You are on page 1of 28

PELAYANAN RESUSITASI

KASUS TRAUMA DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ - 1/2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur RSI Al-Ikhlas
Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan


oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital
lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi
pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang
adekuat (Rilantono, 1999)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


pelayanan resusitasi kasus trauma dewasa.

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang Nomor


: 403.a Tahun 2013 tentang Pelayanan Resusitasi
di Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai.
Prosedur 1. Petugas melakukan tindakan pengamanan
dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).
2. Petugas memastikan keamanan lingkungan
sekitar.
3. Petugas menilai respon pasien dengan cara
menggoncangkan bahu sambil memanggil
namanya atau Pak!!!/ Bu!!! .
4. Petugas meminta pertolongan,misalnya : pasien
apneu.
5. Petugas memperbaiki posisi pasien dalam posisi
telentang dan diletakkan pada permukaan yang
rata dan keras.
6. Petugas Mengatur posisi penolong; berlutut
sejajar dengan bahu pasien agar saat
memberikan bantuan nafas dan
sirkulasi,penolong tidak perlu mengubah posisi
atau menggerakkan lutut.
7. Petugas memeriksa jalan nafas pasien ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, jika berupa cairan
dibersihkan dengan jari telunjuk yang dilapisi
dengan kain, jika benda keras dapat
dikorekdengan jeri telunjuk dibengkokkan,atau
suction,mulut dibuka dengan tekhnik cross finger
dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan
telunjuk pada mulut pasien.
8. Petugas membuka jalan nafas pasien dengan
cara tengadahkepala topang dagu (Head till-Chin
lift) dan manover pendorongan mandibula (jaw
trust).
9. Petugas memastikan pasien tidak bernafas
dengan cara melihat pergerakan naik turunnya
dada (look),mendengar bunyi nafas (listen),

2
merasakanhembusan nafas pasien (feel).
10. Petugas memeberikan bantuan nafas pasien
melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, Mask ke
mulut dan hidung, Bag valf mask ke mulut dan
hidung dengan caramemberikan hembusan nafas
2 x 1,5-2 detik tiap hembusan dengan volume
udara 700ml–1000ml atau sampai dada pasien
terlihat mengembang.

PELAYANAN RESUSITASI
KASUS TRAUMA DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


- - 2/2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : DITETAPKAN


15/05/2013 Direktur RSI Al-Ikhlas
Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR

3
NIK.910814.08017.2.105

11. Petugas memastikan ada tidaknya denyut jantung


pasien dengan meraba arteri karotis dengan jari
telunjuk dan jari tengah meraba trakhea,
kemudian jari digeser kesisi kanan atau kira-kira
1-2 cm raba dengan lembut selama 5-10 detik.
12. Petugas memberikan bantuan sirkulasi atau
disebut kompresi jantung luar dengan cara :
a. dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga
bertemudengan tulang dada (sternum)
b. dari pertemuan tulang iga (sternum) diukur
kurang lebih 2 atau 3 jari keatas untuk
menempatkan tangan petugas untuk bantuan
sirkulasi
c. letakkan kedua tangan pada posisi tsb diatas
dengan cara menumpuk satu telpak tangan
diatas telapak tangan lainnya,jari-jari tangan
dapat diluruskan atau atau menyilang.
d. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas
menekan didnding dada pasiendengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak
30 kali dengan kedalaman berkisar antara 1,5-
2 inci atau 3-5 cm
e. Tekanan pada dada harus dilepaskan secara
keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembangkembali keposisi semula setiap
kali melakukan kompresi. Waktu yang
digunakan untuk melepaskan kompresiharus
sama pada saat melakukan kompresi.
f. Tangan tidak boleh lepas dari permukaan

4
dada atau merubah posisi tangan saat
melepaskan kompresi.
g. Rasio pemberian bantuan sirkulasi dan
pemberian nafas adaalah 30:2 dilakukan
dengan 1 ataupun 2 penolong dengan
kecepatan kompresi 100x/mnt atau 5 siklus
untuk kemudian dinilai apakah perlu dilakukan
siklus berikutnya atau tidak.
13. Petugas mengevaluasi setiap sirkulasi

Unit Terkait 1. ICU


2. IGD

5
PELAYANAN RESUSITASI
NON TRAUMA DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


A.05.24 A 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


PROSEDUR Direktur RSI Al-Ikhlas
OPERASIONAL Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan


oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital
lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi
pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang
adekuat (Rilantono, 1999).

