You are on page 1of 170

ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI

KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI


RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika

Oleh:

Bergita Egi

Nim: 063114020

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010
ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI
KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI
RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Matematika

Oleh:

Bergita Egi

Nim: 063114020

PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

i
STATISTICAL ANALYSIS OF ANTROPOMETRI DATA TO TEST THE

ERGONOMICS OF CHAIR AND SCREEN POSITION: CASE STUDY IN

THE CLASSROOMS OF CAMPUS FKIP MRICAN USD

Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the SARJANA SAINS Degree In Mathematics

By:

Bergita Egi

Student Number: 063114020

MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

ii
PERSEMBAHAN

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya ,

sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7).

Skripsi ini kupersembahkan kepada:


Kedua orang tuaku tercinta, Kakakku dan Kekasihku tercinta,
Keluarga besarku dan Sahabat-sahabatku
Serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

v
ABSTRAK

Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan
lingkungan kerjanya yang secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan kemampuan
manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Dalam
mendesain produk sangat penting mempertimbangkan variabilitas manusia yang diwakili
oleh data antropometri. Statistika dapat membantu para perancang meneliti variabilitas
manusia dan menggunakan informasi ini dalam perancangan produk. Salah satu contoh
aplikasi statistika dikaitkan dengan ergonomi adalah dalam perancangan kursi dan posisi
layar di ruang kuliah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keergonomisan kursi dan posisi layar di
ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Ukuran sampel
sebanyak 80 mahasiswa yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran secara langsung. Data antropometri yang
dibutuhkan untuk menentukan keergonomisan kursi adalah tinggi popliteal, lebar pinggul,
pantat popliteal, lebar bahu dan tinggi sandaran punggung. Sedangkan untuk keergonomisan
posisi layar adalah tinggi mata. Berdasarkan data persepsi dikatakan bahwa mahasiswa
merasa nyaman duduk di kursi yang ada di ruang kuliah tetapi tidak merasa nyaman dengan
posisi layar.
Teknik analisis data antropometri yang dilakukan untuk menguji keergonomisan kursi
adalah statistik multivariat, yaitu uji T2 Hotelling, interval kepercayaan Bonferoni dan
persentil sedangkan untuk menguji keergonomisan posisi layar diuji dengan statistik
univariat, yaitu uji hipotesis dan interval kepercayaan rata-rata satu populasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak
ergonomis dan agar posisi layar ergonomis, maka letak layar perlu diturunkan sebesar 44 cm.
Beberapa saran tentang penataan kursi diajukan agar mahasiswa tidak menduduki kursi yang
tidak nyaman.

Kata kunci : kursi dan posisi layar, ergonomis, antropometri, distribusi normal, statistika
multivariat.

vii
ABSTRACK

Ergonomics is a science which studies the relation between human and their
workplace that will especially study the restrictiveness and human’s ability to interact with
technology and the product of technology itself. In designing the product, it is very important
to consider the human’s variability. Statistics can help the designer to examine carefully
human’s variability and apply the information in designing the product. One at applications
of statistics related with ergonomics is in designing a chair and screen position in the class.
The purpose of this study is to test the ergonomic of chair and screen position in the
class at FKIP kampus Mrican USD. The population in this research was the students class
who use classes at FKIP kampus Mrican USD. The sample size are 80 students which were
taken randomly. The instrument used in this study are questionnaire and direct measuring.
Anthropometry data used to determine the ergonomics of chair are the high of popliteal, wide
hips, buttock popliteal, wide shoulders and high back backrest, while for the position of the
screen are the high of eye. Based on perception data it can be conclude that students feel
comfortable sitting in the chair at the classroom but do not feel comfortable with the position
of the screen.
Anthropometry data analysis that is conducted to examine the ergonomic of chair is
multivariate statistics, namely Hotelling T2 test and Bonferroni confidence intervals while to
test the screen position is using with univariate statistics, namely hypothesis testing and
confidence interval of mean of one population.
The conclusive of the study is that the chair is ergonomic while the screen position is
not. This imply that the position of the screen should be downed by 44 cm. The arrangement
of seats is suggested so that students do not occupy the seat being uncomfortable.

Keywords: chair and screen position, ergonomics, anthropometry, the normal distribution,
multivariate statistics.

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

Maria atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ”Analisis Statistis Data Antropometri untuk Menguji

Keergonomisan Kursi dan Posisi Layar: Studi Kasus di Ruang Kuliah Lingkungan

FKIP kampus Mrican USD”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan

hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat dukungan dan

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah dengan

sabar memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si.,M.Si. selaku Kaprodi Matematika yang telah

mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini dan Ibu M. V. Any Herawati,

S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang telah

memberikan nasehat, saran dan dukungan kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

4. Bapak Tukijo dan Ibu Linda yang telah memberikan pelayanan administrasi

kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan

fasilitas dan memberikan kemudahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

x
6. Kedua orang tuaku tercinta: Bapak Marsianus Seto dan Ibunda Sisilia Min yang

dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan membimbing

penulis dengan penuh kasih sayang dan atas dukungannya kepada penulis dalam

segala hal termasuk dalam hal materi.

7. Kakakku satu-satunya yang tersayang: Stanislaus Murdani dan kekasihku tercinta:

Valerius Sunardin serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, dorongan

dan semangat kepada penulis.

8. Fullbertus Garia Janu, Rian Jelau dan Moris Kartono, atas bantuannya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuanganku anak matematika angkatan 2006 dan teman-teman

kos Ijo serta Ayu Artha, Maya dan Elin, yang telah bersama-sama baik dalam

suka maupun duka, saling membantu dan memberikan keceriaan serta selalu

memberi saran dan nasehat kepada penulis.

10. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

namun demikian diharapkan agar hasil tulisan ini tetap memberi manfaat dalam

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang matematika. Saran dan kritik

penulis terima dengan tangan terbuka.

Yogyakarta, Juli 2010

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ..iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ..............iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. ..............vi

HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................vii

HALAMAN ABSTRACT .........................................................................................viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................................................ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................................x

DAFTAR ISI .............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ..... .......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................7

C.ASUMSI .............................................................................................................8

D.PEMBATASAN MASALAH ............................................................................8

E. TUJUAN PENULISAN......................................................................................9

F. MANFAAT PENULISAN ...............................................................................9

xii
G.METODE PENULISAN ....................................................................................9

H.SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................10

BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN

ANTROPOMETRI .....................................................................................................12

A. POPULASI DAN SAMPEL ...........................................................................12

B. STATISTIKA UNIVARIAT ..........................................................................13

1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians ..............................................13

2. Distribusi Normal .....................................................................................15

3. Persentil ....................................................................................................21

4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi .........................................24

5. Uji Hipotesis .............................................................................................28

C. STATISTIKA MULTIVARIAT ....................................................................33

1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi .....................................................33

2. Distribusi Normal Multivariat ..................................................................35

3. Uji T2 Hotelling ........................................................................................36

4. Interval Kepercayaan Bonferroni .............................................................40

BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI......................................................42

A. ERGONOMI....................................................................................................42

1. Definisi Ergonomi ....................................................................................42

2. Tujuan Ergonomi ......................................................................................43

3. Ruang Lingkup Ergonomi .......................................................................43

xiii
4. Sikap/ Posisi Kerja Saat Duduk ................................................................44

B. ANTROPOMETRI .........................................................................................49

1. Pengertian Antropometri ..........................................................................49

2. Sumber Variabilitras Ukuran-ukuran Antropometri .................................51

3. Cara Pengukuran Antropometri.................................................................53

4. Alat Ukur Antropometri............................................................................54

5. Data Antopometri ……………………………………………………….55

6. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan ……………………….58

7. Metode Perancangan dengan Antropometri .............................................60

8. Antropometripada Posisi Duduk .............................................................61

9. Antropometri Membaca dalam Ruangan ………………………………..68

BAB IV. PENERAPAN DISTRIBUSI NORMAL DALAM PENGUKURAN DATA

ANTROPOMETRI .....................................................................................................74

A. DATA HASIL PENELITIAN .......................................................................74

B. HASIL PENELITIAN..... ...............................................................................79

C. ANALISIS DATA ..........................................................................................88

BAB V. PENUTUP ..................................................................................................110

A. KESIMPULAN.............................................................................................110

B. SARAN .........................................................................................................111

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................112

LAMPIRAN .............................................................................................................115

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Grafik Kurva Normal…………………………………………………..16

Gambar 2. 2 Grafik Kurva Normal Standar……… …………………………………20

Gambar 2. 3 Grafik Hubungan Persentil dengan z ………………………………….21

Gambar 2. 4 Grafik Persentil ke 95 …………………………...…………………….22

Gambar 2. 5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel besar ...…26

Gambar 2. 6 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel kecil …...27

Gambar 3. 1 Sikap Mengetik yang Ergonomis ...........................................................45

Gambar 3. 2 Sikap Mengetik yang Tidak Ergonomis ................................................46

Gambar 3. 3 Sikap Pengendara Motor yang Ergonomis ............................................47

Gambar 3. 4 Sikap Pengendara yang tidak ergonomis ...............................................48

Gambar 3. 5 Sikap Membaca yang Tidak Ergonomis ................................................48

Gambar 3.6a meteran plastik ……………………………………………………......55

Gambar 3.6b meteran gulung …………………………………………………….....55

Gambar 3.7 Data antropometri yang diperlukan untuk perancangan produk/ fasilitas

kerja …………………………………………………………………………………56

Gambar 3.8 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi ...................................62

Gambar 3. 9 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek ……………………………...66

Gambar 3. 10 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Lebar ………………………………66

Gambar 3. 11 Akibat alas kursi yang terlalu pendek ………………………………..67

xv
Gambar 3. 12 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi ……………………………..68

Gambar 3. 13 Posisi Duduk Miring ...……………………………………………….69

Gambar 3. 14 Posisi Leher Memutar ………………………………………….…….70

Gambar 3. 15 Posisi Layar yang Baik ……………………………………..………..70

Gambar 3. 16 Posisi Layar Terlalu Tinggi ………………………………………….71

Gambar 3. 17 Posisi Leher Mendongak ke Atas ………………………………...….72

Gambar 3. 18 Sudut Pandang Layar dari Baris Pertama ...………………………….73

Gambar 4.1 Antropometri Posisi Duduk ....................................................................75

Gambar 4. 2 Karakteristik kursi yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP

kampus Mrican USD ..................................................................................................76

Gambar 4. 3 Gambar posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP

kampus Mrican USD…………………..…………………….....................................82

Gambar 4. 4 Ruang kuliah tampak samping ………………………………………...83

Gambar 4. 5 Posisi Layar yang Nyaman …..............................................................101

Gambar 4. 6 Ruang Kuliah tampak dari atas ............................................................102

Gambar 4. 7 Daerah posisi yang nyaman dan tidak ……………………..……...…107

Gambar 4. 8 Posisi viewer yang tidak ergonomis …………………………………108

Gambar 4. 9 Posisi viewer yang ergonomis ……………………….………………108

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai z untuk persentil yang dipilih ............................................................21

Tabel 2.2 Cara Perhitungan Persentil dalam Distribusi Normal .................................22

Tabel 3.1 Data antropometri yang diperlukan …………………………………...….57

Tabel 3.2 Data Antropometri Posisi Duduk ……...…………………………………63

Tabel 4. 1 Antropometri Mahasiswa ..........................................................................49

Tabel 4. 2 Data Dimensi Kursi ...................................................................................81

Tabel 4. 3 Data Dimensi Ruangan...............................................................................82

Tabel 4. 4 Data Dimensi Layar....................................................................................83

Tabel 4. 5 Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar...........................................84

Tabel 4. 6 Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi........................................86

Tabel 4. 7 Hasil kuesioner berkaitan dengan kriteria kursi yang nyaman ..................88

Tabel 4. 8 Antropometri mahasiswa FKIP kampus Mrican USD...............................89

Tabel 4. 9 Sudut yang dibentuk tiap baris terhadap layar .........................................103

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Distribusi Normal Standar ………………………..……………115

Lampiran 2 Tabel Distribusi t ……………………………...………………………117

Lampiran 3 Tabel Distribusi Khi-Kuadrat …………………………………………119

Lampiran 4 Tabel Distribusi F ………………..……………………………………121

Lampiran 5 Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov …………………………125

Lampiran 6 Kuesioner 1 …………………………………………………………...127

Lampiran 7 Kuesioner 2 …………………………………………………………...132

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis …………134

Lampiran 9 Uji Normalitas Multivariat (X1, X2, …, X5) dengan Matlab .…………135

Lampiran 10 Uji Normalitas Tinggi mata (X6) …………………………………….141

Lampiran 11 Hasil Output Uji T2 Hotelling……………………………………….142

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ruang kuliah adalah salah satu ruangan yang paling penting yang harus

ada di suatu universitas atau instansi pendidikan, karena ruang kuliah berguna se-

bagai sarana belajar-mengajar. Fasilitas yang diperlukan dalam ruang kuliah an-

tara lain: kursi, meja, papan tulis, dll. Dengan demikian ruang kuliah dapat dipan-

dang sebagai stasiun kerja, yaitu sebuah ruang fisik dimana di dalamnya terdapat

manusia yang melakukan pekerjaan, dengan mahasiswa dan dosen sebagai pe-

kerjanya. Saat sebuah ruangan dianggap sebagai suatu stasiun kerja di mana ter-

dapat manusia yang bekerja di dalamnya maka dalam membangun dan merancang

suatu ruang kuliah harus disesuaikan dengan pemakai (mahasiswa dan dosen),

agar pemakai dapat melakukan aktivitas dengan efektif, aman dan nyaman.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin

pesat sehingga memacu terciptanya berbagai jenis peralatan kerja yang lebih

canggih, yang mengakibatkan cara belajar-mengajarpun semakin modern. Ruang

kuliah yang semula hanya menggunakan papan tulis untuk menulis dan menyam-

paikan materi kuliah di kelas, kini dengan kemajuan teknologi yaitu adanya pera-

latan canggih, para pengajar dapat menggunakan laptop, viewer dan layar untuk

mengajar. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, se-

makin besar pula bahaya yang akan ditimbulkan. Namun, hal ini tidak akan ter-



 

jadi jika dapat diantisipasi berbagai resiko yang mempengaruhi kehidupan para

pekerja. Antisipasi ini dapat dilakukan dengan cara penyesuaian antara pekerja,

proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan er-

gonomi yang sering disebut sebagai Human Factors Engineering atau Human

Engineering (Wignjosoebroto, 1995).

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya kerja

dan nomos yang artinya peraturan/ hukum/ kaidah, sehingga secara etimologis,

ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk

menggunakan peralatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja dan mencegah

ketidakefisienan kerja guna meningkatkan produktivitas kerja. Berdasarkan defi-

nisi di atas, maka prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia

dengan pekerjaannya. Namun, secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan

kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk bu-

atannya. Sasaran penelitian ergonomi ialah agar manusia pada saat bekerja dalam

lingkungannya diupayakan ada kesesuaian antara ukuran tempat kerja dengan di-

mensi tubuh. Tujuannya adalah agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya

dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4 bagian,

yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi organisasi dan ergonomi

lingkungan. Namun pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah

ergonomi fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri (pengukuran dimensi

tubuh). Kata antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata

 

metri yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang berhubungan

dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wignjosoebroto, 1995). Data-data

antropometri ada beberapa macam yaitu antropometri posisi berdiri, antropometri

posisi duduk, antropometri kepala, antropometri kaki dan antropometri jari ta-

ngan, sesuai dengan produk yang dirancang. Data antropometri yang diperoleh

akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja, pe-

rancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya, perancangan

produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer, dll) dan perancangan

lingkungan kerja fisik.

Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua yaitu

antropometri statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis yaitu

pengukuran yang dilakukan pada posisi tubuh dalam keadaan diam (tetap tegak

sempurna) sedangkan antropometri dinamis yaitu pengukuran yang dilakukan

pada posisi tubuh sedang bekerja. Pembahasan dalam skripsi ini dibatasi pada

data antropometri statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara

lain meliputi berat badan, tinggi badan dalam posisi berdiri maupun duduk,

ukuran kepala, panjang lengan, dan sebagainya.

Manusia pada umumnya akan berbeda-beda antara satu dengan yang lain

dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya, yang disebabkan karena faktor

umur, jenis kelamin, suku bangsa/ ras, dll. Oleh karena itu sangat penting

mempertimbangkan variabilitas manusia dalam mendesain produk. Statistika

dapat membantu para perancang meneliti variabilitas manusia dan menggunakan



 

informasi ini dalam perancangan produk. Penerapan data antropometri masih

dapat digunakan selama nilai rata-rata dan standar deviasi diperoleh dari data

yang berdistribusi normal. Standar deviasi pada distribusi normal menunjukkan

variabilitas data antropometri (Wignjosoebroto, 1995). Rata-rata sampel ( X ) dan

standar deviasi sampel (S), diperoleh dengan:

∑ (X − X)
n n

∑X i i
X = i =1
dan S = i =1

n n −1

dimana n adalah ukuran sampel yang diambil dan Xi adalah observasi ke i dari va-

riabel antropometri yang dipakai.

Perancangan suatu produk perlu disesuaikan dengan ukuran manusia.

Oleh karena itu, mendesain produk perlu disesuaikan dengan ukuran terbesar

(persentil ke-95) dan ukuran terkecil tubuh (persentil ke-5), dimana persentil

adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang

memiliki ukuran pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan

menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut,

sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau

dibawah ukuran itu.

Dalam distribusi normal, besarnya nilai persentil dapat dengan mudah

dihitung menggunakan rumus:

M = X + FS

 

dimana M adalah nilai persentil, X rata-rata sampel, S adalah simpangan bakunya

dan F adalah faktor perkalian yang sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.

Nilai F diperoleh dari tabel distribusi normal standar, yaitu: untuk persentil ke-1

nilai F adalah -2.325, untuk persentil ke-5 nilai F adalah -1.645, persentil ke-10

adalah -1.28, persentil ke-50 adalah 0, persentil ke-90 adalah 1.28, persentil ke-95

yaitu: 1.645, dan persentil ke-99 yaitu 2.325, dll.

Kenyamanan proses belajar-mengajar ini bergantung pada kesesuaian an-

tara dimensi tubuh manusia (mahasiswa) dengan dimensi kursi dan posisi layar.

Kesesuaian ini ditentukan oleh data antropometri yaitu X1 = tinggi poplitiel. Po-

sisi kaki yang baik saat duduk adalah telapak kaki dapat menapak di lantai dengan

kuat dan nyaman untuk menghindari tekanan pada sisi bagian bawah paha (Nur-

mianto, 2004). Bentuk kursi yang terlalu pendek akan mengakibatkan kelelahan

pada kaki karena kaki harus mengendor ke depan dan jika terlalu tinggi juga tidak

baik karena dapat mengakibatkan sirkulasi darah terganggu, kaki cepat lelah dan

sakit pada lutut. X2 = jarak antara pantat sampai popliteal. Panjang alas duduk

juga merupakan faktor penting yang menunjang ketidaknyamanan duduk

seseorang. Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja duduk maju ke

depan sehingga yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkan sandaran pinggang

dan sisi depan kursi akan menekan popliteal sehingga dapat menghambat aliran

darah ke kaki yang menyebabkan sakit pada kaki sehingga timbul iritasi dan

ketidaknyamanan. Sedangkan bila alas duduk terlalu pendek, seseorang



 

cenderung merasa akan jatuh ke depan yang disebabkan karena kecilnya daerah

pada bagian bawah paha. X3 = lebar bahu. Model kursi yang baik adalah yang

mempunyai sandaran agar punggung tidak cepat lelah. X4 = lebar pinggul. Lebar

kursi digunakan untuk memberikan penyangga pada pinggul sehingga perlu

dibuat sesuai dengan lebar pinggul pemakai agar kedua paha dapat bersandar pada

alas kursi sehingga dapat memberikan perasaan nyaman pada pemakainya. X5 =

tinggi bahu. Sandaran kursi digunakan untuk menopang punggung. Daerah

punggung harus dapat bersandar dengan baik agar tidak cepat lelah dan dapat

mencegah nyeri punggung. X6 = tinggi mata duduk. Tinggi layar dari lantai yang

baik hendaknya harus sejajar dengan garis pandang mata normal (tinggi mata),

sehingga tidak memaksa pemakai untuk mendongak saat melihat layar. Satuan

yang digunakan adalah dalam centimeter (cm).

Berdasarkan alasan di atas, maka secara antropometri variabel X1

merupakan pedoman penentuan tinggi kursi, X2 merupakan pedoman penentuan

panjang alas duduk, X3 untuk lebar sandaran, X4 untuk lebar alas kursi, X5 untuk

tinggi sandaran kursi dan X6 untuk menentukan tinggi layar. Untuk memperjelas

definisi dari variabel-variabel di atas, maka dalam skripsi ini akan disertakan

gambar-gambar yang berkaitan dengan pengukuran data antropometri. Namun,

penentuan letak layar ini juga dipengaruhi oleh luas ruangan.

Proses belajar-mengajar yang baik didukung oleh fasilitas yang baik pula,

sehingga semua fasilitas yang ada di dalam ruang kuliah hendaknya disesuaikan

dengan pemakai (mahasiswa dan dosen) agar dapat memberikan kenyamanan saat

 

digunakan. Berdasarkan informasi dan observasi awal oleh penulis, ada dugaan

bahwa posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD

terlalu tinggi yang memaksa mahasiswa untuk melihat layar dengan mendongak-

kan kepala atau leher ke belakang, sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan sa-

kit pada leher setelah perkuliahan selesai.

Berdasarkan informasi di atas, maka dalam penelitian ini akan diteliti

keergonomisan kursi dan posisi layar berkaitan dengan kondisi ruangan. Layar

tersebut diatur tata letaknya dalam ruangan, dimana layar harus diletakkan berda-

sarkan kondisi ruangan dan sudut pandang mahasiswa ke tempat dimana pengajar

memberikan penjelasan dan ke layar, agar mahasiswa tidak perlu banyak meng-

gunakan gerak tambahan dan menderita keluhan sakit saat melihat layar maupun

pengajar. Dengan demikian obyek penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah

kursi dan posisi layar di ruang kuliah di Mrican sudah menggunakan prinsip-prin-

sip ergonomi, sehingga memberikan kenyamanan bagi para mahasiswa yang be-

lajar di dalamnya. Berdasarkan masalah di atas, maka dalam menulis skripsi ini

kita akan membuat hipotesis bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak

ergonomis.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam

skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa itu ergonomi dan antropometri?



 

2. Bagaimana landasan statistika untuk memahami ergonomi dan

antropometri?

3. Apakah kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican

USD sudah ergonomis sehingga dapat mengurangi kelelahan pada leher dan

memberikan kenyamanan bagi pemakainya?

C. ASUMSI

Beberapa asumsi yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

1. Mata pemakai dianggap normal (dalam kondisi baik).

2. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

3. Tebal sepatu yang digunakan adalah 2 cm.

D. PEMBATASAN MASALAH

Dalam melakukan penulisan ini perlu adanya batasan-batasan masalah

agar lebih terarah, sehingga tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun batasan-batasan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Objek yang diambil adalah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD.

2. Hanya terbatas pada beberapa asumsi yang digunakan.

3. Landasan teori statistika dibahas secara terbatas hanya pada pokok-pokok

pembahasan yang terkait langsung dengan topik skripsi.

4. Pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi fisik yaitu dari segi

antropometri.

