You are on page 1of 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Batu Ginjal dapat terselesaikan. Makalah ini saya susun berdasarkan
beberapa sumber dari buku dan internet. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
diantaranya untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah .. Selain itu
makalah ini kami susun dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk
pembaca dalam memahami definisi, penyeba, tanda gejala dan penatalaksanaan
medis pada pasien dengan Batu Ginjal.
Oleh sebab itu saya harapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutama bagi Mahasiswa Keperawatan.

Blitar, 17,September,2018

DAFTAR ISI
Kata Pengantari........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar belakang..............................................................................................
B. Tujuan..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
A. Definisi.........................................................................................................
B. Tanda dan Gejala..........................................................................................
C. Penatalaksanaan Medis................................................................................
D. Patofisiologi.................................................................................................
E. Pathway........................................................................................................
F. Masalah Keperawatan
BAB III KASUS
G. Pengkajian....................................................................................................
H. Analisa Data.................................................................................................
I.Prioritas Diagnosa.............................................................................................
J. Perencanaan
K. Implementasi dan Evaluasi..........................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, kandung kemih
dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah
karena adanya stasis urine seperti pada batu kandung kemih (VU) karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju
lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),
perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka
prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu
saluran kemih.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan pada klien
dengan batu ginjal meliputi: definisi batu ginjal , penyebab batu ginjal ,
tanda dan gejala batu ginjal , patofisiologi batu ginjal dan masalah yang
biasa muncul pada klien dengan batu ginjal .
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi asuhan pada klien dengan batu ginjal
meliputi pengkajian, analisa data, prioritas diagnose, rencana keperawatan
dan evaluasi.
c. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan peda klien dengan
batu ginjal meliputi pengkajian, analisa data, prioritas diagnose, rencana
keperawatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada
di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta
seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering
terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Batu ginjal atau kalkulus adalah batu yang terdapat di saluran kemih,
batu yang sering dijumpai tersusun dari Kristal-kristal kalsium (Elizabeth J.
Corwin, 2009). Batu ginjal atau kalkulus adalah bentuk deposit mineral,
paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+, namun asam urat dan Kristal juga
pembentuk batu dalam saluran kemih, batu ini umumnya ditemukan pada
pelvis dan kalik ginjal (Marilynn E. Doenges dkk, 1999)
B. Tanda dan Gejala
a. Nyeri. Sering bersifat kolik atau ritmik, terutama bila batu terletak di
ureter atau dibawah. Nyeri dapat terjadi secara hebat tergantung dari
lokasi letak batu
b. Batu di ginjal dapat menimbulkan obstruksi atau infeksi
c. Hematuria. Disebabkan oleh iritasi dan cidera struktur ginjal yang disertai
batu
d. penurunan pengeluaran urin
e. terjadi obstruksi aliran pengenceran urin karena kemampuan ginjal
memekatkan urin terganggu oleh pembengkakan yang terjadi disekitar
kapiler peritubulus
C.
a. Aktivitas atau istirahat : pekerjaan monoton, keterbatasan aktivitas atau
imobilisasi
b. Sirkulasi : peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, kulit hangat dan
kemerahan , pucat
c. Eliminasi : riwayat ISK kronis, obstruksi sebelum kalkulus, penurunan
haluaran urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih
meningkat, diare, oliguria, hematuria, piuria, perubahan pola berkemih
d. Makanan dan cairan : mual muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi
piurin, kalsium oksalat dan fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan,
kurang nya minum yang cukup, distensi abdominal, penurunan bising
usus.
e. Nyeri : akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi batu,
perilaku distraksi, nyeri tekan pada ginjal saat di palpasi
f. Keamanan : riwayat penggunaan alkohol, demam, menggigil

