You are on page 1of 15

PRAKTEK KODEFIKASI III

DISEASE OF THE SKIN AND SUBCUTANEOUS TISSUE

Oleh :
Ana Arsi Nuriah (P2.06.37.0.17.003)
Badri Muhammad Amin (P2.06.37.0.17.008)
Dhea Resti Fauziah (P2.06.37.0.17.012)
Nevy Ossa Gardara (P2.06.37.0.17.026)
Nurul Lita (P2.06.37.0.17.028)

D III PEREKAM INFORMASI KESEHATAN TASIKMALAYA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
Jl. Cilolohan No. 35 Tasikmalaya 46115
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ 1

BAB I

A. Anatomi Kulit ................................................................................... 2


1. Epidermis .............................................................................. 2
2. Dermis ................................................................................... 4
3. Hypodermis ........................................................................... 5
B. Fisiologi Kulit ................................................................................... 7
1. Fungsi Proteksi ...................................................................... 8
2. Fungsi Absorpsi .................................................................... 9
3. Fungsi Eksresi ....................................................................... 10
4. Fungsi Persepsi ..................................................................... 11
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi) ................. 11
6. Fungsi Pembentukan Vitamin D ........................................... 12

BAB II

C. Simpulan ........................................................................................... 13

Daftar Pustaka

1
BAB I
ISI

A. Anatomi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar


yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan
merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kirakira 15%
dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m. Kulit sangat kompleks,
elastis dan sensitif, serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras,
dan juga bergantung pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut,
tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di
telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit
merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan
kehidupan. Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya.
Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16
% dari berat badan seseorang. Kulit terdiri dari 3 lapisan diantaranya:
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Lapisan yang
disebut juga dengan kulit ari ini merupakan lapisan kulit yang tahan air yang

2
memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Bagian kulit yang tebal (telapak
tangan dan kaki) memiliki ketebalan berkisar antara 400 hingga 600 µm,
sedangkan untuk kulit yang tipis (selain kulit telapak tangan dan kaki)
memiliki ketebalan antara 75 hingga 150 µm. Epidermis merupakan lapisan
kulit yang tidak memiliki pembuluh darah. Lapisan ini tersusun atas
beberapa sel utama, yaitu :
a. Sel Merkel, yaitu sel epidermis lokal yang terletak di lapisan basal
epidermis dan selubung epitel folikel rambut yang berfungsi sebagai
reseptor sensorik.
b. Sel Keratinosit, yaitu sejenis sel yang ditemukan di lapisan terluar kulit
yang bertugas menghasilkan keratin, yaitu protein pembentuk kulit,
rambut, dan kuku.
c. Melanosit, yaitu sel-sel yang terdapat pada epidermis yang bertanggung
jawab untuk memproduksi melanin, yaitu zat yang memberikan warna
pada kulit.
d. Sel Langerhans, yaitu sel-sel yang terdapat dalam penile epithelium
yang berperan penting dalam proses imunologi kulit.

Epidermis kulit terbagi atas 5 lapisan, yaitu :


a. Stratum korneum ( lapisan zat tanduk )
Ini merupakan lapisan teratas dan menutupi semua lapisan epiderma.
Stratum corneum juga disebut sebagai lapisan kulit mati (corneocytes)
yang dapat terkelupas dan digantika oleh sel-sel kulit yang baru.
Lapisan ini terdiri dari 15 hingga 20 lapisan sel gepeng tanpa inti dan
organ sel. Stratum korneum berfungsi untuk menghalangi serta
melindungi jaring yang ada di bawahnya dari infeksi, dehidrasi, stres
mekanik, maupun paparan bahan kimia.
b. Stratum Lucidum ( lapisan bening )

