You are on page 1of 29

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS

Disusun Oleh : kelompok 6

Tingkat : 2A

Dosen Pengampu : Rumentalia Sulistini S.KEP NS M.KEP

1. Ainur Rohmah

2. Rio Saputra

3. Titi Dwi Pratiwi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PALEMBANG


JURUSAN DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, dimana atas segala
rahmat dan izin-nya, kami dapat menyelesaikan Makalah KMB asuhan
keperawatan pada pasien hepatitis. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan medikal bedah. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
khususnya kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu
kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan
penulisan yang akan datang.

Palembang, 4 November 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………............. ii

Daftar Isi………………………………………………………………….. iii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………... 2

1.3 Tujuan Penulisan….………………………………………………….... 2

Bab II Pembahasan.......……...………………………………………......... 3

Bab III Penutup........................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 24

3.2 Saran………………………………………………………………….. 24

Daftar Pustaka............................................................................................. 25

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas
dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan
5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV),
Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV),
Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,
tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat
bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang
total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV
(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis
infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara
parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B
melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B
(NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya
ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan
secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang
kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-
NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru
menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai
Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus
yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B,
HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak
hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat

1
ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika
Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit
epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah
dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi
jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.
Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering
dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

I.2 Rumusan Masalah


Apakah definisi dari hepatitis ?
Bagaimanakah anatomi fisiologi hati ?
Apa saja etiologi dan faktor resiko hepatitis?
Bagaimana patofisiologi hepatitis ?
Bagaimana pengkajian pada pasien hepatitis?
Bagaimana diagnosa keperawatan pada pasien hepatitis?
Apa saja intervensi pada pasien hepatitis ?

1.3 Tujuan
Mengetahui definisi dari hepatitis
Mengetahui anatomi dan fisiologi hati
Memahami etiologi dan faktor resiko hepatitis
Mengetahui patofisiologi hepatitis
Memahami pengkajian pada pasien hepatitis
Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien hepatitis
Memahami intervensi pada pasien hepatitis.

2
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEPATITIS
TINJAUAN PUSTAKA

1. KOSEP DASAR TEORI


A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena
toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan
keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi
terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis merupakan inflamasi hepar yang terjadi karena invasi
bakteri,cidera oleh agen fisik/kimia (non virus) atau oleh infeksi virus.
(Marilyn E.D 2000).
Hepatitis virus meruupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis,biokimia sera seluler yang khas (smeltzer, 2001)

B. ANATOMI FISIOLOGI

3
Hepar merupakan organ yang mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan
lobus kiri. Lobus kanan dibagi menjadi sigmen anterior dan pasterior oleh fisura
segmentasi kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh
hligamentum flsiforme.
Setiap lobus hepar terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobus.
Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinysoid
yang merupakan cabang venoporta dan arteri hepatika. Sinusoid diibatasi oleh sel
fagositik mononuklear/ sel kuffer yang berfungsi menelan bakteri dan benda asing
dalam darah.
Arteri hepatika menyuplai darah ke hepar 1/3 dari darah yang masuuk ke
hepar dan 2/3 berasal dari vena porta. Arteri hepatika membawa darah beroksigen
dan vena porta membawa darah yang kurang beroksigen dari vena mesenterika
superior, inferior dan sona splanikus yang menerima darah dari pankreas, limpa,
lambung, usus dan kandung empedu. Vena porta membawa ntrien , sisa
metabolisme dan toksik dari organ pencernaan ke hepar untuk diproses,
didetoksifikasi
Fungsi Hepar :
1. Produksi empedu
 Komponen empedu :
 Air
 Garam Empedu
 Bilirubin
 Kolestrol
 Asam Lemak
 Lesitin
 Sodium
 Potasium
 Kalsium
 Klorida

4
 Ion Bikarbonat
Garam empedu diproduksi dengan prukursannya adalah kolestrol yang
beasal dari makanan/disentesis oleh hepar melalui metabolisme lemak.
2. Metabolisme karbohidrat
 Glikolisis, konversi glukosa menjadi glikogen
 Glikogenolisis, pemecahan gilkogen menjadi glukosa
 Penyimpanan glikogen
 Konversi galaktesa dan fruktosa menjado glukosa.
 Glukonegogenesis, konversi asam amino menjadi glukosa.
3. Metabolisme lemak
 Oksidasi asam lemak untuk energi
 Pembentukan lipoprotein
 Sintesis kolestrol dan fosfolipid
 Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat
4. Metabolis protein
 Katabolisme as.Amino
 Pembentukan urea untuk pengeluaran amonia dari dalam tubuh
dieksresikan melalui ginjal dan intestinal
 Pembentukan protein plasma
 Albumin
 Protombin
 Fibrinogen
 Protein pembekuan ( faktor V,VI,VII,IX, dan X)
 Brontransformasi lemak, obat dan substansi lain
5. Sirkulasi
Setiap menit hepar memproses 16 bagian dari 1 ltr darah yang bersirkulasi
melalui sinusoid. Sehingga hepar merupakan resekrosis yang menyimpan
darah dalam jumlah banyak.

