You are on page 1of 35

TEHNIK WAWANCARA

PSIKIATRI

1
• Wawancara yang baik akan dapat menggali data yang diperlukan untuk
mengerti dan memberikan terapi pada pasien. Dalam pemberian terapi,
dengan waswancara yang baik akan meningkatkan pengertian dan
kepatuhan pasien terhadap saran dokter.
• Wawancara : memulai – konten wawancara – mengakhiri

• (Othmer) 4 dimensi wawancara :


1. bina rapport
2. menilai status mental
3. menggunakan tehnik khusus
4. mendiagnosis

2
Tujuan wawancara
1. mengenal determinan psikologis dari perilku pasien
2. klasifikasi gejala

•GAYA WAWANCARA
1. Insight oriented – psikodinamik – menekankan perolehan dan
interpretasi konflik, kecemasan, mekanisme pertahanan diri
2. Symptoms oriented – deskriptif – berdasarkan klasifikasi keluhan

Kedua gaya saling melengkapi

3
• Wawancara psikiatri berbeda dengan wawancara medik biasa

 Stigma
 Insight
 Reality testing ability kesulitan komunikasi
 Judgment

Perlu Alloanamnesa : riwayat psikiatri masa lalu, respon medikasi, faktor


predisposisi dan pencetus, sign dan symptoms

Wawancara psikiatri butuh waktu lebih lama (30-45’), kasus akut pasien
tidak mampu berdiskusi  kemampuan observasi dokter harus kuat

4
WAWANCARA PSIKIATRIK
Tujuan
1. Mengenal faktor-faktor : genetik-fisik medik - psikiatrik –
perkembangan – pendidikan – sosial budaya –
spiritualitas/religiusitas yang mempengaruhi pasien dan
penyakitnya
2. Menentukan evaluasi ( multiaksial ) yang tepat

5
Sebelum wawancara psikiatri
• Lokasi  nyaman, privasi
• Keamanan pewawancara
• Setting : IGD, poli RS/Puskesmas, bangsal RS, Home visit

6
Syarat penting untuk wawancara
 Menjadi pendengar aktif sewaktu mencari data-data tentang pasien.
Pertimbangkan hasil alloanambesa
 Mampu berempati dengan kondisi dan perasaan pasien
 Tidak didorong oleh suatu keharusan untuk mendapat riwayat
penyakit atau status mental secara berurutan
 Dapat mendeteksi tema yang tidak disadari oleh pasien atau
mendeteksi hal yang tersirat dari pembicaraan pasien

7
Mendengar aktif

 Tunjukkan anda mendengarkan. Menatap mata, mendekat.


 Konsentrasikan atau fokuskan perhatian Anda pada pasien.
 Menghindarkan Gangguan. Tempatkan diri Anda secara tepat dengan
pasien.
 Kesampingkan prasangka Anda, pendapat Anda.
 Dengar, lihat, rasakan – kenali sign
 Sesekali ulangi bagian tertentu dari perkataan pasien untuk menunjukkan
Anda tertarik. Lakukan dengan tulus.
 Katakan dengan bahasa awam.
 Hati-hati: menjawab secara lisan bagian-bagian di dalam pembicaraan.
 Melibatkan diri: Secara aktif menanggapi, mengarahkan, pertanyaan
8
KOMPONEN WAWANCARA PSIKIATRI
Rapport : interaksi antara pasien dengan pewawancara
Tehnik wawancara
Status mental
Membuat diagnosis

Pertanyaan : open - close

9
STRATEGI BINA RAPPORT
1. Membuat pasien dan pewawancara merasa nyaman
2. Temukan hal yang membuat pasien tak nyaman, perlihatkan kepedulian
3. Menilai tilikan dan menjadi pendamping bagi pasien
4. Menetapkan tujuan terapi
5. Tunjukkan keahlian
6. Bangun sikap kepemimpinan
• Dipengaruhi : kemampuan dokter untuk memahami faktor psikososial, emosional
dan kultur pasien. Pemilihan bahasa, sikap terhadap penyakit, perbedaan status
sosial, pendidikan.

