You are on page 1of 9

BAB VII

PENGUJIAN DYE PENETRANT

7.1. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahmi cara pemeriksaan dye penetrant.
2. Memahami cara pembersihan specimen dari penetrant.
3. Memahami prinsif dasar kapilaritas dye penetrant
4. Mengetahui cara menganalisa hasil dye penetrant

7.2. Teori Dasar


Dye penetrant merupakan salah satu metode pengujian jenis NDT (Non
Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Pemeriksaan dengan
penetrant ini dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak/retak halus), dapat
digunakan untuk material metal atau non metal, dan tidak bisa diperiksa dengan spot
check. Uji liquid penetran, berfungsi untuk mengetahui discontinuity halus pada
permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Prinsip kerja loquid penetrant
testing, yaitu : cairan penetrant akan masuk ke dalam defect dipermukaan berdasarkan
aksi kapilaritas.
Discontinuity yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah discontinuity
yang bersifat mikro yaitu discontinuity yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Deteksi discontinuity dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk dan arah
discontinuity, struktur bahan maupun komposisinya.
Penggolongan Liquid Penetrant Testing
1. Berdasarkan Tipe Penetrant
a. Visible Dye Penetrant
Berisi cairan penetrant biasanya berwarna merah. Proses ini tidak
membutuhkan pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya putih yang
cukup untuk pengamatan.
b. Fluorescent Penetrant
Cairan berwarna hijau muda terang (dengan bantuan cahaya ultraviolet).
Liquid penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disensivitas fluorescent

74
BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap


cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap.
c. Dual Sensitivity Penetrant
Berisi kombinasi cairan visible dan fluorescent. Pada system ini, specimen
yang telah mengalami pengujian, untuk mengetahui cacat di permukaannya
dengan cara dilihat melalui bantuan cahaya lampu dengan kekuatan minimal 100
Fc. Tetapi apabila dengan cara itu tidak ditemukan cacat permukaan maka dilihat
di dalam ruang gelap dengan bantuan sinar ultraviolet.
2. Berdasarkan Cara Pembersihan Cairan Penetrant
a. Water Washable Penetrant (Visible dan Fliorescent)
Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan air. Sistem liquid
penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses pengerjaannya cepat dan efisien.
Pembilasan harus dilakukan secara hati-hati, karena liquid penetran dapat terhapus
habis dari permukaan yang discontinuity.
b. Post – Emulsifiled Penetrant (Visible dan Flourescent
Cairan penetrant di benda uji diberikan dulu emulsifier untuk membuat
penetrant dapat dibersihkan dengan air. Biasa digunakan untuk menyelidiki
keretakan yang sangat kecil, menggunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh
dengan air. Penetrant jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah
tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan
pada permukaan spesimen.
c. Solvent Removable Penetrant (Visible dan Fliorescent)
Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan solvent/cleaner. Solvent
removable sistem digunakan pada saat pre cleaning dan pembasuhan penetrant.
Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan penetrant secara optimum dapat
dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah
dilembabkan dengan solvent. Tahap akahir dari pengelapan dilakukan dengan
menggunakan kain kering.
Ada 2 jenis pemeriksaan menggunakan penetrant test, yaitu :
1. Penetran fluoresen
Yaitu pengujian penetran test yang dilakukan dengan bantuan sinar ultraviolet.
Cairan ini berwarna hijau yang mengandung zat warna yang akan berfluorensi bila