 

5. Data-data antropometri yang diambil adalah data antropometri pada posisi

duduk dari mahasiswa fakultas FKIP Mrican USD sebagai pemakainya.

6. Pengukuran yang dilakukan adalah dengan menggunakan antropometri statis.

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Mengetahui penerapan statistika dalam ergonomi dan antropometri.

2. Mengetahui apakah fasilitas kursi dan layar di ruang kuliah lingkungan FKIP

Mrican USD telah dirancang secara ergonomis sehingga memberikan

kenyamanan bagi pemakainya.

F. MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah:

1. Mengetahui apakah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD telah diran-

cang secara ergonomis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pema-

kainya.

2. Memberi masukan kepada USD tentang rancangan sarana pembelajaran yang

nyaman digunakan untuk belajar.

G. METODE PENULISAN

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Metode studi pustaka yaitu dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal,


10 
 

dan artikel yang berkaitan dengan topik skripsi ini.

2. Metode observasi yaitu mengumpulkan dan mengolah data antropometri

dimana data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran secara langsung

terhadap mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD.

Untuk memudahkan perhitungan, maka dalam mengolah data akan digunakan

program SPSS dan Matlab.

3. Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh gambar-gambar agar memperjelas

penulisan.

4. Wawancara, untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dialami dan mengetahui

posisi yang paling nyaman diduduki.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I. PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar

belakang, rumusan masalah, asumsi, pembatasan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan skripsi ini.

BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN

ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan dibahas tentang populasi dan sampel,

statistika univariat yang terdiri dari rata-rata, simpangan baku dan kovarians,

distribusi normal, persentil dan uji hipotesis rata-rata satu populasi dan statistika

multivariat yang terdiri dari distribusi normal multivariat, uji T2 Hotelling dan

interval kepercayaan Bonferroni.

BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan


11 
 

dibahas tentang ergonomi dan antropometri. Ergonomi meliputi definisi

ergonomi, tujuan ergonomi, ruang lingkup ergonomi dan sikap/ posisi kerja saat

duduk. Antropometri meliputi pengertian antropometri, sumber variabilitas

ukuran-ukuran antropometri, cara pengukuran antropometri, alat ukur

antropometri, metode perancangan dengan antropometri, aplikasi data

antropometri dalam perancangan, antropometri posisi duduk dan antropometri

membaca dalam ruangan.

BAB IV. PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas tentang data dan

metode penelitian, hasil penelitian dan analisis data.

BAB V. PENUTUP. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

DASAR-DASAR STATISTIKA

UNTUK ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

A. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah sekelompok orang, obyek, atau benda, yang sedang

diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh obyek dinamakan sensus. Jika

populasi dianggap sebagai himpunan semesta (S) maka sampel adalah himpunan

bagian populasi. Populasi mempunyai karakteristik/ ciri yang dapat diukur, yang

disebut dengan parameter, yaitu rata-rata dilambangkan dengan µ, simpangan

baku dilambangkan dengan σ, dan proporsi dilambangkan dengan P. Namun,

meskipun populasi adalah gambaran yang ideal, tetapi karena populasi

mempunyai obyek yang sangat besar, maka sangat jarang penelitian dilakukan

dengan menggunakan populasi. Hal ini disebabkan karena biaya yang terlalu

mahal dan waktu yang cukup lama, sehingga untuk mengatasi hal ini akan

dilakukan pengambilan sampel atau sebagian kecil dari populasi. Oleh karena itu,

parameter dari populasi ini akan diduga oleh karakteristik sampel yang disebut

statistik, misalnya rata-rata sampel X untuk menduga rata-rata populasi µ,

simpangan baku sampel S dan proporsi sampel p, berturut-turut untuk menduga

standar deviasi populasi σ dan proporsi populasi P.

12
13

Dalam hal ini, berarti kita akan melakukan generalisasi kesimpulan dari

sampel dengan wilayah yang sempit ke populasi dengan wilayah yang jauh lebih

luas. Keterkaitan populasi dalam sampel menjadi hal yang perlu diperhatikan agar

kesimpulan tentang populasi dapat dipertanggungjawabkan.

B. STATISTIKA UNIVARIAT

1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians

a. Rata-rata

Rata-rata (mean) merupakan ukuran pemusatan yang paling sering

digunakan. Perhitungan rata-rata merupakan perhitungan yang sederhana

karena hanya membutuhkan jumlah keseluruhan data dan ukuran data (n),

karena rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai data yang

selanjutnya dibagi dengan ukuran data. Jika data berdistribusi normal,

maka rata-ratanya merupakan nilai tengah dari data tersebut.

Rata-rata yang diperoleh dari populasi dilambangkan dengan (µ)

yang dapat dihitung dengan rumus:

∑X
i =1
i
µ= (1)
N

Namun pada prakteknya, pengumpulan data hanya didasarkan atas

sampel, sehingga µ akan diduga oleh rata-rata yang diperoleh dari sampel

yang dilambangkan dengan X . Bila X1, X2, ...,Xn adalah pengamatan dari
14

sampel, maka rata-rata dirumuskan sebagai berikut:

∑X
i =1
i
X = (2)
n

dimana i =1, 2, …, n.

b. Simpangan Baku/ Standar Deviasi

Simpangan baku merupakan ukuran yang paling banyak digunakan

dalam statistika yang didasarkan pada seluruh nilai data dan nilai rata-

ratanya, sehingga dapat memberikan gambaran yang baik bagi penyebaran

data. Seperti pada rata-rata, dalam simpangan baku pun ada yang disebut

sebagai simpangan baku populasi dan simpangan baku sampel. Dalam

data populasi, simpangan baku dilambangkan dengan σ yang rumusnya,

yaitu:

∑ (X − µ)
2
i
i =1
σ= (3)
N

Σ dapat diduga dengan simpangan baku sampel yang dilambangkan

dengan S. Misalkan X1, X2,..., Xn masing-masing adalah nilai data sampel

berukuran n dan X adalah rata-rata sampel, maka S dapat dihitung dengan

rumus berikut:

∑ (X − X)
2
i
i =1
S= (4)
n −1
15

Sedangkan kuadrat dari simpangan baku disebut variansi (S2).

c. Kovarians

Kovarians adalah suatu pengukuran yang menyatakan variasi

bersama dari dua variabel acak. Kovarians antara dua variabel Xi dan Xj

untuk populasi dinotasikan dengan Cov (Xi, Xj) dan didefinisikan sebagai

berikut:

N N
1
Cov( X i , X j ) =
N
∑∑ ( X
i =1 j =1
i − X i )( X j − X j ) (5)

dimana Xi = nilai variabel acak X ke-i, Xj = nilai variabel acak X ke-j,

dimana i = 1, 2,...,N dan j = 1, 2,...,N. Kovarians untuk populasi

Cov ( X i , X j ) akan diduga oleh kovariansi sampel Sij, yaitu:

1 n n
S ij = ∑∑ ( X i − X i )( X j − X j )
n − 1 i =1 j =1
(6)

2. Distribusi Normal

Distribusi normal adalah suatu distribusi peluang kontinu yang paling

penting dalam bidang statistika, yang digunakan untuk mengetahui

probabilitas yang telah diketahui rata-rata dan simpangan bakunya. Distribusi

ini berhasil ditemukan oleh DeMoivre pada tahun 1733. Pada tahun 1977-

1855 seorang matematikawan bernama Carl Friedrich Gauss juga berhasil

menemukan persamaan kurva normal melalui studi galat dalam pengukuran

yang berulang-ulang terhadap benda yang sama sehingga untuk menghormati

Gauss, distribusi normal sering disebut juga sebagai distribusi Gauss,


16

(Mendenhall et al, 1986).

Kurva yang dibentuk oleh distribusi ini disebut kurva normal, yaitu

kurva yang berbentuk genta, yang dapat digunakan dalam berbagai himpunan

data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian.

Gambar 2.1. Kurva Normal

Definisi 2. 1

Jika X adalah variabel random berdistribusi normal dengan mean µ

dan simpangan baku σ maka fungsi densitasnya adalah:

2
1  x−µ 
1 −  
2 σ 
f ( x, µ , σ ) = e
2π σ , untuk - ∞ < x < ∞ (7)

dengan π = 3,14159... dan e = 2, 71828, sehingga persamaan matematik dari

distribusi normal bergantung pada dua parameter yaitu mean (µ) dan sim-

pangan bakunya (σ). Fungsi densitas normal bagi X biasa ditulis N(x, µ, σ).
17

a. Karakteristik Distribusi Normal

Beberapa ciri-ciri distribusi normal adalah sebagai berikut:

1). Kurva berbentuk genta atau lonceng dan simetris terhadap garis x = µ.

2). Nilai rata-rata = median = modus.

3). Kurva bersifat asimtotis, yaitu:

lim f ( x) = lim f ( x ) = 0
x → −∞ x →∞

4). Luas daerah yang terletak di bawah kurva normal tetapi di atas sumbu

mendatar sama dengan 1.

b. Nilai harapan dan variansi distribusi normal


2
∞ 1  x−µ 
1 −  

∫x e 2 σ 
E( X ) = dx
−∞ 2π σ

x−µ
Misal z = maka x = µ + zσ dan dx = σ dz
σ

1 −z2 2
φ ( z) = e

∞ ∞ ∞
1 −z2 2 1 −z2 2
∫ φ ( z )dz = ∫
−∞ −∞

e dz = 2 ∫
0 2π
e dz

Misalkan w = − z
2

2
(
maka z = 2 w dan dz = w −1 2 / 2 dw )
maka
18

∞ ∞ −1
2
1 −z2 w
2∫ e 2
dz = 2∫ e − w dw
0 2π 0 2 π

1 −1 1 1
=
π ∫w
0
2
e −w d w =
π
τ (1 2) =
π
π =1

Sehingga
2
∞ 1  x−µ 
1 −  
E( X ) = ∫ x e 2 σ 
dx
−∞ 2π σ

= ∫ (µ + σz )φ ( z )dz
−∞
∞ ∞
= µ ∫ φ ( z )dz + σ ∫ zφ ( z )dz
−∞ −∞

= µ .1 + σ .0 = µ

2
∞ −1 x − µ 
1  

∫x
2 2 2 σ 
E( X ) = e
−∞ 2π σ
2
∞ −1 x − µ 
1  

∫ (µ + σz )
2 2 σ 
= e
−∞ 2π σ
∞ −1 x − µ  2
1  

∫ (µ
2 2 2 2 σ 
= + 2 µσz + σ z ) e
−∞ 2π σ
∞ ∞ ∞

∫ φ ( z)dz + 2µσz ∫ φ ( z)dz + σ ∫ z φ ( z )dz


2 2 2

−∞ −∞ −∞
2 2
= µ +σ

Jadi,

Var ( X ) = E ( X 2 ) − [E ( X )]
2

= (µ 2 + σ 2 ) − µ 2
=σ2
19

c. Fungsi pembangkit momen


2
∞ 1  x− µ 
1 −  

∫e
tx 2 σ 
M X (t ) = e dx
−∞ 2π σ
2
∞ 1  x− µ 
1 −  


tx 2 σ 
= e e dx
−∞ 2π σ
2
∞ 1  x−µ 
1 tx −  

∫ e 2 σ 
= dx
−∞ 2π σ
2
∞ 1  x−µ 
1 tx −  

∫ e 2 σ 
= dx
−∞ 2π σ

∞ 2σ 2tx −( x − µ ) 2
1
= ∫
−∞ 2π σ
e 2σ 2
dx
2
1  x − µ −σ 2t  σ 2t 2
∞ −  + µt +
1 

2 σ  2
= e dx
−∞ 2π σ
2
σ 2t 2 ∞ 1  x − µ −σ 2t 
− 
µt + 1 

2 σ 
=e 2
e dx
−∞ 2π σ
2 2
σ t
µt +
=e 2

Sehingga fungsi pembangkit momen untuk X adalah:

t2
µt + σ 2
M X (t ) = e 2

d. Teorema ketunggalan

Cara lain untuk menentukan fungsi densitas fungsi beberapa varia-

bel random adalah melalui pengenalan fungsi pembangkit momennya.


20

Distribusi probabilitas dari fungsi variabel random Y1, Y2,…, Yn, didasar-

kan atas teorema ketunggalan (Uniqueness theorem) berikut:

Teorema 2.1

Andaikan untuk setiap variabel random X dan Y fungsi-fungsi

pembangkit momennya ada, yaitu berturut-turut mx(t) dan my(t). jika mx(t)

= my(t) untuk setiap t, maka X dan Y mempunyai distribusi probabilitas

yang sama. Bukti teorema diatas tidak akan dibahas. Bukti telah diberikan

dalam Julie (1999).

e. Distribusi normal standar

Distribusi normal standar merupakan kasus khusus distribusi

normal, yaitu µ = 0 dan σ2 = 1. Variabel random yang berdistribusi normal

standar memiliki fungsi densitas, yaitu:


2
z
1 −
f ( z) = e 2
2π (8)

Gambar 2.2 kurva normal standar


21

3. Persentil

Persentil adalah suatu ukuran yang membagi data menjadi 100 bagian

yang sama. Banyaknya persentil ada 99, yang masing-masing disebut

persentil pertama, kedua, sampai persentil ke 99. Contoh untuk data tidak

normal. Dari data berikut hitunglah persentil ke 18!

12, 8, 10, 22, 18, 4, 9, 8, 17, 11, 30.

Jawab:

Urutannya: 4, 8, 8, 9, 10, 11, 12, 17, 18, 22, 30.

18(11 + 1) 216
Letak persentil ( P18 = = = 2.16 ) ada pada data yang ke 2,16
100 100

atau nilai P18 = data kedua + 0.16 (data ketiga – data kedua)

= 8+0.16 (8-8) = 8.

Jadi, nilai untuk persentil ke 18 adalah 8.

Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal

dimana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean)

dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai

yang ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel

probabilitas distribusi normal yang ada, sehingga persentil dapat dengan

mudah dihitung bila datanya berdistribusi normal, yaitu dengan menggunakan

tabel Z, dari distribusi normal standar. dengan rumus:

M = X + ZS (9)
22

dimana M adalah nilai persentil, X adalah rata-rata sampel, adalah rata-rata

sampel, S adalah simpangan bakunya dan Z adalah faktor perkalian yang

sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.

Tabel 2.1 Nilai Z untuk persentil yang dipilih

Persentil Z Persentil Z
1 -2.325 75 0.670
2.5 -1.960 90 1.280
5 -1.645 95 1.645
10 -1.280 97.5 1.960
25 -0.670 99 2.325
50 0.000 99.9 3.090
0.1 -3.090 99.99 3.720
0.01 -3.720 99.999 4.260

Gambar 2.3 Hubungan grafik distribusi normal dengan persentil

Sebagai contoh, untuk persentil ke 95 = luas 95% dibawah kurva =

0.95, maka nilai z diperoleh dari tabel Z (tabel distribusi normal standar),
23

yaitu: 1.645 seperti yang terlihat pada grafik 2.4 di dibawah ini.

Gambar 2.4 Grafik Persentil ke 95

Tabel 2.2 Cara Perhitungan Persentil dalam Distribusi Normal

Persentil ke Nilai Persentil


1 X − 2.325 S

2.5 X − 1.96S
5 X − 1.645S
10 X − 1.28S
50 X
90 X + 1.28S
95 X + 1.645S
97.5 X + 1.96S
99 X + 2.325S
(sumber data: Nurmianto, 2004)
24

4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi

Penduga interval (selang kepercayaan) menunjukkan suatu jajaran ni-

lai yang diantaranya terdapat parameter yang tak diketahui atau yang akan di-

duga. Kita tidak percaya 100% bahwa interval itu benar, karena sampel hanya

merupakan bagian dari populasi. Pendugaan interval yang disertai dengan

probabilitas disebut koefisien/ derajat kepercayaan. Pendugaan interval yang

disertai keyakinan dinamakan interval kepercayaan (confidence interval estí-

mate). Titik tertinggi dan terendah dari interval kepercayaan disebut batas ke-

percayaan atas dan batas kepercayaan bawah. Secara umum, pendugaan inter-

val mempunyai bentuk P(θ1 < θ < θ2) = 1-α, dimana 0 < α < 1. Dalam hal ini

akan diduga parameter rata-rata populasi (µ) sehingga akan dicari interval ke-

percayaan rata-rata.

Teorema 2.2

Misalkan X1, X2,…,Xn adalah suatu sampel random berukuran n dari

suatu distribusi normal yang mempunyai rata-rata µ dan variansi σ2, maka:

1 n
X = ∑ Xi
n i =1

σ2
berdistribusi normal dengan mean µ X = µ dan variansi σ 2 X = .
n

Bukti:

Karena adalah suatu sampel random dari populasi normal dengan rata-rata µ

dan varians σ2, Xi adalah variabel random saling bebas yang berdistribusi
25

normal, dengan E(Xi) = dan V(Xi) = σ2, i = 1, 2, …, n. Selanjutnya

1 n 1 1 1
X = ∑
n i =1
X i = ( X 1 + X 2 + K + X n ) = (µ + µ + K + µ ) = ( n µ ) = µ
n n n

1 1 1 
E( X ) = E X 1 + X 2 + K + X n 
n n n 
1
= E(X 1 + X 2 + K + X n )
n
1 1
= ( µ + µ + K + µ ) = ( nµ ) = µ
n n

1 1 1 
V (X ) = V  X1 + X 2 + K + X n 
n n n 
1
= 2 V (X 1 + X 2 + K + X n )
n
1 1 σ2
n
( )
= 2 σ 2 + σ 2 + K + σ 2 = 2 ( nσ 2 ) =
n n

sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata distribusi sampling X sama de-

ngan rata-rata dari variabel random Xi dan variansi distribusi sampling X

sama dengan variansi Xi dibagi ukuran sampel (n). Karena X berdistribusi

normal dengan rata-rata µ X = µ dan variansi σ 2 X = σ 2 n maka

X −µ X −µ
z= =
σX σ/ n

berdistribusi normal standar.


26

Bukti:

M (t ) = E(etZn )
n
(
= ∏ E e(t ( X −µ )/σ / )
n

i =1

[
= M X −µ (t σ / n )]
n

n
 t ' t2 
= 1 + M X −µ (0) + 2
M " X −µ (0) + ...
 σ n 2!(σ n ) 
(dengan penguraian Taylor-Maclaurin)

n
 t2 
= 1 + + s ( n) 
 2n 

dengan s(n) sebagai suku sisa.

n
 t2  2
lim M Z (t ) = lim 1 + + s (n)  = e t 2
n →∞ n →∞
 2n 

2
2
sehingga fungsi pembangkit momennya adalah MZ(t) = e t yang tidak lain

adalah fungsi pembangkit momen dari distribusi normal standar. Jadi berda-

sarkan teorema ketunggalan, variabel random Zn berdistribusi normal standar.

Untuk membuat pendugaan interval bagi µ, harus ditentukan terlebih

dahulu besarnya derajat kepercayaan, yang diberi simbol 1–α, interval

tersebut memuat µ. Gambar 2. 5 berikut dapat membantu pembuatan interval.


27

Gambar 2.5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk µ pada sampel besar

P − zα < z < zα  = 1 − α atau


 2 2 

 
 X −µ 
P − z α < < zα  = 1 − α atau
 2 S 2

 n 
P X − zα S < µ < X + zα S  =1−α

 2 n 2 n

Jadi jika X adalah rata-rata sampel random yang diambil dari suatu populasi

dengan variansi populasi σ2 (tidak diketahui), maka interval kepercayaan (1 -

α) 100% untuk µ adalah:

X − zα S < µ < X + zα S (10)


2 n 2 n

dimana z α 2 sebagai suatu bilangan sehingga P(z > z α 2 ) = α 2 .

Untuk sampel kecil

X −µ
Untuk sampel kecil < 30, dan variabel random t = berdistribusi
S/ n

t-student.
28

Distribusi t-student mirip dengan distribusi normal standar yaitu sama-

sama simetri terhadap rata-rata µ = 0 dan keduanya sama-sama berbentuk

lonceng. Jika X dan S adalah rata-rata dan simpangan baku sampel random

berukuran n < 30 yang diambil dari suatu populasi berdistribusi normal

dengan variansi populasi σ2 tidak diketahui, maka interval kepercayaan (1-α)

100% untuk µ adalah:

X − t (α ,n−1) S < µ < X + t (α ,n −1) S (11)


2 n 2 n

Gambar 2. 6 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk µ pada sampel kecil

5. Uji Hipotesis

a. Definisi

Kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata

hipo yang artinya sementara dan thesis yang artinya pernyataan/ teori (Ri-

duwan, 2008), sehingga secara etimologis hipotesis adalah suatu pernya-

taan/ kesimpulan yang bersifat sementara. Arti lain dari hipotesis adalah
29

sesuatu yang dianggap benar mengenai suatu hal, meskipun kebenarannya

masih harus dibuktikan (Murwaningtyas, 2004). Berdasarkan beberapa

pengertian di atas maka disimpulkan bahwa hipotesis dapat diartikan seba-

gai kesimpulan sementara. Ini berarti bahwa hipotesis harus dibuktikan

kebenarannya. Bila hipotesis yang dibuat itu secara khusus berkaitan

dengan parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Hipotesis statistik adalah suatu asumsi/ anggapan/ pernyataan yang

mungkin benar atau mungkin salah mengenai parameter satu populasi atau

lebih.

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat itu benar atau

salah, dan kita dapat memutuskan untuk menerima atau menolaknya,

diperlukan pengujian dengan memakai data dari sampel. Pengujian ini

disebut pengujian hipotesis.

b. Ciri-ciri pokok hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :

1). Kalimat harus jelas dan sederhana.

2). Dibangun atas dasar landasan teori yang kuat.

3). Mengekspresikan relasi antara dua variabel atau lebih.

4). Jawaban sementara dari masalah penelitian.

5). Hipotesis dikemukakan sebelum penelitian dimulai (sebelum data ter-

kumpul).

c. Jenis Hipotesis
30

Hipotesis ada dua yaitu:

1). Hipotesis Nol

Hipotesis nol biasa dilambangkan dengan H0 adalah pernya-

taan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara pa-

rameter dengan statistik. Hipotesis ini dirumuskan dengan harapan

untuk ditolak.

2). Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif, biasa dilambangkan dengan H1 atau Ha

adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan de-

ngan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah

penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang

nyata di lapangan. Jika hipotesis nol ditolak, maka hipotesis

alternatifnya diterima, dan juga sebaliknya, sehingga tidak mungkin

terjadi kedua hipotesisnya dapat diterima/ ditolak (Riduwan, 2008).

d. Langkah-langkah Uji Hipotesis

1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

2) Menentukan tingkat signifikasi, dimana tingkat signifikasi (α) adalah

probabilitas menolak H0 benar.

3) Menentukan statistik uji dan daerah penolakan H0.

4) Menghitung nilai statistik uji. Pada tahap ini dilakukan perhitungan

penduga parameter dari data sampel yang diambil secara random.

