Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Pasien Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang”. Shalawat beriringan salam
buat Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan
hingga alam yang berpengetahuan.
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, peneliti mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada, Yth :
1. Ibu Hj. Metri Lidya, S,Kp. M. Biomed selaku pembimbing I dan ibu Dra. Hj.
Syarwini, S.Kep, M. Biomed selaku pembimbing II yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Padang
3. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang
4. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M. Kep selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementrerian Kesehatan RI
Padang
5. Bapak Direktur RSUP Dr. M. DJamil Padang beserta staf yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian
6. Perawat ruangan Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang yang telah mengizinkan untuk melakukan studi awal dan
penelitian
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Prodi D-III Keperawatan Padang yang telah
memberikan pengetahuan dan bantuan selama perkuliahan
8. Teristimewa kepada orang tua dan saudara tercinta yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta restu yang tak dapat ternilai dengan apapun
9. Rekan- rekan seperjuangan Bp 2014 keperawatan, serta semua pihak yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan belum
sempurna. Oleh karena itu peneliti memberikan saran dan kritikan terhadap karya
tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
No Pendidikan Tahun Ajaran
1 TK Ibnu Sina Masyitoh Yarsi Panti 2001-2002
2 SD N 03 Petok 2002-2008
3 SMPN 01 Panti 2008-2011
4 SMAN 01 Panti 2011-2014
5 Poltekkes Kemenkes Padang 2014-2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat penelitian................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
A. Konsep Kanker Ovarium...................................................................... 7
1....Pengertian Kanker Ovarium........................................................... 7
2....Penyebab Kanker Ovarium............................................................. 8
3....Klasifikasi Histologi Kanker Ovarium........................................... 9
4....Klasifikasi Stadium Kanker Ovarium............................................. 10
5....Tanda dan Gejala Kanker Ovarium................................................ 11
6....Patofisiologi Kanker Ovarium........................................................ 12
7....Respon Tubuh terhadap Fisiologis................................................. 18
8....Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ovarium..................................... 18
9....Penatalaksanaan Kanker Ovarium.................................................. 19
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker Ovarium............... 20
1....Pengkajian Keperawatan................................................................ 20
2....Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul............................ 25
3....Rencana Keperawatan.................................................................... 26
4....Implementasi Keperawatan............................................................ 39
5....Evaluasi Keperawatan.................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 41
A. Desain Penelitian.................................................................................. 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 41
C. Populasi dan Sampel............................................................................. 41
D. Alat / Instrumen Pengumpulan Data..................................................... 42
E. Jenis dan Pengumpulan Data................................................................ 42
F. Analisis Penelitian................................................................................ 44
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN............................................... 45
A. Deskripsi Kasus.................................................................................... 45
B. Pembahasan.......................................................................................... 66
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 84
A. Kesimpulan............................................................................................ 84
B. Saran....................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 6. Surat pengambilan data dan melakukan studi awal di RSUP Dr. M.
Djamil Padang
A. Latar Belakang
Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi di
Amerika Serikat, dengan puncak insidensi terjadi di awal 1980-an. Meskipun
pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium sering kali sulit
dideteksi karena biasanya terdapat jauh di dalam pelvis (Brunner, 2015). Tumor
ovarium terbagi atas tiga kelompok yaitu tumor jinak, bordeline (kanker
diferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30 % terjadi
dari seluruh kanker pada sistem genitalia wanita (Arania & Windarti, 2015).
Data Globocan tahun 2012, insiden dan mortalitas kanker ovarium di Asia
menempati urutan kesembilan dari penyakit-penyakit kanker yang menyerang
pada saluran genitalia wanita. Insiden kanker ovarium di Asia Tenggara
sebanyak 47.689 kasus atau 5,2 % dari seluruh usia pada wanita ( IARC tahun
2012 ).
Penduduk Indonesia yang menderita kanker ovarium menduduki urutan ke enam
terbanyak setelah karsinoma servik, payudara, kolorektal, kulit, dan limfoma.
Insidens kanker ovarium di Indonesia sebanyak 9.664 kasus atau 6,2 % dengan
angka mortalitas 7.031 kasus. Data kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tahun 2010-2013 pada penyakit kanker ovarium tahun 2010 pada kasus baru
terdapat 113 dan kasus kematian terdapat 22, tahun 2011 terdapat kasus baru 146
dan kasus kematian 31, tahun 2012 terdapat kasus baru 144 dan kasus kematian
27 dan pada tahun 2013 kasus baru terdapat 134 dan kasus kematin 46
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Menurut data dari prevalensi dan estimasi jumlah penderita penyakit kanker pada
penduduk semua umur tahun 2013 di provinsi Sumatera Barat di diagnosis
dokter terdapat 1,7 % dengan estimasi jumlah absolut 8.560 (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Hasil penelitian Arania & Windarti (2015) tentang karakteristik pasien kanker
ovarium di rumah sakit Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung periode 2009-
2013 adalah 31-40 tahun yaitu sebanyak 10 orang (41,7 %). Menurut literatur
bahwa kanker ovarium meningkat dengan cepat sesudah usia 40 tahun, usia
puncak adalah 50-60 tahun. Setelah dilakukan penelitian, banyak ditemukan
adenokarsinoma jenis serosa pada wanita usia 31-40 tahun yang berukuran 10-15
cm.