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 75


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

disinari dengan sinar ultraviolet. Sama halnya dengan phosphor apabila kena cahaya
makin bersinar atau menimbulkan cahaya yang akan menunjukan letak retakkan
material. Cara ini biasanya digunakan untuk material atau barang-barang yang lebih
membutuhkan sensitifitas lebih tinggi, missal : baling-baling pesawat.
2. Penetran non Fluoresen
Yaitu pengujian ini dapat dilakukan langsung secara visual langsung tanpa
bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini berwarna merah yang mengandung zat warna yang
memiliki sifat kontras yang tinggi pada ruangan terang. Dan cara kedua ini yang paling
banyak digunakan karena dalam pemakaiannya paling mudah dan efisien.
Kelebihan Liquid Penetrant Testing adalah :
1. Portable, mudah dibawa kemana saja
2. Murah
3. Efisien
4. Tidak merusak.
Kekurangan Liquid Penetrant Testing adalah :
1. Hanya mendeteksi permukaan benda uji saja
2. Harus membersihkan permukaan benda uji dengan teliti terlebih dahulu
3. Tidak bersih, menimbulkan kotoran
4. Dipengaruhi oleh variabel selama proses pengujian dilangsungkan seperti : suhu,
permukaan spesimen, pencahayaan dan kondisi lingkungan sekitar.
Syarat-syarat cairan penetrant :
a. Mampu masuk lubang/bukaan yang sangat halus
b. Mampu menempel /tinggal pada bukaan/lubang yang dangkal
c. Tidak mudah menguap
d. Mudah dibersihkan dari permukaan
e. Tahan terhadap pemucatan
f. Tidak bersifat korosif
g. Tidak berbau
h. Tidak beracun
i. Stabil selama disimpan
j. Mampu tampil dengan cepat dari lubang ke permukaan setelah diberikan developer

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 76


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

Peralatan yang digunakan untuk Liquid Penetrant Testing, yaitu :


a. Cleaner (pembersih).
b. Liquid Penetrant (ada yang berwarna merah atau berpendar / fluorescent pada
cahaya lampu ultraviolet).
c. Developer (berbentuk cairan).
d. Kain majun (putih).
Pemilihan Tipe Penetrant atau Sistem Penetrant terbaik tergantung pada :
1. Sensitivitas yang diperlukan.
2. Jumlah benda uji.
3. Kondisi permukaan benda uji.
4. Bentuk benda uji.
5. Ketersediaan kelengkapan yang diperlukan, seperti : air, kompresor, listrik, dll.
Tujuh langkah dalam proses inspeksi dengan menggunakan penetrant test yaitu :
1. Pembersihan (cleaning) permukan part benda uji yang akan diinspeksi
2. Pengeringan (pengeringan)
3. Pemberian penetran (penetrant application)
4. Pembersihan penetran (penetrant removal)
5. Pemberian developer (developer application)
6. Evaluasi subjek yang diinspeksi
7. Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi
Ada 2 jenis developer :
1. Wet Developer
a. Sangat baik untuk diaplikasikan untuk permukaan yang halus (jika menggunakan
developer kering tidak akan menempel di permukaan yang halus)
b. Untuk menemukan cacat yang lebar dan dangkal, developer basah akan memberikan
lapisan developer yang merata
c. Bisa diterapkan pada benda uji yang posisinya tidak datar
2. Dry Developer
a. Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang kasar, memiliki sudut tajam,
berulir dan posisinya datar

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 77


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

Caranya dengan memberikan cairan berwarna terang (Liquid Penetrant) pada


permukaan yang di inspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan
viskositas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya
penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan tampak jelas jika
perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Sesuai inspeksi,
penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan pemberian developer.

Gambar 7.1. Skematik pengujian DYE penetrant

KETERANGAN :
A = Pada gambar A terlihat bahwa material yang sudah dibersihkan disemprot secara
merata dengan penetran dipermukaan materian tersebut, biarkan penetran masuk
kedalam celah material biarkan selama 5 -10 menit (Dwell Time).
B = Setelah itu bersihkan penetran dengan kain, namun semprotkan terlebih dahulu
cleaner pada kain agar penetran yang menempel pada permukaan lebih bersih. Jadi
penetran yang tersisa hanya pada celah apabila terdapat retak.
C = Kemudian setelah itu semprotkan developer pada permukaan material tersebut dan
diamkan beberapa saat.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 78


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

D = Apabila terdapat indikasi keretakan maka cairan penetran yang yang masuk kedalam
celah tersebut akan terlihat dikarenakan daya kapilaritas, dalam hal ini berat jenis
developer lebih ringan dari pada penetran jadi cairan developer akan mengisi pada
celah tersebut sedangkan cairan penetran akan naik keatas permukaan.

Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :


1. keretakan / kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut
merembet hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada di bawah
permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan metode pengujian
ini.
2. pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan
indikasi palsu.
3. metode pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda hasil
metalurgy yang kurang padat.
Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non
ferrous saja, tetapi juga pada keramik, plastic, gelas dan benda-benda hasil
powder metallurgy.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 79


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

7.3. Metodologi Praktikum


7.3.1. Skema Proses

Siapkan alat dan bahan

Bersihkan spesimen

Semprotkan penetrant pada spesimen

Bersihkan penetrant

Lapisi dengan devlover

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 7.2. Skema proses pengujian DYE penetrant

7.3.2. Penjelasan skema proses


1) Menyiapkan alat dan bahan untuk yang ada pada modul.
2) Membersihkan specimen dari berbagai pengotor yang ada pada permukaan
dengan menggunakan lap yang sudah di beri tiner.
3) Memberikan penetrant dengan cara menyemprotkan agar penetrant bisa
menyerak ke celah celah retakan.
4) Membersihkan penetrant dengan lembut dan searah.
5) Menyemprotkan devlover yang kontras agar penetrant bisa terlihat.
6) Tunggu hingga 10 menit lalu amati hasilnya.
7) Analisa hasil yang ada lalu tarik kesimpulan dari analisa yang sudah di
buat.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 80


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

7.4. Alat dan Bahan


7.4.1. Alat
1) Kain lap : 1 buah
2) Meja : 1 buah
7.4.2. Bahan
1) Specimen : 1 buah
2) Koran : secukupnya
3) Penetran : seperlunya
4) Devlover : seperlunya
5) Tiner : secukupnya

7.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data


7.5.1. Pengumpulan Data
Table 7.1. Data awal pemeriksaan DYE penetrant
No Data Keterangan
1 Jenis NDT Dye Penetrant
2 Standar pengujian ASTM 6165
3 Tipe Visible
4 Teknik pengaplikasian Spray
5 Preparasi permukaan Tiner
6 Dwell time 10 menit

Foto interpentasi cacat

Gambar 7.3. Interprestasi cacat setelah di DYE penetrant


7.5.2. Pengolahan Data
-

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 81


BAB VII PENGUJIAN DYE PENETRANT KELOMPOK 2

7.6. Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum ini praktikan pertama tama melakukan pembersihan permukaan
oleh tiner lap ini di sebabkan karena masih terdapatnya pengotor baik itu pengotor debu
ataupun pengotor kimiawi seperti korosi.
Setelah pengotor di bersihkan maka specimen akan di lapisi oleh penetrant yang
akan meresap pada celah celah retakan/cacat pada permukaannya setelah di tunggu
beberapa saat dilakukan pembersihan dengan lap secara lembut dan searah ini bertujuan
agar penetrant yang sudah berada pada celah tidak ikut terbawa kembali oleh lap.
Setelah itu dilakukan pelapisan dengan devlover berwarna putih dengan merata
dan setelah di tunggu kering penetrant akan naik keatas permukaan dan membentuk
bekas bercak berwarna merah. Ini disebabkan prinsif kapilaritas yang bisa di analogikan
seperti minyak dalam kompor sumbu minyak akan naik keatas sumbu.
Hasil dari pengujian ini didapat hasil bahwa specimen yang sudah dilakukan
proses pengujian ini memiliki banyak sekali cacat retakan di permukaannya. Jika di
telusuri cacat ini di sebabkan karena proses pemesinan yang menimbulkan gesekan dan
getaran pada permukaan specimen ketika di bersihkan dengan gerinda.

7.7. Kesimpulan
1. Pada hasil pengecekan terdapat beberapa cacat retakan yang di hasilkan.
2. Pengecekan Dye penetrant menggunakan prinsif kapilaritas.
3. Pelebaran bekas penetran pada devlover menunjukan kedalaman dari permukaan
specimen yang crack atau retak.

LABORATORIUM LOGAM TEKNIK METALURGI T.A. 2016/2017 82

You might also like