5) Kesimpulan yaitu membuat keputusan, apakah menolak atau


31

menerima H0 yang dilakukan dengan membandingkan nilai statistik uji

dan nilai kritis. Jika nilai statistik uji berada dalam daerah penolakan

maka H0 ditolak.

e. Uji hipotesis rata-rata satu populasi

Misalkan kita mempunyai sebuah populasi yang mempunyai rata-

rata µ dan simpangan baku σ. Dari populasi itu kita ambil sampel random

berukuran besar (n ≥ 30), kemudian dihitung rata-rata dan simpangan baku

S. Jika simpangan baku diketahui maka statistik uji yang digunakan untuk

uji hipotesis rata-rata µ = µ 0 adalah:

X − µ0
z=
σ n

Sedangkan bila σ tidak diketahui dan sampel berukuran besar maka kita

dapat mengganti σ dengan S sehingga statistik uji yang digunakan adalah:

X − µ0
z=
S n

Tetapi jika sampel berukuran kecil maka statistik uji yang digunakan

adalah:

X − µ0
t=
S n

Bila kita sudah mengetahui bentuk hipotesis dan statistik uji yang diguna-

kan, maka dapat ditentukan daerah penolakan H0, yaitu:

- H 0 : µ = µ 0 atau H 1 : µ ≠ µ 0 , dan daerah penolakannya adalah


32

z > zα atau z < − zα .


2 2

- H 0 : µ ≥ µ 0 atau H 1 : µ < µ 0 , dan daerah penolakannya adalah z < -zα.

- H 0 : µ ≤ µ 0 atau H 1 : µ > µ 0 , dan daerah penolakannya adalah z > zα.

f. Uji Kenormalan Data

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

data penelitian yang diperoleh dari data sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak, khususnya bila ukuran sampel kecil atau

kita ragu terhadap distribusi dari populasi. Uji normalitas data dilakukan

sebelum data diolah. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi

distribusi data populasi dalam suatu variabel yang digunakan dalam pene-

litian. Ada bermacam-macam cara untuk mendeteksi normalitas data, sa-

lah satunya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana langkah-

langkah pengujian hipotesisnya adalah :

a) Menentukan hipotesis

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

b) Menentukan tingkat signifikansi, α = 0.05.

c) Menentukan daerah penolakan

H0 ditolak jika Thitung < W1-α , dimana W1-α adalah nilai kritis uji

Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 1-α untuk jumlah

data n (lampiran 4).


33

d) Menghitung statistik uji

Tentukan F(X) dari tabel distribusi normal dan S(X) diperoleh dari

frekwensi kumulatif masing-masing Xi dibagi dengan jumlah data.

Kemudian tentukan nilai Thitung = F ( X ) − S ( X ) terbesar.

e) Membuat kesimpulan

Membandingkan antara hasil perhitungan Thitung dengan W1-α.

Jika Thitung < W1-α , maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

data tidak berdistribusi normal, begitupun sebaliknya jika H0 diterima,

maka data berdistribusi normal.

C. STATISTIKA MULTIVARIAT

1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi

a. Vektor Rata-rata

Pada situasi multivariat yang melibatkan p variabel acak X1, X2,…,Xp;

misalkan Xij menyatakan nilai ke j dari variabel Xi, dimana i = 1,2,…,n dan i =

1,2,…,p maka matriks nilai-nilai variabel itu adalah matriks berukuran n x p,

yaitu:

ܺଵ௣
‫ܺۍ‬ଵଵ ܺଵଶ … ‫ې‬
‫ێ‬ ܺଶଵ ܺଶଶ … ܺଶ௣ ‫ۑ‬
ࢄ=
‫…ێ‬ … ⋱ ⋮ ‫ۑ‬
‫ۏ‬ ܺ௡ଵ ܺ ௡ଶ … ܺ௡௣ ‫ے‬

Jika X i menyatakan rata-rata sampel dari variabel Xi, maka dapat disusun vektor

rata-rata sampel berorde p x 1 sesuai dengan matriks X di atas, yaitu:


34

ܺത
‫ ۍ‬ଵ‫ې‬
ഥ ௣௫ଵ ܺത
ࢄ = ‫ ێ‬ଶ‫ۑ‬
‫ۑ⋮ێ‬
‫ܺۏ‬ത௣ ‫ے‬

X 1i + X 2 i + ... + X n i
dimana X i=
n

b. Matriks Dispersi

Σ yang disebut matriks dispersi atau matriks varians-kovarians untuk po-

pulasi, dengan rumus:

1
઱= ሺ‫ ܆‬− ૄሻ′ሺ‫ ܆‬− ૄሻ
n

Pendugaan untuk matriks varians-kovarians adalah matriks dispersi sam-

pel S, yaitu matriks berorde p x p berikut:

ܵଵଵ ܵଵଶ … ܵଵ௣


ܵ ܵଶଶ … ܵଶ௣
ࡿ = ൦ ଶଵ ൪
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
ܵ௣ଵ ܵ௣ଶ … ܵ௣௣

2
1 p
Dimana S i i = ∑ (X i − X i ) = S i 2
n − 1 i =1

1 n
S ik = ∑ ( X ij − X i )( X kj − X k )
n − 1 j =1

dengan S i2 = variansi sampel Xi dan Sij = kovariansi sampel Xi dan Xj dan

i, k = 1, 2, …, p, sedangkan j = 1, 2,…, n.
35

2. Distribusi Normal Multivariat

Distribusi normal multivariat adalah generalisasi/ perluasan dari distri-

busi normal univariat dengan variabel p ≥ 2. Pada distribusi normal, hanya

terlibat 1 variabel, sehingga p = 1. Fungsi probabilitas densitas dari distribusi

normal univariat (persamaan 11) dengan rata-rata µ dan varians σ2 adalah:


2
1  x−µ 
1 −  
f ( x) = e 2 σ 

2π σ

f(x) di atas dapat dituliskan dengan notasi berikut:

1 ( )
−1 2 ( x − µ ) σ
2 −1
( x−µ )
f ( x) = e .
(σ 2 )1 2 (2π )
12

Pada situasi multivariat, terlibat lebih dari satu variabel. Sekelompok variabel

(X1, X2, …, Xp) dikatakan berdistribusi normal p-variat dengan vektor rata-

rata µ = (µ 1, µ 2, …, µ p)’ dan matriks varians-kovarians atau matriks dispersi

Σ, maka fungsi densitas untuk p variabel adalah:

1
f (X 1 , X 2 ,..., X p ) =
−1 K
2
12
e
∑ (2π ) p (11)

dengan ‫ = ܭ‬ሺࢄ − ࣆሻࢳିଵ ሺࢄ − ࣆሻ

ࢄ૚ − ߤଵ
ࢄ −ߤ
‫ = ܭ‬ሺࢄ૚ − ߤଵ ሻ, ሺࢄ૛ − ߤଶ ሻ, … , ሺࢄ࢖ − ߤ௣ ሻࢳିଵ ൦ ૛ ⋮ ଶ ൪
ࢄ࢖ − ߤ௣

Pada univariat: ∑
1
2
( )
= σ2
1
2
= σ , diketahui p = 1, sehingga (2π ) p = 2π
36

2
dan K =  X − µ  = ( X − µ )(σ 2 ) ( X − µ ) .
−1

 σ 

3. Uji T2 Hotelling

Analisis Univariat adalah suatu teknik analisis data untuk mengetahui

rata-rata populasi normal di mana hanya ada satu variabel yang akan dianali-

sis. Namun dalam kenyataan, sering ditemui suatu situasi di mana ada dua

atau lebih variabel yang harus dibandingkan secara bersama-sama (multiva-

riat), sehingga análisis data yang digunakan adalah análisis multivariat, yaitu

uji statistik T2 yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata di mana

ada dua atau lebih variabel bebas yang akan dibandingkan.

Uji statistik T2 disebut uji T2 Hotelling, karena pertama kali

diperkenalkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1947, seorang perintis yang

pertama kali menemukan distribusi sampling. Uji T2 Hotelling adalah suatu

metode multivariat yang merupakan generalisasi dari uji t-student yang

digunakan dalam uji hipotesis multivariat. Uji t-student adalah uji hipotesis

rata-rata satu populasi normal untuk sampel berukuran kecil (n < 30), dimana

uji statistik yang digunakan adalah:

X −µ
t=
S n

dengan ketentuan bahwa distribusi t berasal dari distribusi X yang berdistri-

busi normal. Dengan demikian, untuk menguji hipotesis bahwa H0: µ = µ 0

atau H1: µ ≠ µ 0, maka statistik uji yang digunakan adalah:


37

X − µ0
t=
S n

sehingga

t 2
=
(X − µ ) 0
2

(S n )
2

= (X − µ 0 ) S 2 n
2
( ) −1

= n( X − µ 0 )( S 2 ) −1 ( X − µ 0 )
= n( X − µ 0 ) S −1 ( X − µ 0 )

Dalam kasus multivariat nilai t2 digeneralisasi menjadi:

ഥ − ߤ଴ ሻܵ ିଵ ሺࢄ
ܶ ଶ = ݊ ሺࢄ ഥ − ߤ଴ ሻ

dimana S adalah matriks varians-kovarians sampel, S-1 adalah invers dari ma-

triks S dan n adalah ukuran sampel dari masing-masing variabel Xi, dimana i

= 1, 2, ..., p sehingga statistik uji yang digunakan adalah:

ഥ − ࣆ଴ ሻࡿିଵ ሺࢄ
ܶ ଶ = ݊ ሺࢄ ഥ − ࣆ૙ ሻ (13)

dengan derajat kebebasan (p, n-p).

ഥ adalah vektor rata-rata sampel berukuran p x 1, yaitu:


ܺത
‫ ۍ‬ଵ‫ې‬
ഥ ௣௫ଵ ܺത
ࢄ = ‫ ێ‬ଶ‫ۑ‬
‫ۑ⋮ێ‬
‫ܺۏ‬ത௣ ‫ے‬

dan

ܵଵଵ ܵଵଶ … ܵଵ௞


ܵ ܵଶଶ … ܵଶ௞
ࡿ = ൦ ଶଵ ൪
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
ܵ௜ଵ ܵ௜ଶ … ܵ௜௞
38

1 n
S ik = ∑ ( X ij − X i )( X kj − X k )
n − 1 j =1

dimana i, k = 1, 2, …, p dan j = 1, 2, …, p.

Asumsi pengujian hipotesis dengan uji T2 Hotelling adalah bahwa vektor X

berdistribusi normal multivariat sehingga sebelum menggunakannya perlu

dilakukan pengujian tersebut.

a. Uji Normalitas Multivariat

Pada pengujian hipotesis variabel univariat disyaratkan bahwa

populasi yang bersangkutan berdistribusi normal. Demikian juga pada

pengujian hipotesis untuk multivariat disyaratkan bahwa populasi berdis-

tribusi normal multivariat (Suryanto, 1988).

Untuk mendeteksi bahwa data berdistribusi normal multivariat

adalah menggunakan uji Chi-square, dimana langkah-langkah pengujian

hipotesisnya adalah:

1) Menentukan hipotesis

H0 : data berdistribusi normal multivariat

H1 : data tidak berdistribusi normal multivariat

2) Menentukan tingkat signifikansi (α)

3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis)

ഥ௝ − ࢄ
Bila ݀௝ ଶ = ൫ࢄ ഥ ൯′ࡿିଵ ሺࢄ
ഥ௝ − ࢄ
ഥ ሻ, maka H0 ditolak jika

2 2 2
separuh dari nilai d j > χ p (0.5) dimana χ p (0.5) didapatkan dari
39

tabel χ 2 (chi-square) sesuai dengan jumlah data n (lampiran 3). H0

ditolak maka disimpulkan bahwa data populasi tidak berdistribusi

normal multivariat (Johnson and Wichern, 1992: 163).

4) Menentukan statistik uji yang digunakan

ഥ௝ − ࢄ
݀௝ ଶ = ൫ࢄ ഥ ൯′ࡿିଵ ሺࢄ
ഥ௝ − ࢄ
ഥሻ

dimana i=1,2,..,p dan j=1,2,…,n

5) Menghitung statistik uji

6) Membuat kesimpulan

b. Langkah-langkah uji T2 Hotelling

Unsur-unsur diagonal S adalah varians dan elemen-elemen yang

lain adalah kovarians untuk variabel-variabel p, sehingga langkah-langkah

uji T2 Hotelling adalah:

1) Menentukan hipotesis

 µ1   µ10   µ1   µ10 
µ   µ  µ  µ 
 2   20   2   20 
H 0 : µ 3  =  µ 30  H 1 :  µ 3  ≠  µ 30 
       
 M   M   M   M 
µ p   µ p 0  µ p  µ p 0 
       

2) Menentukan tingkat signifikasi yang digunakan (α)

3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis), yaitu:

H0 ditolak jika T2 >


(n − 1) p F (α )
p,n− p
n− p
40

dimana F p ,n − p (α ) adalah nilai kritis distribusi F dengan derajat bebas

(p, n-p) (lampiran 2).

4) Menentukan statistik uji yang digunakan

1 n
X =
( pxp )
∑Xj
n j =1

1 n
S ik = ∑ ( X ij − X i )( X kj − X k )
n − 1 j =1

ഥ − ࣆ଴ ሻࡿିଵ ሺࢄ
ܶ ଶ = ݊ ሺࢄ ഥ − ࣆ૙ ሻ

5) Menghitung nilai statistik uji

6) Kesimpulan

Pengambilan keputusan yaitu menentukan apakah menerima H0 atau

menolak H1, dengan membandingkan nilai T2 dan nilai

(n − 1) p F (α )
p ,n − p
n− p .

4. Interval Kepercayaan Bonferroni

Interval kepercayaan Bonferroni merupakan interval kepercayaan

untuk data multivariat, yang merupakan perluasan dari interval kepercayaan

univariat pada persamaan 11. Untuk membuat pendugaan interval, besarnya

derajat kepercayaan adalah 1 – α, sehingga

S ii
X i ± t n −1 (α i 2 ) i = 1, 2, ...., p
n (12)

dengan α i = α / p ,
41

[
karena P X i ± t n −1 (α 2 p ) S ii / n ] =1−α p , i = 1,2, K, p maka:

 α sii  α α α
P  X i ± t n −1  ≥ 1 −  + + ... + 
 2 p n  1p44p
42444
p
3
sebanyak p

αp
= 1−
p
= 1−α

Jadi jika X i adalah rata-rata sampel dari variabel random Xi yang diambil dari

suatu populasi dengan variansi Sii, maka interval kepercayaan (1 - α) 100%

untuk µ i adalah:

S11 S
X 1 − t n −1 (α 1 2 p ) ≤ µ1 ≤ X 1 + t n −1 (α 1 2 p ) 11
n n
S 22 S
X 2 − t n −1 (α 2 2 p ) ≤ µ 2 ≤ X 2 + t n −1 (α 2 2 p ) 22
n n
M M
S pp S pp
X p − t n −1 (α p 2 p ) ≤ µ p ≤ X p + t n −1 (α p 2 p )
n n
BAB III

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

A. ERGONOMI

1. Definisi Ergonomi

Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya

kerja dan nomos yang artinya peraturan atau hukum atau kaidah, sehingga

secara etimologis, ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana

melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja untuk mencegah

kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja guna meningkatkan

produktivitas kerja. Pengertian lain dari ergonomi adalah studi tentang aspek-

aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,

fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain (Nurmianto, 1996).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia

dengan lingkungan kerjanya sehingga dapat dirancang suatu sistem kerja yang

memungkinkan seseorang dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar

sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

42 
43 
 

2. Tujuan Penerapan Ergonomi

Ada beberapa tujuan penerapan ergonomi, yaitu :

a. Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pemakaian tidak ada/

terkurangi.

b. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang.

c. Kunjungan untuk berobat bisa berkurang.

d. Tingkat absentisme/ ketidakhadiran bisa berkurang.

e. Produktivitas/ kualitas dan keselamatan kerja meningkat.

f. Pemakai merasa nyaman dalam bekerja.

g. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

h. Meningkatkan kesejahteraan sosial.

i. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis,

antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja.

3. Ruang Lingkup Ergonomi

Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4

bagian, yaitu:

a. Ergonomi fisik

Ergonomi fisik adalah ergonomi yang berkaitan dengan anatomi

tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang

berhubungan dengan aktivitas fisik.

b. Ergonomi kognitif

Ergonomi kognitif adalah ergonomi yang berkaitan dengan proses

 
44 
 

mental manusia, termasuk didalamnya persepsi, ingatan, dan reaksi

sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.

c. Ergonomi organisasi

Ergonomi organisasi adalah ergonomi yang berkaitan dengan

komunikasi di dalam lingkungan pemakaian, perancangan waktu kerja,

organisasi di perusahaan yang membuat pemakai merasa nyaman dalam

bekerja.

d. Ergonomi lingkungan

Ergonomi lingkungan adalah ergonomi yang berkaitan dengan

pencahayaan, temperatur/ udara ruangan, kebisingan, dan getaran.

Pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi

fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri.

4. Sikap/ Posisi Duduk Saat Kerja

Sikap/ posisi kerja yang dilakukan seperti posisi duduk, berdiri, ber-

baring, atau dalam posisi kerja yang lain, memerlukan pertimbangan-

pertimbangan ergonomis, dimana pertimbangan ini sangat penting, karena

bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada orang yang melakukan suatu

pemakaian/ pemakai sehingga tidak cepat lelah dan tidak merugikan

kesehatan pemakai itu sendiri. Namun, posisi duduk memerlukan lebih sedikit

tenaga daripada berdiri, karena dapat mengurangi banyaknya beban otot statis

pada kaki. Sikap duduk yang salah dapat menyebabkan adanya masalah-

masalah punggung, sebab tekanan pada bagian tulang belakang akan

 
45 
 

meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun

berbaring. Bertahan pada posisi duduk dalam jangka waktu yang lama tanpa

mengubah-ubah posisi dapat menyebabkan kurangnya aliran darah, gangguan

pada sirkulasi darah, menyebabkan nyeri, sakit dan rasa pegal (Nurmianto,

2004). Oleh karena itu, penggunaan alat-alat bantu seperti kursi, meja, dll,

harus disesuaikan dengan posisi kerjanya.

Dibawah ini adalah beberapa contoh sikap/ posisi kerja saat duduk,

baik yang ergonomis maupun yang tidak ergonomis.

a. Sikap mengetik di depan komputer

Gambar 3.1 sikap mengetik yang ergonomis

Jika pemakai menggunakan komputer dan memakai kursi dan meja

yang tidak sesuai dalam waktu yang lama, maka akan timbul keluhan sakit

pada tubuh, baik pinggang, punggung, leher, kaki, dll.

Kebiasaan duduk membungkuk dapat terjadi karena pemakaian

kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain, kursi yang digunakan

 
46 
 

lebih tinggi dibanding mejanya hingga seseorang akan membungkukkan

badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa

seseorang duduk membungkuk saat menulis ataupun saat melakukan

aktivitas di meja tersebut. Bila terus dibiarkan dapat memunculkan

ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung yang berujung pada

keluhan rasa pegal-pegal atau kaku dan bila dibiarkan dalam waktu lama

dapat menyebabkan terjadinya kyphosis.

Gambar 3. 2 sikap mengetik yang tidak ergonomi

Kursi yang tidak ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama

dapat menyebabkan seseorang duduk miring dengan kemiringan tertentu.

Dalam posisi ini, otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa bekerja ekstra

keras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh yang

mengakibatkan terjadinya ketegangan otot sehingga timbul keluhan rasa

kaku atau pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang

 
47 
 

tegang. Bila posisi ini berlangsung terus-menerus akan menyebabkan

kelainan postur yang dikenal dengan nama skoliosis.

b. Sikap mengendara motor

Gambar 3. 3 Sikap pengendara motor yang ergonomis

Sikap pengendara sepeda motor diatas merupakan contoh sikap

mengendara yang ergonomis, karena sikap/ posisi seperti ini dapat

memberikan kenyamanan bagi pengendara, sehingga resiko kecelakaan

akan semakin kecil.

Namun, jika pengendara mengendarai motor dengan

membungkuk, seperti yang terlihat pada gambar 3.4 di bawah ini, dan

membiarkan sikap duduk seperti ini terlalu lama, akan menimbulkan

keluhan sakit pada punggung, sehingga pengendara merasa tidak nyaman.

Posisi seperti ini adalah contoh sikap mengendara yang tidak ergonomis.

 
48 
 

Gambar 3. 4 sikap pengendara yang tidak ergonomis

Sumber: (http://ducatimonster.wordpress.com/2007/page/9/, 2007)

c. Sikap membaca

Gambar 3. 5 sikap membaca yang tidak ergonomis

Melakukan aktivitas membaca dengan duduk membungkuk

adalah contoh sikap kerja yang tidak baik, karena dapat menyebabkan

keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung karena ketegangan otot

kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Apabila posisi duduk sambil

 
49 
 

membungkuk dibiarkan terus-menerus, maka dapat berdampak buruk pada

kesehatan yaitu terjadi osteoporosis. Selain itu, posisi duduk membungkuk

juga menyebabkan jarak pandang mata dengan buku/ majalah menjadi

lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan mata.

B. ANTROPOMETRI

1. Pengertian Antropometri

Disiplin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran

dimensi tubuh adalah antropometri yang merupakan salah satu pendekatan

yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Kata

antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata metri yang

artinya ukuran, sehingga secara etimilogis, antropometri adalah ilmu yang

berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri

didefinisikan sebagai suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan

karakteristik fisik tubuh manusia dalam hal ukuran, bentuk, dan kekuatan

serta penerapan data untuk penanganan masalah perancangan (Nurmianto,

2004). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka disimpulkan bahwa

antropometri adalah suatu ilmu tentang pengukuran dimensi tubuh manusia.

Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-

pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan/ desain produk maupun

sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri

yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

 
50 
 

- Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).

- Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.

- Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer,

dll.

- Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan

produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikannya/ menggu-

nakan produk tersebut sehingga perancang suatu produk harus mampu me-

ngakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan mengguna-

kan produk hasil rancangannya tersebut (Wignjosoebroto, 1995).

Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya: kaus kaki,

kursi, helm, sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior

mobil, mesin produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya

memperhatikan aspek-aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan

menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini, harus ada

semacam target, misalnya sedikitnya 90 % sampai 95 % dari populasi harus

dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal

abad ke-14 dan sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data

antropometri yang lengkap. Metode pengukuran ini distandarisasikan selama

periode awal sampai pertengahan abad ke-20. Belakangan standarisasi

 
51 
 

dilakukan pada tahun 1980-an oleh International Organization for

Standardization.

2. Sumber Variabilitas Ukuran-Ukuran Antropometri

Manusia pada umumnya memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda

antara satu dengan yang lain dalam hal bentuk dan ukuran tubuhnya, sehingga

semakin banyak jumlah manusia yang diukur maka akan didapat variansi

ukuran tubuh yang satu dengan yang lainnya. Variabilitas tersebut disebabkan

oleh faktor- faktor berikut, yaitu:

a. Umur

Umur digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu: balita,

anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Ukuran tubuh manusia akan

berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17

tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi terjadi pertumbuhan bahkan

justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun

penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan dimensi

anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan

fungsi yang berbeda. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada

perbedaan yang signifikan, dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan

begitu saja. Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang

lebih besar kecuali dada dan pinggul. Oleh karena itu data antropometri

 
52 
 

untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

c. Suku Bangsa (etnik)

Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal

yang tidak kalah penting terutama karena meningkatnya jumlah migrasi

dari suatu negara ke negara lain. Setiap suku bangsa ataupun kelompok et-

nik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan

yang lainnya.

d. Sosial-Ekonomi

Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh

manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi,

penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan

negara-negara berkembang.

e. Posisi Tubuh

Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tu-

buh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk sur-

vei pengukuran.

f. Jenis Pemakaian

Beberapa jenis pemakaian tertentu menuntun adanya persyaratan

dalam menyeleksi karyawannya. Misalnya, buruh dermaga/ pelabuhan

harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar jika dibandingkan

dengan pegawai perkantoran pada umumnya.