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


pelayanan resusitasi kasus non trauma dewasa.

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang Nomor


: 403.a Tahun 2013 tentang Pelayanan Resusitasi
di RSI Al-Ikhlas Pemalang

6
Prosedur 1. Petugas melakukan tindakan pengamanan
dengan menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Petugas memastikan keamanan lingkungan
sekitar
3. Petugas menilai respon pasien dengan cara
menggoncangkan bahu sambil memanggil
namanya atau Pak!!!/ Bu!!!/
4. Petugas meminta pertolongan,misalnya : pasien
apneu
5. Petugas memperbaiki posisi pasien dalam posisi
telentang dan diletakkan pada permukaan yang
rata dan keras
6. Petugas Mengatur posisi penolong; berlutut
sejajar dengan bahu pasien agar saat
memberikan bantuan nafas dan
sirkulasi,penolong tidak perlu mengubah posisi
atau menggerakkan lutut
7. Petugas Memastikan ada tidaknya denyut jantung
pasien dengan meraba arteri karotis dengan jari
telunjuk dan jari tengah meraba trakhea,
kemudian jari digeser kesisi kanan atau kira-kira
1-2 cm raba dengan lembut selama 5-10 detik.
8. Petugas memberikan bantuan sirkulasi atau
disebut kompresi jantung luar dengan cara :
a. dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga
bertemudengan tulang dada (sternum)
b. dari pertemuan tulang iga (sternum) diukur
kurang lebih 2 atau 3 jari keatas untuk
menempatkan tangan petugas untuk bantuan
sirkulasi
c. letakkan kedua tangan pada posisi tsb diatas

7
dengan cara menumpuk satu telpak tangan
diatas telapak tangan lainnya,jari-jari tangan
dapat diluruskan atau atau menyilang.
d. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas
menekan didnding dada pasiendengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak
30 kali dengan kedalaman berkisar antara 1,5-
2 inci atau 3-5 cm (dewasa) 2-3 cm (pada
anak) 1-2 cm (bayi).

PELAYANAN RESUSITASI
NON TRAUMA DEWASA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ - 2/2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


Direktur RSI Al-Ikhlas
Pemalang

8
dr. Alviane Tiara Putri.MMR
NIK.910814.08017.2.105

e. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas


menekan didnding dada pasiendengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak
30 kali dengan kedalaman berkisar antara 1,5-
2 inci atau 3-5 cm (dewasa) 2-3 cm (Pada
anak) 1-2 cm (bayi)
f. Tekanan pada dada harus dilepaskan secara
keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembangkembali keposisi semula setiap
kali melakukan kompresi. Waktu yang
digunakan untuk melepaskan kompresiharus
sama pada saat melakukan kompresi.
g. Tangan tidak boleh lepas dari permukaan
dada atau merubah posisi tangan saat
melepaskan kompresi.
9. Petugas membuka jalan nafas pasien dengan
cara tengadahkepala topang dagu ( Head till-Chin
lift) dan manover pendorongan mandibula ( jaw
trust)
10. Petugas memastikan pasien tidak bernafas
dengan cara melihat pergerakan naik turunnya
dada (look),mendengar bunyi nafas
(listen),merasakanhembusan nafas pasien (feel).
11. Petugas memeberikan bantuan nafas pasien
melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, Mask ke
mulut dan hidung, Bag valf mask ke mulut dan
hidung dengan caramemberikan hembusan nafas
2 x 1,5-2 detik tiap hembusan dengan volume
udara 700ml–1000ml atau sampai dada pasien

9
terlihat mengembang.
12. Petugas mengevaluasi setiap sirkulasi, jika tidak
ada nadi lanjutkan pemberian sirkulasi Rasio
pemberian bantuan sirkulasi dan pemberian nafas
adaalah 30 x dilakukan dengan 1 ataupun 2
penolong dengan kecepatan kompresi 100x/mnt
atau 5 siklus untuk kemudian dinilai apakah perlu
dilakukan siklus berikutnya atau tidak.