10
1. MEMBUAT PASIEN DAN PEWAWANCARA
MERASA NYAMAN
• Pasien datang – kenali rasa tidak nyaman
• Pembukaan – memperkenalkan diri, ekpresi pewawancara, bersalaman
• Tanyakan identitas pasien. Release ketegangan pasien (co : sampaikan bahwa dokter
memahami ketidaknyamanan pasien)
Observasi sikap-perilaku non verbal, suara, ekspresi pasien
Supaya pewawancara nyaman : Pertanyaan terbuka. Fokus mendengarkan pasien.
Hindari menekan diri sendiri untuk mendapatkan pertanyaan yang tepat.

11
• KENALI SIGN – bahasa non verbal dari tubuh, wajah dan suara yang sering sulit
dikontrol pasien.

Territoral/locomotor : bagaimana pasien menempatkan jarak dengan pewawancara


Behavioral/psychomotor : bagaimana perilaku pasien
Emotional/expressive : ekspresi wajah, postur, sikap tubuh, kontak mata, nada bicara
pasien
Verbal : perhatikan suara, pemilihan kosa kata, persepsi pasien terhadap dunianya.

12
Respon pewawancara
• Ekspresi non verbal :
 Senyum
 Mengangguk
 Mengangkat alis
 Menurunkan – meninggikan suara

• Verbal :
• Jangan banyak memakai istilah psikiatri
• Memakai istilah yang dipakai pasien untuk bertanya lanjut

13
2. TEMUKAN HAL YANG MEMBUAT PASIEN
TAK NYAMAN, PERLIHATKAN KEPEDULIAN
• “Bagaimana, apa yang bisa saya bantu”
• “Apa yang mengganggu (bapak/ibu/mbak) ......”
• “Apa yang terjadi pada ...............”
• Biarkan pasien melakukan ventilasi terhadap keluhannya dengan bebas. (nilai
mood, depresi, cemas, kemarahan – bina rapport)
• Respon dengan empati
• - “Yaa.. Bp/ibu pasti gk enak dengan keadaan tersebut ya”
• - ”Bp/ibu pasti merasa tertekan”
• - “Ya saya bisa mengerti bagaimana hal tersebut mengganggu bpk/ibu”

14
3. MENILAI TILiKAN PASIEN, MENJADI
PENDAMPING
• Derajad tilikan
• Pasien menyadari adanya gejala psikiatridan gangguan pada dirinya – tilikan penuh
• Menyangkal, menyalahkan penyakit dan kondisi diluar dirinya – tilikan parsial
• Menyangkal penuh – tilikan buruk / no insight

• Tilikan penuh – jelaskan penyebab dan perjalanan penyakit, pilihan terapi


• Tilikan parsial dan buruk - empati, beri dukungan emosional, tawarkan bantuan

15
4. MENETAPKAN TUJUAN TERAPI
• 1. Mendiskusikan dg pasien hal yang ingin dicapai
• 2. Dibuat terapis berdasar perjalanan penyakit pasien. Edukasi keluarga pasien.

 Tilikan baik – tujuan terapi pasien dan terapis bisa sama


 Tilikan buruk
Ke pasien : membantu mengatasi ketidaknyamanan karena gejalanya
Tujuan terapis sendiri – mengatasi gejala

16
5. TUNJUKKAN KEAHLIAN
• Buat pasien memahami bahwa tidak hanya dia yang mengalami masalah yang
sama
• Sampaikan terapis familier dengan masalah seperti yang dialami pasien
• Bangkitkan semangat pasien tentang masa depan

17
6. BANGKITKAN KEPEMIMPINAN
• Kemampuan memotivasi dan mengarahkan pasien
• Tunjukkan ketertarikan terapis untuk membantu kenyamanan pasien dan
membantu memotivasi pasien untuk berubah
• Menilai : sikap pasien menerima penjelasan, keinginan pasien untuk patuh
• Hati-hati : Sikap otoriter dan merendahkan pasien
• Pasien curiga, antisosial – coba diskusikan sikapnya, ajak pasien mengenal
kesulitannya, tekankan tujuan terapis kalau ingin membantu, beri pujian kalau
bisa mengutarakan masalahnya, sampaikan bahwa bersikap terbuka akan
membantu mengatasi masalah sosialnya