D. Penatalaksanaan Medis
a. peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urin dan membantu
mendorong adanya batu
b. modifikasi makanan yang dapat mengurangi kadar pembentuk batu bila
kadungan batu teridentifikasi
c. ubah pH urin sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu
d. litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal/ di luar tubuh atau
terapi laser yang digunakan untuk memecah batu
e. Bila diperlukan lakukan tindakan bedah untuk mengangkat batu yang
besar atau untuk meningkatkan setelah disekitar batu untuk mengatasi
obstruksi
1. Fatofisiologi

Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urin (misalnya batu


kalsium bikarbonat) atau penurunan ph Urin (batu asam urat). Konsentrasi
bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi didalam darah dan urine serta
kebiasaan makan atau konsumsi obat tertentu, juga dapat merangsang
pembentukan batu sehingga menghambat aliran urin dan menyebabkan stasis
atau tidak ada pergerakan urin dibagian manapun dari saluran kemih sehingga
terjadi kemungkinan pembentukan batu .
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan
infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah
adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran
kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu
yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses
ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).

F. Pathway
E. Masalah keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan


kontraksi ureteral, trauma jaringan, pembentukan edema, iskemik seluler.
Intervensi :
a. Kaji karakteristik nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, factor presipitasi)
Rasional : Membantu mengevaluasi adanya nyeri untuk menunjukkan
tempat obstruksi dan kemajuan kalkulus
b. Kaji TTV (tekanan darah, nadi, suhu, TTV)
Rasional : mengetahui tanda-tanda vital pasien
c. Kaji keadaan umum
Rasional : mengetahui keadaan umum pasien
d. Ajarkan tehnik relaksasi
Rasional : membantu meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan
oror, mengurangi nyeri
e. Anjurkan memberikan lingkungan yang nyaman
Rasional : membantu kenyamanan pasien dengan mengontrol
lingkungan
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
Rasional : membantu mengurangi nyeri pasien dengan tehnik
farmakologi

2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih


oleh batu, iritasi ginjal ureteral, obstruksi mekanik, inflames.
Intervensi
a. Kaji pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin
Rasional : mengidentifikasi urin
b. Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi pola berkemih
pasien
Rasional : mengontrol sebsasi kebutuhan berkemih pada pasien.
c. Dorong peningkatan pemasukan cairan
Rasional : peningkatan hidrasi pembilas bakteri, darah dan debris dan
dapat membantu lewatnya batu
d. Kolaborasi dengan tenaga laboratorium untuk memeriksa urin ( catat
adanya keluaran batu untuk dianalisa
Rasional : untuk mengidentifikasi tipe batu dan menentukan pilihan
terapi yang akan digunakan
e. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat (asetazolamid
/diamox, alupurinol, antibiotic, pemberian natrium dan kalium
Rasional : untuk membantu kestabilan retensi urin secara farmakologi
3. Resiko Kekurangan volume cairan b/d mual muntah, dieresis
pascaobstruksi
Intervensi :
a. kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan input-output pasien
b. kaji KU pasien (mukosa bibir,torgor kulit)
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi sehingga
dapat dilakukan penanganan segera
c. Identifikasi penyebab adanya perubahan volume cairan (muntah,diare
,intake output urin )
Rasional : untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
d. minta pasien dan keluarga untuk mencatat jumlah cairan yang keluar
dan masuk (intake-output) seperti minum,urin,muntah dll
Rasional : untuk mengetahui /memantau jumlah balance cairan pada
pasien
e. kaji adanya dehidrasi
Rasional : untuk mengetahui tingkat kekurangan volume cairan pada
pasien
f. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan intra vena (IV)
Rasional : untuk membantu menagani kekurangan volume cairan
pada pasien dengan teknik farmakologi

g. anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak pada pasien


Rasional : untuk membantu menangani kekurangan volume cairan
pada pasien dengan teknik non-farmakologi
h. pantau jumlah cairan dan elektrolit pasien
Rasiona : intuk mengontrol jumlah cairan dan elektrolit pada pasien
BAB III
KASUS