Unit Terkait 1. ICU


2. IGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Penunjang Medis

10
PELAYANAN RESUSITASI KASUS TRAUMA
ANAK DAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


A.05.25 A 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


PROSEDUR Direktur RSI Al-Ikhlas
OPERASIONAL Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Resusitasi merupakan sebuah upaya


menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-
organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang
meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi
yang adekuat (Rilantono, 1999).

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


pelayanan resusitasi kasus trauma anak dan bayi.

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang


Nomor : 403.a Tahun 2013 tentang Pelayanan
Resusitasi di RSI Al-Ikhlas Pemalang

11
Prosedur 1. Petugas melakukan tindakan pengamanan
dengan menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Petugas memastikan keamanan lingkungan
sekitar
3. Petugas menilai respon pasien dengan cara
menggoncangkan bahu sambil memanggil
namanya atau DIK!!!/ Nak!!!/
4. Petugas meminta pertolongan,misalnya : pasien
apneu
5. Petugas memperbaiki posisi pasien dalam posisi
telentang dan diletakkan pada permukaan yang
rata dan keras
6. Petugas Mengatur posisi penolong; berlutut
sejajar dengan bahu pasien agar saat
memberikan bantuan nafas dan sirkulasi
,penolong tidak perlu mengubah posisi atau
menggerakkan lutut
7. Petugas memeriksa jalan nafas pasien ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, jika berupa cairan
dibersihkan dengan jari telunjuk yang dilapisi
dengan kain, jika benda keras dapat
dikorekdengan jeri telunjuk dibengkokkan,atau
suction,mulut dibuka dengan tekhnik cross Finger
dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan
telunjuk pada mulut pasien
8. Petugas membuka jalan nafas pasien dengan
cara tengadah kepala topang dagu (Head till-
Chin lift) dan manuver pendorongan mandibula
(jaw trust)
9. Petugas memastikan pasien tidak bernafas
dengan cara melihat pergerakan naik turunnya
dada (look),mendengar bunyi nafas (listen),

12
Merasakanhembusan nafas pasien (feel)
10. Petugas memeberikan bantuan nafas pasien
melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, Mask ke
mulut dan hidung, Bag valf mask ke mulut dan
hidung dengan caramemberikan hembusan
nafas 2 x 1,5-2 detik tiap hembusan dengan
volume udara 7000ml-1000ml atau sampai dada
pasien terlihat mengembang.
11. Petugas Memastikan ada tidaknya denyut
jantung pasien dengan meraba arteri karotis
dengan jari telunjuk & jari tengah meraba
trakhea, kemudian jari digeser kesisi kanan atau
kira-kira 1-2 cmuntuk anak 1-8 tahun, arteri
brakhialis pada pasien anak dbawah 1 tahun,
raba dengan lembut selama 5-10 detik.

13
PELAYANAN RESUSITASI KASUS TRAUMA
ANAK DAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ - 2/2
STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang
OPERASIONAL

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

12. Petugas memberikan bantuan sirkulasi atau disebut


kompresi jantung luar dengan cara :
a. dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga
bertemudengan tulang dada (Sternum)
b. dari pertemuan tulang iga (Sternum) diukur
kurang lebih 1 jari keatas/1 jari diatas Prosesus
Xipoideud untuk menempatkan tangan petugas
untuk
c. bantuan sirkulasi
d. letakkan telapak tangan tangan yang dominan
salah satunya kiri atau kanan pada posisi tsb
diatas untuk anak dan 2-3 jari untuk bayi,jari-jari
tangan diluruskan.
e. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas
menekan didnding dada pasiendengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak 5
kali dengan kedalaman berkisar antara 3-4cm,
bayi 3 kali dengan kedalaman 1-1,5cm