18
Apa yang diinginkan pasien
• Didengarkan keluhannya, mengharap empati, diyakinkan tentang harapan
• Penjelasan tentang sebab keluhannya
• Penjelasan tentang diagnosis dan rencana terapi

19
Tehnik wawancara
• PASIEN KOOPERATIF :
• Mengeluarkan semua keluhan pasien – dg tehnik pertanyaan terbuka
• Mengartikan keluhan tsb sebagai sebuah gejala, ciri kepribadian tertentu,
permasalahan hidup – dg tehnik klarifikasi
• Membahas dari satu keluhan ke keluhan lain – dg tehnik mengarahkan

20
• PASIEN RESISTEN ( menutupi masalah yang dianggap memalukan)

• Melakukan penerimaan (acceptance) – menunjukkan bahwa terapis


memahami resistensinya, saat yang sama menyakinkan pasien bahwa lebih
menguntungkan pasien jika berhenti melaukan resistensi

21
•PEMBUKA
• Pendekatan patient centered
Mengawali dengan pertanyaan terbuka (open question)
 Bagaimana ni... Apa yang bisa saya bantu ?
 Masalah apa yang membawa Bp/Ibu/Mas/Mbak kesini ?
 Apa ya yang masih mengganggu ?

22
Wawancara inti
• Open question bertujuan memberi kesempatan pasien
menyampaikan keluhan dengan lebih terbuka sehingga banyak data
tentang gejala yang bisa didapat.
patient centered question
symptom centered question

• Close question dapat digunakan untuk klarifikasi, memancing respon,


atau pada kasus sulit dimana pasien hanya bicara terbatas dan lebih
banyak diam.

• Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan keduanya.


23
Tehnik
• REFLEKSI : tehnik dimana terapis mengulang dg cara suportif sesuatu yang
telah dikatakan pasien. Tujuannya membuat pasien yakin bahwa terapis
memperhatinkan dan memahaminya.
• FASILITASI : mendorong dan membantu pasien melanjutkan wawancara
dengan isyarat verbal serta non verbal. Co : mengangguk, condong
kedepan, “ya, terus...”; “Ooo, lalu...?”
• KEHENINGAN : memberi kesempatan pasien berpikir, merenung, menangis,
merasakan support dari terapis .
• KONFRONTASI : pasien dikirim karena dirumah mau bunuh diri. Di faskes
mengatakan pd dokter kalau hal tsb tidak serius. Dokter : “apa yang bapak
lakukan mungkin tidak membunuh bapak, tapi kondisi tersebut
meyakinkan saya bawa sebenarnya bapak punya masalah serius yang
membutuhan bantuan sehingga bapak tidak mencoba lagi”

24
• KLARIFIKASI : mendapatkan rincian atau penjelasan lanjut tentang
tanda/gejala yang baru disampaikan pasien.

• POSITIVE REINFORMCEMENT : mendorong pasien bercerita lebih


banyak pada terapis. “saya menghargai ibu bercerita pada saya
tentang masalah dengan obat, bisa coba ceritakan lebih lanjut apa
masalahnya ?, kalau ibu bisa menyampaikan masalah lebih detil pada
saya, maka saya bisa memilihkan obat yang lebih nyaman untuk ibu”

• REASSURANCE : menenteramkan hati pasien akan meningkatkan


kepercayaannya terapis. Tetapi jangan BOHONG.