A. Uraian Kasus
Tn.K 58 thn datang ke rumah sakit pada tanggal 2 Agustus 2012
diantar oleh keluarganya,dengan keluhan sudah hampir 1 bln pasien sering
merasakan nyeri pada daerah punggung bagian belakang dengan skala nyeri
7, pasien mengatakan bahwa nyeri sering dirasakan saat pasien melakukan
aktivitas yang berat dengan lama 5-10 menit setiap melakukan aktivitas berat,
pasien juga mengatakan bahwa saat BAK terasa sangat nyeri seperti tertusuk-
tusuk dan terbakar sehingga pasien merasa takut untuk melakukan BAK,
Pasien mengatakan saat BAK urin yang dikeluarkan hanya sedikit . Pasien
juga mengatakan bahwa sebelumnya pola makan pasien tidak begitu
teratur,pasien sering mengkonsumsi makanan sejenis sea food, dan memiliki
kebiasaan sedikit mengkonsumsi air putih, pasien mengatakan sejak sakit
pasien sering merasa haus, pasien juga mengatakan akhir-akhir ini sering
mual dan muntah.. Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaan
penyakitnya dan mengatakan takut tidak akan sembuh seperti keadaan
normal.
Saat dilakukan pengkajian didapatkan TTV : TD : 130/90 mmHg,
nadi : 90x/mnt, suhu : 37,50C , RR : 24 x/mnt, turgor kulit tidak elastic ,
mukosa bibir tampak kering dan pasien terlihat pucat dan lemah.
Setelah dilakukan tes laboratorium didapatkan hasil bahwa terdapat
penumpukan cairan kristaloid (zat kapur ) pada kandung kemuh (VU)
pasien.pasien terpasang kateter urin untuk membantu proses pengeluaran urin
(BAK ).

Didapatkan hasil laboratorium :


Darah rutin Hasil Normal Satuan
Hb 13,5 12,0-18,0 g/ dl.
Ht 42 37-52 %
Leukosit 6.300 4.800-10.800 / µl
Trombosit 368.000 150.000-450.000 / µl

Hemostatis rutin
Masa protombin 12,7 11-17 dtk
APTT 32,6 30-40 dtk

Kimia
Protein total:
Protein total 7,3 6-8 g/dl
Albumen 3,9 3,5-5 g/dl
Globulin 3,4 1,5-3,5 g/dl
Fosfatase alkali 125 35-135 µ/L
SGOT 19 10-36 µ/L
SGPT 20 10-45 µ/L
Gamma GT 26 7-40 µ/L
Trigliserida 67 < 150 mg/dl
HDL kolesterol 50 > 40 mg/dl
LDL kolesterol 139 < 120 mg/dl
Natrium 136 145-147 mmol/L
Kalium 4,0 3,5-5,5 mmol/L
Klorida 99 94-111 mmol/L
Asam urat 4,6 P: 3,4-7,0 mmol/L
W: 2,4-5,7

Sero imunologi
PSA 6,5 < 4,0 ng/ml

Urinalisa
Urin lemgkap:
Warna : keruh
Kekeruhan : Keruh

Analisa dengan klinitex


Bj 1.030 1.005-1.500 g/dl.
pH 5,0 5,0-8,0
Protein ++ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah +++ Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 3,2 3,2-166 mmol/L
Nitrit Negatif Negatif

Mikroskopik
Sedimen :
Sel ephitel + Positif
Leukosit 25-30 0-5 /LPB
Erytrosit > 100 0-1 /LPB
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif positif
Bakteri ++ positif
Masa protombin 14,7 dtk
APTT 38,4 dtk

Kimia:
Ureum 56 10-50 mg/dl
Kreatinin 1,3 0,6-1,2 mg/dl

B. Pengkajian keperawatan
Nama Perawat : Perawat B
Tanggal Pengkajian : 2 Agustus 2012
Jam Pengkajian : 08.00 wib

1. Biodata :
Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 58 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Blok A Sleman
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : sudah kawin
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 2 Agustus 2012
Diagnosa masuk : Gagal Ginjal Akut

Penanggung Jawab
Nama : Ny.I
Umur : 33 tahun
Alamat : Jl. Kapas No.7 Blok A Sleman
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri

2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada bagian punggung.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke RS dengan keluhan merasa nyeri pada punggung.
Nyeri dirasakan saat klien melakukan aktivitas yang berat dengan lama
5-10 menit setiap melakukan aktivitas berat, pasien juga mengatakan
bahwa saat BAK terasa sangat nyeri seperti tertusuk-tusuk dan
terbakar sehingga pasien merasa takut untuk melakukan BAK.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti
DM dan hipertensi.

