedua gigi

tetangga asli dapat dipakai sebagai penahan.


C. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi dari pembuatan gigitiruan sebagian lepasan menurut Grant dkk.

(2005).

1. Hilangnya satu gigi atau lebih


2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai

pegangan. Syarat - syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan

sebagai pegangan klamer adalah:


a. Gigi abutment harus cukup kuat.
b. Akarnya panjang
c. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar
d. Makin banyak akar makin kuat
e. Gigi abutment tidak boleh goyang
f. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga
g. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer

yang digunakan.
h. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus

alveolaris, gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk

abutment.
i. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
j. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan

gigi yang letaknya sejajar.


3. Keadaan processus alveolaris masih baik
4. Kesehatan umum dan oral hygiene pasien baik
5. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan

Kontraindikasi dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan menurut Grant

dkk. (2005).

1. Kurangnya gigi yang tersisa untuk mendukung dan menahan protesa


2. Karies rampan dan penyakit periodontal yang parah
3. Oral hygiene buruk
D. Komponen

Gigi tiruan mempunyai beberapa komponen antara lain (Carr dkk., 2011)

2
1. Basis
Basis disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang

menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual. Fungsi basis

yaitu untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di

bawahnya. Memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara

basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah. Tempat

melekatnya cengkeram dam pengganti jaringan yang hilang serta memberikan

dukungan kepada bibir dan pipi Bahan basis geligi tiruan yang digunakan

dapat berupa metal dengan indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap

resin, gaya kunyah abnormal, ruang intermaksiller kecil, kasus basis dukungan

gigi dengan desain unilateral, dan permintaan penderita. Bahan basis gigi

tiruan yang paling umum digunakan adalah resin akrilik dengan kelebihan

warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya, dapat dilapisi dan dicekatkan

kembali dengan mudah, relatif lebih ringan, teknik pembuatan dan

pemolesannya mudah, dan harganya murah


2. Retainer
Merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberi retensi dan karenanya

mampu menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dapat dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu.


a. Retainer langsung (direct retainer), merupakan retainer yang berkontak

langsung dengan permukaan gigi penyangga dan dapat berupa

cengkeram. Bagian-bagian dari cengkeram yang terbuat dari kawat

tahan karat adalah sandaran (rest), badan cengkeram (body), bahu

cengkeram (shoulder), ujung lengan (terminal), dan lengan cengkeram.

Contoh cengkeram dengan dukungan gigi adalah cengkeram 3 jari,

3
Jackson, half Jackson, dan cengkeram S. Contoh cengkeram dengan

dukungan jaringan adalah cengkeram 2 jari.


b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), merupakan retainer yang

memberikan retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas

protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tidak langsung

ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi yang

berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tersebut bekerja. Macam-

macam indirect retainer misalnya sandaran oklusal, dukungan ruggae,

dan perluasan basis/plat.


3. Elemen Gigi/Anasir Gigi
Merupakan bagian GTSL yang berfungsi menggantikan gigi asli yang

hilang. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan anasir gigi

adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.

LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Tn. M
Usia : 22 Tahun
Alamat : Cilacap
B. Anamnesa

CC : Pasien datang ke RSGMP Unsoed dengan keinginan untuk

dibuatkan gigi tiruan pada giginya yang telah hilang

PI : Area edentuolus pasca pencabutan dalam keadaan baik

PDH : pasien pernah ditambal pada rahang atas

PMD : Tidak ada keluhan

FH : Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

SH : Mahasiswa

C. Pemeriksaan Klinis

a. Keadaan Umum: Compos mentis

4
b. Sikap Mental: Philosophical mind

c. Esktra Oral:

1) Bentuk wajah: Oval

2) Profil muka: Lurus atau datar

3) Pupil: Normal, simetri

4) Tragus: Normal, simetri

5) Hidung: Normal, nose respiration

6) Bibir: Normal, kompeten, tebal, simetri

7) Sendi rahang: Smooth, tidak ada kelainan

d. Intra Oral

1) Saliva: Kuantitas dan kualitas baik dan normal

2) Lidah: Kelas 1 wright

3) Refleks muntah: Rendah

4) Mukosa mulut: Normal

5) Kebiasaan buruk: Tidak ada

6) Vestibulum: Sedang

7) Prosesus alveolaris RA: Bentuk highwheel ketinggian sedang, tahanan

jaringan rendah, permukaan rata

8) Prosesus alveolaris RB: Bentuk highwheel, ketinggian sedang,

tahanan jaringan rendah pada area

edentulous, permukaan rata

9) Relasi rahang: Ortognati

5
10) Frenulum: Sedang pada labialis superior dam lingualis, pada bukalis

superior kanan dan kiri, bukalis inferior kanan dan kiri, dan

labilais inferior

11) Palatum: Bentuk ovoid, kedalaman sedang, tidak ada torus palatinus,

dan keadaan palatum mole klas 1 house.