5
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara
manusia, dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu
kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,
perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis
serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam
hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak
yang diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga
oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm

6
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang
memiliki memakai obat terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepatitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya +
32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan
makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

D. PATOFISIOLOGI
Infamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-
sel hepar yang menjadi rusak di buang dari tubuh ooleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya
rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duuktuli empedu intrahepatik, maka

7
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didlam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna di keluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi ( billirubin indirek), maupun billirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini
terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
billirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena billirubin konjugasi larut dalam air, maka billirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan billirubin urine dan kemih
billirubun urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatl-gatal pada ikterus.

E. Patologi
Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B dan C adalah identik. Pada
kasus lama, ukuran dan warna hati tampak normal dan kadang-kadang odem,
membesar, dan berwarna seperti empedu, secara histologis terjadi kekacauan
hepatoseluler, cidera dan nekrosis sel hati dan peradangan perifer. Perubahan ini
reversible bila vase akut penyakit menida. Pada beberapa kasus, nekrosi
submasive, imassive dapat mengakibatkan payah hati yang berat dan kematian.

8
9
10
F. MANIFSTASI KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi
dari masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah,anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut
kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat
pada sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. \
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada
orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya
berbeda

G. INSIDEN
1. Hepatitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan
sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara
dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area
dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4
% kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat
penggunaan obat secara intra vena

11
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada
beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier
hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus
biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan
bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda
gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi,
penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan).
Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik
terhadap perkembangan penyakit adalahztujuan utama penatalaksanaan di rumah
sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah
terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan
2. HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi :
diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM
ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah
kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya
hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran,
diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10
tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama
diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis

12
pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke
dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis
jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin
karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).

2. KONSEP DASAR ASKEP


A. PENGKAJIAN
a. Biodata.
 Identitas.
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama,
alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat
berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut
kanan atas, demam dan kuning.
c. Riwayat kesehatan
1. Data demografi
Apakah klien tinggal/bekerja dengan linkungan yang terpapar dengan
infeksi virus dan bahan-bahan kimia.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas, ikterik, anoreksia.

13
3. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,
prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak
dibanding dengan saudara-saudaranya. Penyakit apa yang pernah diderita
klien, kebiasaan minum alkohol, pernah menjalani operasi batu empedu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
5. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan
hati

1. Aktivitas

 Kelemahan
 Kelelahan
 Malaise umum

2. Sirkulasi

 Bradikardi ( hiperbilirubinemia berat )


 Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3. Eliminasi

 Urine gelap
 Diare/konstipasi : feses warna tanah liat
 Adanya/ berutang hemodialisa

14
4. Makanan dan Cairan

 Anoreksia
 Berat badan menurun
 Mual dan muntah
 Peningkatan oedema
 Asites

5. Neurosensori

 Peka terhadap rangsang


 Cenderung tidur
 Letargi
 Asteriksis

6. Nyeri / Kenyamanan

 Kram abdomen
 Nyeri tekan pada kuadran kanan
 Mialgia
 Artralgia
 Sakit kepala
 Gatal ( proritasi)

Tanda : otot tegang dan gelisah.

7. Keamanan

 Demam
 Urtikaria
 Lesi makulopopuler
 Eritema

15
 Splenomegali
 Pembesaran nodus servikal posterior

8. Seksualitas

 Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis :
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
 Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
 Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret
 Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus

16
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien
terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan

R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan

2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering

R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan


menurunkan kapasitasnya.

3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa


tak sedap yang menurunkan nafsu makan.

4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan


pemasukan

5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak

17
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien
berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
(tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)

1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan


untuk intensitas nyeri

R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh


karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

 Akui adanya nyeri


 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan


kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

3. Berikan informasi akurat dan

 Jelaskan penyebab nyeri


 Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

18
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri
yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding
klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)

4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek


hepatotoksi

R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk


mengurangi nyeri.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan
pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu

1. Monitor tanda vital : suhu badan

R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya


2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.

R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu


timbulnya dehidrasi

3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur

R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi


vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui penguapan

4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

19
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan
pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan

1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu

R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien


cenderung lebih tenang

2. Sarankan klien untuk tirah baring

R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga


metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.

3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-


kemampuan dan minat-minat

R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang


sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan
yang kurang penting

4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak


energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan


yang dapat menimbulkan keletihan

20
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)

R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis


Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi
kerusakan intergritas kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.

1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

 Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin)
 Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung


syaraf

2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan


dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal

R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan


sensitivitas melalui vasodilatasi

3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan


kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk

R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih


banyak pruritus

4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin

21
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak
mengalami gangguan pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
Intervensi :

1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan

R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau


akumulasi cairan dalam abdomen

2. Auskultasi bunyi nafas tambahan

R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan

3. Berikan posisi semi fowler

R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma


dan meminimalkan ukuran sekret

4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif

R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak

5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan

R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia


Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi
infeksi pada pasien.

22
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk


menangani semua cairan tubuh

 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
 Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
 Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus


hepatitis

2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan
tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi

R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit

3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.

R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai


transmisi infeksi

4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan


yang tepat

R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan


dan kemungkinan orang lain terinfeksi

23
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan

Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus


menyebakan peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus
disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang
memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke
dalam tubuh.

2. Saran

Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam


pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya
kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit
hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat waktu
untuk mencegah terjadinya hepatitis.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, Wilkinson.20011. Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta: EGC

Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.

Seputarkeperawatan.blogspot.co.id/2012/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_1519.html (diunduh pada tanggal 29 oktober 2015)

25

You might also like