14
f. Tekanan pada dada harus dilepaskan secara
keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembangkembali keposisi semula setiap kali
melakukan kompresi. Waktu yang digunakan
untuk melepaskan kompresiharus sama pada
saat melakukan kompresi.
g. Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada
atau merubah posisi tangan saat melepaskan
kompresi.
h. Rasio pemberian bantuan sirkulasi dan
pemberian nafas adaalah 5:1 untuk anak
kecepatan 80-100x/menit, dan 3:1 untuk bayi
kecepatan kurang dari100x/menit dilakukan
dengan 1 ataupun 2 penolong dengan kecepatan
kompresi 100x/mnt atau 5 siklus untuk
kemudian dinilai apakah perlu dilakukan siklus
berikutnya atau tidak
13. Petugas mengevaluasi setiap sirkulasi

Unit Terkait 1. ICU


2. IGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Penunjang Medis

15
PELAYANAN RESUSITASI NON TRAUMA
ANAK DAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ - 1/2
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
TETAP Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan


oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya
melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan
jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat
(Rilantono, 1999).

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah- langkah


untuk pelayanan resusitasi non trauma anak dan bayi.

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang Nomor :


403.a Tahun 2013 tentang Pelayanan Resusitasi di
RSI Al-Ikhlas Pemalang.

16
Prosedur 1. Petugas melakukan tindakan pengamanan dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Petugas memastikan keamanan lingkungan sekitar
3. Petugas menilai respon pasien dengan cara
menggoncangkan bahu sambil memanggil namanya
atau DIK!!!/ Nak!!!/
4. Petugas meminta pertolongan,misalnya : pasien
apneu
5. Petugas memperbaiki posisi pasien dalam posisi
telentang dan diletakkan pada permukaan yang rata
dan keras
6. Petugas mengatur posisi penolong; berlutut sejajar
dengan bahu pasien agar saat memberikan bantuan
nafas dan sirkulasi ,penolong tidak perlu mengubah
posisi atau menggerakkan lutut
7. Petugas memastikan ada tidaknya denyut jantung
pasien dengan meraba arteri karotis dengan jari
telunjuk dan jari tengah meraba trakhea, kemudian
jari digeser kesisi kanan atau kira-kira 1-2 cmuntuk
anak 1-8 tahun, arteri brakhialis pada pasien anak
dbawah 1 tahun, raba dengan lembut selama 5-10
detik.
8. Petugas memberikan bantuan sirkulasi atau disebut
kompresi jantung luar dengan cara :
a. dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan atau kiri sehingga
bertemudengan tulang dada (sternum)
b. dari pertemuan tulang iga (sternum) diukur
kurang lebih 1 jari keatas/1 jari diatas Prosesus
Xipoideud untuk menempatkan tangan petugas
untuk bantuan sirkulasi
c. letakkan telapak tangan tangan yang dominan

17
salah satunya kiri atau kanan pada posisi tsb
diatas untuk anak dan 2-3 jari untuk bayi,jari-jari
tangan diluruskan.
d. Dengan posisi badan tegak lurus, petugas
menekan didnding dada pasiendengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak 5
kali dengan kedalaman berkisar antara 3-4cm,
bayi 3 kali dengan kedalaman 1-1,5cm