4. Genogram
Ket :
 Perempuan
 Laki-laki
 Klien
 Meninggal
 Tinggal dalam satu rumah

5. Basic Promoting physiology of Health


1. Aktivitas dan latihan
Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat melakukan aktifitas yang
berat. setelah sakit klien tidak pernah melakukan aktivas yang berat
karena aktivitas yang berat membuat rasa nyeri pada punggungnya.
2. Tidur dan istirahat
Klien mangatakan sebelum sakit klien tidur 7jam/hari, setelah sakit
klien kurang tidur karena sering merasa nyeri saat ingin BAK pada
saat istirahat.
3. Kenyamanan dan nyeri
P : Saat ingin BAK
Q :Seperti tertusuk-tusuk dan terbakar
R : nyeri dirasakan dibagian punggung
S :7

T :.5-10 menit setiap melakukan aktivitas berat

4. Nutrisi
BB : 55kg, TB : 170cm, LiLa :12
A : antropometri,IMT : BB/(TB)2 = 55 kg/(1,7)2 = 19,0
B : Biokimia. Hb = 13gr/dl.
C : Klinik : Klien tidak nampak pucat dan lemah dan tidak mengalami
penurunan BB.
D : Diet klien mengatakan dalam sehari makan 3x/hari

5. Cairan, elektrolit dan asam basa.


Dalam sehari klien minum 5gelas/hari 1 glass = 200cc.
Minum 5 gelas/hari=5x200=1000ml
Infus 500cc/8jam=3x500=1500ml
Air metabolisme 5/kg BB/hari=5x55=275ml
Input=1000+1500+275=2775ml
Urin=8x300=2400ml/hari
Feses=100ml/hari
IWL=15/kg/hari=15x50=750ml
IWL=IWL+200(suhu sekarang-370C)=750+200(37,5-37)=850
Output=2400+100+850= 3350
BC =Input-Output
=2775-3350
=-575ml
pH =7,36

6. Oksigenasi
klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan, suhu : 37,5 0C , RR :
24 x/mnt.
7. Eliminasi fekal/bowel
BAB klien dilakukan dengan normal, warna kuning kecoklatan, bau
khas feses, dan tidak terdapat darah dalam feses.
8. Eliminasi urin
Klien BAK sehari sebanyak 8x sehari dengan sekali BAK sebanyak
300ml, warna urin kuning jernih, berbau khas urin dan tidak ada darah
dalam urin.
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak menggunakan alat bantu kacamata dan klien juga tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Compos Mentis
b. TTV : TD : 120/90 mmHg, nadi : 90x/mnt, suhu : 37,5 0C , RR : 24
x/mnt Pemeriksaan kepala
Pada kepala berbentuk mesochepal, rambut klien tidak rontok, tidak
ada lesi pada kulit kepala, tidak berketombe, dan tidak terdapat nyeri
tekan pada kepala klien.
c. Pemeriksaan muka
Muka klien terlihat pucat, tidak lesi pada wajah klien.
d. Pemeriksaan mata
Bentuk mata simetris, sclera non ikterik, kornea jernih, pupilnya
ishokor, konjungtiva anemis, palpebra edema.
e. Pemeriksaan hidung
Hidung klien berbentuk simetris, tulang hidung tidak septum deviasi,
tidak ada lesi, tidak terdapat hematom, tidak ada polip dan epistaksis.
f. Pemeriksaan mulut
turgor kulit pucat, mukosa bibir tampak kering dan pasien terlihat
pucat
g.
h. Pemeriksaa leher klien
Tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, reflek menelan
baik.
i. Pemeriksaan dada
Dada klien simetris, klien terlihat sesak nafas, ronkhi (-), tidak terlihat
retraksi interkosta.
j. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : warna kulit coklat, tidak ada lesi
Auskultasi : peristaltik usus 15 kali
Palpasi : Saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : terdengar timpani
k. Pemeriksaan ekstremitas
Tidak terjadi pembengkakan pada ekstremitas klien dan tidak ada
tanda kelemahan otot.
a. Atas : Kekuatan otot
Capilary refil 1detik
Akral : hangat
b. Bawah : Kekuatan otot.
Capilary refil 1detik
Akral : hangat
c. Analisa Data
Nama klien : Tn.K No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun Diagnosa Medis :
Urolitiasis
Ruang rawat : - Alamat : Jl. Kapas
No.7 Blok A Sleman
No. Data focus Etiologi