 
53 
 

g. Pakaian

Sumber variabilitas ini disebabkan karena perbedaan iklim/ musim

dari suatu daerah dengan daerah lainnya khususnya untuk daerah yang

mempunyai empat musim. Misalnya pada musim dingin, manusia lebih

cendrung memakai pakaian yang lebih tebal dengan ukuran yang relatif le-

bih besar dan juga sebaliknya. Begitu juga dengan para astronot yang

mempunyai pakaian khusus.

h. Faktor kehamilan pada wanita

Faktor ini jelas akan sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan

wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis

perancangan produk dan analisis perancangan kerja.

3. Cara Pengukuran Antropometri

Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua

macam, yaitu:

a. Antropometri statis

Antropometri statis adalah pengukuran data yang dilakukan pada

posisi tubuh diam atau dalam posisi standar/ tetap tegak sempurna.

Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur

tubuh. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear

(lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh seperti berat badan, tinggi

tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,

dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah

 
54 
 

kelelahan (fatigue) pada pemakai pada saat melakukan pemakaiannya.

b. Antropometri dinamis

Antropometri dinamis yaitu data yang diambil pada posisi tubuh

sedang bekerja atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin

terjadi saat pemakaian tersebut melaksanakan kegiatannya. Dimensi yang

diukur pada antropometri dinamis diambil secara linear (lurus) dan saat

pemakai melakukan aktivitasnya seperti jangkauan tangan ke atas, tinggi

tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,

dan sebagainya.

4. Alat Ukur Antropometri

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh

(antropometri) disebut antropometer. Pada skripsi ini antropometer yang

digunakan adalah meteran plastik dan meteran gulung, seperti terlihat pada

gambar 3. 6a dan 3. 6b di bawah ini.

Gambar 3.6a meteran plastik Gambar 3.6b meteran gulung

 
55 
 

5. Data Antropometri

Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan fasilitas/ per-

alatan dan lingkungan kerja karena kenyamanan menggunakan alat bergan-

tung pada kesesuaian antara ukuran alat dengan ukuran tubuh manusia (antro-

pometri) pemakainya. Jika tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai

dampak negatif yang dapat merugikan pemakai itu sendiri di mana dalam

jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat be-

rupa lelah, nyeri, pusing, dll. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

antropometri diperlukan agar rancangan suatu produk ergonomis/ sesuai

dengan orang yang akan mengoperasikan/ menggunakan produk tersebut.

Oleh karena itu, perancangan produk harus mampu mengakomodasi berbagai

dimensi tubuh dari populasi terbesar pengguna produk yang dirancang.

Data-data antropometri yang diperlukan dalam perancangan suatu

produk adalah antropometri kaki, antropometri jari tangan, antropometri

kepala, antropometri posisi berdiri dan antropometri posisi duduk, tergantung

pada produk yang ingin dirancang. Selanjutnya untuk memperjelas mengenai

data antropometri untuk bisa diaplikasikan pada perancangan produk/ fasilitas

kerja, maka gambar-gambar dibawah ini akan memberikan informasi tentang

berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur, yaitu:

 
56 
 

Gambar 3..7

Dataa antropomettri yang dipeerlukan untukk perancangan produk/ fasilitas kerjaa

Sumber: (W
Wignjosoebrooto, 2008)

 
57 
 

Tabel 3.1 Data antropometri yang diperlukan

No Dimensi Tubuh
1 Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)
2 Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4 Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
6 Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai
dengan kepala)
7 Tinggi mata dalam posisi duduk
8 Tinggi bahu dalam posisi duduk
9 Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 Tebal atau lebar paha
11 Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut
12 Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis
13 Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk
14 Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha
15 Lebar bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri maupun duduk)
16 Lebar pinggul/ pantat
17 Lebar dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar)
18 Lebar perut
19 Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi
siku tegak lurus
20 Lebar kepala
21 Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22 Lebar telapak tangan
23 Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar)
24 Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal)
26 Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung
jari tangan.

 
58 
 

6. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan

Data antropometri jelas diperlukan agar suatu rancangan produk bisa

sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Oleh karena itu, peran-

cang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh yang dapat

dipakai oleh sejumlah populasi yang besar yaitu sekurang-kurangnya 90-95%

dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus da-

pat menggunakan dengan selayaknya. Untuk kepentingan itulah maka data

antropometri diharapkan mengikuti distribusi normal. Dalam statistika, distri-

busi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata ( X ) dan

simpangan standarnya (standar deviasi, S) dari data yang ada. Dari data terse-

but kemudian dapat ditetapkan “persentil”. Persentil adalah suatu nilai yang

menunjukkan persentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di

bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke 95 menunjukkan

95% populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diam-

bil. Umumnya persentil yang banyak digunakan dalam perancangan suatu

produk adalah persentil ke 5, 50, 90 dan 95.

Data antropometri yang diperoleh dan telah dikelompokkan

berdasarkan nilai persentil dari populasi tertentu akan sangat bermanfaat

untuk menentukan ukuran-ukuran yang harus diakomodasikan pada

perancangan suatu produk, fasilitas kerja maupun stasiun kerja. Namun,

produk yang dihasilkan tidak hanya digunakan secara individu, tetapi oleh

 
59 
 

banyak orang, sehingga permasalahan mendasar yang timbul di sini adalah

ukuran siapakah yang paling tepat untuk rancangan yang ingin dibuat agar

bisa mengakomodasikan mayoritas dari populasi yang akan menggunakan /

mengoperasikan hasil rancangan tersebut.

Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam

proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran

yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah berikut, yaitu:

a. Tentukan terlebih dahulu mayoritas dari populasi yang akan mengguna-

kan/ mengoperasikan produk/ fasilitas rancangan yang akan dibuat.

b. Tentukan dimensi tubuh yang penting terkait dengan rancangan yang

dibuat dan perhatikan apakah harus menggunakan data antropometri statis

ataukah data antropometri dinamis.

c. Tentukan proporsi dari populasi (persentil) yang harus diikuti, seperti

persentil ke 90, 95 atau 99.

d. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomo-

dasi dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

e. Pilih prinsip ukuran yang digunakan, apakah rancangan tersebut

menggunakan ukuran individual yang ektrim, rentang ukuran yang fleksi-

bel ataukah ukuran rata-rata.

f. Tentukan nilai ukuran dimensi tubuh dan tabel data antropometri yang se-

suai dan memberi faktor kelonggaran, seperti faktor tebalnya pakaian yang

dipakai, tinggi sepatu, pemakaian sarung tangan, dll.

 
60 
 

7. Metode Perancangan dengan Antropometri

Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam mengaplikasikan data

antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk, fasilitas maupun

stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi pemakai

terbesarnya, yaitu:

a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim (Design

for extreme individuals)

Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat agar dapat

mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang

terbesar (dipilih salah satu) dengan orientasi bahwa rancangan yang dibuat

tetap bisa digunakan oleh mayoritas populasi yang ada.

b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang

ukuran tertentu (Design for adjustable range)

Pada prinsip ini, perancangan suatu produk yang ukurannya dapat

diubah-ubah sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang

memiliki berbagai macam ukuran tubuh, baik oleh mereka yang memiliki

ukuran tubuh terkecil maupun yang terbesar. Data antropometri yang

umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil ke 5 s/d 95

persentil. Contohnya adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam

hal ini letaknya bisa digeser maju-mundur dan sudut sandarannyapun bisa

diubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan.

 
61 
 

c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata (Design for average)

Dalam prinsip ini, rancangan produk didasarkan pada rata-rata

ukuran tubuh populasi. Rancangan produk yang dibuat berdasarkan

prinsip ini banyak dijumpai pada perancangan produk / fasilitas yang

digunakan untuk umum seperti kursi kereta api, bus dan fasilitas umum

lainnya yang akan dipakai oleh orang banyak. Namun, masalah yang

dihadapi adalah sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata

sehingga rancangan produk yang dibuat tidak sesuai dengan ukuran

mayoritas populasi yang ada.

Pada skripsi ini, metode perancangan yang digunakan adalah prinsip

perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim.

8. Antropometri Posisi Duduk

Posisi duduk yang baik dapat ditunjang oleh kursi yang baik pula.

Kursi yang baik maksudnya adalah kursi yang ergonomis, yaitu sesuai dengan

antropometri pemakai agar dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya.

Tempat duduk harus diupayakan sedemikian rupa sehingga berat badan yang

disangga oleh tulang duduk tersebar pada daerah yang cukup luas. Alas yang

tepat pada landasan tempat duduk dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan

diupayakan agar subyek yang sedang duduk di atas tempat duduk tersebut

dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa

ketidaknyamanannya. Kondisi ini mendasari diperlukannya data antropometri

 
62 
 

yang tepat. Berikut ini data-data antropometri yang diperlukan untuk

perancangan kursi.

Gambar 3.8 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi

Sumber: http://msis.jsc.nasa.gov/sections/section03.htm

 
63 
 

Tabel 3.2 Data Antropometri Posisi Duduk

Data
No. Cara pengukuran
Antropometri
A Tinggi poplitiel diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai sampai lekukan lutut sebelah dalam. Subjek
duduk tegak dengan mata memandang lurus ke
depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
B Jarak antara diperoleh dengan mengukur jarak horizontal dari
pantat-poplitiel bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah
dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah
membentuk sudut siku-siku.
C Lebar bahu diperoleh dengan mengukur jarak horisontal antara
kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan
lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah
direntangkan ke depan.
D Lebar pinggul diperoleh dengan mengukur subjek duduk tegak dan
ukur jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi
kiri samping bagian terluar pinggul sisi kanan.
E Tinggi bahu diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu
yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu
yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
F Tinggi mata diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk
tegak dan memandang lurus ke depan.
G Tinggi duduk Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung atas ke-
tegak pala. Subyek duduk tegak dengan mata memandang
lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku.
H Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan ke
atas paha.
I Pantat ke lutut Ukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sam-
pai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah memben-
tuk sudut siku-siku.
J Tinggi siku Ukur jarak vertikal dari alas kursi sampai bagian
bawah siku.

 
64 
 

a. Syarat Keergonomisan Kursi

Syarat keergonomisan kursi adalah memenuhi beberapa hal berikut:

1). Tinggi alas kursi

Pada perancangan tinggi alas kursi digunakan persentil 50 wanita ka-

rena diharapkan agar rata-rata populasi dapat menggunakan kursi atau

tinggi kursi kira-kira 43 cm (Nurmianto, 2005). Data antropometri

yang digunakan adalah dimensi tinggi lipat dalam lutut (popliteal),

Namun, dalam menghitung tinggi kursi juga perlu menambahkan

toleransi tinggi sepatu/ sandal.

2). Lebar alas kursi

Lebar alas kursi yang baik minimal sama dengan lebar pinggul wanita

5 persentil, karena diharapkan agar yang berbadan kecil dapat meng-

gunakan kursi (Nurmianto, 2005). Namun, dalam menghitung lebar

alas kursi juga perlu menambahkan toleransi tebal pakaian.

3). Panjang alas kursi

Panjang alas kursi (kedalaman kursi) harus sesuai dengan dimensi

panjang antara lipat lutut (poplitiel) ke pantat. Wanita dengan antropo-

metri 5 persentil harusnya dapat menggunakan dan merasakan manfaat

adanya sandaran punggung (Nurmianto, 2005).

4). Tinggi sandaran kursi

Sandaran kursi penting untuk menahan beban punggung ke arah bela-

kang sehingga harus dapat diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai de-

 
65 
 

ngan bentuk punggung. Tinggi sandaran kursi yang ergonomis dise-

suaikan dengan dimensi tinggi bahu duduk. Data antropometri yang

diambil adalah persentil ke 5 wanita.

5). Lebar sandaran kursi

Lebar sandaran kursi seharusnya sama dengan lebar bahu wanita de-

ngan mengambil persentil ke 5. Persentil ke 5 diambil karena jika ter-

lalu besar akan mempengaruhi kebebasan gerak siku.

Penentuan keergonomisan kursi kuliah pada skripsi ini, hanya di-

batasi berdasarkan antropometri pemakainya dan tidak memperhatikan ba-

han pembuat kursi.

b. Akibat Penggunaan Kursi yang Tidak Ergonomis

Akibat dari desain kursi yang tidak ergonomis ini adalah akan membawa

pengaruh yang kurang baik bagi pemakainya itu sendiri yang pada akhir-

nya akan berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi kerja mereka. Akibat

dari desain kursi yang tidak ergonomis ini antara lain :

1). Alas kursi yang terlalu pendek akan menimbulkan tekanan pada per-

tengahan paha, seperti ditunjukkan pada gambar 3. 9 di bawah ini.

 
66 
 

Gambar 3. 9 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek

(Sumber : Julius Panero, 1980)

2). Begitu juga alas tempat duduk yang terlalu panjang juga tidak ergono-

mis karena berakibat adanya tekanan pada pertemuan betis dan paha

atau lipatan lutut sehingga hal ini akan memberikan ketidaknyamanan

pada pemakainya, seperti pada gambar 3. 10 di bawah ini.

Gambar 3. 10 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Lebar

(Sumber : Julius Panero, 1980)

 
67 
 

3). Dan apabila alas tempat duduk terlalu pendek akan menimbulkan

kelelahan pada tungkai sehingga cenderung mendorong badan ke bela-

kang yang berakibat timbulnya tekanan pada pinggang, seperti ditun-

jukkan gambar 3. 11.

Gambar 3. 11 Akibat alas kursi yang terlalu pendek

(Sumber : Julius Panero, 1980)

4). Alas tempat duduk yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi pemakainya

karena hal ini mengakibatkan tekanan pada telapak kaki, seperti ditun-

jukkan gambar 3.12 di bawah ini.

Gambar 3. 12 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi

(Sumber : Julius Panero, 1980)

 
68 
 

9. Antropometri Membaca dalam Ruangan

Ruang kuliah adalah salah satu ruangan yang paling penting yang ha-

rus ada di suatu universitas atau instansi pendidikan, karena ruang kuliah ber-

guna sebagai sarana belajar-mengajar, dengan mahasiswa dan dosen sebagai

pemakainya. Fasilitas yang diperlukan dalam ruang kuliah antara lain: kursi,

meja, papan tulis, dan dengan perkembangan teknologi ruang kuliah kini di-

lengkapi dengan layar dan viewer. Ruang kuliah merupakan kajian ergonomi,

sehingga dalam membangun dan merancang suatu ruang kuliah perlu men-

gaplikasikan ilmu-ilmu yang ada dalam ergonomi, yang diharapkan agar ma-

nusia yang bekerja di dalamnya dapat melakukan aktivitas dengan efektif,

aman dan nyaman.

Oleh karena itu perancangan kursi, meja, letak viewer, layar dan

semua fasilitas yang ada dalam ruang kuliah harus disesuaikan dengan

antropometri pemakai yaitu para mahasiswa dan dosen dan luas ruangan agar

dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya, namun dalam penulisan

skripsi ini, hanya akan diteliti keergonomisan kursi dan posisi layar. Di bawah

ini ada beberapa model ruang kuliah yang biasa digunakan.

 
69 
 

Gambar 3.13 Posisi duduk miring

Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/

Model ruang kuliah di atas memaksa para mahasiswa untuk me-

mutarkan leher mereka karena layar berada jauh di samping kiri pemakai,

sehingga jika dilakukan dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan

keluhan sakit pada leher. Postur leher akan seperti terlihat pada gambar

3.14 di bawah ini.

Gambar 3.14 posisi leher memutar

Sumber: (Octarisya, 2009)

 
70 
 

Dengan demikian model ruang kuliah seperti ini tidak ergonomis,

karena tidak memberikan kenyamanan bagi mereka yang menggunakan-

nya.

Gambar 3.15 Posisi Layar yang Baik

Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/

Posisi layar pada gambar 3.15 di atas adalah posisi yang nyaman

karena tinggi layar sesuai dengan tinggi mata dimana layar berada tepat di

depan mata pemakai.

 
71 
 

Gambar 3.16 Posisi Layar Terlalu Tinggi

Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/

Posisi layar pada gambar 3.16 di atas adalah posisi yang tidak nya-

man karena layar terlalu tinggi sehingga memaksa mahasiswa untuk

mendongakkan kepala mereka saat melihat layar khususnya untuk bebe-

rapa barisan kursi terdepan, yang jika dibiarkan dalam waktu yang lama

akan menyebabkan rasa sakit/ nyeri pada leher setelah kuliah, sehingga

postur leher akan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.17 posisi leher mendongak ke atas


Sumber: (Octarisya, 2009)

 
72 
 

Syarat keergonomisan posisi layar

Menentukan jarak antara layar dengan mata, tinggi layar dan sudut

layar merupakan pertimbangan yang penting, sehingga harus mengguna-

kan prinsip ergonomi. Pada beberapa situasi, layar harus diamati dengan

posisi berdiri, namun dalam situasi lain diamati dengan posisi duduk, yaitu

seperti untuk penggunaan layar di ruang kuliah yang diamati pada posisi

duduk. Posisi layar yang ergonomis adalah sesuai dengan beberapa syarat

berikut, yaitu:

- Tinggi layar. Tinggi layar yang ideal adalah sesuai dengan tinggi mata

pengamat pada posisi duduk.

- Posisi duduk terjauh dari layar. Berdasarkan prinsip posisi duduk ter-

jauh layar dengan bahan definisi standar (standard definition) me-

ngatakan bahwa posisi duduk terjauh adalah sekitar 5 kali lebar layar.

- Sudut layar. Sudut layar harus ditempatkan pada permukaan pengamat

yang tegak lurus dengan garis pandang normal.

- Berdasarkan prinsip ergonomi, agar posisi duduk tidak menyebabkan

sakit pada leher maka layar tidak boleh diletakkan > 350 ke kiri dan ke

kanan sehingga posisi duduk yang nyaman.

- Jarak layar dari baris pertama

Jarak minimal antara baris pertama dengan layar adalah pada

jarak tidak kurang dari 300 dan tidak lebih dari 330. Namun, diambil

sudut yang paling optimal, yaitu 330 sehingga orang yang duduk di ba-

 
73 
 

ris kedua hingga baris terakhir dapat melihat layar dengan baik. seperti

yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 18 sudut pandang layar dari baris pertama

 
BAB IV

PEMBAHASAN

A. DATA HASIL PENELITIAN

Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data dimensi kursi, data

dimensi layar, data karakteristik ruang kelas, data antropometri mahasiswa dan

data persepsi mahasiswa.

1. Obyek Penelitian

Skripsi ini meneliti tentang keergonomisan kursi dan posisi layar di

ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD. Pada studi ini ruang kuliah yang

diteliti adalah 3 kelas yang berukuran besar dengan luas 12 m x 10 m = 120

m2 yaitu kelas I/ K 13, II/ K 31. A dan II/ K 31. B. Selanjutnya sampel

mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa peserta kuliah yang memakai 3

kelas tersebut yang diambil secara acak sebanyak 80 orang, yaitu dari jurusan

PBI dan PBSID dengan rincian mahasiswa laki-laki sebanyak 40 mahasiswa

dan mahasiswa wanita sebanyak 40 mahasiswa.

Penarikan kesimpulan dapat digeneralisasi untuk kelas-kelas yang lain

sejauh situasi dan tata letak ruangan sama dengan kelas-kelas diatas.

2. Variabel yang Digunakan

Variabel merupakan karakteristik obyek penelitian yang menjadi per-

hatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah di-

mensi-dimensi tubuh berupa data antropometri posisi subyek pada waktu du-

74
75

duk, yaitu tinggi poplitiel (X1), jarak pantat-poplitiel (X2), lebar pinggul (X3),

lebar bahu (X4), tinggi bahu (X5) dan tinggi mata (X6). Variabel X1, X2, X3,

X4 dan X5 digunakan untuk menentukan dimensi kursi yaitu tinggi alas kursi,

lebar kursi, kedalaman/ panjang kursi, lebar sandaran dan tinggi sandaran se-

dangkan variabel X6 untuk menentukan posisi layar.

Gambar 4.1 Antropometri Posisi Duduk

Dimensi antropometri untuk keergonomisan kursi hanya diambil 5 di-

mensi saja karena disesuaikan dengan karakteristik kursi yang digunakan di

ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD yaitu seperti pada gambar 4.2 di

bawah ini.
76

Gambar 4. 2 Karakteristik kursi yang digunakan di ruang kuliah ling-

kungan FKIP Mrican USD

Keterangan :

a = tinggi alas kursi

b = kedalaman kursi

c = lebar kursi

d = tinggi sandaran

e = lebar sandaran
77

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di lingkungan FKIP Mrican USD, yang

dilaksanakan pada bulan April 2010.

4. Instrumen (Alat pengumpulan data)

Instrumen atau alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam pe-

nelitian ini adalah :

a. Meteran untuk mengukur data antropometri mahasiswa, dimensi kursi, di-

mensi layar dan karakteristik ruang kuliah.

b. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan keluhan- keluhan apa saja yang

dialami oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan saat menggunakan

layar. Kuesioner ini berisi 30 pertanyaan yang terdiri dari 14 pertanyaan

yang berkaitan dengan kenyamanan posisi layar dan 6 pertanyaan yang

berkaitan dengan kenyamanan kursi dan 10 pertanyaan berkaitan kriteria

kursi yang dinyaman digunakan terkait dengan antropometri (kuesioner

terlampir pada lampiran 6 dan lampiran 7).

c. Kamera, untuk mendapatkan gambar sehingga dapat memperjelas data.

5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah keputusan/ jawaban sementara yang diharapkan.

Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah menentukan apakah kursi

dan posisi layar yang digunakan dapat memberikan kenyamanan (ergonomis)

bagi pemakai. Kursi dan posisi layar dikatakan ergonomis jika dimensi kursi
78

yang digunakan sesuai dengan dimensi tubuh (antropometri) manusia dan po-

sisi layar sesuai dengan syarat keergonomisan posisi layar sehingga dapat di-

rumuskan dua hipotesis sebagai berikut :

a. Kursi yang digunakan oleh mahasiswa di ruang kuliah lingkungan FKIP

Mrican USD sudah ergonomis. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat

dinotasikan sbb:

H଴ : ૄ = ૄ଴ atau ‫ܪ‬଴ : ࣆ ≠ ࣆ଴

dimana µ = vektor rata-rata antropometri mahasiswa dan µ0 = vektor di-

mensi kursi.

b. Posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD tidak ergono-

mis. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dinotasikan sbb:

‫ܪ‬଴ : ߤ = ߤ଴ atau ‫ܪ‬଴ : ߤ ≠ ߤ଴

dimana µ = rata-rata tinggi mata mahasiswa dan µ 0 = tinggi layar.

6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, observasi

dan studi pustaka. Metode survei dilakukan dengan cara penyebaran kue-

sioner, metode observasi yang dilakukan dengan pengukuran data secara

langsung dan metode studi pustaka dilakukan untuk menggali teori-teori yang

terkait dengan ergonomi dan antropometri. Penarikan kesimpulan akhir

dilakukan secara komprehensif berdasarkan kajian teori, hasil uji hipotesis

dan persepsi responden penelitian.


