Professional Documents
Culture Documents
Biokimia Pencernaan
1. Pemeriksaan Saliva
I. Saliva pH
a. Dasar Teori
Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga
pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur
melalui ductus pendek kedalam mulut. Saliva terdiri dari 99,42% air dan sisanya
berupa zat padat. Zat padat pada saliva terdiri dari 2/3 zat organik dan 1/3 zat
anorganik. Zat yang terkandung dalam organik, yaitu enzim amilase dan musin
(glikoprotein), sedangkan dalam anorganik, yaitu Ca, Mg, Na, K, fosfat, bikarbonat,
sulfat dan Cl. pH saliva berkisar 6,35-6,05 yang dipengaruhi oleh asam karbonat dan
bikarbonat darah. Enzim amilase berfungsi menghidrolisis pati dengan memutus
rantai-rantai glikosida yang semakin lama semakin pendek.Dimulut, enzim ini
menghasilkan maltosa suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa.
Maltosa dengan benedict menghasilkan reaksi positif karena 1 molekul maltosa masih
mempunyai 1 gugus aldehid bebas, sedangkan yang satu lagi terikat dengan yang lain
(ikatan 1-4) (Panil. 2007 ; 113).
Fungsi saliva:
1. Liur berperan penting dalam hygiene mulut dengan membantu menjaga
mulut dan gigi bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu
makanan, partikel asing, dan selepitelrua yang terlepas dari mukosa mulut.
Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang yang pernah
mengalami bau mulut ketika salvias tertekan sementara, misalnya ketika
demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan
2. mempertahankan ruang mulut tetap basah,
3. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap. Hanya
molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor kuncup kecap.
Anda dapat membuktikannya sendiri: Keringkan lidah anda dan kemudian
teteskan gula di atasnya–anda tidak merasakan manis sampai lidah anda
dibasahkan
4. sebagai bahan pelumas makanan yang ditelan melalui kerongkongan karena
saliva mengandung musin
5. sebagai pelarut bahan makanan sehingga memudahkan kontak makanan
dengan simpul-simpul perasa dimulut
6. mensuplai enzim percernaan terutama enzim amilase (ptialin). Produk yang
dihasilkan tergantung pada lamanya makanan berada dalam mulut,
7. sebagai alat sekresi bahan tertentu, seperti ion-ion anorganik : K+, Ca+, HCO3–,
tiosianat dan iod (Hardjasasmita. 2000 ; 23)
Fungsi lain saliva adalah sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup
kecap, membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah, dan
mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan.
Air liur atau saliva mempunyai banyak manfaat. Produksinya akan semakin
melimpah ketika anda mengunyah. Manfaatnya: (1) dapat mencegah kerusakan gigi.
Saliva mengandung statherins dan polin yaitu suatu protein yang menjaga enamel
gigi. Saliva juga mengandung mineral agar proses remineralisasi gigi terjadi dan
mengunyah makanan dengan benar dapat meningkatkan produksi saliva sehingga
membantu membersihkan sela-sela gigi dari sisa makanan, (2) menjaga kebersihan
mulut, saliva juga mengandung zat antibakteri yang dapat mencegah tumbuhnya
bakteri dimulut. Selain itu saliva memiliki kandungan antibodi dan senyawa
antimikroba.Bahkan saliva bisa mematikan virus HIV, karenanya sedikit sekali yang
terkena virus melalui oral seks, (3) mempercepat penyembuhan luka, luka pada pipi
bagian dalam dan gusi dapat lebih cepat sembuh daripada dikulit karena terdapatnya
kandungan protein dalam saliva yang memicu pembentukan pembuluh darah (Ibnu.
2012.)
Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah produksi air liur antara lain: (1)
gen, (2) waktu (produksi air liur berkurang ketika malam hari), (3) banyaknya air
yang diminum, (4) rangsangan oleh indra penciuman dan penglihatan, (5)
pengunyahan, (6) konsumsi obat-obatan yang mempunyai efek samping dapat
menurunkan sekresi air liur, (7) usia, (8) kelainan sistematik, seperti sindrom sjorgen,
(9) terapi radiasi (Onti. 2012).
1. Indikator PH
2. Tabung reaksi
3. Sarung tangan
Bahan:
1. Saliva
2. Tisu
3. Kain lap
d. Cara kerja
1. Sebagian kelompok mengambil sampel saliva yang dikeluarkan dari mulut dan
ditampung pada tabung reaksi yang sudah dibersikan dan dikeringkan sebanyak
2mL.
2. Celupkan kertas pH universal ke dalam saliva sehingga semua kertas pH menjadi
basah oleh saliva.
