You are on page 1of 4

CONTOH KASUS MATERI PEMAHAMAN TENTANG KONSUMEN

BESERTA PEMBAHASANNYA

Tugas Kelompok Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Syarief Hidyatullah 1610111148
Ayub Zulkarnain 1610111149
Muhammad Akhyar Ramdani 1610111153
Muhammad Taufik Hidayat 1610111154
Rizal Saddud Zaroi 1610111160

Program Studi S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

2018
I. Contoh Kasus
https://www.merdeka.com/otomotif/fakta-fakta-perilaku-konsumen-otomotif-
zaman-now-sebelum-beli-mobil.html

II. Pembahasan
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Secara
sederhana, perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk
(barang dan jasa) termasuk proses mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Contohnya adalah para generasi millenial saat ini sebelum membeli suatu
produk atau jasa. Mereka akan meriset terlebih dahulu lewat media apa saja baik
online maupun offline. Tapi sekarang ini, yang tertinggi pencarian dilakukan lewat
mesin pencari (search engine), setelah melakukan riset dan merasa tertarik dan
percaya bahwa merek produk/jasa tersebut sangat andal, merasa senang, kemudian
memutuskan untuk membeli, dan menggunakannya.

Membantu mereka untuk mengetahui keinginan, kebutuhan sekaligus dengan


kepuasan konsumen. Implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pemasaran
berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka inginkan, gunakan
media yang menjadi sasaran dan media baru. Di era digital ini Media sosial memiliki
pengaruh besar dalam pertumbuhan bisnis, khususnya bisnis berbasis online di
Indonesia. Konten buatan pengguna (user generated content dan ulasan konsumen
independen dapat mempengaruhi proses pemasaran suatu produk. Untuk itu
perusahaan harus mampu menciptakan konten konten yang baik untuk memasarkan
produknya didalam media sosial. Karena konten konten tersebut dapat berguna untuk
mempertajam penelitian konsumen

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan


melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk
yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada,
konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat
berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan
adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi
yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.

Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan
puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Tentunya di zaman serba digital ini, konsumen dapat dengan mudah


menentukan pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian melalui internet.
mereka mencarinya lewat media apa saja, baik online maupun offline. Tapi sesuai
zaman now, yang tertinggi pencarian dilakukan lewat mesin pencari (search engine),
yakni 96 persen. Ini mengutip riset Google 2017.
"Pencarian lewat video online 80 persen, word of mouth 77 persen, test drive
63 persen. media sosial 63 persen, iklan TV 50 persen, diler 50 persen, dan
sebagainya," ungkap Sigit.
Sigit menggaris bawahi kian strategisnya konten video online di sini. Masih
mengunakan hasil riset Google itu, sebanyak 80 persen calon pembeli memanfaatkan
video online selama proses pembelian kendaraan. Sebab video membantu mereka
mengeksplorasi kendaraan dari berbagai perspektif.
Berdasarkan kasus diatas, terdapat fakta-fakta baru dalam proses pembelian
mobil oleh konsumen, yang artinya, ada perubahan perilaku konsumen dalam
membeli mobil. Salah satunya adalah ketika biasanya konsumen lebih memilih untuk
menentukan mobil yang akan dibeli dengan mengunjungi sebuah showroom mobil
setelah melihat-lihat, bertanya-tanya, berdiskusi dan melakukan test drive. Tetapi, kini
konsumen cenderung lebih banyak mencari informasi lewat video online tentang
mobil yang akan mereka beli dibanding langsung mengunjungi showroom mobil
tanpa tahu informasi apa-apa.
Perubahan perilaku konsumen ini perlu dipelajari oleh setiap manajer
perusahaan, sesuai teorinya, dengan mengetahui perilaku konsumen, seorang manajer
dapat melakukan hal berikut; merancang bauran pemasaran, melakukan segmentasi
pasar, melakukan positioning, melakukan analisis lingkungan perusahaan,
mengembangkan trend penelitian pasar, dan mengembangkan produk baru maupun
inovasi produk lama.
Untuk itu, perusahaan harus dapat memahami perubahan perilaku konsumen
yang terjadi, terutama dalam konsumen kendaraan roda empat, seperti yang telah
dijelaskan dalam kasus, terlihat jelas perbedaan perilaku konsumen sebelum membeli
mobil pada zaman ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Banyak yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam mengatasi perubahan
perilaku konsumen kendaraan roda empat, berdasarkan data, 80% calon pembeli
melihat konten video yang membahas tentang suatu merek mobil sebelum membeli
mobil tersebut, artinya, perusahaan bisa membuat video yang membahas mobil
mereka, baik itu berkolaborasi dengan youtuber atau artis/orang yang terkenal dalam
bidang otomotif untuk membuat review mobil mereka. Sehingga video mereka dapat
dilihat oleh calon pembeli yang kini lebih banyak melihat terlebih dahulu video online
sebelum membeli mobil, dengan begitu perusahaan dapat mencapai target
pembelinya.

You might also like