Dampak dari kanker ovarium pada stadium awal tidak mengalami perubahan
pada tubuh yang tidak begitu terasa pada diri wanita karena awal perubahannya
di dalam tubuh mengalami keputihan yang dianggap wanita itu hal biasa. Tetapi,
pada stadium lanjut yaitu stadium II-IV akan mengalami perubahan pada tubuh
karena sudah bermetastase ke jaringan luar pelvis misalnya jaringan hati,
gastrointestinal dan paru-paru sehingga akan menyebabkan anemia, asites, efusi
pleura, nyeri ulu hati dan anoreksia (Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2013).
Asuhan keperawatan terdiri atas pendidikan kesehatan, dukungan fisik dan emosi
untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan. Selama hospitalisasi, perawat
melakukan pemantauan fisiologis dan prosedur teknis, serta memberikan
tindakan kenyamanan. Perawat memberikan dukungan untuk membantu keluarga
berkoping dan menyesuaikan diri, memberikan kesempatan pada mereka untuk
menceritakan dan mengatasi rasa takut, serta membantu mengkoordinasikan
sumber dukungan bagi keluarga dan proses pemulihan (Reeder, dkk, 2013).
Peran perawat pada kasus kanker ovarium yaitu melakukan asuhan keperawatan
mulai dari: (1) pengkajian keperawatan, data dapat diperoleh dari riwayat
kesehatan, keluhan utama pasien, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang;
(2) diagnosa keperawatan, setelah pengkajian lengkap maka perawat
merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang muncul dari hasil
pengkajian; (3) intervensi keperawatan, perawat menentukan prioritas masalah,
tujuan, kriteria hasil serta merumuskan intervensi; (4) implementasi keperawatan,
perawat melakukan tindakan keperawatan secara mandiri (teknik non
farmakologi untuk mengatasi nyeri) kolaborasi (manajemen mengontrol
kecemasan, menajemen nutrisi untuk menjaga keseimbangan nutrisi); (5)
evaluasi keperawatan, perawat memantau perkembangan kesehatan klien
(Moorhead. S, Dkk. 2016).
Berdasarkan studi awal yang dilakukan tanggal 30 Januari 2017 ditemukan 2
orang wanita dengan kasus kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Hasil wawancara peneliti
dengan perawat, setiap bulannya ada pasien kanker ovarium misalnya pada 3
bulan terakhir ada 24 orang yang menderita kanker ovarium ( Medical Record
Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2014 & 2015 ). Data yang di
didapatkan pasien kanker ovarium kebanyakan berusia di atas usia 40 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara, hasil pengkajian perawat ke pasien, pasien
mengatakan ia merasa cemas, lemah, nafsu makan menurun, ia sangat ingin
sembuh dari penyakitnya ini dan ia takut karena harus selalu menjalani
pemeriksaan laboratorim dan tindakan pembedahan lainnya. Berdasarkan
pengamatan peneliti, perawat sudah melakukan asuhan keperawatan yang baik,
yaitu sudah melakukan dari pengkajian keperawatan, menentukan diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan. Perawat melakukan tindakan masih berfokus pada tindakan
farmakologis dan kolaborasi dengan dokter, masih kurang mendalam mengkaji
keadaan psikologis pasien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium di ruang Ginekologi
IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium di
ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
2. Tujuan khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada pasien
kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP
Dr. M. Djamil Padang
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosis keperawatan pada pasien
kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP
Dr. M. Djamil Padang
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien kanker
ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien kanker
ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien kanker
ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
f. Mampu mendeskripsikan dokumentasi keperawatan pada pasien kanker
ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Hasil Penelitian studi kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan peneliti dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA
Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
2. Rumah Sakit
Hasil Penelitian studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dan bahan bacaan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M.
Djamil Padang
3. Institusi Pendidikan
Hasil Penelitian studi kasus ini di harapkan dapat menambah informasi,
perbandingan dan bahan bacaan, khususnya mengenai asuhan keperawatan
pada pasien kanker ovarium di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kanker Ovarium
1. Pengertian Kanker Ovarium
kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening
awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang
pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan
bengkak (Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal
lebih banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor sel
epitel lebih banyak pada wanita usia > 50 tahhun (Manuaba, 2013).
1) Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industri
2) Faktor reproduksi
a) Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko
menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel
ovarium
b) Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat meningkatkan
resiko dua sampai tiga kali
c) Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi
resiko terjadinya kanker
d) Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50 % jika dikonsumsi
selama lima tahun atau lebih
e) Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
3) Faktor genetik
a) 5-10 % adalah herediter
b) Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu saudara dan meningkat
menjadi 7 % bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium
3. Klasifikasi Histologi Kanker Ovarium
Menurut Price & Wilson (2012), kanker ovarium belum ada keseragamannya,
namun belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti. Kanker ovarium dibagi
dalam 3 kelompok besar sesuai dengan jaringan asal tumor yaitu sebagai
berikut.
1) Tumor-tumor Epiteliel
Tumor-tumor epiteliel menyebabkan 60 % dari semua neoplasma
ovarium yang diklarifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas,
dan ganas. Keganasan epitel yang paling sering adalah
adenomakarsinoma serosa
2) Tumor Stroma Gonad
Tumor ovarium stroma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang
ditemukan.