1. DS : klien mengatakan nyeri saat berkemih Agen injuri biologis


DO :
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/mnt
Suhu : 37,5 0C
Muka klien tampak meringis menahan sakit
P : Nyeri dirasakan saat klien melakukan aktivitas berat dan
saat BAK
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk dan terbakar
R : nyeri dirasakan klien di daerah punggung bagian belakang
S : skala nyeri 7
T : nyeri dirasakan selama 5-10 mnt

2. DS : stimulasi kandung kemih oleh


Klien mengatakan merasakan nyeri saat BAK sehinnga
batu, iritasi ginjal dan ureter,
merasa takut untuk melakukan BAK
obstruksi mekanik dan
Pasien mengatakan saat BAK urin yang dikeluarkan hanya
peradangan.
sedikit
DO :
Wajah klien terlihat meringis menahan sakit
Terpasang kateter urin pada klien
3. DS : Mual muntah dan asupan
Pasien mengatakan memiliki kebiasan sedikit mengkonsumsi cairan
air putih
Pasien mengatakan sering mengalami mual muntah
pasien mengatakan sejak sakit pasien sering merasa haus
DO :
Mukosa bibir pasien tampak kering
Kulit pasien terlihat pucat dan lemah
Turgor kulit tidak elastic
Nadi : 90x/mnt
RR :24x/mnt
TD : 130/90 mmHg
Suhu : 37,5 0C
Ht ; 42. Warna urin keruh, dengan tingkat kekeruhan keruh,
Kristaloid (+), bakteri (+)
D. Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis ditandai dengan
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih
3. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual muntah dan asupan

E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.K No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun Diagnosa Medis : Urolitiasis
Ruang rawat : - Alamat : Jl. Kapas No.7
Blok A Sleman
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi T
keperawatan
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. kaji TTV 1. Untuk mengetahui kondisi P
agen injuri keperawatan selama 3 x 242. Kaji skala nyeri, lokasi dan umum pasien
biologis jam , diharapkan nyeri intensitasnya 2. untuk menentukan
berkurang dengan kriteria 3. Ajarkan skala,lokasi,dan
hasil : penggunaan teknik manajemen intensitasnnyerinya.
P : pasien tidak lagi nyeri ( latihan napas3. Mengalihkan perhatian terhadap
merasakan nyeri saat dalam,imajinasi) nyeri, meningkatkan kontrol
berkemih 4. Kalaborasi dengan dokter dalam terhadap nyeri yang mungkin
Q : saat berkemih pasien
pemberian antibiotic berlangsung lama
tidak lagi merasakn nyeri
5. Kalaborasi dengan dokter dalam4. dapat membantu dalam
seperti tertusuk-tusuk, dan
pemberian analgetik sesuai menentukan obat yntuk
terbakar
indikasi membunuh bakteri penyeban
R : pasien tidak lagi
infeksi
mengeluh nyeri dibagian
5. dapat membantu dalam
belakang punggung
S : skala nyeri pasien menentukan obat yang digunakan
berkurang menjadi 3 untuk menghilangkan nyeri.
T:-