79

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pengukuran Data Secara Langsung

a. Antropometri Mahasiswa

Tabel 4.1 Antropometri Mahasiswa

No X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 46 45 31 44 48 111
2 45 45 30 45 48 111
3 45 47 35 45 55 114
4 46 48 33 43 54 113
5 42 52 32 46 59 116
6 41 51 30 44 55 114
7 40 50 31 46 62 117
8 44 46 36 45 56 113
9 43 45 35 43 52 111
10 45 46 33 41 62 117
11 49 50 42 43 60 120
12 47 50 43 44 61 120
13 48 51 42 44 61 119
14 45 46 35 44 54 113
15 46 47 34 41 61 116
16 45 47 34 42 61 116
17 43 49 38 46 56 119
18 45 49 35 47 63 128
19 48 46 34 46 66 130
20 40 43 30 42 61 113
21 46 47 31 42 57 109
22 47 49 34 44 60 120
23 44 50 44 45 73 136
24 45 49 40 46 62 130
25 45 45 35 47 60 122
26 45 46 41 48 61 128
80

27 43 49 38 47 60 124
28 42 47 41 46 60 125
29 47 53 42 48 64 128
30 43 45 39 43 56 118
31 39 46 40 41 52 113
32 40 45 40 42 53 113
33 39 47 35 36 50 110
34 40 46 34 35 49 111
35 39 44 35 36 50 112
36 37 43 36 37 48 110
37 35 39 33 34 42 104
38 37 45 34 35 49 110
39 37 44 34 35 49 108
40 38 43 34 36 48 108
41 41 45 37 42 51 100
42 41 43 36 43 54 111
43 40 43 33 45 51 113
44 39 42 37 43 51 99
45 42 44 35 43 50 99
46 42 43 36 44 52 98
47 44 44 35 44 53 98
48 44 43 37 42 52 97
49 43 44 38 41 53 114
50 43 46 36 41 61 115
51 42 48 38 43 55 109
52 44 48 39 42 61 115
53 43 46 36 42 54 110
54 43 45 38 43 60 113
55 43 46 37 42 54 110
56 41 45 37 43 55 108
57 40 46 36 42 54 107
58 44 47 37 42 61 116
59 41 47 39 43 54 110
81

60 43 45 35 43 55 112
61 43 47 38 42 60 116
62 45 50 39 43 53 115
63 44 46 36 40 53 117
64 43 45 36 39 50 108
65 40 42 35 43 55 115
66 39 45 32 37 54 113
67 38 43 33 41 51 110
68 39 44 34 41 50 111
69 38 43 36 42 53 111
70 43 46 37 39 53 107
71 36 42 36 36 46 109
72 36 39 35 36 43 106
73 38 45 34 36 47 108
74 38 44 35 37 49 108
75 39 45 36 37 50 110
76 40 47 35 37 49 109
77 38 46 35 37 48 107
78 37 43 33 34 47 105
79 43 50 38 40 59 118
80 42 48 39 42 58 116
X 42.04 45.94 35.96 41.70 54.71 113.04
S 3.20 2.711 3.025 3.559 5.637 7.465

b. Dimensi kursi

Tabel 4. 2 Data Dimensi Kursi

No Dimensi Kursi Hasil pengukuran (cm)


1 Tinggi alas kursi 45
2 Lebar alas kursi 42
3 Panjang alas kursi 44
4 Lebar sandaran kursi 41
5 Panjang sandaran kursi 43
82

b. Dimensi ruang kuliah

Tabel 4. 3 Data Dimensi Ruangan

Hasil pengukuran
No. Dimensi Kursi
(cm)
1 Lebar ruangan 1000
2 Panjang ruangan 1200
3 Tinggi ruangan 400
4 Jarak dari layar sampai baris pertama 150
5 Lebar meja 55
6 Panjang meja 55
7 Jarak tiap baris 130

c. Dimensi layar

Gambar 4. 3 posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan

FKIP Mrican USD


83

Berdasarkan observasi lapangan, diperoleh posisi kursi dan layar

di ruang kuliah FKIP Mrican USD sbb:

Gambar 4.4 Ruang kuliah tampak samping

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa posisi layar tidak

nyaman, yaitu tidak sesuai dengan syarat keergonomisan posisi layar

ergonomis berdasarkan sudut pandang yang dibentuk pada baris pertama

(seperti pada teori bab III gambar 3. 19, hal 74).

Tabel 4. 4 Data Dimensi Layar

No Dimensi Layar Hasil pengukuran (cm)


1 Panjang layar 175
2 Lebar layar 175
3 Tinggi layar dari lantai 175
84

2. Hasil Survei (Kuesioner)

a. Kuesioner 1

Langkah awal penelitian skripsi ini adalah dengan melakukan pe-

nyebaran kuesioner terhadap 80 mahasiswa jurusan PBI dan PBSID baik

perempuan maupun laki-laki yang memakai 3 ruang kelas yang dipakai

di lingkungan FKIP Mrican USD, yaitu ruang I/K 13, II/K 31.A dan II/K

31.B. Penyebaran kuesioner adalah untuk mengetahui masalah yang tim-

bul pada kegiatan perkuliahan khususnya karena posisi duduk saat melihat

layar.

1). Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar

Tabel 4. 5 Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar

No Pertanyaan % Jawaban responden


yang menjawab ya
1 posisi duduk tidak
nyaman 87.5%
2 Mengalami keluhan
dengan posisi layar 88.75%
3 sakit pada leher 43.75%
4 sikap mendongak 50%
5 Mengalami ketegangan
pada leher 48.75%
6 posisi layar tinggi 68.75%

Dari tabel 4. 5 di atas dapat disimpulkan bahwa 88.75% maha-

siswa mengalami keluhan dengan posisi layar setelah kuliah. Kelelah-

an yang sering terjadi pada mahasiswa adalah 43.75% mahasiswa


85

menderita sakit pada leher. Saat melihat layar, mahasiswa merasa ter-

lalu mendongak ketika membaca tulisan sebanyak 50% mengatakan

YA dan 48.75% juga mengalami ketegangan pada leher. Layar diang-

gap terlalu tinggi sekitar 68.75% mahasiswa mengatakan YA dan

51.25% mahasiswa merasa tahan dengan ketidaknyaman kurang dari

2 jam.

Posisi duduk yang dirasa nyaman adalah mahasiswa paling ba-

nyak menjawab di baris 3, baris 4 dan baris 5 yaitu kursi bagian tengah

yaitu nomor 33, 34, 46, 47, 59 dan 60. Sedangkan posisi yang tidak

disukai pada baris 1 dan baris 8, khususnya kursi di bagian pojok yaitu

pada nomor 1, 13, 92 dan 104 dan posisi yang paling disenangi maha-

siswa adalah baris 3, 4, dan 5 khususnya di bagian tengah barisan.

Berdasarkan hasil kuesioner (jawaban responden) di atas maka dapat

disimpulkan bahwa posisi layar dipersepsikan terlalu tinggi oleh ma-

hasiswa sehingga tidak nyaman.


86

2). Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi

Tabel 4. 6 Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi

No. % Jawaban responden


Pertanyaan yang menjawab ya
1 kursi nyaman 68.75%
2 kaki menapak di lantai 78.75%
3 alas kursi sesuai dengan
tinggi poplitiel 77.5%
4 Lebar kursi sesuai
dengan lebar pinggul 75%
5 Panjang kursi sesuai
dengan jarak pantat-
poplitiel 56.25%
6 sandaran kursi sesuai
dengan lebar bahu 70%

Dari tabel 4. 6 di atas dapat disimpulkan bahwa 68.75% maha-

siswa merasa nyaman duduk di kursi yang digunakan di ruang kuliah

lingkungan lingkungan FKIP Mrican USD, 78.75% kaki dapat mena-

pak dengan lurus di lantai, 75% lebar kursi sesuai dengan lebar ping-

gul, 56.25% panjang kursi sesuai dengan jarak dari poplitiel-pantat,

70% mahasiswa dapat menggunakan sandaran kursi. Berdasarkan hasil

kuesioner (jawaban responden) di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kursi nyaman untuk digunakan.

b. Kuesioner 2

Kuesioner 2 adalah kuesioner yang digunakan untuk mengetahui

kriteria kenyamanan kursi menurut 30 responden. Responden yang diam-

bil sembarang mahasiswa yang ditemui oleh penulis. Kuesioner ini terdiri
87

dari 10 pertanyaan yang berisi kenyamanan kursi berdasarkan 5 dimensi

yaitu tinggi poplitiel, jarak pantat-poplitiel, lebar pinggul, lebar bahu dan

tinggi bahu. Hasil kuesioner dapat dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 4. 7 Hasil kuesioner berkaitan dengan kriteria kursi yang nyaman

% Jawaban
responden yang
No Pertanyaan menjawab ya
1 kursi lebih tinggi dari tinggi poplitiel 53.33%
2 kursi lebih pendek dari tinggi poplitiel 33.33%
3 kursi lebih lebar dari lebar pinggul 86.67%
4 kursi lebih kecil dari lebar pinggul 3.33%
Kursi sandarannya lebih tinggi dari
5 tinggi bahu 70%
kursi sandarannya lebih pendek dari
6 tinggi bahu 46.67%
kursi lebih panjang dari jarak pantat-
7 poplitiel 43.33%
kursi lebih pendek dari jarak pantat-
8 poplitiel 56.67%
kursi sandarannya lebih lebar dari
9 lebar bahu 86.67%
Kursi sandarannya lebih kecil dari
10 lebar bahu 16.67%

Berdasarkan tabel 4. 7 di atas, maka disimpulkan bahwa 53.33%

responden merasa nyaman duduk di kursi yang lebih tinggi dari tinggi

poplitiel, 86.67% responden merasa nyaman duduk di kursi yang lebih le-

bar dari lebar pinggul, 56.67% responden merasa nyaman duduk di kursi

yang lebih pendek dari jarak pantat-poplitiel, 70% responden merasa

nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih tinggi dari tinggi bahu,
88

46.67% responden merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih

pendek dari tinggi bahu dan 86.67% responden merasa nyaman duduk di

kursi yang sandarannya lebih lebar dari lebar bahu.

C. ANALISIS DATA

1. Perhitungan Persentil

Dari 80 sampel yang diambil, maka dihitung nilai persentilnya yaitu

persentil ke 5, 50 dan 95 antropometri wanita dan laki-laki. Perhitungan per-

sentil diperoleh dari rumus berikut, yaitu:

Persentil 5 = X − 1.645 S

Persentil 50 = X

Persentil 95 = X + 1.645 S

sebagai contoh, untuk persentil ke 5 wanita dari tinggi poplitiel adalah:

X − 1.645 S = 41.05 - 1.645 x 2.4594

= 41.05 - 4.0457 = 37 cm

sehingga persentil ke 5 wanita untuk tinggi poplitiel adalah 37 cm yang berarti

bahwa 5 % dari populasi atau sekitar 4 mahasiswa memiliki tinggi poplitiel

sebesar 37 cm. Nilai persentil dari perhitungan untuk dimensi yang lain disim-

pulkan dalam tabel 4. 5 di bawah, yaitu sebagai berikut:


89

Tabel 4. 8 Antropometri Mahasiswa FKIP Mrican USD

PRIA WANITA
nilai persentil nilai persentil
No. DIMENSI 5 50 95 5 50 95
1 Tinggi poplitiel 37 43 49 37 41 45
2 Pantat-poplitiel 42 47 52 41 45 49
3 Lebar pinggul 29 36 42 33 36 39
4 Lebar bahu 36 43 49 36 41 45
5 Tinggi bahu 46 57 67 46 53 60
6 Tinggi mata 105 117 129 100 109 119

2. Dimensi Kursi

Kursi dikatakan ergonomis jika sesuai dengan ukuran tubuh (antro-

pometri) pemakainya. Dimensi tubuh yang digunakan untuk menentukan

keergonomisan kursi adalah tinggi poplitiel (X1), jarak pantat-poplitiel (X2),

lebar pinggul (X3), lebar bahu (X4) dan tinggi bahu (X5) sehingga analisis

yang dilakukan untuk keergonomisan kursi adalah analisis statistik multiva-

riat.

a. Uji Normalitas Multivariat

Uji normalitas multivariat dilakukan dengan uji chi-square. Dari

2
tabel chi-square diperoleh bahwa χ 5 (0.50) = 79.33 . Berdasarkan uji

normalitas multivariat, diketahui bahwa lebih dari separuh nilai dj <

χ 5 2 (0.50) = 79.33 (lampiran 8), maka disimpulkan bahwa data berdistri-

busi normal multivariat.


90

b. Uji T2 Hotelling

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah antara dimensi

kursi dengan dimensi tubuh manusia (antropometri) secara rata-rata terda-

pat perbedaan, sehingga uji yang dipilih adalah uji T2 Hotelling. Uji T2

Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis, dengan mengasumsikan

bahwa semua data (X1, X2, X3, X4 dan X5) sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal multivariat, dengan langkah- langkah pengujian hi-

potesisnya adalah sbb :

1). Hipotesis yang digunakan adalah

 µ1  45  µ1  45
 µ  42  µ  42
H0 :  2   H1:  2  
 µ 3  = 44  µ 3  ≠ 44
       
 µ 4  41  µ 4  41
 µ 5  43  µ 5  43

Atau bisa dikatakan bahwa:

H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dimensi tubuh dengan

dimensi kursi.

H1: Terdapat perbedaan rata-rata antara dimensi tubuh dengan

dimensi kursi.

2). Tingkat signifikasi yang digunakan α = 0.05

3). Wilayah kritis :

H0 ditolak jika T2 > F(5, 75)(0.05)

(n − 1) p F (α ) =
(80 − 1)5
F5,75 (0.05)
79(5)
(2.29) = 12.061
p ,n − p
n− p 80 − 5 75
91

4). Statistik uji yang digunakan

1 80
X =
( 5 x1)
∑X j
80 j =1

1 80
S =
(5 x5)
∑ ( X j − X )( X j − X )'
80 − 1 j =1

ഥ − ࣆ଴ )ࡿିଵ (ࢄ
ܶ ଶ = 80(ࢄ ഥ − ࣆ଴ )′

5). Perhitungan

Diketahui n = 80, p = 5, maka diperoleh T 2 = 2212.808 (lampiran 9).

6). Kesimpulan

Berdasarkan uji T2 Hotelling diperoleh bahwa nilai T2 =

2212.808 > 12.061, sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

menerima H1. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara

dimensi tubuh (antropometri) pemakai dengan dimensi kursi.

H0 ditolak (ada perbedaan vektor rata-rata dengan vektor

dimensi kursi) tidak dapat langsung disimpulkan bahwa kursi tidak

ergonomis. Hal ini tergantung peninjauan sifat setiap variabel. Sebagai

contoh sandaran bahu yang terlalu tinggi tidak menjadikan masalah

bagi pengguna kursi karena bahu masih mendapatkan sandaran,

padahal secara statistik berbeda signifikan dengan tinggi bahu rata-

rata. Untuk itu perlu dilakukan analisis pervariabel dengan interval

kepercayaan Bonferroni.
92

c. Interval kepercayaan Bonferroni

Interval kepercayaan Bonferroni berbentuk:

α  S
X i ± t n −1  i  ii i = 1, 2, ...., p
 2  n

dimana αi = α/p dan i = 1, 2, …, p, digunakan untuk menganalisis keergo-

nomisan kursi berdasarkan ukuran-ukuran kriteria yang sesuai dengan

standar ergonomis.

Berdasarkan daerah kepercayaan ini, dimensi kursi dikatakan

nyaman bila berada di dalam daerah interval kepercayaan atau lebih dari

interval kepercayaan. Tetapi jika kurang dari batas bawah dalam interval

kepercayaan, maka dikatakan tidak nyaman. Untuk itu dicari interval ke-

percayaan rata-rata satu populasi untuk kelima variabel yaitu X1, X2, X3,

X4 dan X5 dengan banyaknya sampel yang diambil adalah 80, sehingga

diketahui n = 80 dan p = 5.

1). Interval kepercayaan tinggi poplitiel (X1)

Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui X 1 =42.04, S11=10.24

maka interval kepercayaannya adalah:


93

α  S α  S
X 1 − t n −1  1  11 ≤ µ 1 ≤ X 1 + t n −1  1  11
2p  n  2p n
 0 .05  10 .24  0 .05  10 .24
42 .04 − t 80 −1   ≤ µ 1 ≤ 42 .04 + t 80 −1  
 2 x 5  80  2 x 5  80
42 .04 − t 79 ( 0 .005 ) x 0 .36 ≤ µ 1 ≤ 42 .04 + t 79 ( 0 .005 ) x 0 .36
42 .04 − 2 .66 x 0 .36 ≤ µ 1 ≤ 42 .04 + 2 .66 x 0 .36
42 .04 − 0 .95 ≤ µ 1 ≤ 42 .04 + 0 .95
41 .09 ≤ µ 1 ≤ 42 .99
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi kursi adalah se-

besar 45 > 42.99 cm, tetapi tidak berbeda jauh karena perbedaannya

hanya 2.01 cm sehingga berdasarkan tinggi kursi, dapat dikatakan

bahwa kursi nyaman untuk digunakan.

2). Interval kepercayaan rata-rata untuk lebar pinggul (X2)

Berdasarkan hasil pengukuran diketahui X 2 =45.94, S22=7.35,

maka interval kepercayaannya adalah:

α  S α  S
X 2 − t n −1  2  22 ≤ µ 2 ≤ X 2 + t n −1  2  22
 2p  n  2  n
 0.05  7.35  0.05  7.35
45.94 − t 80 −1   ≤ µ 2 ≤ 45.94 + t 80 −1  
 2 x 5  80  2 x 5  80
45.94 − t 79 (0.005) x 0.303 ≤ µ 2 ≤ 45.94 + t 79 (0.005) x 0.303
45.94 − 2.66 x 0.303 ≤ µ 2 ≤ 42.04 + 2.66 x 0.303
45.94 − 0.806 ≤ µ 2 ≤ 42.04 + 0.806
45.134 ≤ µ 2 ≤ 46.746

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa lebar kursi adalah se-

besar 42 < 45.134, tetapi pebedaannya tidak signifikan dengan nilai

minimal dari interval kepercayaan, sehingga disimpulkan bahwa ber-


94

dasarkan lebar alas kursi, kursi masih dalam toleransi nyaman untuk

digunakan. Lebar kursi secara ergonomis juga memenuhi syarat

(dibahas di subbab keergonomisan kursi hal. 96).

3). Interval kepercayaan untuk jarak pantat-poplitiel (X3)

Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui X 3 =35.96, S33=9.15

maka interval kepercayaannya adalah:

α  S α  S
X 3 − t n −1  3  33 ≤ µ 3 ≤ X 3 + t n −1  3  33
 2p  n  2  n
 0.05  9.15  0.05  9.15
35.96 − t 80−1   ≤ µ 3 ≤ 35.96 + t 80−1  
 2 x 5  80  2 x 5  80
35.96 − t 79 (0.005) x 0.338 ≤ µ 3 ≤ 35.96 + t 79 (0.005) x 0.338
35.96 − 2.66 x 0.338 ≤ µ 3 ≤ 35.96 + 2.66 x 0.338
35.96 − 0.9 ≤ µ 3 ≤ 35.96 + 0.9
35.06 ≤ µ 3 ≤ 36.86

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa panjang kursi adalah

sebesar 44 > 36.86, sehingga dapat dikatakan kursi lebih panjang dari

jarak pantat-poplitiel pemakai. Berdasarkan hasil kuesioner, banyak

responden yang mengatakan bahwa pemakai tidak merasa nyaman du-

duk di kursi yang lebih panjang dari jarak pantat-poplitiel, maka dis-

impulkan bahwa kursi tidak nyaman untuk digunakan.

4). Interval kepercayaan lebar bahu (X4)

Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui X 4 =41.7, S44=12.67

maka interval kepercayaannya adalah:


95

α  S α  S
X 4 − t n −1  4  44 ≤ µ 4 ≤ X 4 + t n −1  4  44
 2p  n  2  n
 0.05  12.67  0.05  12.67
41.7 − t 80 −1   ≤ µ 4 ≤ 41.7 + t 80 −1  
 2 x 5  80  2 x 5  80
41.7 − t 79 (0.005) x 0.36 ≤ µ 4 ≤ 41.7 + t 79 (0.005) x 0.4
41.7 − 2.66 x 0.4 ≤ µ 4 ≤ 41.7 + 2.66 x 0.36
41.7 − 1.064 ≤ µ 4 ≤ 41.7 + 1.064
40.636 ≤ µ 4 ≤ 42.764

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa lebar sandaran kursi

adalah sebesar 41 cm berada dalam daerah kepercayaan sehingga di-

katakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan.

5). Interval kepercayaan tinggi bahu (X5)

Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui x5 =54.71,

S55=31.776 maka interval kepercayaannya adalah:

α  S α  S
X 5 − t n −1  5  55 ≤ µ 5 ≤ X 5 + t n −1  5  55
 2p n  2  n
 0.05  31.776  0.05  31.776
54.71 − t 80−1   ≤ µ 5 ≤ 54.71 + t 80−1  
 2 x5 80  2 x5 80
54.71 − t 79 (0.005) x 0.36 ≤ µ 5 ≤ 54.71 + t 79 (0.005) x 0.36
54.71 − 2.66 x 0.63 ≤ µ 5 ≤ 54.71 + 2.66 x 0.63
54.71 − 1.6758 ≤ µ 5 ≤ 54.71 + 1.6758
53.034 ≤ µ 5 ≤ 53.034

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi sandaran adalah

sebesar 43 cm < 53.034, sehingga dapat dikatakan kursi lebih pendek

dari tinggi sandaran pemakai. Berdasarkan hasil kuesioner, dikatakan


96

bahwa pemakai tidak bermasalah dengan tinggi sandaran, sehingga

berdasarkan tinggi sandaran disimpulkan bahwa kursi nyaman untuk

digunakan.

d. Keergonomisan Kursi

Berdasarkan perhitungan persentil, diperoleh dimensi kursi yang

ergonomis adalah sbb:

1). Tinggi alas kursi

Pada perancangan tinggi alas kursi digunakan persentil 50 wanita

karena diharapkan agar rata-rata orang populasi dapat menggunakan

kursi atau tinggi kursi kira-kira 43 cm (Nurmianto, 2005) sedangkan

dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi poplitiel dengan me-

nambahkan toleransi yaitu tebal sepatu. Dalam skripsi ini diambil tebal

sepatu sebesar 2 cm. Dari perhitungan persentil diketahui nilai persen-

til ke 50 = 41 cm (hal. 89) dan tebal sepatu = 2 cm, maka tinggi alas

kursi = persentil 50 wanita + tebal sepatu = 41 cm + 2 cm = 43 cm.

Jadi tinggi alas kursi yang ergonomis adalah 43 cm, sedangkan tinggi

kursi sebenarnya adalah 45 cm tetapi tidak berbeda jauh karena hanya

berbeda 3 cm, sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman untuk

digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.

2). Lebar alas kursi

Lebar alas kursi yang baik minimal sama dengan lebar pinggul wanita

5 persentil, karena diharapkan agar yang berbadan kecil dapat


97

menggunakan kursi (Nurmianto, 2005). Diketahui nilai persentil ke 5

= 33 cm (hal. 89) dan perlu adanya penambahan 10 mm untuk tebal

pakaian, maka lebar alas kursi = 33 cm + 10 mm = 33.10 cm ≈ 34

cm. Jadi lebar kursi minimal adalah 34 cm. Lebar kursi sebenarnya

adalah 42 cm sehingga kursi yang digunakan lebih lebar, maka

dikatakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa

kursi ergonomis.