3) Tumor-tumor Sel Germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya
tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk
keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus
endodermal
4. Klasifikasi Stadium Kanker Ovarium
Menurut Prawirohardjo (2014), Klasifikasi stadium menurut FIGO
(Federation International de Gynecologis Obstetrics) 1988 sebagai berikut.
Tabel 2.1
Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal,
seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan
konstipasi.pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal
vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan
estrogen, beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan
virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak
bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi ovarium. Namun,
tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin.
Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad ; 2
% dari jumlah ini menjadi keganasan ovarium. WHO (World Health
Organization), mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis
dengan subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 %
hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium berkembang dari
bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah pengobatan primer untuk semua
tumor ovarium, dengan tindak lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat
ditentukan bila ganas.
WOC KANKER OVARIUM
Faktor pe etus
Ga ggua pe elaha DNA BRCA 1 Ga ggua hor o pe gatura haid Terpaja i halasi/he atoge
pada ovariu
Ga ggua siklus ovulasi )at karsi oge er etastase ke ovariu
MK : A sietas
Stadiu I Stadiu II Stadiu III Stadiu IV
a oreksia
Peristaltik usus
Bagan 2.1
Sumber : Prawirohardjo (2014), Williams & Wilkins (2014), Digiulio (2014), dan Price & Wilson (2012)
7. Respon Tubuh terhadap Fisiologis
1) Sistem gastrointestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut
menginvasi ke organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites
akan menekan lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal
seperti nyeri ulu hati, kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap
makanan
2) Sistem perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain
salah satunya ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi
penekanan pada pelvis sehingga terjadi gangguan pada perkemihan seperti
susah buang air kecil atau urgensi kemih
3) Sistem endokrin
Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa
yang semakin membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati,
netralisir racun di hati terjadi penurunan, terjadi penumpukan toksik atau
racun di tubuh sehingga sistem imun tubuh menurun sehingga
menimbulkan gejala kelelahan.
(Reeder, dkk. 2013)
8. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ovarium
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu,
apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat
jinak atau ganas (kanker ovarium). Pemeriksaan diagnostik menurut Brunner
(2015), sebagai berikut.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Biasanya mengalami perdarahan abnormal atau menorrhagia pada wanita
usia subur atau wanita diatas usia 50 tahun / menopause untuk stadium
awal (Hutahaean, 2009). Pada stadium lanjut akan mengalami pembesaran
massa yang disertai asites (Reeder, dkk. 2013).
h) Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa cemas, putus
asa, menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder, dkk. 2013).
i) Data aktivitas/istirahat
Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan
istirahat karena mengalami nyeri dan ansietas.
j) Data sirkulasi
Pasien biasanya akan mengalami tekanan darah tinggi karena cemas.
k) Data eliminasi
Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang
menekan pelvis.
l) Data makanan/cairan
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau
dibiarkan maka akan mengalami pembesaran lingkar abdomen sehingga
akan mengalami gangguan gastrointestinal.
m) Data nyeri/kenyamanan
Pasien biasanya mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis.
n) Pemeriksaan fisik
(1) Kesadaran
Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya pasien sadar,
tekanan darah meningkat dan nadi meningkat dan pernafasan dyspnea.
(2) Kepala dan rambut
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom
dan rambut tidak rontok.
(3) Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada
lesi.
(4) Wajah
Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil +/+,
pada hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, pada mulut dan gigi
mukosa tidak pucat dan tidak ada sariawan.
(5) Leher
Tidak ada pembendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjer tiroid.
(6) Thoraks
Tidak ada pergerakan otot diafragma, gerakan dada simetris.
(7) Paru-paru
(a) Inspeksi
Pernapasan dyspnea, tidak ada tarikan dinding dada.
(b) Palpasi
Fremitus kiri dan kanan sama.
(c) Perkusi
Suara ketok sonor, suara tambahan tidak ada.
(d) Auskultasi
Vesikuler.
8) Jantung
Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami masalah
pada saat pemeriksaan di jantung
(a) Inspeksi
Umumnya pada saat inspeksi, Ictus cordis tidak terlihat.
(b) Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi Ictus cordis teraba.
(c) Perkusi
Pekak.
(d) Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1 adalah
penutupan bersamaan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung
S2 adalah penutupan katup aorta dan pulmanalis secara bersamaan.
9) Payudara/mamae
Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi, papila mamae
menonjol, dan tidak ada pembengkakan.
10) Abdomen
(a) Inspeksi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran
massa, sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, akan terlihat
adanya asites dan perbesaran massa di abdomen
(b) Palpasi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran
massa, sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba akan
terasa seperti karet atau batu massa di abdomen
(c) Perkusi
Hasilnya suara hipertympani karena adanya massa atau asites yang
telah bermetastase ke organ lain
(d) Auskultasi
Bising usus normal yaitu 5- 30 kali/menit
11) Genitalia
Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat
hiperplasia dan hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada
stasium lanjut akan dijumpai tidak ada haid lagi.
12) Ekstremitas
Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik. Pada
stadium lanjut akan ditandai dengan kaki udema.
(Reeder, dkk. 2013).
o) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada pasien kanker
ovarium yaitu :
(a) Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang
abnormal
(b) Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma
ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan
abnormal atau menurun yang mengarah ke komplikasi.
2) Pencitraan
USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor.