12) Tuberositas maksilaris: Sedang

13) Ruang retomilohioid: Sedang

14) Bentuk lengkung rahang: RA: trapezoid dan RB: ovoid

15) Diagnosa

Partial edentulous pada gigi 36 dan 46

D. Rencana Perawatan

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan basis protesa akrilik

perluasan ke area lingual anterior dengan cengkeram half jackson pada gigi

35, 45 disertai dengan oklusal rest, serta cengkeram 3 jari pada gigi 36 dan 46

E. Dokumentasi Klinis

Gambar 1. Gambaran Klinis Pasien

F. Desain Gigi Tiruan

1. Cengkeram half jackson pada gigi 35, 45

6
2. Oklusal rest pada gigi 35, 45
3. Cengkeram 3 jari pada gigi 36,46
4. Perluasan basis di bagian lingual gigi anterior RB

Gambar 2. Desain Peranti


G. Langkah Kerja
1. Pencetakan dan pembuatan model kerja dan model studi
Terdapat dua macam pencetakan untuk model kerja gigi tiruan sebagian

lepasan yaitu cetakan non fungsional (mukostatik) dan cetakan fungsional

(mukokompresi). Pada indikasi kasus Kelas VI Applegate Kennedy

menggunakan cetakan mukostatik dengan bahan alginat dan menggunakan

stock tray. Hal ini bertujuan untuk mencetak keadaan rongga mulut dalam

keadaan statis. Model kerja merupakan replika anatomis dalam rongga mulut

pasien yang dapat digunakan sebagai acuan dalam tahap pembuatan gigi

tiruan sebagian lepasan. Dibuat dari gips tipe III yaitu dental stone (Tamin

dkk., 2012).
2. Surveyor model kerja
Surveyor model kerja pasien dengan dental surveyor yang berguna

sebagai panduan menentukan arah pemasangan yang baik sehingga terjadi

sangkutan (interference) pada saat gigi geligi tiruan dipasang dan

dikeluarkan. Menentukan lokasi dan besarnya daerah undercut pada

permukaan gigi, kesejajaran bidang, dan penutupan daerah undercut (Tamin

dkk., 2012).
3. Proyeksi model kerja ke artikulator
4. Pembuatan cengkeram

7
a. Pembuatan half jackson pada gigi 35, 45, dan oklusal rest dengan

menggunakkan kawat 0,7 mm


b. Pembuatan 3 jari pada gigi 36,36 dengan menggunakan kawat 0,8

mm
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan klamer pada

gigitiruan sebagaian lepasan menurut Tamin dkk. (2012)


a. Ujung lengan klamer terletak pada daerah undercut (di bawah garis

survey) pada bagian bukal dan palatal, lingual


b. Ujung dari klamer tidak boleh menekan dan menyentuh gigi sebelah
c. Lengan dari klamer tidak boleh menyentuh gingiva
d. Ujung dari klamer harus dibulatkan
5. Pembuatan base plate (lempeng) dan galangan gigit
Lempeng dang galangan gigit terbuat dari malam merah. Lempeng gigit

dibuat mengikuti outline gigi tiruan. Galangan gigit digunakan untuk

menentukan tinggi bidang oklusal, catatan awal hubungan antar rahang

dalam arah vertikal dan horizontal, dan perkiraan jarak interoklusal (Tamin

dkk., 2012).
6. Penyusunan anasir gigi
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam seleksi elemen gigi

anterior dan posterior adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan

bahan dari elemen. Dalam penyusunan gigi yang dapat menjadi panduan

adalah gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge dan gigi geligi

harus kontak dengan gigi sebelahnya, serta gigi antagonis. Sehingga

diperoleh oklusi gigi yang harmonis antara gigi asli dengan anasir gigi

tiruan, atau antar anasir gigi tiruan (Tamin dkk., 2012).


