You are on page 1of 32

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LEUWIGOONG
Jl. Email.puskesmaspulung@gmail.com
Kode Pos 44192

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEUWIGOONG


NOMOR 188.4/ /405.09.14/2016

TENTANG
PEDOMAN / MANUAL MUTU PUSKESMAS LEUWIGOONG

KEPALA PUSKESMAS LEUWIGOONG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan peningkatan mutu dan kinerja


melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu, sistem penyelenggaraan
pelayanan dan program serta penerapan sistem manajemen
risiko maka perlu dilakukan perbaikan mutu puskesmas yang
dilakukan secara terus-menerus;

b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya sistem manajemen


mutu puskesmas secara efektif dan efisien, maka dipandang
perlu menyusun pedoman mutu (manual mutu) melalui
Keputusan Kepala Puskesmas Leuwigoong.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691


Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2014 tentang Puskesmas;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014
tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggara Pelayanan Publik.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEUWIGOONG
TENTANG PEDOMAN/MANUAL MUTU PUSKESMAS
LEUWIGOONG
Kesatu : Pedoman/Manual Mutu Puskesmas Leuwigoong sebagaimana
tercantum dalam lampiran ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ada kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : GARUT
Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS LEUWIGOONG


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEUWIGOONG
NOMOR : 188.4/ / 405.09.11/SK/2016
dr. Endah Purwati
TENTANG : PEDOMAN / MANUAL MUTU PUSKESMAS
Penata Tk. I
LEUWIGOONG NIP. 19761001 200701 2 013
PEDOMAN / MANUAL MUTU PUSKESMAS LEUWIGOONG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Profil UPTD Puskesmas Leuwigoong
a. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Leuwigoong
1) Data Situasi Umum
 No. Kode Puskesmas :
 Nama Puskesmas : Leuwigoong
 Kecamatan : Leuwigoong
 Kabupaten : Garut
 Propinsi : Jawa Barat
 Email :
 Website :
2) Data Wilayah
 Luas wilayah :
 Batas wilayah
 Sebelah Utara :
 Sebelah Timur :
 Sebelah Selatan :
 Sebelah Barat :

3) Jumlah desa wilayah kerja :


 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
 Desa
4) Data Kependudukan
 Jumlah penduduk :
 Jumlah bumil :
 Jumlah bulin :
 Jumlah batita (0-<3 th) :
 Jumlah balita (0-< 5 th) :
 Jumlah anak pra sekolah (5-6 th) :
 Jumlah remaja :
 Jumlah wanita usia subur 15-39 th :
 Jumlah pasangan usia subur 15-49 th :
 Jumlah ibu meneteki :
 Jumlah usia lanjut > 60 th :
UPTD Puskesmas Leuwigoong mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Sedangkan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas
Leuwigoong meliputi promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif, yang
ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jrengik

5) Ketenagaan
Tabel 1.1 Data ketenagaan UPTD Puskesmas Leuwigoong

No Jenis SDM Status Jumlah Total

Sekolah/PPDS 0
Dokter 3
1 Umum 3
Sekolah/PPDS 0
Dokter Gigi 1
2 Dokter gigi 1
3 SKM 1 1
P2B 0
4 Bidan D-III 3 10
D-IV 7
SPK 0
5 Perawat D-III 3 11
S-1 8
SPRG 0
6 Perawat Gigi D-III 1 1
D-IV 0
SPPH 0
7 Kesling/ Sanitarian D-III 1 1
D-IV 0
SMAK 1
Analis Kesehatan/
8 D-III 0 1
Pranata Lab. Kes
D-IV 0
SPAG 0
9 Gizi/ Nutrisionis D-III 1 2
S-1 1
10 S-1 Farmasi/
0 0
apoteker
11 SMF 0 0
Farmasi/ Asisten D-III
0 0
Apoteker
12 D-III Elektro Medic 0 0
13 S-2 1 1
14 S-1 Umum 2 2
15 D-III Umum 0 0
16 SLTA 0 0
17 SLTP 0 0
18 SD 1 1`
Total Jumlah 33

6) Sarana Kesehatan
 Puskesmas : 1 buah
 Puskesmas pembantu : 4 buah
 Polindes : 8 buah
 Praktek Dokter : 1 buah
 Ponkesdes : 7 buah

b. Visi UPTD Puskesmas Jrengik


Adapun yang menjadi Visi UPTD Puskesmas Sawoo adalah: ”Prima
Dalam Pelayanan, Sukses Dalam Pemberdayaan”. Pelayanan kepada
masyarakat merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Dalam hal ini
kepuasan masyarakat merupakan faktor penentu keberhasilan bagi
UPTD Puskesmas Sawoo untuk tetap dapat diterima oleh masyarakat.
Untuk itu pola-pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dimana pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat harus bermutu, merata dan terjangkau
c. Misi UPTD Puskesmas Sawoo
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2) Memberdayakan masyarakat dengan segenap infrastruktur di
dalamnya serta institusi lintas program dan lintas sektor pada program
pembangunan di bidang kesehatan.
3) Mengembangkan program kesehatan terpadu lintas program dan
lintas sektoral terhadap sasaran program kesehatan yang divalidasi
secara periodik.
4) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
5) Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang bermutu.

d. Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Jrengik

e. Motto
Motto pelayanan UPTD Puskesmas Sawoo : “Dengan Senyum Kami
Melayani”

f. Tata Nilai
Untuk mencapai visi UPTD Puskesmas Sawoo maka nilai utama yang
dijadikan pedoman harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Berpihak pada masyarakat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
Kecamatan Jrengik, UPTD Puskesmas Sawoo akan selalu berpihak
pada masyarakat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia
tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial
ekonomi. UUD 1945 juga menetapkan bahwa setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2) Bertindak cepat dan tepat
Masalah kesehatan yang dihadapi makin bertambah kompleks dan
berubah dengan cepat, bahkan kadang-kadang tidak terduga, yang
dapat menimbulkan masalah kedaruratan kesehatan. Dalam
mengatasi masalah kesehatan, apalagi yang bersifat darurat, harus
dilakukan tindakan secara cepat. Tindakan yang cepat juga harus
diikuti dengan pertimbangan yang cermat, sehingga intervensi yang
tepat dapat mengenai sasaran.
3) Kerjasama Tim
UPTD Puskesmas Sawoo sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo memiliki sumber daya
manusia yang cukup besar. Berapapun banyaknya sumber daya
manusia apabila upaya pemberdayaannya kurang serta kurang
kompak dalam bekerja maka akan sulit dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu, dalam mengemban tugas-tugas pembangunan kesehatan,
harus dibina kerja sama tim yang utuh dan kompak, dengan
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
sinergisme.
4) Integritas yang tinggi
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, setiap anggota
(karyawan dan pimpinan) UPTD Puskesmas Sawoo harus memiliki
komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Selain itu, dalam melaksanakan tugas, semua karyawan
dan Kepala UPTD Puskesmas Sawoo harus memiliki ketulusan hati,
kejujuran, berkepribadian yang teguh, dan bermoral tinggi.
5) Transparan dan akuntabel
Dalam era demokrasi dan perkembangan masyarakat yang lebih
cerdas dan tanggap, tuntutan atas pelaksanaan tugas yang
transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan (akuntabel) terus
meningkat. Oleh karenanya semua kegiatan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas Sawoo
harus dilaksanakan secara transparan, dapat
dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada publik.
6) Pelayanan Prima
Pelayanan kepada masyarakat merupakan hal yang utama untuk
diperhatikan. Dalam hal ini kepuasan masyarakat merupakan faktor
penentu keberhasilan bagi UPTD Puskesmas Sawoo untuk tetap
dapat diterima oleh masyarakat. Untuk itu pola-pola pelayanan yang
perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.

7) Efektifitas dan Efisiensi


Proses kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Sawoo
baik Upaya Kesehatan Perseorangan (Private Goods) maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat (Public Goods) harus dilaksanakan secara
efektif dan efisien yaitu menghasilkan sesuai dengan apa yang telah
digariskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia sebaik
mungkin.
8) Partisipasi
Setiap warga masyarakat UPTD Puskesmas Sawoo mempunyai
suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili
kepentingannya seperti Forum Masyarakat Jrengik Peduli Kesehatan
(FMJPK). Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan
berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Oleh
karenanya masyarakat harus dilibatkan dalam setiap proses
pembangunan kesehatan yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan pemeliharaan/pasca konstruksi.

2. Kebijakan Mutu
a. Memberikan pelayanan dengan menyediakan infrastruktur untuk
mendukung pelayanan meliputi gedung, peralatan medis yang memadai.
b. Menyediakan sumber daya manusia yang kompeten meliputi tenaga
medis yang diseleksi khusus dengan kriteria seleksi yang berstandarisasi
c. Memberikan pelayanan dengan ramah serta bersikap dan bertingkah laku
dengan baik dalam melayani pasien.
d. Selalu menjadi sahabat bagi para pelanggan agar komunikasi dapat
berlangsung dengan baik.
e. Memberikan pelayanan yang cepat sesuai dengan standar waktu
pelayanan yang telah ditetapkan.
f. Memberikan pelayanan yang akurat dalam melakukan diagnosa dan
anamnesa serta memberikan tindakan medis sesuai kebutuhan pasien.
g. Memberikan pelayanan yang manusiawi dengan tidak membeda-
bedakan golongan masyarakat dalam memberikan pelayanan.
h. Komitmen untuk selalu melakukan penyempurnaan kualitas pelayanan
secara berkesinambungan.

3. Proses Pelayanan
a. Proses pelayanan dipastikan divalidasi sebelum diberikan kepada pasien.
b. Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa
proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil
yang disyaratkan.
c. Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai
penanggung jawab pelaksana prosedur tersebut oleh Kepala Puskesmas.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar
akreditasi puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen
mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan
yang terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat yang meliputi
upaya kesehatan ibu dn anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi
masyarakat, upaya promosi kesehatan, upaya penyehatan lingkungan dan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta pelayanan klinis. Dalam
penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan/panduan UPTD Puskesmas Sawoo
dalam membangun sistem manajemen mutu yang baik untuk penyelenggaraan
program maupun pelayanan klinis.

D. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 42);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;

E. Istilah dan Definisi


1. Pelanggan
Masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan puskesmas sesuai dengan
ruang lingkup pelayanan puskesmas.

2. Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah respons berupa perasaan puas yang timbul
karena pengalaman mengonsumsi suatu produk atau layanan, atau sebagian
kecil dari pengalaman itu.
3. Pasien
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi dan pemeriksaan
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
4. Koreksi
Koreksi adalah pembetulan; perbaikan; pemeriksaan.
5. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
6. Tindakan preventif
Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak
dikehendaki.
7. Pedoman mutu
Pedoman mendokumentasikan sistem mutu organisasi untuk menunjukkan
kemampuan organisasi dalam menghasilkan produk secara konsisten sesuai
dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
8. Dokumen mutu
Dokumen mutu adalah dokumen yang digunakan sebagai alat (sarana) untuk
menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dokumen mutu
meliputi manual mutu, manual prosedur, dokumen pendukung, manual
prosedur, instruksi kerja.

9. Rekaman
Merupakan catatan yang dibuat sebagai bukti rekaman kegiatan yang
dilakukan dalam penerapan sistem manajemen mutu.
10. Efektifitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
11. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu
pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan penuh kemampuan yang dimiliki.
12. Proses
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan
dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika
ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang
diinginkan.
13. Sasaran mutu
Sasaran mutu adalah sesuatu yang diinginkan atau dituju, terkait mutu.
Dengan kata lain sasaran mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
melakukan proses pada suatu organisasi.
14. Perencanaan mutu
Perencanaan mutu adalah proses penyusunan langkah-langkah kegiatan
menyeluruh secara sistematis, rasional, berkait, serta berdasarkan visi, misi,
dan prinsip tertentu untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan menyeluruh
para pelanggan.
15. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi tentang mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pucuk
pimpinan. Kebijakan mutu merupakan asas yang menjadi garis besar dan
pondasi rencana dalam hal mutu. Kebijakan mutu merupakan pernyataan cita-
cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen
dalam usaha mencapai sasaran mutu
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan
untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi.
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelengaraan program maupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan
proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya. Penyelenggaraan
dimulai dari perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pelanggan/masyarakat,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, verifikasi
terhadap proses pelayanan dan hasi-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi
serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen
UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan
serta memelihara dokumentasi yang digunakan untuk menetapkan, mengarahkan
dan mengendalikan pelayanan kesehatan dan mendukung kegiatan, termasuk
yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi Puskesmas dan juga yang
dipersyaratkan oleh organisasi yang secara efektif diterapkan oleh semua bagian
yang terkait. Sampai saat ini dokumen hanya mencakup dokumen yang berbentuk
hardcopy dan tidak mencakup dokumen file komputer.
Secara umum dokumen-dokumen yan disusun di UPTD Puskesmas Sawoo
meliputi kebijakan, pedoman/manual, Standar operasional Prosedur (SOP), dan
rekaman-rekaman proses kegiatan.

1. Dokumen Sistem Manajemen Mutu


UPTD Puskesmas sawoo telah mendokumentasikan dokumen-dokumen
untuk menjelaskan komitmen organisasi dalam penerapan sistem manajemen
mutu. Adapun dokumen-dokumen yang disusun di UPTD Puskesmas Sawoo
terdiri dari:
a. Regulasi penyelenggaraan manajemen puskesmas :
1) Kebijakan kepala puskesmas.
2) Pedoman mutu/manual mutu.
3) Pedoman-pedoman manajemen.
4) Standar Operasional Prosedur (SOP).
5) Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
6) Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang memuat Rencana
Usulan Kegiatan (RUK dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
7) Kerangka acuan kegiatan.
b. Regulasi penyelenggaraan upaya puskesmas:
1) Kebijakan kepala puskesmas.
2) Pedoman upaya puskesmas.
3) Standar Operasional Prosedur (SOP).
4) Rencana tahunan program.
5) Kerangka acuan kegiatan upaya puskesmas.
c. Regulasi Pelayanan Klinis
1) Kebijakan kepala puskesmas tentang pelayanan klinis.
2) Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis.
3) Kerangka acuan kegiatan pelayanan klinis.
4) Regulasi pelayanan klinis di puskesmas.
5) Pedoman pelayanan klinis.

UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan Sekretariat Akreditasi


Puskesmas yang akan bertanggung jawab terhadap pengendalian dokumen
yang ada sesuai tata cara pengendalian dokumen yang tertuang pada Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sawoo Nomor: 188.4/ /
405.09.11/SK/2016 tentang Pengendalian Dokumen Prosedur dan Rekaman
Kegiatan, dimana SOP pengendalian dokumen prosedur dan rekaman
kegiatan ini menjelaskan tentang persyaratan pendokumentasian yang
dibutuhkan seperti :
a. Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan.
b. Peninjauan dan pembaharuan dokumen sesuai dengan kebutuhan serta
pengesahan ulang dokumen.
c. Perubahan dan status revisi dokumen terbaru telah diidentifikasi.
d. Versi dokumen yang berlaku tersedia pada lokasi penggunaannya.
e. Dokumen tetap dapat dibaca dan mudah diidentifikasi.
f. Dokumen eksternal diidentifikasi dan terkendali distribusinya.
g. Pencegahan penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluarsa
dan menggunakan identifikasi yang sesuai jika dokumen kadaluwarsa
tersebut disimpan untuk tujuan tertentu.
h. Kerahasiaan dokumen dan data.
Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang dapat dilihat pada
table 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Skema pengesahan oleh personel/pihak yang berwenang