Pada stadium awal tumor berada di ovarium, stadium II sudah
menyebar ke rongga panggul, stadium III sudah menyebar ke abdomen,
dan stadium IV sudah menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru,
dan gastrointestinal
3) Prosedur diagnostik
Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada
stadium III kanker ovarium cairan asites positif sel kanker.
4) Pemeriksaan lain
Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi
tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium
berapa kanker ovarium tersebut.
2. Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul
Adapun diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien kanker
ovarium menurut adalah sebagai berikut :
1) Pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi serabut saraf
b. Konstipasi berhubungan dengan tumor
c. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pelvis
d. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
diafragma
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis
f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan ketahanan
tubuh
g. Kesiapan meningkatkan harapan berhubungan dengan keyakinan
h. Kesiapan meningkatkan koping keluarga berhubungan dengan
kesembuhan
i. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun
j. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
2) Post operasi :
a. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kulit
c. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
(Herdman. H.T & Kamitsuru. S (2015))
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan
1) Pre Operasi
Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Nyeri
kompresi serabut saraf pasien mampu mengontrol nyeri dengan
kriteria hasil : 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
Defenisi : pengalaman sensori dan yang meliputi lokasi, karakteristik,
emosional tidak menyenangkan yang 1) Mengenali kapan nyeri terjadi onset/durasi, frekuensi, kualitas,
muncul akibat kerusakan jaringan 2) Menggambarkan faktor penyebab intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
aktual atau potensial atau yang 3) Melaporkan perubahan terhdap pencetus
digambarkan sebagai kerusakan. gejala nyeri pda profesional 2) Observasi adanya petunjuk nonverbal
kesehatan mengenai ketidaknyamanan terutama
Batasan Karaktreristik : 4) Mengenali apa yang terkait dengan pada mereka yang tidak dapat
gejala nyeri berkomunikasi secara efektif
1) Bukti nyeri dengan menggunakan
5) Melaporkan nyeri yang terkontrol 3) Pastikan perawatan analgesik bagi
standar periksa nyeri untuk
pasien dilakukan dengan pemantauan
pasien yang tidak
yang ketat
mengungkapkannya
4) Gunakan strategi komunikasi terapeutik
2) Fokus menyempit
5) Gali pengetahuan dan kepercayaan
3) Fokus pada diri sendiri
pasien mengenai nyeri
4) Keluhan tentang intensitas
6) Gali bersama pasien faktor-faktor yang
menggunakan standar skala nyeri
dapat menurunkan atau memperberat
5) Laporan tentang perilaku
nyeri
nyeri/perubahan aktivitas
6) Mengekspresikan perilaku (mis., 7) Berikan informasi mengenai nyeri
gelisah, merengek, menangis, seperti penyebab nyeri, berapa lama
waspada) nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
7) Perubahan selera makan ketidaknyamanan akibat prosedur
8) Putus asa 8) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
9) Sikap melindungi area nyeri nyeri
10) Sikap tubuh melindungi 9) Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi (terapi relaksasi)
10) Dorong pasien untuk memonitor
nyeri dan menangani nyerinya dengan
tepat
11) Evaluasi keefektifan dari tindakan
pengontrol nyeri yang dipakai selama
pengkajian nyeri dilakukan
12) Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu penurunan
nyeri
Konstipasi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Saluran Cerna
tumor pasien tidak mengalami gangguan
eliminasi dengan kriteria hasil : 1) Catat tanggal buang air besar terakhir
Defenisi : penurunan frekuensi 2) Monitor BAB termasuk frekuensi,
normal defekasi yang disertai 1) Pola eliminasi teratur konsistensi, bentuk, volume dan warna
kesulitan atau pengeluaran feses 2) Warna feses normal 3) Monitor bising usus
tidak tuntas atau feses yang keras, 3) Kemudahan dalam BAB 4) Catat masalah BAB yang sudah ada
kering, dan banyak. 4) Pengeluaran feses tanpa bantuan sebelumnya
5) Suara bising usus normal 5) Ajarkan pasien mengenai makanan-
Batasan Karakteristik : makanan tertentu
6) Masukkan suppositoria rektal
1) Anoreksia
7) Intruksikan pasien mengenai makanan
2) Adanya feses lunak, seperti pesta
tinggi serat.