3). Panjang alas kursi

Panjang alas kursi (kedalaman kursi) harus sesuai dengan dimensi

panjang antara lipat lutut (poplitiel) dan pantat. Wanita dengan

antropometri 5 persentil harusnya dapat menggunakan dan merasakan

manfaat adanya sandaran punggung (Nurmianto, 2005), sehingga

panjang alas kursi = persentil ke 5 wanita = 41 cm (hal. 89). Jadi

panjang alas kursi yang ergonomis adalah 41 cm, sedangkan panjang

alas kursi yang sebenarnya adalah 44 cm, tetapi tidak berbeda jauh

sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman digunakan atau

dikatakan bahwa kursi ergonomis. Meskipun secara vaktual rata-rata

jarak pantat-poplitiel lebih panjang dari panjang kursi, namun secara

ergonomis kursi masih memenuhi syarat.

4). Tinggi sandaran kursi

Tinggi sandaran kursi harus sama dengan tinggi bahu wanita 5 per-

sentil, maka tinggi sandaran kursi = persentil ke 5 wanita = 46 cm (hal.


98

89). Jadi tinggi sandaran yang ergonomis adalah 46 cm, sedangkan

tinggi sandaran sebenarnya adalah 43 cm, tetapi tidak berbeda jauh

sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman digunakan atau

dikatakan bahwa kursi ergonomis.

5). Lebar sandaran kursi

Lebar sandaran seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5

persentil dari populasi. Jika terlalu lebar, akan mempengaruhi kebe-

basan gerak siku sehingga lebar sandaran kursi = persentil ke 5 wanita

= 36 cm (hal. 89). Jadi, dimensi kursi yang ergonomis adalah 36 cm,

sedangkan lebar sandaran sebenarnya adalah 41 cm. Jadi lebar sanda-

ran kursi yang digunakan lebih lebar, sehingga dikatakan bahwa kursi

nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.

Berdasarkan kelima hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kursi nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.

3. Posisi Layar

Analisis yang dilakukan untuk keergonomisan posisi layar adalah

analisis statistik univariat karena dimensi tubuh yang berhubungan dengan

posisi layar adalah tinggi mata.

a. Uji normalitas tinggi mata (X6)

Uji normalitas tinggi mata dilakukan dengan uji kolmogorov-smir-

nov dengan bantuan program SPSS. Dari hasil SPSS diperoleh bahwa ni-

lai sig (2-tailed) = 0.306 > 0.05 (lampiran 8), maka dapat disimpulkan
99

bahwa data berdistribusi normal.

b. Interval kepercayaan rata-rata satu populasi

Berdasarkan data X6 ( tinggi mata) dari sampel sebanyak 80 dipe-

roleh bahwa X 6 =113.0375, S66 =7.465437, maka interval kepercayaan

95% rata-rata untuk tinggi mata adalah:

S S
X 6 − zα ≤ µ 6 ≤ X 61 + zα
2 n 2 n
7.465437 7.465437
113.0375 − z 0.05 ≤ µ 6 ≤ 113.0375+ z 0.05
2 80 2 80
113.0375 − z 0.025 x 0.83466≤ µ 6 ≤ 113.0375 + z 0.025 x 0.83466
113.0375 − 1.96 x 0.83466≤ µ 6 ≤ 113.0375 + 1.96 x 0.83466
113.0375 − 1.64 ≤ µ 6 ≤ 113.0375+ 1.64
111.4016 ≤ µ 6 ≤ 114.6734

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi layar adalah 175 >

114.6734, sehingga dapat disimpulkan bahwa letak layar terlalu tinggi se-

hingga layar perlu diturunkan agar tidak menimbulkan sikap paksa dari

mahasiswa yaitu harus mendongak saat melihat layar.

c. Keergonomisan Posisi layar

1). Menentukan posisi layar berdasarkan tinggi layar

Tinggi layar yang nyaman seharusnya sesuai dengan garis

pandang mata normal dan posisi layar yang ergonomis adalah letak

layar tegak lurus dengan garis pandang mata dan sudut pandang mata

yang dibentuk adalah sekitar 300-330. Garis pandang mata harus sesuai
100

dengan tinggi mata posisi duduk persentil ke 95 pria, agar mahasiswa

yang duduk di baris 2 sampai 8 tetap dapat melihat layar dengan baik,

tidak harus tertutupi kepala mahasiswa lain yang duduk didepannya

(Nurmianto, 2004).

- Garis pandang mata standar = tinggi layar dari lantai

= tinggi mata posisi duduk persentil ke 95 pria + toleransi

= persentil ke 95 + tebal sepatu

= (129 + 2) cm = 131 cm

Tinggi layar dari lantai adalah 131 cm. Jadi, agar posisi layar

ergonomis, maka tinggi layar dari lantai adalah 131 cm. tinggi

layar sebenarnya adalah 175 cm, maka layar perlu diturunkan

sebesar = (175 – 131) cm = 44 cm.

- Sudut pandang mata

c c 175
sin θ = ⇒b= =
b sin θ sin 33 0
175
= = 321.34 cm
0.5446

a
cosθ = ⇒ a = c cos θ
c
= 321.34 cos 330
= 321.34 x 0.84
= 269.93 ≈ 270 cm

Jadi agar posisi layar ergonomis maka tinggi layar dari lantai ada-

lah 131 cm sehingga layar perlu diturunkan sebesar (175 – 131)


101

cm = 44 cm dan jarak dari layar ke baris pertama (a) adalah 270

cm. Untuk lebih jelas lihat gambar 4. 5 di bawah ini.

Gambar 4. 5 Posisi layar yang nyaman

2). Menentukan nomor kursi yang nyaman untuk diduduki

Berdasarkan observasi, diketahui banyaknya kursi yang digu-

nakan di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD yang memiliki

luas 12 m x 10 m = 120 m2 = 1.200.000 cm2 dari 3 ruang kuliah yang

diambil sebagai sampel adalah 104 cm. banyaknya barisan kursi ada-

lah sebanyak 8 baris dengan banyaknya kursi tiap baris adalah 13

kursi, seperti terlihat pada gambar 4. 6 di bawah ini.


102

Gambar 4. 6 Ruang kuliah tampak dari atas

Dari hasil pengukuran, diketahui:

- lebar ruangan adalah 1000 cm, sehingga lebar ½ ruangan adalah

500 cm

- jarak antara kursi adalah 55 cm

- jarak tiap 3 kolom kursi adalah 70 cm


103

a). Berdasarkan posisi duduk terjauh

Berdasarkan prinsip posisi duduk terjauh layar dengan ba-

han definisi standar (standard definition) yang mengatakan bahwa

posisi duduk terjauh adalah sekitar 5 kali lebar layar, maka jarak

melihat layar untuk posisi duduk terjauh adalah 5 x 175 cm = 875

cm, yaitu sampai posisi baris keenam dari depan.

b). Berdasarkan prinsip ergonomi, agar posisi duduk tidak menyebab-

kan sakit pada leher maka layar tidak boleh diletakkan > 350 ke

kiri dan ke kanan sehingga posisi duduk yang nyaman, diperoleh

dengan cara, yaitu:

Tabel 4. 9 Sudut yang dibentuk tiap baris terhadap layar

lebar jarak dari Sudut


Baris
ruangan layar Sisi miring yang
kursi Sinus Keterangan
sampai (cm) (cm) dibentuk
ke
layar (cm) (0)

2 412.5 280 498.554 0.8274 55.8318 > 35


3 412.5 410 581.598 0.7093 45.1742 >35
4 412.5 540 679.527 0.6070 37.3758 >35
5 412.5 670 786.801 0.5243 31.6194
6 412.5 800 900.087 0.4583 27.2768
7 412.5 930 1017.380 0.4055 23.9196
8 412.5 1060 1137.430 0.3627 21.2636

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sudut pada baris

5 sampai baris 8 lebih kecil dari 350, maka dapat disimpulkan


104

bahwa posisi duduk pada baris 5 sampai baris 8 nyaman diduduki.

Sedangkan sudut pada baris 2 sampai baris 4 > 350, sehingga kursi

yang berada di samping kiri-kanan ke layar tidak nyaman untuk

diduduki. Namun, baris pertama tidak perlu dicari posisi yang

nyaman karena berdasarkan sudut pandang dari pertama telah di-

peroleh bahwa kursi pada baris pertama tidak nyaman untuk didu-

duki. Oleh karena itu perlu dicari posisi yang nyaman dengan

mengurangi jarak ke kiri dan kanan agar sudut yang dibentuk < 350

sehingga diperoleh tabel berikut.

lebar
jarak Sisi
Baris ruangan Sudut
dari layar miring Sinus Keterangan
ke sampai (0)
(cm) (cm)
layar (cm)
2 412.5 280 498.554 0.8274 55.8318 > 35
196.0 280 341.784 0.5735 34.9920 <35
3 412.5 410 581.598 0.7093 45.1742 >35
287.0 410 500.469 0.5735 34.9920 <35
4 412.5 540 679.527 0.6070 37.3758 >35
378.0 540 659.154 0.5735 34.9920 <35

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

i). Untuk baris kedua, jarak yang nyaman dari layar adalah sebe-

sar 196 cm dari layar sehingga kursi yang tidak nyaman untuk

diduduki pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan ja-

rak 412.5 - 196 = 216.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan no-

mor 14, 15 dan 16. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan,


105

kursi yang tidak nyaman untuk diduduki pada baris kedua

adalah kursi dengan jarak (412.5 + 175 + 196) cm = 783.5 cm

dari pintu, yaitu sampai kursi nomor 23, sehingga kursi dengan

nomor 24, 25 dan 26 tidak nyaman untuk diduduki. Dari ke-

dua hasil di atas dapat disimpulkan bahwa untuk baris 2 kursi

yang tidak nyaman untuk diduduki adalah kursi nomor 14, 15,

16, 24, 25 dan 26 sehingga tidak perlu diduduki.

ii). Untuk baris ketiga, jarak yang nyaman dari layar adalah sebe-

sar 287 cm sehingga kursi yang tidak nyaman untuk diduduki

pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan jarak (412.5

– 287) cm = 125.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan nomor 27

dan 28. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan, kursi yang ti-

dak nyaman untuk diduduki pada baris kedua adalah kursi

dengan jarak (412.5 + 175 + 287) cm = 874.5 cm dari pintu,

yaitu sampai kursi nomor 38, sehingga kursi dengan nomor 39

tidak nyaman untuk diduduki. Dari kedua hasil di atas dapat

disimpulkan bahwa untuk baris ketiga kursi yang tidak nyaman

untuk diduduki adalah kursi nomor 27, 28 dan 39 sehingga ti-

dak perlu diduduki.

iii).Untuk baris keempat, jarak yang nyaman dari layar adalah se-

besar 378 cm sehingga kursi yang tidak nyaman untuk didu-

duki pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan jarak
106

(412.5 – 378) cm = 34.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan no-

mor 40. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan, kursi yang ti-

dak nyaman untuk diduduki pada baris keempat adalah kursi

dengan jarak (412.5 + 175 + 378) cm = 965.5 cm dari pintu,

yaitu kursi bernomor 52. Dari kedua hasil di atas dapat disim-

pulkan bahwa untuk baris keempat, kursi yang tidak nyaman

untuk diduduki adalah kursi nomor 40 dan 52 sehingga tidak

perlu diduduki.

Dari 3 hasil di atas, maka disimpulkan bahwa kursi yang

tidak nyaman untuk diduduki adalah kursi nomor 14, 15, 16, 24,

25, 26, 27, 28, 39, 40 dan 52.

Secara gambar, kursi-kursi yang tidak nyaman untuk didu-

duki dapat dilihat pada gambar berikut, yaitu kursi yang terletak

pada daerah-daerah yang diarsir.


107

Gambar 4. 7 Daerah posisi yang nyaman dan tidak

Berdasarkan hasil di atas, banyak kursi yang nyaman

adalah sebanyak 54 kursi. Posisi viewer yang ergonomis adalah

seperti pada gambar di bawah ini.


108

Gambar 4. 8 posisi viewer yang tidak ergonomis

Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa

posisi layar tidak nyaman atau dikatakan bahwa posisi layar tidak

ergonomis, sehingga posisi layar yang nyaman adalah seperti pada

gambar di bawah ini.

Gambar 4. 9 posisi viewer yang ergonomis


109

Penataan kursi yang paling baik/ ergonomis adalah dibuat melingkar

karena sudut yang dibentuk oleh setiap kursi pada suatu baris adalah sama,

dimana setiap kursi tegak lurus terhadap layar. Untuk dapat menampung

lebih banyak mahasiswa, maka posisi kursi di ruang kuliah FKIP Mrican USD

dapat dibuat melingkar dengan memberi jalan tengah. Gambar 4. 10 di bawah

ini adalah gambar penataan kursi dengan dibuat melingkar.

Gambar 4. 10 Penataan kursi dengan dibuat melingkar

Berdasarkan tabel di atas, banyak kursi yang dapat ditampung adalah

sebanyak 60 kursi, dimana semuanya nyaman untuk diduduki lebih banyak

dari penataan kursi dibuat mendatar.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan dua

hal berikut:

1. Statistika berperan penting dalam ergonomi dan antropometri, yaitu menguji

keergonomisan suatu produk perancangan. Dasar-dasar statistik yang

digunakan pada skripsi ini adalah statistik univariat dan statistik multivariat.

Statistik univariat digunakan untuk menguji keergonomisan posisi layar, yaitu

uji hipotesis rata-rata, interval kepercayaan rata-rata satu populasi dan

perhitungan persentil dimana data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Statistik multivariat digunakan untuk menguji keergonomisan posisi

layar, yaitu Uji T2 Hotelling, interval kepercayaan Bonferroni dan perhitungan

persentil dimana data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

multivariat.

2. Untuk kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD,

dapat disimpulkan bahwa kursi ergonomis, sedangkan posisi layar tidak ergo-

nomis. Hasil ini sesuai dengan hasil kuesioner (jawaban responden) yang

mengatakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan sedangkan posisi layar di-

persepsikan terlalu tinggi yang mengakibatkan timbulnya keluhan sakit/ nyeri

pada leher.

109 
110 
 

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan, maka beberapa saran yang dapat

penulis ajukan agar posisi layar dapat memberikan kenyamanan bagi mahasiswa

sebagai pemakai adalah sebagai berikut :

1. Layar perlu diturunkan sebesar 44 cm.

2. Jarak baris pertama kursi dari layar adalah sebesar 270 cm, sehingga baris

pertama dimundurkan atau tidak perlu diduduki atau dikeluarkan dari ruangan

atau kursi pada baris pertama dimundurkan sehingga jauhnya 270 cm dari

layar dan jika jumlah pemakai melebihi jumlah kursi yang disiapkan maka

disarankan untuk menggunakan ruang kuliah yang lain.

3. Mahasiswa disarankan tidak menduduki kursi pada baris pertama dan kursi

nomor 14, 15, 16, 24, 25, 26, 27, 28, 39, 40 dan 52.

4. Agar dapat menampung mahasiswa yang banyak adalah dengan mengubah

penempatan kursi, yaitu dibuat melingkar karena jika kursi dibuat melingkar,

maka sudut yang dibentuk oleh setiap kursi pada suatu baris adalah sama.

5. Melakukan penelitian keergonomisan pada sarana-sarana pembelajaran atau

perkantoran yang lain.

6. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menganalisa pula faktor-faktor ling-

kungan kerja yang berpengaruh terhadap kenyamanan posisi layar dan me-

nentukan keergonomisan meja.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2008). Pengunaan Data Antropometri dalam Perancangan Produk.

http://teori-teoriergonomi.blogspot.com/2008/04/pengunaan-data-antropome-

tri-dalam.html

Anonim. Perancangan Meja dan Kursi Berdasarkan Jenis Praktikum Ditinjau dari

Aspek Ergonomi dan Metode Quality Function Deployment (QFD). (QFD).

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknik-industri/perancangan-meja-

dan-kursi-berdasarkan-jenis-praktikum-ditinjau-dari-aspek-ergonomi-dan-

metodeDiakses pada tanggal 23 november 2009.

Anonim. Perancangan Prototype Meja Bangku Ergonomis untuk Murid Sekolah Da-

sar Kelas Satu dan Dua.

http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/12/%E2%80%9Cperancangan-proto-

type-meja-bangku-ergonomis-untuk-murid-sekolah-dasar-kelas-satu-dan-

dua%E2%80%9D/. Diakses pada tanggal 23 november 2009.

Anonim. Table 7: Kolmogorov-Smirnov Test.

http://www.eridlc.com/onlinetextbook/appendix/table7.htm. Diakses pada

tanggal 28 April 2010.

Dwiatmoko, Ig. A. (1997). Statistika Matematika I. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Dwiatmoko, Ig. A dan Murwaningtyas, Ch. (2007). Statistika Matematika II. Yogya-

karta: Universitas Sanata Dharma.

112 
113 
 

Endista, A. (2008).

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=teknik+penarikan+sampel%2

Bpurposive&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=6f9f2b4c727fad3f. Di-

akses pada tanggal 12 Juni 2010.

Ita Indi Rahayu. (2005). Hubungan antara Sikap Kerja Duduk Terhadap Produktivitas

pada Penjahit Konveksi Rumah Tangga Panca Daya Sakti Semarang Tahun

2005. Skripsi.

http://www.google.co.id/#hl=id&q=landasan+statistik+untuk+memahami+er-

gonomi+dan+antropometri&start=10&sa=N&fp=fb5226a5e856d2a1. Diakses

tanggal 5 Oktober 2009.

Johnson, Richard A. dan Wichern, Dean W. (1992). Applied Multivariat Statistical

Analysis. USA: Prentice-Hall International, Inc.

Julie, Hongki. (1999). Teorema Limit Pusat Lidenberg dan Terapannya. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Mendenhall, W. dan R.L. Scheaffer, Wackerly, D. D. (1986). Mathematical Statistics

with applications. Boston: Duxbury Press.

Murwaningtyas, Ch. (2004). Statistika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Mustafa, H. (2000). Teknik Sampling.

http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=teknik+penarikan+sampel%2

Bpurposive&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=6f9f2b4c727fad3f. Di-

akses pada tanggal 12 Juni 2010.


114 
 

Nurmianto, Eko. (1996). ERGONOMI: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:

ITSN.

Octarisya, Mega. (2009). Tinjauan Faktor Resiko Ergonomi. Skripsi.

http://www.google.co.id/search?

hl=id&source=hp&q=sudut+leher+normal+dalam+mendongak&meta=&aq=f

&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai. Diakses pada tanggal 3 Mei 2010.

Sprinthall, Richard, C. (2007). Basic Statistical Analysis. New York: Pearson Educa-

tion, Inc.

Supranto, J. M.A. (2009). STATISTIK: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta :

Erlangga.

Suyanto, Dr. (1988). Metode Statistika Multivariat. Jakarta : P2LPTK.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2008). ERGONOMI : Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:

Guna Widya.

http://books.google.co.id/books?id=AVjZVuvZsHYC&pg=PA121&dq=pe-

rancangan+ruang+interior&lr=&as_drrb_is=q&as_minm_is=0&as_miny_is=

&as_maxm_is=0&as_maxy_is=&as_brr=0&cd=1#v=onepage&q=perancang-

an%20ruang%20interior&f=false. Diakses tanggal 16 April 2010.


115

Lampiran 1
Tabel Distribusi Normal

Z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
-3.4 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002
-3.3 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003
-3.2 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005
-3.1 0.0010 0.0009 0.0009 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007
-3.0 0.0013 0.0013 0.0013 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010
-2.9 0.0019 0.0018 0.0018 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014
-2.8 0.0026 0.0025 0.0024 0.0023 0.0023 0.0022 0.0021 0.0021 0.002 0.0019
-2.7 0.0035 0.0034 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026
-2.6 0.0047 0.0045 0.0044 0.0043 0.0041 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036
-2.5 0.0062 0.0060 0.0059 0.0057 0.0055 0.0054 0.0052 0.0051 0.0049 0.0048
-2.4 0.0082 0.008 0.0078 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0068 0.0066 0.0064
-2.3 0.0107 0.0104 0.0102 0.0099 0.0096 0.0094 0.0091 0.0089 0.0087 0.0084
-2.2 0.0139 0.0136 0.0132 0.0129 0.0125 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110
-2.1 0.0179 0.0174 0.0170 0.0166 0.0162 0.0158 0.0154 0.0150 0.0146 0.0143
-2.0 0.0228 0.0222 0.0217 0.0212 0.0207 0.0202 0.0197 0.0192 0.0188 0.0183
-1.9 0.0287 0.0281 0.0274 0.0268 0.0262 0.0256 0.0250 0.0244 0.0239 0.0233
-1.8 0.0359 0.0351 0.0344 0.0336 0.0329 0.0322 0.0314 0.0307 0.0301 0.0294
-1.7 0.0446 0.0436 0.0427 0.0418 0.0409 0.0401 0.0392 0.0384 0.0375 0.0367
-1.6 0.0548 0.0537 0.0526 0.0516 0.0505 0.0495 0.0485 0.0475 0.0465 0.0455
-1.5 0.0668 0.0655 0.0643 0.0630 0.0618 0.0606 0.0594 0.0582 0.0571 0.0559
-1.4 0.0808 0.0793 0.0778 0.0764 0.0749 0.0735 0.0721 0.0708 0.0694 0.0681
-1.3 0.0968 0.0951 0.0934 0.0918 0.0901 0.0885 0.0869 0.0853 0.0838 0.0823
-1.2 0.1151 0.1131 0.1112 0.1093 0.1075 0.1056 0.1038 0.102 0.1003 0.0985
-1.1 0.1357 0.1335 0.1314 0.1292 0.1271 0.1251 0.1230 0.1210 0.1190 0.1170
-1.0 0.1587 0.1562 0.1539 0.1515 0.1492 0.1469 0.1446 0.1423 0.1401 0.1379
-0.9 0.1841 0.1814 0.1788 0.1762 0.1736 0.1711 0.1685 0.1660 0.1635 0.1611
-0.8 0.2119 0.2090 0.2061 0.2033 0.2005 0.1977 0.1949 0.1922 0.1894 0.1867
-0.7 0.2420 0.2389 0.2358 0.2327 0.2296 0.2266 0.2236 0.2206 0.2177 0.2148
-0.6 0.2743 0.2709 0.2676 0.2643 0.2611 0.2578 0.2546 0.2514 0.2483 0.2451
-0.5 0.3085 0.3050 0.3015 0.2981 0.2946 0.2912 0.2877 0.2843 0.2810 0.2776
-0.4 0.3446 0.3409 0.3372 0.3336 0.3300 0.3264 0.3228 0.3192 0.3156 0.3121
-0.3 0.3821 0.3783 0.3745 0.3707 0.3669 0.3632 0.3594 0.3557 0.3520 0.3483
-0.2 0.4207 0.4168 0.4129 0.4090 0.4052 0.4013 0.3974 0.3936 0.3897 0.3859
-0.1 0.4602 0.4562 0.4522 0.4483 0.4443 0.4404 0.4364 0.4325 0.4286 0.4247
-0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
116

Tabel Distribusi Normal (lanjutan)


Z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 0.5675 0.5714 0.5753
0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.591 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141
0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.6480 0.6517
0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.6700 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879

0.5 0.6915 0.6950 0.6985 0.7019 0.7054 0.7088 0.7123 0.7157 0.7190 0.7224
0.6 0.7257 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7517 0.7549
0.7 0.7580 0.7611 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852
0.8 0.7881 0.7910 0.7939 0.7967 0.7995 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133
0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.8340 0.8365 0.8389

