Sindroma pramenstruasi merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh
seorang wanita satu atau dua minggu sebelum menstruasi dan akan hilang segera setelah menstruasi. Etiologi sindroma pramenstruasi belum jelas tetapi penderita terbanyak sindroma pramenstruasi adalah dari golongan wanita usia produktif. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan kejadian sindroma pramenstruasi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2009. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengumpulan data adalah dengan tehnik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 September sampai dengan 1 Oktober 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ke atas 80 orang responden mahasiswa usia produktif. Pengumpulan data adalah melalui pengisian kuesioner yang terdapat 2 bagian di mana bagian 1 adalah data demografi responden dan bagian 2 adalah tentang gejala sindroma pramenstruasi. Tabulasi data yang telah dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan program SPSS dan diuji dengan uji hipotesa. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sebanyak 51 orang (63,8%) menderita sindroma pramenstruasi dengan seramai 11 orang (21,6%) dengan IMT dibawah normal, 29 orang (56,9%) dengan IMT normal, dan 11 orang (21,6%) dengan IMT melebihi normal. Dari tabulasi data dan perhitungan korelasi antara IMT dan kejadian sindroma pramenstruasi, didapatkan nilai X2 adalah 3,219 dengan nilai p > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai indeks massa tubuh dengan kejadian sindroma pramenstruasi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2009 pada tahun 2012.
Kata kunci : Indeks massa tubuh, sindroma pramenstruasi, hubungan
ii ABSTRACT
Premenstrual syndrome is a group of symptoms that occurred one to two
weeks before a woman starts menstruation and the symptoms will resolve when the menstruation starts. The etiology of premenstrual syndrome is unknown but it usually occurred to women in the productive age. This research is aim to find the correlation between body mass index and premenstrual syndrom in Universitas Sumatera Utara Faculty of Medicine batch 2009 students. This is an analytic study with cross sectional study approach and the data collecting is by simple random sampling technique. Gathering of data was done from 1st September till 1st October 2012 in Universitas Sumatera Utara Faculty of Medicine on 80 respondents of the reproductive age among batch 2009 students. The data gathering is by filling in the questionnaire which is divided into two parts, the first part is the demography data of the respondent and the second part is the symptoms for premenstrual syndrome. The data gathered were tabulated in a table and analyze using SPSS programme and the hypothesis was tested. Based on the result of the research, it was obtained that 51 students (63,8%) had premenstrual syndrome which 11 students (21,6%) were with low body mass index, 29 students (56,9%) with normal body mass index, and 11 students (21,6%) with high body mass index. From the data tabulation and correlation analysis between body mass index and premenstrual syndrome found that the X2 value is 3,219, the p value is > 0,05. Conclusion for this research is that there is no significant correlation between body mass index and premenstrual syndrome among Universitas Sumatera Utara Faculty of Medicine batch 2009 students year 2012.
Keywords : body mass index, premenstrual syndrome, correlation