di dalam rektum
3) Bising usus hiperaktif
4) Bising usus hipoaktif
5) Darah merah pada feses
6) Distensi abdomen
7) Feses cair
8) Feses keras dan berbentuk
9) Keletihan umum
10) Massa abdomen yang dapat
diraba
11) Mual
12) Muntah
13) Nyeri abdomen
14) Nyeri pada saat defekasi
15) Nyeri tekan abdomen dengan
teraba resistensi otot
Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Perawatan Retensi Urin
berhubungan dengan penekanan pasien tidak mengalami gangguan
pelvis eliminasi urin dengan kriteria hasil : 1) Lakukan pengkajian komprehensif
sistem perkemihan
Defenisi : disfungsi eliminasi urin 1) Pola eliminasi baik 2) Monitor efek dari obat-obat yang
2) Bau urine, jumlah urine, warna urine, diresepkan
Batasasan Karakteristik : kejernihan urine normal 3) Pasang kateter urin sesuai kebutuhan
3) Mengosongkan kantong kemih 4) Anjurkan pasien/keluarga untuk
1) Anyang-anyangan
sepenuhnya mencatat urin output, sesuai kebutuhan
2) Disuria
4) Mengenali keinginan untuk berkemih 5) Monitor intake dan output
3) Dorongan berkemih
Monitor Cairan
4) Inkontinensia
5) Inkontinensia urin 1) Tentukan jumlah dan jenis
6) Nokturia intake/asupan cairan serta kebiasaan
7) Retensi urin eliminasi
8) Sering berkemih 2) Tentuakn faktor-faktor resiko yang
mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan cairan
3) Tentukan apakah pasien mengalami
kehausan atau gejala perubahan cairan
4) Periksa turgor kulit
5) Monitor berat badan
6) Monitor asupan dan pengeluaran
7) Monitor membran mukosa, turgor
kulit, dan respon haus
8) Monitor warna, kuantitas, dan berat
jenis urin
9) Monitor tanda dan gejala asites
Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Jalan Nafas
berhubungan dengan penekanan status pernafasan pasien normal dengan
diafragma kriteria hasil : 1) Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Defenisi : inspirasi dan atau 1) Frekuensi pernafasan normal 2) Motivasi pasien untuk bernafas pelan
ekspirasi yang tidak memberi 2) Irama pernafasan normal 3) Monitor status pernafasan dan
ventilasi adekuat 3) Kedalaman inspirasi normal oksigenas
4) Suara auskultasi normal Manajemen Ventilasi Mekanik : Invasif
Batasan Karakteristik : 5) Kepatenan jalan nafas baik
1) Monitor kondisi yang
1) Bradipnea mengindikasikan perlunya dukungan
2) Dispnea ventilasi
3) Fase ekspirasi memanjang 2) Monitor apakah terdapat gagal nafas
4) Ortopnea 3) Mulai teknik relaksasi
5) Penggunaan otot bantu Bantuan Ventilasi
pernapasan
6) Peningkatan diameter anterior- 1) Pertahankan kepatenan jalan nafas
posterior 2) Posisikan pasien untuk mengurangi
7) Penurunan kapasitas vital dyspnea
8) Penurunan tekanan ekspirasi 3) Ajarkan teknik pernapasan dengan
9) Penurunan tekanan inspirasi tepat
10) Penurunan ventilasi semenit 4) Monitor pernapasan
11) Pernapasan bibir
12) Pernapasan cuping hidung
13) Perubahan ekskursi dada
14) Pola nafas abnormal
15) Takipnea
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Gangguan Makan
kurang dari kebutuhan tubuh nafsu makan pasien baik dengan kriteria
berhubungan dengan faktor 1) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
biologis hasil : untuk mengembangkan rencana
perawatan dengan melibatkan klien
Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup 1) Hasrat atau keinginan untuk makan dan orang-orang terdekatnya dengan
untuk memenuhi kebutuhan ada tepat
metabolik 2) Pasien menyenangi makanan 2) Rundingkan dengan tim dan klien
3) Pasien merasakan makanan untuk mengatur target pencapaian
4) Energi untuk makan ada berat badan jika berat badan klien
5) Intake makanan teratur tidak berada dalam rentang normal
Batasan Karakteristik : 6) Intake nutrisi teratur 3) Rundingkan dengan ahli gizi dalam
7) Intake cairan teratur menentukan asupan kalori harian yang
1) Berat badan 20 % atau lebih dari 8) Rangsangan untuk makan ada diperlukan
bawah rentang berat badan ideal 4) Dorong klien untuk mendiskusikan
2) Bising usus hiperaktif makanan yang disukai bersama ahli
3) Cepat kenyang setelah makan gizi
4) Diare 5) Timbang berat badan klien
5) Gangguan sensasi rasa 6) Monitor intake/asupan dan asupan
6) Kehilangan rambut berlebihan cairan secara tepat
7) Kelemahan otot pengunyah 7) Monitor asupan kalori makanan harian
8) Kelemahan otot untuk menelan 8) Batasi makanan sesuai dengan jadwal
9) Kerapuhan kapiler 9) Observasi klien selama dan setelah
10) Kesalahan informasi pemberian makan/makanan ringan
11) Kesalahan persepsi untuk meyakinkan bahwa asupan
12) Ketidakmampuan memakan makanan yang cukup tercapai dan
makanan dipertahankan
13) Kram abdomen 10) Beri dukungan misalnya terapi
14) Kurang minat pada makanan relaksasi
11) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan
untuk meningkatkan berat badan
12) Monitor berat badan klien sesuai
secara rutin
Intoleransi Aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Bantuan Perawatan Diri
dengan imobilitas, daya tahan pasien meningkat dengan
ketidakseimbangan antara suplai kriteria hasil : 1) Pertimbangkan usia pasien ketika
meningkatkan aktivitas
dan kebutuhan oksigen, dan tirah 2) Monitor kemampuan diri secara
baring 1. Pasien rutin melakukan aktivitas
2. Aktivitas fisik tidak terganggu mandiri
3. Konsentrasi pasien tidak terganggu 3) Monitor kebutuhan pasien terkait
Batasan karakteristik : dengan alat-alat kebersihan
4. Tidak terganggu pemulihan energi
setelah aktivitas 4) Berikan lingkungan yang terapeutik
1) Dispnea setelah beraktivitas
5. Hemoglobin normal 5) Berikan peralatan kebersihan pribadi
2) Keletihan
6) Berikan bantuan pasien sampai pasien
3) Ketidaknyamanan setelah 6. Hematokrit normal
mampu melakukan perawatan diri
beraktivitas
mandiri
4) Perubahan elekrokardiogram
7) Dorong pasien untuk melakukan