PELAYANAN RESUSITASI NON TRAUMA


ANAK DAN BAYI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ 2/2
STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang
OPERASIONAL

dr. Alviane Tiara Putri.MMR

18
NIK.910814.08017.2.1
05

e. Tekanan pada dada harus dilepaskan secara


keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembangkembali keposisi semula setiap kali
melakukan kompresi. Waktu yang digunakan
untuk melepaskan kompresiharus sama pada
saat melakukan kompresi.
f. Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada
atau merubah posisi tangan saat melepaskan
kompresi.
g. Rasio pemberian bantuan sirkulasi dan
pemberian nafas adalah 5:1 untuk anak
kecepatan 80-100x/menit, dan 3:1 untuk bayi
kecepatan kurang dari100x/menit dilakukan
dengan 1 ataupun 2 penolong dengan kecepatan
kompresi 100x/mnt atau 5 siklus.
9. Petugas membuka jalan nafas pasien dengan cara
tengadahkepala topang dagu ( Head till-Chin lift) dan
manover pendorongan mandibula ( jaw trust)
10. Petugas memastikan pasien tidak bernafas dengan
cara melihat pergerakan naik turunnya dada
(look),mendengar bunyi nafas (listen),
Merasakanhembusan nafas pasien (feel)
11. Petugas memeberikan bantuan nafas pasien melalui
mulut ke mulut, mulut ke hidung, Mask ke mulut dan
hidung, Bag valf mask ke mulut dan hidung dengan
caramemberikan hembusan nafas 2 x 1,5-2 detik tiap
hembusan dengan volume udara 700ml–1000ml
atau sampai dada pasien terlihat mengembang.

19
12. Petugas mengevaluasi setiap sirkulasi, jika tidak ada
nadi lanjutkan pemberian sirkulasi. Rasio pemberian
bantuan sirkulasi dan pemberian nafas adalah 5X
dengan kecepatan 80-100 kali untuk anak dan 3kali
dengan kecepatan kurang dari 100untuk bayi
dilakukan dengan 1 ataupun 2 penolong 5 siklus
untuk kemudian dinilai apakah perlu dilakukan siklus
berikutnya atau tidak.

Unit Terkait 1. ICU


2. IGD
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Penunjang Medis

20
EVALUASI PELAYANAN RESUSITASI
TRAUMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


PROSEDUR Direktur RSI Al-Ikhlas
OPERASIONAL Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Suatu Proses untuk menilai apakah pelaksanaan


pelayanan Resusitasi Jantung Parupada kasus
trauma seragam di semua unit pelayanan dan
berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur .

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


mengevaluasi pelayanan resusitasi kasus trauma .

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang Nomor :


403.a Tahun 2013 tentang Pelayanan Resusitasi di
RSI Al-Ikhlas Pemalang.

21
Prosedur 1. Tim evaluasi mengambil sampel 70% dari jumlah
tenaga di masing-masing unit pelayanan.
2. Tim Evaluasi menilai apakah pelayanan resusitasi
kasus trauma seragam di semua unit pelayanan
terlaksana sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
3. Tim Evaluasi menilai langkah demi langkah
prosedur Resusitasi Jantung Paru Kasus Trauma
terkait :
a. Menggunakan sarung tangan
b. Memastikan keamanan lingkungan
c. Menilai kesadaran
d. Meminta pertolongan
e. Memperbaiki posisi korban
f. Mengatur posisi penolong
g. Memeriksa jalan nafas
h. Membersihkan jalan nafas,Sapuan jari (finger
sweep),Suction
i. Membuka jalan nafas,Head tilt,Chin lift,Jaw thrust
j. Memastikan passion tidak bernafas,Look
(melihat),Listen (mendengar),Feel (merasakan)
k. Memberikan bantuan nafas,Mulut ke mulut,Mulut
ke hidung,Alat ke mulut dan hidung,Bag-valve-
mask ke mulut dan hidung
l. Memastikan ada tidaknya denyut jantung
m. Memberikan bantuan sirkulasi
n. Mengevaluasi setiap sirkulasi
4. Tim evaluasi mendokumentasikan hasil evaluasi
dalam format penilaian Evaluasi Bantuan Hidup
Dasar
5. Tim Evaluasi melakukan rekapitulasi laporan hasil
evaluasi Resusitasi jantung Paru
6. Tim evaluasi membuat rekomendasi tindak lanjut

22
pelaksanaan RJP
7. Tim Evaluasi melaporkan hasil Evaluasi dan
Rekomendasi atas Hasil evaluasi ke Bidang
Pelayanan Keperawatan.
8. Tim evaluasi membuat rekomendasi tindak lanjut
pelaksanaan RJP.
9. Tim Evaluasi melaporkan hasil Evaluasi dan
Rekomendasi atas Hasil evaluasi ke Bidang
Pelayanan Keperawatan.