3
Lapisan ini disebut juga sebagai lapisan barrier yang terletak di bawah
lapisan tanduk yang menghubungkan stratum korneum dengan stratum
granulosum. Di lapisan inilah proses keratinisasi dimulai. Stratum
Lucidum terdiri atas protoplasma sel-sel berwarna jerih yang kecil-
kecil, tipis, dan bersifat translusen sehingga tembus cahaya. Stratum
Lucidum dapat terlihat dengan jelas di telapak tangan dan kaki.
c. Stratum Granulosum (lapisan granula)
Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis kulit yang tersusun
atas keratinosit yang bermigrasi dari lapisan spinosum. Keratinosit
mengandung keratohyalin yang berfungsi untuk mengikat filamen
keratin.
d. Stratum Spinosum ( lapisan bertaju )
Stratum spinosum merupakan lapisan epidermis yang terletak antara
stratum granulosum dan stratum basal. Lapisan ini terdiri atas
keratinosit polyhedral yang aktif dalam mensintetis protein fibrilar yang
dikenal dengan cytokeratin.
e. Stratum Germinativum (stratum basale )
Stratum geminativum merupakan lapisan epidermis yang paling bawah.
Stratum ini terdiri dari sel-sel keratinosit basal batang yang dianggap
sebagaii sel induk epidermis. Beberapa jenis sel yang bisa ditemukan
dalam stratum ini antara lain adalah sel melanosit (yaitu sel yang
menghasilkan pigmen), sel langerhans (yaitu sel kekebalan tubuh), sel
merkel (sentuhan reseptor).

2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis yang
keduanya terhubung oleh suatu membran yang dinamakan membran basal.
Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis, yaitu sekitar 2,5 mm.
Dermis tersusun atas beberapa komponen struktural seperti kolagen (sejenis

4
protein yang menyumbang sekitar 30% dari keseluruhan protein dalam
tubuh), serat elastis, dan matrix ekstrafibrillar, yaitu zat ekstraseluler yang
terdiri dari glukosaminoglikan, proteoglikan, serta glikoprotein. Selain
komponen tersebut, dalam lapisan dermis juga terdapat mechanoreceptor
yang berfungsi untuk memberikan rasa sentuhan, dan thermoreceptor yang
memberikan rasa panas.
Dermis terbagi dua bagian :
a. Stratum Papilare yang merupakan bagian yang berbatasan dengan
epidermis yang mengandung jaringan terminal kapiler.
b. Lapisan Retikular yang merupakan bagian yang terletak di bawah papiler
dan memiliki ukuran yang lebih tebal. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat
yang tidak teratur. Dalam lapisan ini terdapat akar rambut, kelenjar
sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, serta pembuluh darah.

Dermis terbagi tiga bagian sel utama :

a. Fibroblas, yaitu sejenis sel yang bertugas untuk mensintesis matriks


ekstraseluler dan kolagen. Sel ini paling umum terdapat dalam jaringan
ikat hewan.
b. Makrofag, yaitu sel yang terdapat pada jaringan yang berasal dari sel
darah putih (monosit). Presentasi antigen ke sel T dan fagositosis
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sel makrofag ini.
c. Adiposit, yaitu sejenis sel yang berfungsi sebagai tempat penyimpan
lemak. Sel ini merupakan sel penyusun jaringan adiposa serta jaringan
penghantar areolar.

3. Hypodermis
Hipodermis merupakan bagian yang terletak di bawah lapisan dermis.
Hipodermis merupakan lapisan yang banyak mengandung lemak yang
bertindak sebagai cadangan makanan, melindungi tubuh terhadap benturan,

5
serta untuk menahan panas pada tubuh. Hipodermis merupakan lapisan
terdalam kulit yang di dalamnya terdapat pembuluh darah, limfa, serta saraf
yang sejajar dengan permukaan kulit.
Hipodermis terdiri dari 4 unsur utama, yaitu :
a. Jaringan atau lapisan lemak yang memilliki ketebalan dan kedalaman
yang bervariasi. Lapisan paling tebal berada di daerah pantat, sedangkan
lapisan paling tipis berada di daerah kelopak mata.
b. Jaringan ikat bawah kulit yang berfungsi untuk menyangga tubuh bagian
dalam dari adanya benturan, membentuk kontur tubuh, serta sebagai
cadangan makanan.
c. Fibroblast yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen yang
nantinya disalurkan ke lapisan dermis untuk memperkuat kulit.
d. Pembuluh darah dan limfe yang merupakan saraf-saraf yang berjalan
sejajar dengan permukaan kulit.

Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam


gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara
terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari. Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar
dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang
diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran
karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di
luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit,

6
kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam
darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di
kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia
pada kulit. Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh
sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan
tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti
halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian
lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya masing -
masing. Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan
hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis
serta banyaknya andeksa yang ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan
kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola
yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang,
seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau
dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi)

B. Fisiologi kulit

Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga
melakukan respirasi (bernapas), menyerap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Namun, respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak
menyerap oksigen yang diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil
yang diambil langsung dari lingkungan luar (udara). Begitu pula dengan
karbondioksida yang dikeluarkan, lebih banyak melalui aliran darah
dibandingkan dengan yang diembuskan langsung ke udara (Tranggono, 2007).
Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 persen dari yang
dilakukan oleh paru-paru, dan kulit hanya membutuhkan 7 persen dari
kebutuhan oksigen tubuh (4 persen untuk epidermis dan 3 persen untuk dermis),
pernapasan kulit tetap merupakan proses fisiologis kulit yang penting.
Pengambilan oksigen dari udara oleh kulit sangat berguna bagi metabolisme di

7
dalam sel-sel kulit. Penyerapan oksigen ini penting, namun pengeluaran atau
pembuangan karbondioksida (CO2) tidak kalah pentingnya, karena jika CO2
menumpuk di dalam kulit, ia akan menghambat pembelahan (regenerasi) sel-
sel kulit.
Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran CO2
dari kulit tergantung pada banyak faktor diluar maupun di dalam kulit, seperti
temperatur udara, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan
aliran darah ke kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan
dalam proses metabolisme sel kulit, pemakaian bahan kimia pada kulit, dan
lain-lain. Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi
proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi),
dan pembentukan vitamin D (Djuanda, 2007). Kulit juga sebagai barier infeksi
dan memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan (Harien,
2010).
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
kimia.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar
tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi
membunuh bakteri di permukaan kulit.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya.
Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik

8
dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan
baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat
timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif.
Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen
terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel
Langerhans (Martini, 2006). 12

2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida
(Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan
merkuri (Harien, 2010). Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak,
seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan (Martini, 2006). Kemampuan absorpsi
kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui
celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar (Tortora
dkk., 2006).

3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:

9
a. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut
dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen
(Harien, 2010). Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili
berkontraksi menekan kelenjar 13 sebasea sehingga sebum dikeluarkan
ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolit. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan
memproteksi keratin (Tortora dkk., 2006).
b. Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari
(Djuanda, 2007). Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif
jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas,
keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu
amoniak dan urea (Martini, 2006).
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
1) Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan
pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang
kental dan bau yang khas (Djuanda, 2007). Kelenjar keringat
apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon
sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar
berkontraksi dan 14 menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya
kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut
lalu ke permukaan luar (Tortora dkk., 2006).

10
2) Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan
dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan
sampah metabolism (Harien, 2010). Kadar pH-nya berkisar 4,0−6,8
dan fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur
temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil
dengan sifat antibiotik (Djuanda, 2007).

4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
(Djuanda, 2007).
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang
terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan
terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah
yang erotik (Tortora dkk., 2006).

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui
dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh
kapiler (Djuanda, 2007). Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan
keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya,
pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh (Harien, 2010).

11
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet (Djuanda, 2007). Enzim di hati
dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan kalsitriol, bentuk
vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam
mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam
pembuluh darah (Tortora dkk., 2006). Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh
secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan.Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena
adanya pembuluh 16 darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit
(Djuanda, 2007).

12
BAB II
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kirakira 15% dari berat tubuh dan
luas kulit orang dewasa 1,5 m.
Sama halnya dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga
melakukan respirasi (bernapas), menyerap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Namun, respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak menyerap
oksigen yang diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil
langsung dari lingkungan luar (udara).
Kulit memiliki tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis dan
memiliki fungsi sebagai :
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan vitamin D

13
DAFTAR PUSATAKA

1. https://edoc.site/anatomi-kulitpdf-pdf-free.html
2. https://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bagian-kulit-manusia-dan-
fungsinya
3. https://edoc.site/anatomi-kulitpdf-pdf-free.html
4. http://digilib.unila.ac.id/6474/15/BAB%20II.pdf

You might also like