- Pasien tampak lebih


tenang
-TTV dalam batas normal :
- TD 120-140/80-100
mmHg
–Nad i 80-100 x/menit
- Suhu 36°C- 37°C
- RR 16 – 24 x/menit
- saat merasakan nyeri
pasien bisa mengontrol
dengan teknik relaksasi
(nafas dalam )
Perubahan pola Setelah dilakukan tindakan1. Awasi asupan dan haluaran, 1. untuk mengetahui karakteristik P
eliminasi urin keperawatan selama 2 x 24 karakteristik urine, catat adanya adanya batu ginjal pada urin
b.d stimulasi jam diharapkan klien BAK keluaran batu. 2. untuk mengetahui
kandung kemih secara normal dengan2. Tentukan pola berkemih normal keseimbangan input dan output
oleh batu, criteria hasil : klien dan perhatikan variasi yang klien
iritasi ginjal - klien tidak merasakan terjadi. 3. untuk menghindari terjadinya
dan ureter, nyeri lagi saat BAK 3. Dorong peningkatan asupan kekurangan cairan pada klien
obstruksi - warna urin klien kembali cairan. 4.
mekanik dan normal (kuning) 4. kolaborasi dengan dokter untuk
peradangan. pemberian obat sesuai indikasi: - Meningkatkan pH urine
- Asetazolamid (Diamox), (alkalinitas) untuk
Alupurinol (Ziloprim) - menurunkan pembentukan batu
asam.
- Hidroklorotiazid (Esidrix, - Mencegah stasis urine dan
Hidroiuril), Klortalidon menurunkan
(Higroton) -pembentukan batu kalsium.
- Menurunkan pembentukan batu
- Amonium klorida, kalium atau fosfat
natrium fosfat (Sal-Hepatika) -Menurunkan produksi asam
urat.
- Agen antigout mis: Alupurinol -Mungkin diperlukan bila ada
(Ziloprim) ISK
-Mengganti kehilangan yang
- Antibiotika tidak dapat teratasi selama
pembuangan bikarbonat dan atau
- Natrium bikarbonat alkalinisasi urine, dapat
mencegah pemebntukan batu.
- Asam askorbat -Mengasamkan urine untuk
mencegah berulangnay
pembentukan batu alkalin
-Mungkin diperlukan untuk
membantu kelancaran aliran
urine.
-Mengubah pH urien dapat
membantu pelarutan batu dan
mencegah pembentukan batu
selanjutnya.
Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. ukur pemasukan dan 1. untuk membantu P
kekurangan keperawatan selama 2x24 pengeluaran dengan akurat memperkirakan kebutuhan cairan
volume cairan jam diharapkan pasien tidak 2. perhatikan tanda dan gejala klien
b.d mual lagi mengalami mual kekurangan cairan 2. kehilangan cairan dapat
muntah dan muntah dengan KH : 3. berikan cairan yang diizinkan menyebabkan gangguan
asupan cairan - Mukosa bibir klien sesuai dengan program hipovolemik
kembali lembab pengobatan 3. fase diuretic dapat berlanjut ke
- Turgor kulit klien kembali
4. control suhu lingkungan fase oliguria, waspada dehidrasi
elastic
noktural
- Pasien tidak tampak lemah
- Input dan output klien 4. suhu lingkungan dapat
seimbang mempengaruhi kekurangan
cairan

F. Implementasi dan Evaluasi


Nama klien : Tn.K No.Register : 12012011
Umur : 58 Tahun Diagnosa Medis : Urolitiasis
Ruang rawat : - Alamat : Jl. Kapas No.7 Blok
A Sleman