1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621
1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.8770 0.8790 0.8810 0.8830
1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.8980 0.8997 0.9015
1.3 0.9032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9131 0.9147 0.9162 0.9177
1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9279 0.9292 0.9306 0.9319

1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.937 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.9441
1.6 0.9452 0.9463 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545
1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9625 0.9633
1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706
1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.975 0.9756 0.9761 0.9767

2.0 0.9772 0.9778 0.9783 0.9788 0.9793 0.9798 0.9803 0.9808 0.9812 0.9817
2.1 0.9821 0.9826 0.9830 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.9850 0.9854 0.9857
2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.9890
2.3 0.9893 0.9896 0.9898 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916
2.4 0.9918 0.9920 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9936

2.5 0.9938 0.9940 0.9941 0.9943 0.9945 0.9946 0.9948 0.9949 0.9951 0.9952
2.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.9960 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964
2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.9970 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974
2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.9980 0.9981
2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986

3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.9990 0.9990
3.1 0.9990 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993
3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995
3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997
3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998
117

Lampiran 2

Tabel Distribusi t

α
ν
0.10 0.05 0.025 0.01 0.005

1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657

2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925

3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841

4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604

5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032

6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707

7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499

8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355

9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250

10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169

11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106

12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055

13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012

14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977

15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947


118

16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921

17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898

18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878

19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861

20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845

21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831

22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819

23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807

24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797

25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787

26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779

27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771

28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763

29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756

Inf. 1.282 1.645 1.960 2,326 2,576


119

Lampiran 3
Tabel Distribusi Khi Kuadrat

d.f Α
v 0.995 0.99 0.98 0.975 0.95 0.90 0.80 0.75 0.70 0.50
1 0.000 0.000 0.001 0.001 0.004 0.016 0.064 0.102 0.148 0.455
2 0.010 0.020 0.04 0.051 0.103 0.211 0.446 0.575 0.713 1.386
3 0.072 0.115 0.185 0.216 0.352 0.584 1.005 1.213 1.424 2.366
4 0.207 0.297 0.429 0.484 0.711 1.064 1.649 1.923 2.195 3.357
5 0.412 0.554 0.752 0.831 1.145 1.610 2.343 2.675 3.000 4.351
6 0.676 0.872 1.134 1.237 1.635 2.204 3.070 3.455 3.828 5.348
7 0.989 1.239 1.564 1.690 2.167 2.833 3.822 4.255 4.671 6.346
8 1.344 1.646 2.032 2.180 2.733 3.490 4.594 5.071 5.527 7.344
9 1.735 2.088 2.532 2.700 3.325 4.168 5.380 5.899 6.393 8.343
10 2.156 2.558 3.059 3.247 3.940 4.865 6.179 6.737 7.267 9.342
11 2.603 3.053 3.609 3.816 4.575 5.578 6.989 7.584 8.148 10.341
12 3.074 3.571 4.178 4.404 5.226 6.304 7.807 8.438 9.034 11.340
13 3.565 4.107 4.765 5.009 5.892 7.042 8.634 9.299 9.926 12.340
14 4.075 4.660 5.368 5.629 6.571 7.790 9.467 10.165 10.821 13.339
15 4.601 5.229 5.985 6.262 7.261 8.547 10.307 11.037 11.721 14.339
16 5.142 5.812 6.614 6.908 7.962 9.312 11.152 11.912 12.624 15.338
17 5.697 6.408 7.255 7.564 8.672 10.085 12.002 12.792 13.531 16.338
18 6.265 7.015 7.906 8.231 9.390 10.865 12.857 13.675 14.440 17.338
19 6.844 7.633 8.567 8.907 10.117 11.651 13.716 14.562 15.352 18.338
20 7.434 8.26 9.237 9.591 10.851 12.443 14.578 15.452 16.266 19.337
21 8.034 8.897 9.915 10.283 11.591 13.24 15.445 16.344 17.182 20.337
22 8.643 9.542 10.600 10.982 12.338 14.041 16.314 17.240 18.101 21.337
23 9.260 10.196 11.293 11.689 13.091 14.848 17.187 18.137 19.021 22.337
24 9.886 10.856 11.992 12.401 13.848 15.659 18.062 19.037 19.943 23.337
25 10.52 11.524 12.697 13.120 14.611 16.473 18.940 19.939 20.867 24.337
26 11.160 12.198 13.409 13.844 15.379 17.292 19.820 20.843 21.792 25.336
27 11.808 12.879 14.125 14.573 16.151 18.114 20.703 21.749 22.719 26.336
28 12.461 13.565 14.847 15.308 16.928 18.939 21.588 22.657 23.647 27.336
29 13.121 14.256 15.574 16.047 17.708 19.768 22.475 23.567 24.577 28.336
30 13.787 14.953 16.306 16.791 18.493 20.599 23.364 24.478 25.508 29.336
120

Tabel Distribusi Khi Kuadrat (lanjutan)


d.f
v 0.30 0.25 0.20 0.10 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.001
1 1.074 1.323 1.642 2.706 3.841 5.024 5.412 6.635 7.879 10.828
2 2.408 2.773 3.219 4.605 5.991 7.378 7.824 9.210 10.597 13.816
3 3.665 4.108 4.642 6.251 7.815 9.348 9.837 11.345 12.838 16.266
4 4.878 5.385 5.989 7.779 9.488 11.143 11.668 13.277 14.860 18.467
5 6.064 6.626 7.289 9.236 11.070 12.833 13.388 15.086 16.750 20.515

6 7.231 7.841 8.558 10.645 12.592 14.449 15.033 16.812 18.548 22.458
7 8.383 9.037 9.803 12.017 14.067 16.013 16.622 18.475 20.278 24.322
8 9.524 10.219 11.030 13.362 15.507 17.535 18.168 20.09 21.955 26.124
9 10.656 11.389 12.242 14.684 16.919 19.023 19.679 21.666 23.589 27.877
10 11.781 12.549 13.442 15.987 18.307 20.483 21.161 23.209 25.188 29.588

11 12.899 13.701 14.631 17.275 19.675 21.920 22.618 24.725 26.757 31.264
12 14.011 14.845 15.812 18.549 21.026 23.337 24.054 26.217 28.300 32.909
13 15.119 15.984 16.985 19.812 22.362 24.736 25.472 27.688 29.819 34.528
14 16.222 17.117 18.151 21.064 23.685 26.119 26.873 29.141 31.319 36.123
15 17.322 18.245 19.311 22.307 24.996 27.488 28.259 30.578 32.801 37.697

16 18.418 19.369 20.465 23.542 26.296 28.845 29.633 32.000 34.267 39.252
17 19.511 20.489 21.615 24.769 27.587 30.191 30.995 33.409 35.718 40.79
18 20.601 21.605 22.760 25.989 28.869 31.526 32.346 34.805 37.156 42.312
19 21.689 22.718 23.900 27.204 30.144 32.852 33.687 36.191 38.582 43.82
20 22.775 23.828 25.038 28.412 31.410 34.170 35.020 37.566 39.997 45.315

21 23.858 24.935 26.171 29.615 32.671 35.479 36.343 38.932 41.401 46.797
22 24.939 26.039 27.301 30.813 33.924 36.781 37.659 40.289 42.796 48.268
23 26.018 27.141 28.429 32.007 35.172 38.076 38.968 41.638 44.181 49.728
24 27.096 28.241 29.553 33.196 36.415 39.364 40.270 42.980 45.559 51.179
25 28.172 29.339 30.675 34.382 37.652 40.646 41.566 44.314 46.928 52.620

26 29.246 30.435 31.795 35.563 38.885 41.923 42.856 45.642 48.290 54.052
27 30.319 31.528 32.912 36.741 40.113 43.195 44.140 46.963 49.645 55.476
28 31.391 32.620 34.027 37.916 41.337 44.461 45.419 48.278 50.993 56.892
29 32.461 33.711 35.139 39.087 42.557 45.722 46.693 49.588 52.336 58.301
30 33.530 34.800 36.250 40.256 43.773 46.979 47.962 50.892 53.672 59.703
121

Lampiran 4
Tabel Distribusi F

ν1
ν2
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 161.45 199.5 215.71 224.58 230.16 233.99 236.77 238.88 240.54

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54


122

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.3

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12

60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04

120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96

∞ 3.38 3.00 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.88


123

Tabel Distribusi F (lanjutan)

ν1
ν2
10 12 15 20 24 30 40 60 120 ∞
1 241.88 243.91 245.95 248.01 249.05 250.10 252.20 252.72 253.25 254.30

2 19.40 19.41 19.43 19.45 19.45 19.46 19.48 19.48 19.49 19.50

3 8.79 8.74 8.70 8.66 8.64 8.62 8.57 8.56 8.55 8.53

4 5.96 5.91 5.86 5.80 5.77 5.75 5.69 5.67 5.66 5.63

5 4.74 4.68 4.62 4.56 4.53 4.50 4.43 4.41 4.40 4.36

6 4.06 4.00 3.94 3.87 3.84 3.81 3.74 3.72 3.70 3.67

7 3.64 3.57 3.51 3.44 3.41 3.38 3.30 3.29 3.27 3.23

8 3.35 3.28 3.22 3.15 3.12 3.08 3.01 2.99 2.97 2.93

9 3.14 3.07 3.01 2.94 2.90 2.86 2.79 2.77 2.75 2.71

10 2.98 2.91 2.85 2.77 2.74 2.70 2.62 2.60 2.58 2.54

11 2.85 2.79 2.72 2.65 2.61 2.57 2.49 2.47 2.45 2.40

12 2.75 2.69 2.62 2.54 2.51 2.47 2.38 2.36 2.34 2.30

13 2.67 2.6 2.53 2.46 2.42 2.38 2.30 2.27 2.25 2.21

14 2.60 2.53 2.46 2.39 2.35 2.31 2.22 2.20 2.18 2.13

15 2.54 2.48 2.40 2.33 2.29 2.25 2.16 2.14 2.11 2.07

16 2.49 2.42 2.35 2.28 2.24 2.19 2.11 2.08 2.06 2.01

17 2.45 2.38 2.31 2.23 2.19 2.15 2.06 2.03 2.01 1.96

18 2.41 2.34 2.27 2.19 2.15 2.11 2.02 1.99 1.97 1.92

19 2.38 2.31 2.23 2.16 2.11 2.07 1.98 1.96 1.93 1.88

20 2.35 2.28 2.20 2.12 2.08 2.04 1.95 1.92 1.90 1.84
124

21 2.32 2.25 2.18 2.10 2.05 2.01 1.92 1.89 1.87 1.81

22 2.30 2.23 2.15 2.07 2.03 1.98 1.89 1.86 1.84 1.78

23 2.27 2.20 2.13 2.05 2.01 1.96 1.86 1.84 1.81 1.76

24 2.25 2.18 2.11 2.03 1.98 1.94 1.84 1.82 1.79 1.73

25 2.24 2.16 2.09 2.01 1.96 1.92 1.82 1.80 1.77 1.71

26 2.22 2.15 2.07 1.99 1.95 1.90 1.80 1.78 1.75 1.69

27 2.20 2.13 2.06 1.97 1.93 1.88 1.79 1.76 1.73 1.67

28 2.19 2.12 2.04 1.96 1.91 1.87 1.77 1.74 1.71 1.65

29 2.18 2.1 2.03 1.94 1.90 1.85 1.75 1.73 1.70 1.64

30 2.16 2.09 2.01 1.93 1.89 1.84 1.74 1.71 1.68 1.62

40 2.08 2.00 1.92 1.84 1.79 1.74 1.64 1.61 1.58 1.51

60 1.99 1.92 1.84 1.75 1.7 1.65 1.53 1.5 1.47 1.39

120 1.91 1.83 1.75 1.66 1.61 1.55 1.43 1.39 1.35 1.25

∞ 1.83 1.75 1.67 1.57 1.52 1.46 1.39 1.32 1.22 1.00
125

Lampiran 5
Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov

N a = 0,20 a = 0,10 a = 0,05 a = 0,02 a = 0,01


1 0,900 0,950 0,975 0,990 0,995
2 0,684 0,776 0,842 0,900 0,929
3 0,565 0,636 0,708 0,785 0,829
4 0,493 0,565 0,624 0,689 0,734
5 0,447 0,509 0,563 0,627 0,669
6 0,410 0,468 0,519 0,577 0,617
7 0,381 0,436 0,483 0,538 0,576
8 0,359 0,410 0,454 0,507 0,542
9 0,339 0,387 0,430 0,480 0,513
10 0,323 0,369 0,409 0,457 0,486
11 0,308 0,352 0,391 0,437 0,468
12 0,296 0,338 0,375 0,419 0,449
13 0,285 0,325 0,361 0,404 0,432
14 0,275 0,314 0,349 0,390 0,418
15 0,266 0,304 0,338 0,377 0,404
16 0,258 0,295 0,327 0,366 0,392
17 0,250 0,286 0,318 0,355 0,381
18 0,244 0,279 0,309 0,346 0,371
19 0,237 0,271 0,301 0,337 0,361
20 0,232 0,265 0,294 0,329 0,352
21 0,226 0,259 0,287 0,321 0,344
22 0,221 0,253 0,281 0,314 0,337
23 0,216 0,247 0,275 0,307 0,330
24 0,212 0,242 0,269 0,301 0,323
25 0,208 0,238 0,264 0,295 0,317
26 0,204 0,233 0,259 0,290 0,311
27 0,200 0,229 0,254 0,284 0,305
28 0,197 0,225 0,250 0,279 0,300
29 0,193 0,221 0,246 0,275 0,295
30 0,190 0,218 0,242 0,270 0,290
126

35 0,177 0,202 0,224 0,251 0,269


40 0,165 0,189 0,210 0,235 0,252
45 0,156 0,179 0,198 0,222 0,238
50 0,148 0,170 0,188 0,211 0,226
55 0,142 0,162 0,180 0,201 0,216
60 0,136 0,155 0,172 0,193 0,207
65 0,131 0,149 0,166 0,185 0,199
70 0,126 0,144 0,160 0,179 0,192
75 0,122 0,139 0,154 0,173 0,185
80 0,118 0,135 0,150 0,167 0,179
85 0,114 0,131 0,145 0,162 0,174
90 0,111 0,127 0,141 0,158 0,169
95 0,108 0,124 0,137 0,154 0,165
100 0.106 0.121 0.134 0.150 0.161
Pendekatan 1,07/√n 1,22/√n 1,36/√n 1,52/√n 1,63/√n
127

Lampiran 6

Kuesioner 1
Nama : ..........................
Umur : ..........................
Jurusan : ..........................
Jenis kelamin : ..........................

1. Kenyamanan Posisi Layar

A VIEWER

c
L b
A
Y
A
R θ

x a

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar model ruang kuliah tampak samping dengan sudut pandang θ


128

LAYAR

Baris 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Baris 2
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Baris 3
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Baris 4
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Baris 5
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Baris 6
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Baris 7
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
Baris 8
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104

Gambar 2 model ruang kuliah tampak dari atas

Gunakan gambar di atas untuk menjawab pertanyaan nomor 1, 2 dan 3 dengan


mengisi nomor di atas (boleh pilih lebih dari 1)!
1. Dimanakah anda merasa nyaman duduk? (...................)
2. Dimanakah anda merasa tidak nyaman duduk? (...............)
3. Dimanakah anda senang duduk berkaitan dengan posisi layar? (.............)
129

Lingkari jawaban di bawah ini yang menurut anda paling sesuai!


4. Pernahkah anda duduk di tempat yang anda tidak sukai karena sudah ditempati
orang lain?
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan nomor 5 – 14 ditujukan untuk anda yang posisi duduknya tidak nyaman.
5. Apakah anda mengalami keluhan dengan posisi layar karena posisi duduk yang
tidak anda sukai?
a. Ya
b. Tidak
6. Keluhan apa saja yang paling sering anda alami?
a. Mata perih
b. Sakit leher
c. Pundak sakit
d. Mata perih, sakit leher, dan pundak sakit
e. Lainnya, (tuliskan) ......................................
7. Apakah anda menderita sakit pada leher setelah kuliah?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah menurut anda, letak layar terlalu tinggi sehingga sudut pandang layar
tidak nyaman?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda harus mendongak/ leher ke belakang saat melihat layar?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda mengalami ketegangan pada leher setelah kuliah?
a. Ya
b. Tidak
130

11. Apakah anda bisa melihat layar dengan jelas?


a. Ya
b. Tidak
12. Apakah jarak dari layar memungkinkan anda untuk membaca tulisan dengan jelas
sehingga anda tidak perlu memutar kepala atau leher?
a. Ya
b. Tidak
13. Berapa lama anda merasa tahan dengan ketidaknyamanan anda?
a. Kurang dari 1 jam
b. Antara 1-2 jam
c. Lebih dari 2 jam tetapi kurang dari 3 jam
d. 3 jam atau lebih
14. Secara umum, apakah posisi layar terlalu tinggi?
a. Ya b. Tidak
Jika ya, menurut anda perlu diturunkan berapa cm lagi agar nyaman?
a. 10 cm c. 30 cm e. 50 cm
b. 20 cm d. 40 cm
2. Kenyamanan Kursi

Keterangan :
a = tinggi alas kursi
b = lebar kursi
c = panjang kursi
d = tinggi sandaran
e = lebar sandaran

Gambar 3 Dimensi Kursi


131

15. Apakah kursi ini nyaman untuk anda duduki?


a. Ya
b. Tidak
16. Apakah kaki anda dapat menapak dengan lurus/ baik di lantai?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah alas kursi terlalu pendek sehingga anda harus mengendorkan kaki saat
duduk?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah lebar kursi sesuai dengan lebar pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah panjang kursi sesuai dengan panjang paha anda?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah sandaran kursi cukup untuk menyandarkan punggung anda (tidak terlalu
besar/ kecil?
a. Ya
b. Tidak
132

Lampiran 7

Kuesioner 2
1. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih tinggi dari tinggi
poplitiel (tinggi bagian dalam lutut) anda?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih pendek dari tinggi
poplitiel (tinggi bagian dalam lutut) anda?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih lebar dari lebar
pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih kecil dari lebar
pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih tinggi
dari tinggi bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih pendek
dari tinggi bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
133

7. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih panjang dari jarak
pantat-poplitiel anda?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih pendek dari jarak
pantat-poplitiel anda?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih lebar
dari lebar bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih kecil dari
lebar bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
134

Lampiran 8

Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis


Nama :……………………………….
Umur :……………………………….
Jenis Kelamin :……………………………….
Jurusan :……………………………….

No. Data yang diukur Hasil Pengukuran (cm)

1 Tinggi poplitiel

2 Pantat-poplitiel

3 Lebar pinggul

4 Lebar bahu

5 Tinggi bahu

6 Tinggi mata
135

Lampiran 9

Uji Normalitas Multivariat (X1, X2, …, X5) dengan Matlab


Penyelesaian dengan cara manual dengan Matlab, yaitu:
y11=[10.24 5.37 2.8763 7.948 12.354 ];
y12=[5.37 7.35 2.766 -8.2385 10.0985 ];
y13=[2.8763 2.766 9.15 2.939 6.57 ];
y14=[7.948 -8.2385 2.939 12.67 13.67 ];
y15=[12.354 10.0985 6.57 13.67 31.776 ];
for i=1:5
if i<=5
for j=1:5
if j==1
S(i,j)=y11(i);
elseif j==2
S(i,j)=y12(i);
elseif j==3
S(i,j)=y13(i);
elseif j==4
S(i,j)=y14(i);
else j==5
S(i,j)=y15(i);
end
end
end
end
S
A=inv(S);
A
x1=[46 45 31 44 48]';
x2=[45 45 30 45 48]';
x3=[45 47 35 45 55]';
x4=[46 48 33 43 54]';
x5=[42 52 32 46 59]';
x6=[41 51 30 44 55]';
x7=[40 50 31 46 62]';
x8=[44 46 36 45 56]';
x9=[43 45 35 43 52]';
x10=[45 46 33 41 62]';
x11=[49 50 42 43 60]';
x12=[47 50 43 44 61]';
x13=[48 51 42 44 61]';
x14=[45 46 35 44 54]';
x15=[46 47 34 41 61]';
x16=[45 47 34 42 61]';
x17=[43 49 38 46 56]';
x18=[45 49 35 47 63]';
x19=[48 46 34 46 66]';
x20=[40 43 30 42 61]';
x21=[46 47 31 42 57]';
136

x22=[47 49 34 44 60]';
x23=[44 50 44 45 73]';
x24=[45 49 40 46 62]';
x25=[45 45 35 47 60]';
x26=[45 46 41 48 61]';
x27=[43 49 38 47 60]';
x28=[42 47 41 46 60]';
x29=[47 53 42 48 64]';
x30=[43 45 39 43 56]';
x31=[39 46 40 41 52]';
x32=[40 45 40 42 53]';
x33=[39 47 35 36 50]';
x34=[40 46 34 35 49]';
x35=[39 44 35 36 50]';
x36=[37 43 36 37 48]';
x37=[35 39 33 34 42]';
x38=[37 45 34 35 49]';
x39=[37 44 34 35 49]';
x40=[38 43 34 36 48]';
x41=[41 45 37 42 51]';
x42=[41 43 36 43 54]';
x43=[40 43 33 45 51]';
x44=[39 42 37 43 51]';
x45=[42 44 35 43 50]';
x46=[42 43 36 44 52]';
x47=[44 44 35 44 53]';
x48=[44 43 37 42 52]';
x49=[43 44 38 41 53]';
x50=[43 46 36 41 61]';
x51=[42 48 38 43 55]';
x52=[44 48 39 42 61]';
x53=[43 46 36 42 54]';
x54=[43 45 38 43 60]';
x55=[43 46 37 42 54]';
x56=[41 45 37 43 55]';
x57=[40 46 36 42 54]';
x58=[44 47 37 42 61]';
x59=[41 47 39 43 54]';
x60=[43 45 35 43 55]';
x61=[43 47 38 42 60]';
x62=[45 50 39 43 53]';
x63=[44 46 36 40 53]';
x64=[43 45 36 39 50]';
x65=[40 42 35 43 55]';
x66=[39 45 32 37 54]';
x67=[38 43 33 41 51]';
x68=[39 44 34 41 50]';
x69=[38 43 36 42 53]';
x70=[43 46 37 39 53]';
x71=[36 42 36 36 46]';
x72=[36 39 35 36 43]';
x73=[38 45 34 36 47]';
137