(EKG)
aktivitas normal sehari-hari
5) Respons frekuensi jantung
8) Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan
abnormal terhadap aktivitas
diri
6) Respons tekanan darah abnormal
terhadap aktivitas
Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengurangan Kecemasan
status kesehatan menurun pasien mampu mengontrol kecemasan
dengan kriteria hasil : 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan
Defenisi : perasaan tidak nyaman meyakinkan
atau kekhawatiran yang samar 1) Mengurangi penyebab kecemasan 2) Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku klien
disertai respons otonom (sumber 2) Menggunakan strategi koping yang
efektif 3) Jelaskan semua prosedur termasuk
sering kali tidak spesifik atau tidk sensai yang akan dirasakan yang
3) Menggunakan teknik relaksasi
diketahui oleh individu) perasaan mungkin dialami pasien selama
4) Mempertahankan hubungan sosial
takut yang disebabkan oleh 5) Mempertahankan tidur adekuat prosedur
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini 6) Mengendalikan respon kecemasan 4) Berikan informasi faktual terkait
merupakan isyarat kewaspadaan diagnosis, perawatan, dan prognosis
yang memperingatkan individu akan 5) Dorong keluarga untuk mendampingi
klien dengan cara yang tepat
adanya bahaya dan memampukan
6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara
individu untuk tidak menghadapi tepat
ancaman 7) Bantu klien mengidentifikasikan
situasi yang memicu kecemasan
Batasan Karakteristik : Terapi Relaksasi
1) Agitasi 1) Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
2) Gelisah relaksasi serta jenis relaksasi yang
3) Gerakan ekstra tersedia
4) Insomnia 2) Tentukan apakah ada intervensi
5) Kontak mata buruk relaksasi di masa lalu yang sudah
6) Melihat sepintas memberikan manfaat
7) Mengekspresikan kekhawatiran 3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan
karena perubahan dalam tanpa distraksi
peristiwa hidup 4) Dorong klien untuk mengambil posisi
8) Penurunan produktivitas yang nyaman
9) Perilaku mengintai 5) Minta klien untuk rileks dan
10) Tampak waspada merasakan sensasi yang terjadi
6) Tunjukkan dan praktikkan teknik
relaksasi pada klien
7) Dorong pengulangan teknik dan
praktik-praktik tertentu secara berkala
8) Berikan waktu yang tidak terganggu
Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pengajaran Proses Penyakit
berhubungan dengan kurang pasien mampu memanajemen kanker
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
informasi dengan kriteria hasil : dengan proses penyakit
2) Review pengetahuan pasien mengenai
Defenisi : ketiadaan atau defisiensi 1) Tanda dan gejala kanker kondisinya
informasi kognitif yang berkaitan 2) Penyebab dan faktor-faktor yang 3) Jelaskan proses penyakit
dengan topik tertentu berkontribusi 4) Identifikasi kemungkinan penyebab
3) Menjelaskan perjalanan penyakit sesuai kebutuhan
Batasan Karakteristik : biasanya 5) Identifikasi perubahan kondisi fisik
4) Tahapan kanker pasien
1) Ketidakakuratan melakukan tes 5) Tanda dan gejala kekambuhan 6) Diskusikan pilihan/terapi penanganan
2) Ketidakakuratan mengikuti 6) Pilihan pengobatan yang tersedia 7) Edukasi pasien mengenai tindakan
perintah 7) Pengobatan alternatif untuk meminimalkan gejala
3) Kurang pengetahuan 8) Efek lanjut obat Pengajaran : Prosedur/perawatan
4) Perilaku tidak tepat (mis : 9) Masalah perawatan diri selama
histeria, bermusuhan, agitasi, pemulihan 1) Kaji pengalaman pasien sebelumnya
dan apatis) 10) Tingkat kelangsungan hidup dan tingkat pengetahuan
2) Jelaskan prosedur/penanganan
3) Beritahu pasien pentingnya pengukuran
tanda-tanda vital selama tindakan
4) Informasikan pasien agar pasien ikut
terlibat dalam proses penyembuhannya
5) Kaji harapan pasien mengenai tindakan
yang dilakukan
6) Diskusikan pilihan-pilihan tindakan
yang memungkinkan
Kesiapan meningkatkan koping Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Dukungan Keluarga
keluarga berhubungan dengan diharapkan keluarga pasien mampu
penanganan keluarga terhadap merawat pasien, dengan kriteria hasil : 1) Yakinkan keluarga bahwa pasien
sedang diberikan perawatan terbaik
pengobatan
1. Secara konsisten menunjukkan atau 2) Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap
kondisi pasien
Batasan karakteristik : menetapkan fleksibilitas peran 3) Dukung harapan yang realistis
2. Mampu menghadapi masalah 4) Tingkatkan hubungan saling percaya
1) Menyatakan keinginan untuk keluarga dengan keluarga
memilih pengalaman yang 3. Mampu mengelola masalah keluarga 5) Jawab semua pertanyaan dari keluarga
mengoptimalkan kesejahteraan 4. Melibatkan anggota keluarga lain atau bantu untuk mendapatkan jawaban
2) Menyatakan keinginan unutk dalam pengambilan keputusan 6) Orientasikan keluarga terkait tatanan
meningkatkan gaya hidup 5. Mengungkapkan perasaan dan emosi pelayanan kesehatan seperti rumah
3) Menyatakan keinginan untuk secara terbuka diantara anggota sakit
meningkatkan hubungan keluarga 7) Identifikasi sifat dukungan spritual bagi
dengan orang lainyang 6. Memperoleh bantuan untuk keluarga keluarga
mengalami situasi yang sama 8) Dukung pengambilan keputusan
4) Menyatakan keinginan untuk 9) Sediakan kesempatan untuk kunjungan
meningkatkan promosi keluarga
kesehatan
5) Menyatakan keinginan untuk
menjelaskan dampak krisis
terhadap pertumbuhan
2) Post Operasi
a. Evaluasi formatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat melakukan tindakan
keperawatan dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif
Merupakan hasil observasi dan analisis status pasien kanker ovarium
berdasarkan tujuan yang direncanakan. Evaluasi juga sebagai alat ukur
apakah tujuan sudah tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai.
1) Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila pasien kanker ovarium
menunjukkan kemajuan yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai
secara keseluruhan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga
masih perlu dicapai.
3) Tujuan tidak tercapai
Tujuan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan kemajuan kearah
kriteria yang telah ditetapkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penelitian ini
menggunakan studi kasus pada asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium
di ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang
yang menemukan masalah bio-psiko-sosio-spritual.
2. Sampel
Semua populasi dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara
accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan
kebetulan bertemu.
Adapun kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah:
1) Pasien dan keluarga pasien bersedia menjadi responden dalam penelitian
2) Pasien dan keluarga pasien mampu berkomunikasi dengan baik
dan lancar
3) Pasien yang dirawat dengan penyakit kanker ovarium
A. Deskripsi Kasus
Partisipan I berusia 45 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 06.00 WIB melalui
IGD dan partisipan II berusia 42 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 23.00 WIB
melalui IGD.
Tabel 4.1
Deskripsi Pengkajian Keperawatan
Asuhan Keperawatan Partisipan 1 Partisipan 2
Identitas pasien Ny. M berusia 45 tahun, pendidikan terakhir Ny. Y berusia 42 tahun, pendidikan
SMP, pekerjaan wiraswasta, agama islam, alamat terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah
pisang, padang lua, No. 38 Bukittinggi tangga, agama islam, alamat Ujung Sri
Meranti Rumbai, Pekanbaru
Diagnosa dan Informasi Medik Tanggal masuk Ny. M yaitu 16 Mei 2017 Tanggal masuk Ny. Y yaitu 30 Mei 2017
yang Penting Waktu Masuk No. Medical Record 93.93.35 ruang rawat No. Medical Record 98.00.88, ruang rawat
Kemuning 1, Diagnosa Medik Ny. M yaitu Kemuning 3, Diagnosa Medik Ny. Y yaitu
Kanker Ovarium Progresif + Asites Kanker Ovarium + Post Colostomy
Yang mengirim / merujuk yaitu Rumah Sakit Yang mengirim/merujuk yaitu RSUD
Islam Ibnu Sina Bukittinggi Arifin Achmad Pekanbaru
Keluhan utama Pasien masuk pada tanggal 16 Mei 2017 pukul Pasien masuk pada tanggal 30 Mei 2017 dengan
06.00 WIB dengan keluhan sesak nafas karena keluhan nyeri pada perut karena cairan pada perut
perut yang membesar yang mendesak ke dada, yang menekan, bengkak pada kaki sejak satu bulan
kaki membengkak sejak 2 hari yang lalu dan yang lalu, gelisah dan ada luka post colostomy
kurang nafsu makan. sebelah kanan perut.
Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16 Mei Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 31 Mei 2017
sekarang 2017 pukul 14.00 WIB dengan hari rawatan pukul 16.00 WIB dengan hari rawatan kedua, Ny. Y
pertama, Ny. M mengeluhkan sesak nafas, perut mengeluhkan nyeri pada perut, perut membesar sejak
membesar, nafsu makan menurun, mual satu bulan yang lalu, merasa gelisah, sesak nafas
muntah, dan bengkak pada kaki. karena nyeri, nafsu makan tidak ada, punggung kaki
membengkak dan pasien post Colostomy terletak
sebelah kanan yang infeksi.
Riwayat Kesehatan Keluarga Ny. M mengatakan belum pernah Keluarga Ny. Y mengatakan belum pernah menderita
Dahulu menderita kanker kolon, payudara, dan kanker kolon, kanker payudara, dan kanker
endometrium. Ny. M pernah di rawat endometrium. Ny. Y pernah dirawat sebelumnya
sebelumnya dengan penyakit kanker ovarium dengan penyakit yang sama di RSUD Arifin Ahcmad
pada bulan Februari 2015 dilakukan operasi di Pekanbaru selama 21 hari karena operasi ovarium
Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi. sebelah kiri sejak 9 tahun yang lalu dan pemasangan
Pasien pernah melakukan Kemoterapi di rumah kolostomi karena kanker ovarium sudah menyebar ke
sakit Cipto Mangunkusumo. usus maka di lakukan tindakan kolostomi sebelah
kanan pada 31 Desember 2016.
Riwayat kesehatan Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit Pasien mengatakan bahwa dia dan keluarga lainnya
keluarga keturunan seperti DM, Hipertensi dan Jantung. tidak ada yang mengalami penyakit keturunan seperti
hipertensi, DM dan jantung.