7. Konturing
Kontur pada malam dilakukan agar mendapat bentukan menyerupai

anatomis asli jaringan lunak yang menyangga gigi geligi. Kontur dilakukan

saat sebelum gigi tiruan di packing akrilik (Tamin dkk., 2012).


8. Processing laboratorium
9. Hasil kasar processing laboratorium

8
Setelah dilakukan packing akrilik di laboratorium, didapatkan hasil kasar

akrilik. Hal yang perlu diperhatikan dari hasil kasar akrilik adalah tidak

boleh terdapat bagian yang porus, tidak boleh terdapat bagian yang kasar

dan tajam pada permukaan gigi tiruan yang menghadap mukosa, kontur

gingiva termasuk daerah servikal gigi tetap dipertahankan bentuknya.

Dilakukan pembersihan dari sisa-sisa gips yang menempel pada akrilik

(Tamin dkk., 2012).


10. Try-in dan selective grinding
Sebelum dilakukan pemasangan akhir, gigi tiruan akrilik terlebih dahulu

dicobakan kepada pasien. Pada percobaan gigi tiruan akrilik dalam rongga

mulut pasien yang perlu diperhatikan adalah.

a. Retensi
Diperiksa dengan cara menggerak gerakan pipi dan bibir pasien.

Dapat dilihat penempatan oklusal rest harus sesuai dengan rest seat, dan

lengan retentif klamer pada bagian undercut gigi penyangga.


b. Stabilisasi
Diperiksa saat rongga mulut berfungsi. Bagian basis tidak boleh over

extended, dan protesa tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan,

bicara, dan berekspresi.


c. Oklusi
Diperiksa dengan bantuan articulating paper. Bagian yang

mengalami kontak prematur harus dilakukan selektif grinding.

Pengasahan pada gigi tidak boleh mengurangi tinggi cusp gigi, dan

disesuaikan kontak dari gigi antagonis asli ataupun anasir gigi tiruan

(Tamin dkk., 2012)


11. Insersi
Saat pemasangan akhir atau insersi pada pasien perlu diperhatikan

oklusi sentrik, artikulasi rahang, kenyamanan pasien, estetik, dan fungsi

9
fonetik. Operator mengajarkan kepada pasien cara memasang dan

memakai gigi tiruan sebagian lepasan. Kemudian pasien diberikan

instruksi penggunaan dan pemeliharaan gigi tiruan sebagai berikut.


a. Bersihkan gigi tiruan dengan sikat halus sehabis dipakai
b. Gigi tiruan direndam dengan air bersih suhu kamar sewaktu dilepas
c. Pada malam hari sebelum tidur, lepaskan gigi tiruan agar jaringan

otot dibawahnya istirahat


d. Sebagai latihan, pertama-tama makan-makanan yang lembut dan

lunak. Apabila tidak ada keluhan dan terbiasa, maka boleh makan

makanan yang biasa


e. Biasakan menguyah pada kedua sisi rahang secara bersamaan
f. Apabila ada rasa tidak nyaman, sakit, gangguan bicara, gigitiruan

tidak stabil, kerusakan pada kawat atau gigi tiruan, dapat segera

menghubungi operator.
(Carr dkk., 2011)
12. Kontrol periodik 1 minggu pertama dan 1 bulan pertama untuk menilai

adaptasi penggunan, kenyamanan penggunaan, dan keluhan apabila ada.

DAFTAR PUSTAKA

Carr, A.B., McGivney, G.P., Brown, D.T., 2011, McCracken’s Removable Partial
Prosthodontics, Elsevier Mosby, St.Louis.
Grant, A.A., Heath, J.R., and Cord, J.F., 2005, Complete Prosthodontics Problem,
Diagnosis, and Management, Wolfe, New York.
Jones, J.D., Garcia, L.T., 2009, Removable Partial Dentures: a Clinician’s Guide,
Wiley-Blackwell, Iowa.
Seals, R.R.,Jones, J.D., 2003, Evidence Based Practice in Removable
Prosthosontics, Texas Dental Journal, 12 (12):1138.
Tamin, H.Z., Zulkarnain, M., Ariyani, 2012, Bahan Ajar Ilmu gigitiruan Sebagian
Lepasan, Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas
Sumatera Utara, Medan

10

You might also like