x74=[38 44 35 37 49]';
x75=[39 45 36 37 50]';
x76=[40 47 35 37 49]';
x77=[38 46 35 37 48]';
x78=[37 43 33 34 47]';
x79=[43 50 38 40 59]';
x80=[42 48 39 42 58]';
a=[42.04 45.94 35.96 41.7 54.71]
b=a'
d1=(x1-b)'*A*(x1-b);
d2=(x2-b)'*A*(x2-b);
d3=(x3-b)'*A*(x3-b);
d4=(x4-b)'*A*(x4-b);
d5=(x5-b)'*A*(x5-b);
d6=(x6-b)'*A*(x6-b);
d7=(x7-b)'*A*(x7-b);
d8=(x8-b)'*A*(x8-b);
d9=(x9-b)'*A*(x9-b);
d10=(x10-b)'*A*(x10-b);
d11=(x11-b)'*A*(x11-b);
d12=(x12-b)'*A*(x12-b);
d13=(x13-b)'*A*(x13-b);
d14=(x14-b)'*A*(x14-b);
d15=(x15-b)'*A*(x15-b);
d16=(x16-b)'*A*(x16-b);
d17=(x17-b)'*A*(x17-b);
d18=(x18-b)'*A*(x18-b);
d19=(x19-b)'*A*(x19-b);
d20=(x20-b)'*A*(x20-b);
d21=(x21-b)'*A*(x21-b);
d22=(x22-b)'*A*(x22-b);
d23=(x23-b)'*A*(x23-b);
d24=(x24-b)'*A*(x24-b);
d25=(x25-b)'*A*(x25-b);
d26=(x26-b)'*A*(x26-b);
d27=(x27-b)'*A*(x27-b);
d28=(x28-b)'*A*(x28-b);
d29=(x29-b)'*A*(x29-b);
d30=(x30-b)'*A*(x30-b);
d31=(x31-b)'*A*(x31-b);
d32=(x32-b)'*A*(x32-b);
d33=(x33-b)'*A*(x33-b);
d34=(x34-b)'*A*(x34-b);
d35=(x35-b)'*A*(x35-b);
d36=(x36-b)'*A*(x36-b);
d37=(x37-b)'*A*(x37-b);
d38=(x38-b)'*A*(x38-b);
d39=(x39-b)'*A*(x39-b);
d40=(x40-b)'*A*(x40-b);
d41=(x41-b)'*A*(x41-b);
d42=(x42-b)'*A*(x42-b);
d43=(x43-b)'*A*(x43-b);
138

d44=(x44-b)'*A*(x44-b);
d45=(x45-b)'*A*(x45-b);
d46=(x46-b)'*A*(x46-b);
d47=(x47-b)'*A*(x47-b);
d48=(x48-b)'*A*(x48-b);
d49=(x49-b)'*A*(x49-b);
d50=(x50-b)'*A*(x50-b);
d51=(x51-b)'*A*(x51-b);
d52=(x52-b)'*A*(x52-b);
d53=(x53-b)'*A*(x53-b);
d54=(x54-b)'*A*(x54-b);
d55=(x55-b)'*A*(x55-b);
d56=(x56-b)'*A*(x56-b);
d57=(x57-b)'*A*(x57-b);
d58=(x58-b)'*A*(x58-b);
d59=(x59-b)'*A*(x59-b);
d60=(x60-b)'*A*(x60-b);
d61=(x61-b)'*A*(x61-b);
d62=(x62-b)'*A*(x62-b);
d63=(x63-b)'*A*(x63-b);
d64=(x64-b)'*A*(x64-b);
d65=(x65-b)'*A*(x65-b);
d66=(x66-b)'*A*(x66-b);
d67=(x67-b)'*A*(x67-b);
d68=(x68-b)'*A*(x68-b);
d69=(x69-b)'*A*(x69-b);
d70=(x70-b)'*A*(x70-b);
d71=(x71-b)'*A*(x71-b);
d72=(x72-b)'*A*(x72-b);
d73=(x73-b)'*A*(x73-b);
d74=(x74-b)'*A*(x74-b);
d75=(x75-b)'*A*(x75-b);
d76=(x76-b)'*A*(x76-b);
d77=(x77-b)'*A*(x77-b);
d78=(x78-b)'*A*(x78-b);
d79=(x79-b)'*A*(x79-b);
d80=(x80-b)'*A*(x80-b);
D= [d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16
d17 d18 d19 d20 d21 d22 d23 d24 d25 d26 d27 d28 d29 d30 d31 d32 d33
d34 d35 d36 d37 d38 d39 d40
d41 d42 d43 d44 d45 d46 d47 d48 d49 d50 d51 d52 d53 d54 d55 d56 d57
d58 d59 d60 d61 d62 d63 d64 d65 d66 d67 d68 d69 d70 d71 d72 d73 d74
d75 d76 d77 d78 d79 d80]'
139

Output Matlab:
S=
10.2400 5.3700 2.8763 7.9480 12.3540
5.3700 7.3500 2.7660 -8.2385 10.0985
2.8763 2.7660 9.1500 2.9390 6.5700
7.9480 -8.2385 2.9390 12.6700 13.6700
12.3540 10.0985 6.5700 13.6700 31.7760
A=
0.1548 0.0505 -0.0113 0.0338 -0.0884
0.0505 -0.0354 0.0022 -0.0852 0.0278
-0.0113 0.0022 0.1285 0.0064 -0.0256
0.0338 -0.0852 0.0064 -0.0238 0.0229
-0.0884 0.0278 -0.0256 0.0229 0.0525
a=
42.0400 45.9400 35.9600 41.7000 54.7100
b=

42.0400
45.9400
35.9600
41.7000
54.7100
D=
11.3609 0.8034
9.8755 0.6627
1.5038 1.6546
4.5603 2.3837
-0.3709 1.4979
0.8349 1.2568
8.1416 1.8240
0.5870 1.8531
1.0926 0.8496
2.4483 0.9125
8.2189 -0.0426
6.5981 1.5997
6.5756 0.2985
2.1252 0.8439
1.8882 0.4561
2.1172 0.5323
-1.4586 0.3470
2.7668 0.8675
5.6118 0.8960
10.7240 0.3714
140

5.8186 1.0785
3.9009 3.2257
17.7121 1.2046
2.3582 2.0385
2.3710 1.7129
3.9496 3.0622
-0.1249 2.4045
3.7880 1.0049
3.6828 2.6819
1.1086 0.6488
3.4585 4.1032
3.0500 4.7582
1.9599 2.4623
1.9327 1.6784
0.6725 1.2750
2.7795 1.7447
5.1898 2.0530
3.0606 2.6467
2.6525 1.8570
1.5704 1.4640
141

Lampiran 10
Uji Normalitas Tinggi mata (X6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X6

N 80
Normal Parametersa Mean 113.04
Std. Deviation 7.465
Most Extreme Absolute .108
Differences Positive .108
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .968
Asymp. Sig. (2-tailed) .306

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

Std.
N Mean Deviation Minimum Maximum

X6 80 113.04 7.465 97 136


142

Lampiran 11

Dengan Matlab
y11=[10.24 5.37 2.8763 7.948 12.354 ];
y12=[5.37 7.35 2.766 -8.2385 10.0985 ];
y13=[2.8763 2.766 9.15 2.939 6.57 ];
y14=[7.948 -8.2385 2.939 12.67 13.67 ];
y15=[12.354 10.0985 6.57 13.67 31.776 ];
for i=1:5
if i<=5
for j=1:5
if j==1
S(i,j)=y11(i);
elseif j==2
S(i,j)=y12(i);
elseif j==3
S(i,j)=y13(i);
elseif j==4
S(i,j)=y14(i);
else j==5
S(i,j)=y15(i);
end
end
end
end
S
A=inv(S);
A
xbar=[42.04 45.94 35.96 41.7 54.71]
xbar'
miu0=[45 42 44 41 43]
miu0'
c=xbar-miu0
d=xbar'-miu0'
e=c*A*d
T2=80*e
z=80*27.6596

Output Matlab
S=
10.2400 5.3700 2.8763 7.9480 12.3540
5.3700 7.3500 2.7660 -8.2385 10.0985
2.8763 2.7660 9.1500 2.9390 6.5700
7.9480 -8.2385 2.9390 12.6700 13.6700
12.3540 10.0985 6.5700 13.6700 31.7760
A=
0.1548 0.0505 -0.0113 0.0338 -0.0884
0.0505 -0.0354 0.0022 -0.0852 0.0278
-0.0113 0.0022 0.1285 0.0064 -0.0256
143

0.0338 -0.0852 0.0064 -0.0238 0.0229


-0.0884 0.0278 -0.0256 0.0229 0.0525
xbar =
42.0400 45.9400 35.9600 41.7000 54.7100
ans =
42.0400
45.9400
35.9600
41.7000
54.7100
miu0 =
45 42 44 41 43
ans =
45
42
44
41
43
c=
-2.9600 3.9400 -8.0400 0.7000 11.7100
d=
-2.9600
3.9400
-8.0400
0.7000
11.7100
e=
27.6596
T2 =
2.2128e+003
145

Tabel Rekapitulasi hasil kuesioner 1 dari 80 mahasiswa

responden soal , keterangan: 1 = jika memilih ya, 0 = jika memilih tidak


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 50 1 47 1 1 b 0 0 1 0 1 1 a 1 0 0 1 1 1 1
2 83 1 58 1 1 b 0 0 1 0 0 0 a 0 1 1 0 1 1 0
3 1 1 a,c 1 0 0 1 1 0 a 0 1 1 0 1 1 0
4 33,34 13,92 46,47 1 1 b,d 0 0 0 1 1 0 b 0 1 1 0 1 1 1
5 32 1 46 1 1 a,b,c,d 0 1 1 1 1 0 b 0 0 1 0 1 0 0
6 46,47 92-104 21 1 1 d 1 0 1 1 1 0 a 1 1 1 1 1 1 1
7 30-34 6,7,8 3,4,5 1 1 b,c 1 1 1 1 1 1 a 1 1 0 0 1 1 1
8 72,73 98,99 73 1 1 b,d 1 1 1 1 0 0 a 1 1 1 0 1 1 1
9 55 6 55 1 1 b 1 0 1 0 1 1 b 1 1 1 0 1 0 1
10 55 18,95 48 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
11 49,50 baris1,92-104 46,47,59, 60 1 1 b 0 0 1 0 1 1 a 0 0 1 1 1 0 1
12 brs5,6 brs1,8 brs5 1 1 d 1 1 1 1 0 0 a 1 1 1 0 0 0 1
13 20 99 8 1 1 d 1 1 1 1 1 1 b 0 0 0 0 1 0 0
14 59 70-100 59 0 1 d 0 1 1 1 1 1 a 0 0 1 0 1 0 1
15 36 72 36 1 1 a 0 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
16 46 13 7 1 1 b 1 1 1 1 0 1 b 1,30 1 1 1 0 0 1
17 6,7,8 11,12,13 32,33,34 1 1 b 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
18 brs 5 brs1 60 1 1 b 1 1 1 1 0 1 a 1,10 1 1 0 1 1 1
19 brs 5 brs 1 60 1 1 a 1 1 1 1 1 1 b 1,30 1 1 0 1 1 1
20 33,34 1,8,13,92,104 33,34,46,47 1 1 d 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
21 46 13 7 1 1 d 1 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
22 20 40 34 1 1 a 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
23 63,64 8,9 20,21 1 1 e 0 0 1 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
24 33 15 46 1 1 b 1 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
25 38,39 98,99 23,24 1 1 d 0 1 0 1 1 1 b 0 1 1 0 0 1 1
26 20,21,33,34 104,92 33,34 1 1 e 1 0 0 0 1 1 a 0 0 1 1 1 1 0
146

27 65 1 47 1 1 e 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
28 60 104 60 1 1 c 0 1 1 1 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
29 46 7 86 1 1 d 0 1 1 1 0 0 a 1,20 1 1 0 1 1 1
30 20 104 7 1 1 d 0 0 0 0 0 0 b 0 1 1 0 0 0 1
31 20 brs6 brs4 1 0 e 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 1 1 0 1
32 34 104 47 0 1 e 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 0 0 1
33 20,21,22 98,99,100 20 1 1 d 0 0 0 1 1 0 b 0 1 1 0 1 1 1
34 20,21,22 53,54,65 21 1 1 b 0 1 0 0 1 1 a 1,10 1 1 0 1 1 1
35 44,56,67 brs1 brs4 1 1 d 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
36 31 brs1 32 1 1 d 1 1 0 1 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
37 61,64 1,7,8,92,104 56,60,64 0 1 e 0 1 0 0 1 0 b 0 0 0 0 0 0 1
38 50,42 brs1,2,8 brs4,5,6 1 1 b,c,e 0 1 1 1 1 0 a 1,30 0 1 1 1 0 0
39 46,47 brs1,8 brs3 1 1 a,b 1 0 0 1 0 1 b 0 1 1 0 1 1 0
40 33 1 33 1 1 a 0 0 1 1 1 1 c 0 0 1 0 0 1 0
41 35 92, 104 34 0 1 a,e 0 1 1 1 1 0 b 1,40 1 1 0 1 0 0
42 46,47 7,8 60,61 1 1 d 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
43 46 1,13 46 1 1 e 0 0 0 0 1 1 c 0 1 1 0 1 1 1
44 47 1 47 1 0 d 1 1 1 1 0 1 a 0 0 0 0 1 0 1
45 22,32 7 3 1 0 d 1 1 1 1 1 1 b 1,30 1 1 0 1 1 1
46 42,50 4,12 33 1 0 e 0 1 0 0 1 1 c 0 1 1 0 1 1 0
47 brs5 brs1 brs5 1 1 d 1 0 1 1 1 1 c 0 0 0 1 1 0 0
48 46 104 46 1 1 b 1 1 0 0 1 0 d 0 1 1 0 1 1 0
49 35 2,8 37 0 1 c 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 0 1 1
50 4 1 1 1 d 0 1 1 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
51 brs4 brs1 34 1 0 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 0 1
52 33,46 1,8,92,104 33 1 1 d 1 1 0 1 1 0 b 1,20 0 0 0 1 0 1
53 brs1,2 brs3-8 brs2 1 1 d 0 1 1 0 1 1 b 0 1 1 0 0 0 1
54 44,48,49 7,8 59,60 1 1 a 0 1 1 1 0 0 a 1,10 1 0 1 1 0 1
55 59 7 59 1 1 a 1 0 0 0 1 1 a 1 0 1 1 1 0 0
56 7 104 8 1 1 d 1 1 1 1 1 0 b 1,10 1 0 0 0 0 1
147

57 72 1,13 72 1 1 b 1 1 1 0 1 0 b 1,50 1 1 0 1 0 1
58 45,50,51,52 7,8,9,92,104 45,50 1 1 d 1 0 0 1 1 1 c 0 1 1 0 1 1 1
59 8 104 8 0 1 d 1 0 1 1 1 0 b 0 0 1 0 1 1 1
60 42 8 46 1 1 e 1 0 1 0 0 0 a 0 0 0 0 1 0 0
61 46,47 brs8 47 1 1 b 1 0 1 1 1 1 c 1,30 1 1 0 1 1 1
62 47 1 47 1 1 b 1 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
63 brs6 brs1 brs6 1 1 d 0 1 1 1 0 0 b 1,50 0 0 1 0 0 0
64 brs5 brs1 brs5 1 1 e 0 0 0 0 1 0 b 1,30 0 1 0 1 0 0
65 brs4,5 brs1-3 59-60 1 1 d 1 1 1 1 0 0 b 1,30 1 1 0 1 0 1
66 brs4 brs8 46,47 1 1 a 0 1 1 1 0 1 a 0 0 0 1 0 1 0
67 brs3,4 brs1,2,7,8 brs4,5 1 1 d 1 1 1 1 1 1 b 1,10 1 1 1 0 1 1
68 60 13 59 1 1 b 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
69 27-39 66-104 14-26 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
70 69 6 59 1 1 a 0 0 1 0 1 1 b 0,40 0 1 1 1 0 0
71 14-26 66-104 79-104 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
72 46,59 7,15,28 46 1 1 d 1 0 0 0 0 0 b 0,10 0 0 1 1 0 0
ga
keliatan,suara
73 20 1 33 1 1 kurang jelas 0 0 0 0 0 0 a 0 1 1 0 1 0 1
74 26 1 34 1 1 d 1 1 0 1 0 0 b 1,20 0 0 1 0 0 1
75 6,7,8 1,2,3 6,7,8 1 1 a 0 0 1 1 0 0 b 0 0 0 1 1 1 0
76 40-52 1,13,2010 34,35 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
77 89 brs1 31 1 1 d 1 1 1 1 1 0 a 1,30 0 0 1 0 0 0
78 72 8 72 0 1 b 1 0 1 1 1 0 b 1,30 1 1 0 1 1 1
79 brs5 brs1,2,8 brs5 1 1 d 0 1 0 0 1 1 a 0 1 1 0 0 1 1
80 33,34,20,21 1-13,92-104 20,21 1 1 d 1 0 1 1 1 0 a 0 1 1 0 1 1 0
Jumlah 70 71 0 35 39 40 39 62 50 7 55 63 18 60 45 56
Keterangan:
1 = jawaban a , 0 = jawaban b
Tabel Rekapitulasi hasil kuesioner 2 dari 80 mahasiswa
148

Pertanyaan
responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
2 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
5 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
6 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0
7 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
8 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
10 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
12 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
15 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
16 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
17 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
18 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
19 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
20 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
21 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
23 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
25 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
26 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
149

27 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
28 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0
29 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
30 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
jumlah 16 10 26 1 21 14 13 17 26 5

Keterangan:
1 = jawaban a
0 = jawaban b
150

Tabel Data Antropometri Mahasiswa


Tinggi Pantat- Lebar Lebar Tinggi Tinggi
poplitiel poplitiel pinggul bahu bahu mata
No Nama Jenis Kelamin Umur Jurusan
1 Patris Modo Laki-laki 19 PBSID 46 45 31 44 48 111
2 Ari Janu Laki-laki 19 PBSID 45 45 30 45 48 111
3 Darang Istianto Laki-laki 19 PBSID 45 47 35 45 55 114
4 Yohanes Marwan Laki-laki 19 PBSID 46 48 33 43 54 113
5 Petrus Panggah Laki-laki 19 PBSID 42 52 32 46 59 116
6 Prima Ibnu Laki-laki 19 PBSID 41 51 30 44 55 114
7 Bambang Laki-laki 19 PBSID 40 50 31 46 62 117
8 Yusak Laki-laki 21 PBI 44 46 36 45 56 113
9 Rian Laki-laki 22 PBI 43 45 35 43 52 111
10 Asep Laki-laki 21 PBI 45 46 33 41 62 117
11 Wendi Laki-laki 21 PBI 49 50 42 43 60 120
12 Seto Laki-laki 21 PBI 47 50 43 44 61 120
13 Paul Laki-laki 21 PBI 48 51 42 44 61 119
14 Tomi Laki-laki 21 PBI 45 46 35 44 54 113
15 Eko Laki-laki 21 PBI 46 47 34 41 61 116
16 Josua Laki-laki 21 PBI 45 47 34 42 61 116
17 Andreas Jatmiko Laki-laki 21 PBSID 43 49 38 46 56 119
18 Yohanes Saptanugraha Laki-laki 19 PBSID 45 49 35 47 63 128
19 R.Vembry M Laki-laki 21 PBI 48 46 34 46 66 130
20 Heribertus Laki-laki 24 PBI 40 43 30 42 61 113
21 Paulus Damar Laki-laki 25 PBI 46 47 31 42 57 109
22 Ricki Ricardus Laki-laki 24 PBSID 47 49 34 44 60 120
23 Yonafkan Hadi Laki-laki 22 PBI 44 50 44 45 73 136
24 Cahyo Wahyu Nugroho Laki-laki 21 PBI 45 49 40 46 62 130
25 Yacobus Guntur Laki-laki 22 PBI 45 45 35 47 60 122
26 Robertus Bagus Laki-laki 22 PBI 45 46 41 48 61 128
151

27 Yohanes Supriyantono Laki-laki 22 PBSID 43 49 38 47 60 124


28 Fajar Praseya Laki-laki 22 PBSID 42 47 41 46 60 125
29 Loe Agung Bayu Laki-laki 19 PBI 47 53 42 48 64 128
30 Sarwedi Siraid Laki-laki 25 PBI 43 45 39 43 56 118
31 Ade Henta Laki-laki 19 PBSID 39 46 40 41 52 113
32 paulinus Laki-laki 25 PBSID 40 45 40 42 53 113
33 David Kristiantoro Laki-laki 23 PBSID 39 47 35 36 50 110
34 Jati Kurniawan Laki-laki 20 PBSID 40 46 34 35 49 111
35 Nuridang Laki-laki 19 PBSID 39 44 35 36 50 112
36 Yustinus Kurniawan Laki-laki 20 PBSID 37 43 36 37 48 110
37 Fabianus Renato Laki-laki 19 PBSID 35 39 33 34 42 104
38 Andrean Hari Laki-laki 24 PBSID 37 45 34 35 49 110
39 Bagus Anang Laki-laki 23 PBSID 37 44 34 35 49 108
40 Bambang Sumarwanto Laki-laki 20 PBSID 38 43 34 36 48 108
41 Anik Setiorini Perempuan 19 PBSID 41 45 37 42 51 100
42 Ayu Wandira Perempuan 19 PBSID 41 43 36 43 54 111
43 Katarina Erni Perempuan 19 PBSID 40 43 33 45 51 113
44 Tita Perempuan 19 PBSID 39 42 37 43 51 99
45 Ita Simanulang Perempuan 19 PBSID 42 44 35 43 50 99
46 Veronika Petege Perempuan 19 PBSID 42 43 36 44 52 98
47 Yeni Mudayen Perempuan 19 PBSID 44 44 35 44 53 98
48 Valentina Tris Marwati Perempuan 19 PBSID 44 43 37 42 52 97
49 Kika Ayu Perempuan 19 PBSID 43 44 38 41 53 114
50 Lala Perempuan 22 PBI 43 46 36 41 61 115
51 Galih Perempuan 22 PBI 42 48 38 43 55 109
52 Chatarina Perempuan 22 PBI 44 48 39 42 61 115
53 Risti Perempuan 22 PBI 43 46 36 42 54 110
54 Susan Perempuan 22 PBI 43 45 38 43 60 113
152

55 Haya Perempuan 22 PBI 43 46 37 42 54 110


56 Manda Perempuan 22 PBI 41 45 37 43 55 108
57 Asti Perempuan 22 PBI 40 46 36 42 54 107
58 Dei Perempuan 22 PBI 44 47 37 42 61 116
59 Popon Perempuan 22 PBI 41 47 39 43 54 110
60 Hening Perempuan 22 PBI 43 45 35 43 55 112
61 Sr. Sita Perempuan 25 PBI 43 47 38 42 60 116
62 Nungki Prabawati Perempuan 22 PBSID 45 50 39 43 53 115
63 Adria Indah Putranti Perempuan 22 PBI 44 46 36 40 53 117
64 Yosephine Kristi Yulianingrum Perempuan 23 PBI 43 45 36 39 50 108
65 Diah Ayu Wikandari Perempuan 22 PBI 40 42 35 43 55 115
66 egi Perempuan 22 PBI 39 45 32 37 54 113
67 is Perempuan 20 PBI 38 43 33 41 51 110
68 winda Perempuan 21 PBI 39 44 34 41 50 111
69 frida Perempuan 23 PBI 38 43 36 42 53 111
70 lian Perempuan 20 PBI 43 46 37 39 53 107
71 Yosephine Linda Ika Perempuan 18 PBSID 36 42 36 36 46 109
72 Almento Tia Perempuan 18 PBSID 36 39 35 36 43 106
73 Paulina S. P Perempuan 20 PBSID 38 45 34 36 47 108
74 I. Ni Putu Yrismarwati Perempuan 21 PBSID 38 44 35 37 49 108
75 Elli Agustina Perempuan 24 PBSID 39 45 36 37 50 110
76 Dini Suryani Perempuan 22 PBSID 40 47 35 37 49 109
77 Elisabeth Ratih Perempuan 19 PBSID 38 46 35 37 48 107
78 Astria Ekaristi Perempuan 19 PBSID 37 43 33 34 47 105
79 Atik Perempuan 21 PBSID 43 50 38 40 59 118
80 Yensi Perempuan 21 PBSID 42 48 39 42 58 116
Rata-rata 42.0375 45.9375 35.9625 41.7 54.7125 113.038
Standar Deviasi 3.19986 2.71118 3.02498 3.55926 5.63711 7.46544

You might also like