• RANGKUMAN : meringkas hasil wwancara sehingga apa yang


didengar terapis sama dengan yang ingin disampaikan pasien.
25
kesalahan
Pasien banyak bercerita tetapi terapis tak bisa menemukan dan
menggunakan ‘clue’ dari cerita pasien untuk mendapatkan informasi
pendukung diagnosis
Contoh :
Menemukan gejala depresi tapi tak tahu berapa lama, seberapa berat
Menemukan gejala insomnia tapi tak tahu pola tidur yang
mengganggunya bagaimana
Menggunakan terlalu banyak pertanyaan tertutup dan membombardir
pertanyaapendekatan terbaik menggunakan pertanyaan terbuka diawal
diakhiri dengan pertanyaan tertutup atau pertanyaan yang fokus.

26
Mengakhiri wawancara
• Sampaikan rangkuman hasil wawancara kepada pasien.
• “Adakah hal lain yang belum saya tanyakan, yang menurut Anda perlu
untuk saya ketahui?”
• Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.
• Jelaskan rencana Anda selanjutnya.

27
terimakasih

28
klarifikasi
• Spesifikasi : pernyataan pasien yang tak jelas diperjelas dg pertanyaan tertutup
memperdalam penjelasan tentang gejala yang muncul, mengetahui ada tidaknya hubungan
antara beberapa gejala
• Checking symptoms : Terapis mendapatkan beberapa gejala dan kemudian
menanyakan lebih lanjut

Probing : Mendapat informasi topik yang ingn disembunyikan pasien


Mengetahui seberapa dalam penghayatan pasien terhadap gejalanya (mis : waham)
Mengetahui idea of reference, halusinasi
• Interrelation : Eksplorasi hubungan tak logis dari beberapa peristiwa yang
diceritakan pasien

29
directing
• Continuation
• Mendorong pasein terus bercerita
• Transition
• - mengalihkan pembicaraan pasien yang berputar-putar
• Echoing
• - mengulang pernyataan pasien pada bagian yang ingin dielaborasi lebih jauh

30
resisten
• Pasien ingin mempertahankan reputasi
• Pasien tak menyukai respon pewawancara, takut mengalami
penolakan, takut diremehkn

• ‘iya... Tapi itu nggak mengganggu saya kok’


• ‘saya nggak mau membahas itu sekarang’

31
mengatasi resistensi
• EXPRESSING ACCEPTANCE :
• Pasien tak ingin dianggap aneh
• Tunjukan penerimaan sehingga pasien merasa dimengerti
• Katakan apa yang mungkin dianggap pasien

• Bila tetap sulit maka ditunda dahulu

32
• REASSURANCE
• Menurunkan kecemasan dan kecurigaan pasien serta meningkatkan
kepercayaan diri pasien dengan menunjukkan dukungan

• SHIFTING
• “Lewat pintu belakang”. Cara membuat paien membicarakan suatu hal
yang tak mau dibicarakan. Tidak memaksa terus bertanya tapi dengan
pindah topik untuk masuk kembali ke pertanyaan awal dengan bahasa yang
lain.

33
Derajat Insight:

1. Sama sekali menyangkal terhadap keadaan sakitnya.
2. Sedikit menyadari keadaan sakitnya, tetapi pada saat yang bersamaan
menyangkal.
3. Menyadari keadaan sakitnya, tetapi menyalahkan orang lain atau adanya
faktor luar lainnya/faktor fisik sebagai penyebabnya.
4. Menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak
diketahui dalam diri pasien.
5. Menyadari sakitnya; bahwa gejala dan kegagalan dalam penyesuaian
sosial karena perasaan irrasional tertentu/adanya gangguan dalam diri
pasien, tetapi tidak menerapkan kesadaran ini pada pemahaman di
kemudian hari (intellectual insight).
6. Kesadaran emosional dari perasaan dalam diri pasien dan orang-orang
penting dalam diri pasien, dimana pemahaman tersebut sampai merubah
perilaku pasien (true emotional insight).
34
• STATUS MENTAL
• Keadaan Umum
• Kesadaran
• Orientasi
• Sikap dan tingkah laku
• Mood dan Afek
• Pikiran : bentuk pikir, isi pikir, progresi pikir
• Hubungan jiwa
• Persepsi
• Perhatian
• Insight

35

You might also like