3. Cocokkan warna kertas pH universal yang telah dicelupkan dengan standar warna
pH, tentukan pH saliva.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dan ditinjau melalui tabel penafsiran
diperoleh :
Probandus Khairunnisa
Umur 18 tahun
Saliva dalam tabung 20ml saliva
reaksi
Ph 7
Kesimpulan Normal
f. Pembahasan
Dari hasil pengujian, dengan pengamatan lakmus yang telah di celupkan ke
saliva dan kemudian di samakan dengan indikator pH bahwa pH saliva berada
pada pH 7 atau normal.
a. Dasar teori
Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Saliva mempunyai
pH antara 5,75 sampai 7,05. pada umumnya pH saliva dalah sedikit dibawah 7. Enzim
ptialin yang terdapat dalam saliva adalah enzim amilase, yang berperan untuk
memecah molekul amilum menjadi maltosa dengan proses hidrolisis. Enzim ptialin
bekerja secara optimal pada pH 6,6 (Poedjiadi, 1996).
Dalam mulut, makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan
dikunyah.Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang
lebih kecil.Selama penghancuran secara mekanis berlangsung, kelenjar yang ada
disekitar mulut mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah.Ada tiga kelenjar
yang mengeluaran saliva yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan
kelenjar sublingualis. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva yang paling kecil,
terletak dibawah lidah bagian depan. Kelenjar mandibularis atau biasa disebu kelenjar
maxilaris terletak di belakang kelenjar sublingualis dan lebih dalam.Kelenjar parotis
adalah kelenjar yang paling besar dan terletak dibagian atas mulut didepan telinga
(Poedjiadi, 1996).
b. Tujuan dan Prinsip
Tujuan : Mengetahui daya amilolitis Saliva
Prinsip : Air ludah juga mengandung enzim amilase (ptyalin) yang akan
menghidrolisis amilum menjadi maltose.
e. Hasil
Menggunakan Saliva dan Yodium
Menggunakan benedict
Tabung reaksi Bahan Pereaksi Hasil
Tabung 1 1 ml 2 ml Negatif
f. Pembahasan
Pada teorinya, percobaan akan menghasilkan warna hijau kebiru-biruan yang
menandakanbahwalarutan tidak terhidrolisis karena adanya pemanasan menyebabkan
enzim saliva rusak sehingga tidak dapat menghidrolisis protein. Namun pada
percobaan, tak terbentuk warna kebiru-biruan.
3. Sistem Empedu
a. Dasar Teori
Empedu merupakan getah yang dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam
kantong empedu sebelum disekresikan.Empedu mengandung garam Na dan K dari
asam glikholat dan tavrokholat, pigmen biliverdin dan bilirubin.Garam empedu
digunakan untuk mengaktifkan lipase pankreas dalam mengemulsikan lemak
(Ganong, 2003).
Garam empedu dibentuk dihati dari kolesterol yang diperoleh dari limpoprotein
darah atau disintesis dari asetil KoA, disekresikan kedalam empedu.Garam ini
disimpan dalam kandungan empedu dan dikeluarkan keusus sewaktu
makan.Garam empedu menyebabkan emulsifikasi friasilgliserol dari makanan
sehingga lemak tersebut mudah dicerna.Produk pencernaan diserap oleh sel epitel
misel garam empedu, lalu sebagian besar garam empedu mengalir keileum untuk
diserap dan didaur ulang oleh hati (Marks, 1996)
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama
lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan
bercampu rdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk
ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya
akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna
makananan dibandingkan yanglangsung dari hati tadi (Anonim, 2013).
Kebanyakan zat yang disekresikan secara berlebihan kedalam empedu adalah garam
empedu, tetapi yang juga disekresikan atau disekresikan dalam jumlah besar adalah
bilirubin, kolesterol, lesitin, dan elektrolit plasma yang biasa.Berikut data komponen
yang terdapat pada empedu.
Empedu kandung
Komponen Empedu hepar
empedu
Air 97,5 g % 92 g %
Garam-garam empedu 1,1 g % 6g%
Bilirubin 0,04 g % 0,3 g %
Kolesterol 0,1 g % 0,3 sampai 0,9 g %
Asam-asam lemak 0,12 g % 0,3 sampai 1,2 g %
Lesitin 0,04 g % 0,3 g %
Na 145 mEq/l 130 mEq/l
K 5 mEq/l 12 mEq/l
Ca 5 mEq/l 23 mEq/l
Cl 100 mEq/l 25 mEq/l
HCO3- 28 mEq/l 10 mEq/l
Sel-sel hepar membentuk sekitar 0,5 garam empedu setiap harinya.Jumlah total
garam empedu di tubuh adalah sekitar 3 sampai 4 g. Garam empedu mempunyai
dua fungsi penting di dalam traktus intestinalis. Pertama, menurunkan tegangan
permukaan partikel dan mengizinkan gejolak mekanik di dalam traktus
intestinalis untuk memecahkan globulus lemak menjadi ukuran kecil. Kedua,
membantu absorpsi asam lemak, monogliserida, kolesterol dan lipid lain dari
traktus intestinalis.
