Professional Documents
Culture Documents
Tingkat : 2A
1. Ainur Rohmah
2. Rio Saputra
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, dimana atas segala
rahmat dan izin-nya, kami dapat menyelesaikan Makalah KMB asuhan
keperawatan pada pasien hepatitis. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan medikal bedah. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
khususnya kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu
kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan
penulisan yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………............. ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………... 1
Bab II Pembahasan.......……...………………………………………......... 3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 24
3.2 Saran………………………………………………………………….. 24
Daftar Pustaka............................................................................................. 25
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika
Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit
epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah
dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi
jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.
Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering
dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
1.3 Tujuan
Mengetahui definisi dari hepatitis
Mengetahui anatomi dan fisiologi hati
Memahami etiologi dan faktor resiko hepatitis
Mengetahui patofisiologi hepatitis
Memahami pengkajian pada pasien hepatitis
Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien hepatitis
Memahami intervensi pada pasien hepatitis.
2
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEPATITIS
TINJAUAN PUSTAKA
B. ANATOMI FISIOLOGI
3
Hepar merupakan organ yang mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan
lobus kiri. Lobus kanan dibagi menjadi sigmen anterior dan pasterior oleh fisura
segmentasi kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh
hligamentum flsiforme.
Setiap lobus hepar terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobus.
Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinysoid
yang merupakan cabang venoporta dan arteri hepatika. Sinusoid diibatasi oleh sel
fagositik mononuklear/ sel kuffer yang berfungsi menelan bakteri dan benda asing
dalam darah.
Arteri hepatika menyuplai darah ke hepar 1/3 dari darah yang masuuk ke
hepar dan 2/3 berasal dari vena porta. Arteri hepatika membawa darah beroksigen
dan vena porta membawa darah yang kurang beroksigen dari vena mesenterika
superior, inferior dan sona splanikus yang menerima darah dari pankreas, limpa,
lambung, usus dan kandung empedu. Vena porta membawa ntrien , sisa
metabolisme dan toksik dari organ pencernaan ke hepar untuk diproses,
didetoksifikasi
Fungsi Hepar :
1. Produksi empedu
Komponen empedu :
Air
Garam Empedu
Bilirubin
Kolestrol
Asam Lemak
Lesitin
Sodium
Potasium
Kalsium
Klorida
4
Ion Bikarbonat
Garam empedu diproduksi dengan prukursannya adalah kolestrol yang
beasal dari makanan/disentesis oleh hepar melalui metabolisme lemak.
2. Metabolisme karbohidrat
Glikolisis, konversi glukosa menjadi glikogen
Glikogenolisis, pemecahan gilkogen menjadi glukosa
Penyimpanan glikogen
Konversi galaktesa dan fruktosa menjado glukosa.
Glukonegogenesis, konversi asam amino menjadi glukosa.
3. Metabolisme lemak
Oksidasi asam lemak untuk energi
Pembentukan lipoprotein
Sintesis kolestrol dan fosfolipid
Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat
4. Metabolis protein
Katabolisme as.Amino
Pembentukan urea untuk pengeluaran amonia dari dalam tubuh
dieksresikan melalui ginjal dan intestinal
Pembentukan protein plasma
Albumin
Protombin
Fibrinogen
Protein pembekuan ( faktor V,VI,VII,IX, dan X)
Brontransformasi lemak, obat dan substansi lain
5. Sirkulasi
Setiap menit hepar memproses 16 bagian dari 1 ltr darah yang bersirkulasi
melalui sinusoid. Sehingga hepar merupakan resekrosis yang menyimpan
darah dalam jumlah banyak.
5
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara
manusia, dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita
infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu
kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,
perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis
serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam
hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak
yang diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga
oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
6
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang
memiliki memakai obat terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepatitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya +
32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan
makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.
D. PATOFISIOLOGI
Infamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-
sel hepar yang menjadi rusak di buang dari tubuh ooleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,sebagian besar klien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya
rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duuktuli empedu intrahepatik, maka
7
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didlam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna di keluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi ( billirubin indirek), maupun billirubin yang
sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini
terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
billirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena billirubin konjugasi larut dalam air, maka billirubin dapat
dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan billirubin urine dan kemih
billirubun urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatl-gatal pada ikterus.
E. Patologi
Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B dan C adalah identik. Pada
kasus lama, ukuran dan warna hati tampak normal dan kadang-kadang odem,
membesar, dan berwarna seperti empedu, secara histologis terjadi kekacauan
hepatoseluler, cidera dan nekrosis sel hati dan peradangan perifer. Perubahan ini
reversible bila vase akut penyakit menida. Pada beberapa kasus, nekrosi
submasive, imassive dapat mengakibatkan payah hati yang berat dan kematian.
8
9
10
F. MANIFSTASI KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi
dari masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah,anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut
kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat
pada sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. \
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada
orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya
berbeda
G. INSIDEN
1. Hepatitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan
sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara
dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area
dengan populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4
% kasus hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat
penggunaan obat secara intra vena
11
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada
beberapa area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier
hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus
biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup
istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan
bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda
gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi,
penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan).
Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik
terhadap perkembangan penyakit adalahztujuan utama penatalaksanaan di rumah
sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah
terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan
2. HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi :
diberikan per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM
ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah
kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya
hepatitis B (Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran,
diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10
tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua dosis pertama
diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis
12
pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke
dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis
jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara rutin
karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini).
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat
berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut
kanan atas, demam dan kuning.
c. Riwayat kesehatan
1. Data demografi
Apakah klien tinggal/bekerja dengan linkungan yang terpapar dengan
infeksi virus dan bahan-bahan kimia.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas, ikterik, anoreksia.
13
3. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,
prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak
dibanding dengan saudara-saudaranya. Penyakit apa yang pernah diderita
klien, kebiasaan minum alkohol, pernah menjalani operasi batu empedu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
5. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan
hati
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise umum
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
Urine gelap
Diare/konstipasi : feses warna tanah liat
Adanya/ berutang hemodialisa
14
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Artralgia
Sakit kepala
Gatal ( proritasi)
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
15
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar
yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus
16
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien
terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
17
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien
berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
(tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
18
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri
yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding
klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
19
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan
pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
20
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)
Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin)
Keringkan kulit, jaringan digosok
21
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak
mengalami gangguan pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
Intervensi :
22
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan
tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
23
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
Seputarkeperawatan.blogspot.co.id/2012/11/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_1519.html (diunduh pada tanggal 29 oktober 2015)
25