No. Tgl Jam Implementasi Evaluasi

1. 2- 08-2012 09.00 1. mengkaji TTV S:


klien mengatakan
S:-
punggungnya dan
O: TD : 130/90 mmHg
berkemih
RR : 24x/mnt
O:
Suhu : 37,5 0C
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/mnt
2.mengkaji skala nyeri, lokasi dan intensitasnya
Suhu : 37,5 0C
S : klien mengatakan nyeri pada punggungnya
P : Nyeri dirasaka
dan nyeri saat berkemih
melakukan aktivitas
O:
BAK
P : Nyeri dirasakan saat klien melakukan Q : nyeri seperti
aktivitas berat dan saat BAK dan terbakar
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk dan terbakar R : nyeri dirasakan
R : nyeri dirasakan klien di daerah punggung
punggung bagian be
bagian belakang S : skala
S : skala nyeri 7
T : nyeri dirasakan
T : nyeri dirasakan selama 5-10 mnt
mnt, pemberian
1A/12jam.
3. mengajarkan A : Tujuan belum ter
P : Lanjutkan inte
penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan
dan 5
napas dalam,imajinasi)
S:-
O : klien nampak mengikuti arahan perawat.
4. mengkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotic
S:-
O : pasien nampak minum obat yang diberikan.
5. Mengkoalaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik sesuai indikasi
S :-
O :cetorolac 1A/12jam
2. 2- 08-2012 09.00 1. mengawasi asupan dan
haluaran, S :
klien mengatakan
karakteristik urine, catat adanya keluaran
merasa nyeri
batu.
O:
S:-
BC = input-output
O : input 2775ml dan output 3350ml
= 2775-3350
BC = input-output
= -575ml
= 2775-3350
Urine nampak keruh
= -575ml A : tujuan belum terc
P : Lanjutkan interve

2. menentukan pola berkemih normal klien


dan perhatikan variasi yang terjadi.
S : klien mengatakan saat berkemih merasa
nyeri
O : urine klien terlihat keruh

3.mendorong peningkatan asupan cairan.


S :-
O : klien nampak menjalankan arahan perawat.

4. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian


obat sesuai indikasi:
S:-
O : Asetazolamid (Diamox), Alupurinol
(Ziloprim), Hidroklorotiazid (Esidrix,
Hidroiuril), Klortalidon (Higroton),
Amonium klorida, kalium atau natrium fosfat
(Sal-Hepatika), Agen antigout mis:
Alupurinol (Ziloprim), Antibiotika, Natrium
bikarbonat , Asam askorbat.
3. 2- 08-2012 09.00 1. mengukur pemasukan dan pengeluaran S :
: klien mengataka
dengan akurat
sebanyak 5gelas.
S : klien mengatakan minum air sebanyak
8x/hari dan BAB 1x
5gelas. Klien BAK 8x/hari dan BAB 1x/hari
O:
O : BC = input-output = 2775-3350=-575
BC = input-output =
2. memperhatikan tanda dan gejala
575, Mukosa bibir
kekurangan cairan
kering, Kulit pasien
S :-
dan lemah, Turgo
O:
elastic, klien terp
Mukosa bibir pasien tampak kering, Kulit
500/8jam, dan suhu
pasien terlihat pucat dan lemah, Turgor kulit
A:
tidak elastic Tujuan belum tercap
P:
3.memberikan cairan yang diizinkan sesuai
Lanjutkan intervensi
dengan program pengobatan
S :-
O : klien nampak terpasang infuse
500cc/8jam
4. mengontrol suhu lingkungan
S :-
O : 37C

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi
(Purnomo, 2000, hal. 68-69)
Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn.K maka diagnosa keperawatan
yang muncul adalah:
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis ditandai dengan
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih
3. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual muntah dan asupan

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang macam-
macam penyakit dan juga meningkatkan kemampuan dalam pembuatan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Batu ginjal.
2. Bagi perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan serta pengetahuannya sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang optimal terkhususnya pada pasien dengan
penyakit batu ginjal.
3. Bagi Dunia keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus diperbaiki kekurangannya
sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan,
serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.

Daftar Pustaka
Purnomo, BB ( 2000), Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC,
Jakarta
Mansjoer,A.,Soprohaita.,Wardani,W.I.,Setiowulan,W.,2000.Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 2. Media Aesculapius.Jakarta
Smeltzer.C Suzannae, Bare.G Breda.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8.Jakarta.EGC
Santosa,Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta.Prima Medika

You might also like