Diperiksa
No Jenis Dokumen Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Oleh
1 Manual Mutu Tim Manajemen Mutu TMM Kepala Puskesmas
2 Surat Keputusan Tim Manajemen Mutu TMM Kepala Puskesmas
3 Kerangka Acuan Pj. Poli/ Unit/Program TMM Kepala Puskesmas
SOP Pj. Poli/ Unit/Program TMM Kepala Puskesmas
4
Poli/Unit/Program
Instruksi Kerja Pj. Poli/ Unit/Program/ TMM Kepala Puskesmas
5 penanggung jawab
kegiatan
Dokumen Pj. Poli/ Unit/Program/ PJ Kepala Puskesmas
6 penunjang (buku penanggung jawab Program
bantu, form, dsb) kegiatan
Semua penerima dokumen menjaga agar dokumen tidak diperbanyak tanpa
seijin Tim Manajemen Mutu (TMM), dokumen tersedia pada tempat dimana
dokumen tersebut dibutuhkan dan dokumen yang lama ditarik dari peredaran
untuk diserahkan pada TMM.
Masing-masing koordinator/penanggung jawab program/poli/unit pelayanan
mencatat dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti keluhan
pelanggan dan spesifikasi pelanggan. Koordinator/penanggung jawab
program/poli/unit pelayanan secara periodik memeriksa status dokumen
untuk memastikan pengguna dokumen menggunakan versi yang terakhir.
Apabila menerima dokumen baru yang relevan atau perubahan dari dokumen
yang lama, maka koordinator/penanggung jawab program/poli/unit pelayanan
menginformasikan kepada pihak terkait di bagian masing-masing atau bagian
lain yang memerlukan.

2. Pengendalian Rekam Mutu


UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan, mendokumentasikan,
menerapkan serta memelihara rekaman mutu untuk menunjukkan kesesuaian
dan bukti pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu.
Organisasi telah membuat pengendalian terhadap rekaman mutu sehingga
dapat dibaca, mudah diidentifikasi dan mudah diambil. Rekaman mutu ini
yang termasuk hasil dari kegiatan medis, olah data, dan data administrasi
lainnya yang tata cara pengendaliannya tidak diatur oleh UU atau peraturan
yang berlaku.
UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan prosedur pengendalian rekaman
mutu untuk mendefinisikan pengendalian rekaman mutu tersebut dalam hal
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, penarikan kembali, waktu
penyimpanan dan disposisi rekaman mutu.

C. Tanggung Jawab Manajemen


1. Komitmen manajemen
UPTD Puskesmas Sawoo berkomitmen akan selalu menghasilkan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari pelanggan.
Dalam menunjang kualitas pelayanan, maka UPTD Puskesmas Sawoo
berkomitmen untuk menyediakan dan memelihara sarana pendukung terkait
dengan pelayanan UPTD Puskesmas Sawoo serta meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia yang ada.
Adapun bentuk komitmen yang akan dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas
sawoo adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan dan manajemen
Pendirian UPTD Puskesmas Sawoo memperhatikan persyaratan lokasi:
bangunan di setiap kecamatan, memperhatikan kebutuhan pelayanan
sesuai rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dengan jumlah
penduduk, mudah diakses, dan mematuhi persyaratan kesehatan
lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelayanan puskesmas


Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu
menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan
yang ada di wilayah kerjanya dengan mendapatkan masukan dari
masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.
c. Peningkatan mutu puskesmas
Agar mutu dapat dikelola dengan baik, maka perlu ditetapkan adanya
penanggungjawab manajemen mutu (Tim Manajemen Mutu) yang
bertanggung jawab untuk koordinasi, monitoring, dan membudayakan
kegiatan perbaikan mutu dan kinerja secara berkesinambungan akan
menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan
secara konsisten dan sistematis.

2. Fokus pada sasaran/pasien


Fokus pada kebutuhan dan harapan pasien merupakan kunci peningkatan
mutu pelayanan UPTD Puskesmas Sawoo. Untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan pasien, UPTD Puskesmas Sawoo melakukan identifikasi kebutuhan
dan harapan pasien baik melalui survey maupun pengukuran tingkat
kepuasan pasien secara langsung (puas dan tidak puas). Di samping itu
beberapa hal yang dilakukan dalam bentuk komunikasi dengan pasien antara
lain:
a. Dengan menempatkan kotak saran di tempat-tempat yang yang mudah
dijangkau dan dilihat.
b. Sarana penyampaian keluhan/pengaduan pasien melalui meja
pengaduan dan hotline pengaduan masyarakat.
c. Melalui sarana polling survey kepuasan pasien melalui penggunaan
teknologi informasi (IT) serta secara otomatis terupdate ke dalam website
UPTD Puskesmas Sawoo dan dapat dilihat secara langsung melalui layar
monitor yang ada di ruang pelayanan. Umpan balik dari pelanggan akan
menjadi agenda bahasan dalam rapat tinjauan manajemen.

3. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan UPTD Puskesmas Sawoo berkomitmen untuk
menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pasien, memperhatikan
keselamatan pasien, dan melakukan penyempurnakan yang berkelanjutan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Sawoo yang meliputi kebijakan pelayanan klinis dan kebijakan
mutu pelayanan UKM.

4. Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran


kinerja/mutu
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pasien, hak dan kewajiban pasien,
serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan
mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja sasaran keselamatan pasien.
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien.
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas.
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga.
e. Pelaporan dan tindak lanjut keselamatan pasien.
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium.
g. Peningkatan mutu pelayanan obat.
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan
pasien.
5. Tanggung jawab dan wewenang
Tanggung jawab dan wewenang merupakan sesuatu yang sangat penting
dan vital dalam organisasi puskesmas. Tanggung jawab merupakan
keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.
Sedangkan wewenang atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain
dari kekuasaan yang sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi.
Kepala Puskesmas melakukan pendelegasian wewenang dan koordinasi
agar mereka bisa menjalankan kegiatan manajemen dengan baik. Selain itu,
pendelegasian wewenang adalah kosekuensi logis dari semakin besarnya
organisasi. Pendelegasian juga dilakukan agar kepala puskesmas dapat
memeberdayakan bawahan sehingga lebih dapat memperkuat organisasi,
terutama disaat terjadi perubahan susunan manajemen.
Tanggung jawab dan wewenang kepala puskesmas, wakil manajemen mutu,
penanggung jawab UKM, penanggung jawab pelayanan klinis dan seluruh
karyawan dalam peningkatan mutu tercantum dalam Lampiran.

6. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu


Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menunjuk beberapa karyawan untuk
menjadi wakil manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir
seluruh kegiatan mutu di puskesmas serta :
a. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan dan
dipelihara.
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan.
c. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan pasien.
Wakil Manajemen Mutu/Tim Manajemen Mutu dituangkan ke dalam Surat
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sawoo Nomor: 188.4/ /
405.09.11/SK/2016 tentang Tim Manajemen Mutu UPTD Puskesmas Sawoo.
Adapun SK Tim dapat dilihat pada lampiran 1.

7. Komunikasi Internal
Komunikasi internal di UPTD Puskesmas Sawoo dilakukan dengan cara
workshop (lokakarya mini), pertemuan rutin bulanan, refleksi diskusi kasus
(RDK), email, sms, media sosial (facebook, whatsapp), memo serta media
lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai
berikut :
a. Koordinator/penanggung jawab program/pelayanan klinis mengupayakan
agar komunikasi dengan bawahannya dipastikan berjalan lancar.
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya
mengenai sistem manajemen mutu.
c. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan dipenuhi.
d. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
e. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada
karyawan.
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan
pelanggan.
g. Penyelenggaraan rapat koordinasi dan diatur dengan baik dan terjadwal
melaui kegiatan lokakarya mini puskesmas.
h. Bagian pelayanan dilengkapi dengan papan informasi yang dipergunakan
untuk komunikasi /penyebaran informasi.
i. Papan pengumuman digunakan untuk memberi informasi terkini dalam
rangka mendukung upaya pembinaan karyawan.

8. Tinjauan Manajemen
a. Umum
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan untuk meninjau Sistem
Manajemen Mutu yang diterapkan minimal 2 (dua) kali dalam setahun
untuk memastikan kesinambungan, kesesuaian, kecukupan, dan
keefektifannya. Tinjauan ini termasuk pengkajian peluang peningkatan
serta kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen Mutu
b. Masukan tinjauan manajemen
Masukan tinjauan manajemen UPTD Puskesmas Jrengik terdiri dari:
1) Hasil audit
2) Umpan balik pelanggan
3) Kinerja proses
4) Pencapaian sasaran mutu
5) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6) Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7) Perubahan terhadap kebijakan mutu
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sisem manajemen
mutu/sistem pelayanan

c. Luaran tinjauan manajemen


Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan
efektifitas sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait
dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan
termasuk penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan.