EVALUASI PELAYANAN RESUSITASI


TRAUMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


- 2/2
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
TETAP 15/05/2013 Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

23
10. Bidang Pelayanan dan Keperawatan melakukan
koordinasi tindak lanjut hasil evaluasi ke bidang
Pendidikan dan Akreditasi.
Unit Terkait 1. Tim Evaluasi Resusitasi Jantung Paru
2. Bidang Pelayanan dan Keperawatan
3. Bidang pendidikan dan Akreditasi
4. Semua Unit Pelayanan

24
EVALUASI PELAYANAN RESUSITASI
NON TRAUMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ - 1/2
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
TETAP Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang

dr. Alviane Tiara Putri.MMR


NIK.910814.08017.2.105

Pengertian Suatu Proses untuk menilai apakah pelaksanaan


pelayanan resusitasi Jantung Paru pada kasus Non
Trauma seragam di semua unit pelayanan dan
berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur .

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


mengevaluasi pelayanan resusitasi kasusnon trauma .

Kebijakan Keputusan Direktur RSI Al-Ikhlas Pemalang Nomor : 403.a


Tahun 2013 tentang Pelayanan Resusitasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Sinjai.

25
Prosedur 1. Tim evaluasi mengambil sampel 70% dari jumlah
tenaga di masing-masing unit pelayanan.
2. Tim Evaluasi menilai apakah pelayanan resusitasi
kasus Non trauma seragam di semua unit pelayanan
terlaksana sesuai dengan kebijakan dan prosedur.
3. Tim menilai langkah demi langkah prosedur
Resusitasi Jantung Paru Kasus non Trauma terkait :
a. Menggunakan sarung tangan
b. Memastikan keamanan lingkungan
c. Menilai kesadaran
d. Meminta pertolongan
e. Memperbaiki posisi korban
f. Mengatur posisi penolong
g. Memastikan ada tidaknya denyutjantung
h. Memberikan bantuan sirkulasi
i. Memeriksa jalan nafas
j. Membersihkan jalan nafas,Sapuan jari (finger
sweep),Suction
k. Membuka jalan nafas:Headtilt, Chin lift,Jaw thrust
l. Memastikan pasien tidak bernafas,Look
(melihat),Listen(mendengar),Feel (merasakan)
m. Memberikan bantuan nafas,Mulut ke mulut,Mulut
ke hidung,Alat ke mulut dan hidung,Bag-valve-
mask ke mulut dan hidung
n. Memberikan bantuan sirkulasi dan breating
o. Mengevaluasi setiapsirkulasi
4. Tim evaluasi mendokumentasikan hasil evaluasi
dalam format penilaian Evaluasi Bantuan Hidup
Dasar.
5. Tim Evaluasi melakukan rekapitulasi laporan hasil
evaluasi Resusitasi jantung Paru.
6. Tim evaluasi membuat rekomendasi tindak lanjut

26
pelaksanaan RJP.
7. Tim Evaluasi melaporkan hasil Evaluasi dan
Rekomendasi atas Hasil evaluasi ke Bidang
Pelayanan Keperawatan.

EVALUASI PELAYANAN RESUSITASI


NON TRAUMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO/KEP/ 2/2

PROSEDUR Tanggal Terbit : DITETAPKAN


TETAP DIREKTUR

dr. Andi Suryanto Asapa


NIP. 19600502 199803 1 001

27
8. Bidang Pelayanan dan Keperawatan melakukan
koordinasi tindak lanjut hasil evaluasi ke bidang
Pendidikan dan Akreditasi

Unit Terkait 1. Tim Evaluasi Resusitasi Jantung Paru


2. Bidang Pelayanan dan Keperawatan
3. Bidang pendidikan dan Akreditasi
4. Semua Unit Pelayanan

28

You might also like