Konsentrasi bilirubin plasma yang normal rata-rata 0,5 mg per 100 ml plasma.
Tetapi dalam keadaan abnormal , ia dapat meningkat sampai setinggi 40 mg per
100 ml.
Empedu merupakan getah yang dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam
kantong empedu sebelum disekresikan.Empedu mengandung garam Na dan K dari
asam glikholat dan tavrokholat, pigmen biliverdin dan bilirubin.Garam empedu
digunakan untuk mengaktifkan lipase pankreas dalam mengemulsikan lemak
(Ganong, 2003).
Bahan:
1. HNO3 pekat
2. Empedu
3. Tisu
d. Cara Kerja
1. Siapkan 1 buah tabung reaksi
2. 3 mL HNO3 pekat dimasukkan kedalam tabung tersebut
3. Siapkan 1 mL empedu encer dan tuang kedalam tabung yang berisi HNO3
pekat menggunakan suntikan melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2
lapisan
4. Catatlah warna-warna yang timbul pada bidang batas lapisan tersebut!
e. Hasil pemeriksaan
Terbentuk cincin kehijauan diantara HNO3 pekat dan Empedu.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dan ditinjau melalui tabel penafsiran diperoleh :
f. Pembahasan
HNO3 pekat mengoksidasi cairan empedu. Hal ini membuktikan bahwa di
dalam empedu mengandung pigmen berwarna merah yang disebut pigmen
bilirubin, dimana reaksinya adalah sebagai berikut : pigmen bilirubin + HNO3 p
Menurut Sudarmadja (2003) dalam bukunya Kamus pintar kimia, pengertian fermentasi,
yaitu :
e. Hasil
Laju fermentasi larutan laktosa lebih lambat dari larutan glukosa yaitu
tabung laktosa, Dalam waktu 58 menit terlihat adanya udara berupa CO2 pada
bagian atas tabung fermentasinya.Sedangkan pada larutaan glukosa dalam
waktu 15 menit sudah terlihat adanya udara berupa CO2 pada bagian atas
fermentasinya.
f. Pembahasan
Setelah melakukan pengujian fermentasi biokimia, didapatkan bahwa
glukosa yang merupakan monosakarida lebih cepat mengalami fermentasi
dibandingkan disakarida dan polisakarida.Hal ini terbukti ketika beberapa
menit setelah dimasukkan larutan glukosa dan ragi kedalam tabung fermentasi
dan juga dimasukkannya larutan laktosa dan ragi ke dalam tabung fermentasi
lainnya didapatkan bahwa, di atas tabung fermentasi larutan glukosa sudah
mulai terdapat udara, yang menandakan sudah keluarnya hasil fermentasi yaitu
CO2.Sementara pada tabung fermentasi lainnya, yaitu tabung laktosa, belum
tampak adanya udara berupa CO2 pada bagian atas tabung fermentasinya.
Setelah 10-15 menit, didapatkan bahwasanya sudah banyak udara yang
berada pada bagian atas tabung fermentasi larutan glukosa.Sementara tabung
fermentasi larutan laktosa masih sangat sedikit. Hal ini membuktikan bahwa
monosakarida lebih mudah difermentasi dibandingkan dengan disakarida atau
polisakarida.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
BLOK 1.4
NIM : 170610057
Kelompok : 2 (DUA)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TA. 2017/2018
DAFTAR PUSTAKA
Marks, D.B., Marks, A.D., and C. Smith .1996.Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. EGC. Jakarta.
Azizah, H dkk. 2012. Pengaruh lama fermentasi terhadapa kadar alcohol, pH, dan
produksi gas pada proses fermentasi bioetanol dengan subtitusi kulit nanas. Jurnal aplikasi
teknologi pangan Vol 1.No. 2.Ponegoro : UNDIP
Suradmaja. 2003. Kamus pintar kimia. Jakarta. Eramedia
Anonim.2013. Biologi Hati dan Kandungan Empedu.
Panil. 2007. Memahami Teori Dan Praktik Biokimia Dasar Medis. EGC : Jakarta