D. Manajemen Sumber Daya


1. Penyediaan Sumber Daya
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo telah menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan dalam menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu
secara terus menerus untuk meningkatkan keefektifannya & kepuasan
pasien.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan sumber daya
manusia sebagai penunjang peningkatan kualitas pelayanan Kepala UPTD
Puskesmas Sawoo menetapkan Bagian TU dan Tim Manajemen Mutu
sebagai penanggung jawab proses ini seperti yang telah disebutkan dalam
prosedur analisis kompetensi dan pelatihan. Kebijakan yang ditetapkan
meliputi:
a. Menetapkan kompetensi personil yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan yang mempengaruhi mutu pelayanan.
b. Mengajukan program pelatihan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan
dan dituangkan dalam matriks kompetensi & gap analysis kepada
Penanggung Jawab Umum dan Kepegawaian.
c. Memastikan bahwa seluruh personil sadar akan pentingnya tugas dan
tanggung jawab mereka yang berperan dalam pencapaian sasaran mutu
d. Masing-masing bagian terkait menyimpan dengan baik memelihara
rekaman mutu pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.
3. Infrastrutur
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menyediakan dan memelihara infrastruktur
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien yaitu
berupa:
a. Gedung pelayanan yang cukup luas.
b. Ruang kerja yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara lain:
penerangan, tempat cuci tangan, meja, kursi, perangkat komputer,
printer, kipas angin/AC, dan sebagainya.
c. Fasilitas ruangan tunggu yang dilengkapi dengan kursi, televisi dan toilet
bagi para pasien maupun pengantar.
d. Fasilitas keamanan dan parkir selama 24 jam yang akan menjamin
keamanan pasien dan barang bawaan pasien selama berada di
lingkungan UPTD Puskesmas Sawoo.
e. Fasilitas ruang pelayanan (poli umum, poli gigi, polik KIA & KB, poli, pojok
gizi dan laktasi, UGD 24 jam, VK/kamar bersalin dan ruang nifas, ruang
rawat inap dewasa, ruang rawat inap anak-anak, ruang isolasi).
f. Fasilitas air, musholla dan tempat wudhu‘
g. Ruang pelayanan penunjang (laboratorium, ruang farmasi)
h. Sarana transportasi & komunikasi : ambulance, pusling, hotline
pelayanan.
i. Sarana pengolahan limbah medis dan non medis (TPS B3 dan TPS
Organik).
j. Sarana penanganan keadaan darurat dan peralatan pendukungnya
seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan sebagainya.
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan Bagian Tata Usaha dan
Penanggung Jawab Pelayanan Klinis sebagai penanggung jawab seluruh
fasilitas infrastruktur yang ada.
4. Lingkungan kerja
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan pengelolaan lingkungan
kerja meliputi antara lain: penjagaan kebersihan ruangan dan lingkungan,
penjagaan keamanan, kondisi tempat evakuasi keadaan darurat, perparkiran,
suhu ruangan, penerangan dan sebagainya dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan kenyamanan pasien yang diperlukan untuk mencapai
kesesuaian pelayanan medik.
Untuk menjaga kebersihan ruang kerja dan lingkungan puskesmas, Kepala
UPTD Puskesmas Sawoo menugaskan 2 orang tenaga cleaning service serta
menerapkan Gerakan Jum’at Bersih.

E. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis


1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran
kinerja
Perencanaan UKM UPTD Puskesmas Jrengik disusun berdasakan hasil
penilaian kinerja, yang selanjutnya dibahas dalam forum Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP). Hasil analisa program UKM menjadi dasar
dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (UK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas. Selanjutnya masing-masing
penanggung jawab program UKM harus menyusun rencana kegiatan
tahunan (RKT) dengan mengacu pada RUK dan RPK yang telah disusun.

b. Penyelenggaraan UKM
Penyelenggaran UKM UPTD Puskesmas Sawoo meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial terdiri dari:
1) Program promosi kesehatan
2) Program penyehatan lingkungan
3) Program kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
4) Program perbaikan gizi masyarakat
5) Program pengendalian dan pemberantasan penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten bidang kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas. UKM pengembangan yang diselenggarakan
oleh UPTD Puskesmas Sawoo meliputi:
1) Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2) Program anak, remaja dan usia lanjut (ARU)
3) Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
4) Program Kesehatan Jiwa dan Napza
5) Program Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM)
c. Sasaran Kinerja UKM dan MDGs
1) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan masyarakat
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo telah menetapkan pengukuran
kepuasan masyarakat dilakukan melalui kegiatan Survey
Kepuasan Masyarakat (SKM) berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey Kepuasan
Masyarakat Terhadap Penyelenggara Pelayanan Publik.
Kegiatan tersebut meliputi :
 SKM internal Puskesmas dengan metode “Polling Survey
Kepuasan Masyarakat” dengan penanggung jawab adalah Tim
Manajemen Mutu yang dilaksanakan secara periodik dan terus
menerus. Survey kepuasan pelanggan dengan metode “Polling
Survey Kepuasan Masyarakat” ini dilaksanakan secara
langsung dengan menggunakan perangkat teknologi informasi
(IT) yaitu sarana tablet yang terkoneksi secara otomatis dan
online pada website UPTD Puskesmas Sawoo (www.pkm-
Sawoo.com) dengan cara disediakan 3 (tiga) pilihan kriteria
yaitu KURANG PUAS, CUKUP PUAS, dan PUAS''.
Selanjutnya hasil polling survey akan terupdate secara
otomatis setiap harinya serta dapat dilihat secara langsung
melalui layar monitor yang terpasang di ruang pelayanan.
Analisa dari hasil polling survey dilakukan setiap 3 3 bulan
sekali, kemudian dilakukan pembahasan dalam Rapt Tinjauan
Manajemen oleh Tim Manajemen Mutu kemudian hasilnya
disampaikan kepada Kepala UPTD Puskesmas Sawoo untuk
ditindaklanjuti melalui upaya perbaikan maupun
pencegahannya.
 SKM eksternal dilakukan sebanyak 1 (satu) kali dalam
setahun, dengan metode penyebaran kuesioner yang telah
disusun sebelumnya.
b) Audit internal
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan pelaksanakan
audit internal dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun.
Sedangkan pelaksanaan audit internal dilaksanakan oleh Tim
Audit Internal. Selanjutnya Tim Audit Internal harus memastikan
bahwa pelaksanaan audit internal sesuai dengan persyaratan
standart akreditasi puskesmas dan selalu ditindaklanjuti.
Sedangkan prosedur pelaksanaan audit internal dituangkan
dalam SOP Audit Internal.
c) Pemantauan dan pengukuran proses
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menerapkan metode
pemantauan dan pengukuran proses yang berhubungan dengan
pelaksanaan program melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan penyelenggaraan
program sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d) Pemantauan dan pengukuran hasil kegiatan
Koordinator/penanggung jawab program bertanggungjawab
untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan tujuan
maupun target.
2) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Koordinator dan penanggung jawab program bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil kegiatan yang tidak
sesuai dengan rencana dan selanjutnya menyusun rencana tindak
lanjut perbaikan. Untuk memastikan bahwa rencana perbaikan yang
telah ditetapkan dapat terlaksana secara efektif dan efisien maka PJ
program harus melaksanakan monitoring secara terus menerus.
3) Evaluasi program
PJ program harus melaksanakan evaluasi secara periodik baik setiap
bulan, semester, maupun pada setiap akhir tahun terhadap hasil
penyelenggaraan program. Kegiatan ini dilaksanakan dalam setiap
rapat evaluasi bulanan pada forum lokakarya mini bulanan
Puskesmas maupun lokakarya mini tribulanan lintas sektor. Selain itu
evaluasi kinerja selama setahun dapat dilaksanakan dalam forum
penilaian kinerja Puskesmas.
4) Tindakan korektif
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan prosedur mutu
tindakan perbaikan dan pencegahan dalam rangka memperbaiki
ketidaksesuaian yang terjadi dalam penerapan sistem manajemen
mutu program dan memastikan adanya kegiatan monitoring dan
evaluasi secara terus menerus untuk memastikan efektiftas hasil
perbaikan tersebut.
5) Tindakan preventif
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo menetapkan prosedur mutu
tindakan perbaikan & pencegahan dalam rangka menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian yang bersifat potensial terjadi dalam
penerapan sistem manajemen mutu program sehingga dapat
dilaksanakan upaya pencegahan sedini mungkin.

2. Pelayanan Klinis
a. Pelayanan klinis yang berorientasi pasien
UPTD Puskesmas Sawoo memperhatikan, mengupayakan dan
menyelenggarakan pelayanan klinis yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pasien serta selalu bersinergi dengan visi, misi, tujuan dan tata
nilai Puskesmas. Adapun bentuk penerapan upaya pelayanan klinis yang
berorientasi pasien meliputi :
1) Penyediaan prosedur dan alur pendaftaran pasien.
2) Informasi hak dan kewajiban pasien dan petugas.
3) Informasi jenis pelayanan yang ada di Puskesmas.
4) Informasi tarif pelayanan sesuai Perda.
5) Triase pelayanan gawat darurat.
6) Penyediaan tempat pelayanan dan peralatan yang memadai.
7) Penyediaan ruang tunggu yang nyaman.
8) Penyediaan persetujuan tindakan medis (informed consent)
9) Penyediaan konseling gizi dan laktasi.
10) Penyediaan ruang tunggu khusus bagi lansia dan penyandang cacat.
b. Penunjang pelayanan klinis
Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien terhadap penunjang
pelayanan klinis di Puskesmas, Kepala UPTD Puskesmas Sawoo
menyediakan jenis penunjang layanan klinis antara lain:
1) Laboratorium sederhana.
2) Ruang farmasi dan perbekalan kesehatan.
3) Sarana transportasi rujukan.
4) Unit pengaduan masyarakat.
5) Sarana pengelolaan lingkungan Puskesmas antara lain : pengolahan
limbah (IPAL), TPS limbah B3 dan TPS limbah organik.
6) Sarana parkir dan musholla.
7) Petugas keamanan lingkungan puskesmas.
c. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien, Kepala UPTD Puskesmas Jrengik menetapkan Surat Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Sawoo Nomor: 188.4/ / 405.09.11/SK/2016
tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien,
yang akan menjadi acuan dan panduan seluruh petugas yang ada di unit
pelayanan dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan
memperhatikan keselamatan pada pasien.
1) Penilaian indikator kinerja klinis
Untuk menilai kinerja petugas di unit pelayanan, digunakan "indikator
kinerja klinis" sebagai salah satu upaya untuk melihat sejauh mana
komitmen dan kompetensi petugas. Diharapkan akan muncul
kesadaran, kemauan, dan kemampuan (skill) dari masing-masing
petugas untuk selalu dipelihara dan ditingkatkan secara terus
menerus agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu.
Menilai kinerja petugas kesehatan di unit pelayanan dengan
menggunakan indikator kinerja klinis merupakan suatu langkah yang
mempunyai keuntungan ganda. Pertama, cara ini akan memberikan
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk melakukan "self
assessment“ sehingga dapat mengetahui tingkat kemampuannya,
dan berusaha untuk memperbaikinya. Kedua akan memberikan
kesempatan kepada pimpinan dan staf Puskesmas yang lain untuk
melaksanakan komunikasi internal yang efektif, sehingga secara
bersama-sama dapat melaksanakan evaluasi yang mengarah pada
perbaikan kinerja dan bermuara pada peningkatan mutu pelayanan.
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Keselamatan pasien Puskesmas adalah suatu keadaan tertentu
dimana segala bentuk sarana, prasarana dan tindakan pelayanan
yang diberikan kepada pasien tidak menimbulkan bahaya atau risiko
bagi pasien dan keluarga pasien.
Pengukuran sistem keselamatan pasien diukur menggunakan
assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
Metode yang dilaksanakan UPTD Puskesmas Sawoo dalam
identifikasi risiko adalah mengembangkan sistem pelaporan dan
sistem analisis insiden. Manfaat pengembangan sistem pelaporan
insiden antara lain (1) memonitor terjadinya error sehingga
diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut; (2)
menjadi awal proses pembelajaran unfuk mencegah kejadian yang
sama terulang kembali; (3) memotivasi seluruh karyawan Puskesmas
untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya yang dapat berdampak
kepada pasien.
4) Analisis dan tindak lanjut
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan investigasi dan analisa
baik investigasi sederhana (simple investigation) maupun investigasi
komprehensif (root caux analysis). Penyebab insiden terbagi 2 (dua)
yaitu:
a) Penyebab langsung (immediate / direct cause)
Penyebab yang langsung berhubungan dengan insiden/dampak
terhadap pasien.
b) Akar masalah (root cause)
Penyebab yang melatarbelakangi penyebab Iangsung
(underlying cause).
Setelah insiden selesai dianalisa, langkah selanjutnya dicarikan solusi
dan ditindaklanjuti.
5) Penerapan manajemen risiko
Dalam tatanan pelayanan klinis, ada 8 langkah yang bisa
diaplikasikan sebagai upaya penerapan manajemen risiko, yaitu:
a) Langkah 1 : Menetapkan konteks
Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko
selanjutnya. Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area
pelayanan klinis.
 Adanya konteks manajemen risiko pada area layanan klinis.
 Adanya risk criteria pada area pelayanan klinis
 Adanya peta risiko korporat di area pelayanan klinis dengan
pendekatan sistem.
b) Langkah 2 : Identifikasi bahaya
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan
klinis antara lain:
 Adanya risiko K3 pada area pelayanan klinis
 Adanya registrasi risiko yang ada pada area pelayanan klinis

c) Langkah 3 : Penilaian risiko


Penilaian risiko merupakan proses menganalisa tingkat resiko,
pertimbangan tingkat bahaya, dan mengevaluasi apakah sumber
bahaya dapat dikendalikan atau tidak, dengan memperhitungkan
segala kemungkinan yang terjadi. Indikator yang bisa dijadikan
dasar penilaian di area pelayanan klinis antara lain :
 Adanya penilaian risiko untuk setiap bahaya yang ada.
 Terdapat risk matrix.
d) Langkah 4 : Analisa risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan
klinis antara lain adanya analisa secara kualitatif atau kuantitatif
terhadap setiap risiko di area pelayanan klinis.
e) Langkah 5 : Pengendalian risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan
klinis antara lain adanya langkah pengendalian sampai risiko
mencapai batas yang dapat diterima. Langkah pengendalian
risiko merupakan eliminasi bahaya dengan desain dan metode
penilaian resiko yang sesuai.
f) Langkah 6 : Komunikasi risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan
klinis antara lain:
 Adanya pola komunikasi semua risiko kepada pihak terkait.
 Adanya media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak
terkait dengan kegiatan
g) Langkah 7 : Dokumentasi manajemen risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area pelayanan
klinis antara lain:
 Adanya dokumen semua program manajemen risiko.
 Adanya dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian yang dilakukan.
h) Langkah 8 : Implementasi manajemen risiko
Program yang bisa dilakukan di area pelayanan klinis antara lain:
 Implementasikan semua hasil pengendalian risiko dalam
setiap tahapan aktivitas.
 Adanya program pengendalian risiko dalam rencana kerja

I. PENUTUP
Untuk keberhasilan pelaksanaan Sistem manajemen Mutu UPTD Puskesmas
Sawoo perlu dilakukan sosialisasi yang luas, mengingat hal ini tergantung
sepenuhnya pada partisipasi dan komitmen dari seluruh karyawan, masyarakat
serta sektor terkait yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sawoo. Semoga
Pedoman/Manual Mutu ini bisa menjadi acuan khususnya bagi petugas
kesehatan UPTD Puskesmas Sawoo dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
yang prima dan bermutu.

KEPALA UPT DINAS KESEHATAN


PUSKESMAS SAWOO

SUDARTI

You might also like