Riwayat haid/status Pasien mengatakan pasien pertama kali datang Pasien mengatakan pasien pertama kali datang haid
ginekologi haid pada berumur 12 tahun, siklus teratur, haid umur 13 tahun, siklus teratur, haid banyak pada hari
banyak pada hari pertama dan kedua, warna ketiga, warna merah, bau khas, disminorrhe ada pada
merah, bau khas, dismenorrhe ada pada saat hari saat hari pertama haid, nyeri masih bisa ditahan.
pertama haid nyeri haid masih bisa ditahan. Tidak ada haid lagi sejak September 2008.
Tidak ada haid lagi sejak Februari 2015.
Riwayat obstetri Pasien mengatakan belum menikah dan belum Pasien mengatakan hamil pertama kali berumur 21
pernah hamil tahun, tidak ada masalah selama kehamilan,
melahirkan secara normal keempat anak, masa nifas
kira-kira 12 hari, tidak ada masalah selama masa
nifas, menyusui ASI Ekslusif selama 2 tahun, namun
pada anak keempat menyusui ASI Ekslusif hanya
selama 4 bulan karena Ny. Y mengalami bisul pada
payudara sebelah kanan.
Data keluarga Pasien mengatakan belum pernah menggunakan Pasien mengatakan pasien pernah menggunakan
berencana KB suntik KB 3 bulan
Data psikologis Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.
saat ini. Pasien hanya berserah diri kepada Pasien sering mengeluh penyakitnya tidak akan
Tuhan dan pasien tampak cukup sabar sembuh, merasa putus asa, dan pasrah dengan kondisi
menghadapi penyakit yang diderita saat ini. pasien saat ini. Suami pasien selalu berada di samping
Keluarga pasien selau disamping pasien untuk pasien untuk menolong aktivitas pasien, dan
menolong pasien dan memotivasi pasien dan memotivasi pasien agar yakin dan percaya penyakit
juga selalu beristigfar ini akan sembuh.
Data spritual Pasien mengatakan sekali-kali ada Pasien tidak pernah terlihat shalat lima waktu. Pasien
melaksanakan shalat lima waktu. Pasien banyak banyak beristigfar
beristigfar
Data sosial ekonomi Keluarga pasien mengatakan pasien Pasien mengatakan pasien menggunakan BPJS.
menggunakan BPJS.
ADL a. Dapat menolong diri sendiri a. Dapat menolong diri sendiri
Pasien mengatakan pasien tidak bisa melakukan Pasien mengatakan pasien tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri harus dengan bantuan. aktivitas secara mandiri harus dengan bantuan.
Bantuan yang diberikan maksimum seperti Bantuan yang diberikan maksimum seperti makan,
makan, minum dan mengubah posisi pasien. minum, dibantu untuk duduk, dan merubah posisi di
b. Nutrisi pasien.
Ny. M memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, b. Nutrisi
makan sering yang bersantan dan berlemak, Ny. Y memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, jenis
Saat sehat Ny. M memiliki berat badan 52 Kg makanan biasa yaitu nasi + lauk pauk + sayuran +
dan turun saat sakit menjadi 45 Kg. Tetapi buah, pasien dahulu masa muda sering makan
setelah setelah di rawat di rumah sakit pasien makanan yang instan, pola makan teratur, saat sehat
makan diet makanan lunak, pada tanggal 18 Mei berat badan pasien 50 Kg dan turun saat sakit 47 Kg.
2017 jam 09.00 makanan Ny. M ganti dengan Tetapi selama di rawat di rumah sakit pasien
Makanan cair yaitu susu sebanyak 250 mg mendapatkan diet makanan lunak yaitu bubur
karena pasien susah menelan dan mual muntah. putih+buah, makan hanya setengah porsi habis.
c. Pola tidur Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari.
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami
kesulitan tidur yaitu sekitar ± 7 jam tetapi c. Pola tidur
setelah di rawat di rumah sakit pasien sulit Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami
untuk memulai tidur saat malam hari maupun kesulitan tidur yaitu sekitar ± 7 jam tetapi setelah di
siang karena sesak nafas dan nyeri. rawat di rumah sakit pasien sulit untuk memulai tidur
d. BAB & BAK saat malam hari maupun siang karena sesak nyeri
Kebiasaan buang air kecil pasien sebelum sakit pada perut.
lebih 3 kali sehari, warna normal, saat pasien di d. BAB & BAK
rawat di rumah sakit buang air kecil 3 kali Kebiasaan buang air kecil 6-7 kali sehari, warna
sehari dengan jumlah kira-kira 150 cc, kuning kehitaman, bau khas, sedangkan kebiasaan
kebiasaan eliminasi pasien sebelum sakit 2 kali eliminasi terpasang Colostomy sebelah kanan
sehari, jumlah tidak dapat ditentukan, warna
e. Personal Hygiene
kuning dengan konsistensi padat, saat pasien
Kebiasaan mandi 2 kali sehari, selama di rumah sakit
sakit eliminasi tidak ada lagi. pasien mengatakan mandi 1 kali sehari, hanya di lap.
e. Personal hygiene
Pasien mengatakan pasien hanya mandi lap
dibantu oleh keluarganya 1 kali sehari.
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik, keadaan Saat dilakukan pemeriksaan fisik, kesadaran pasien
umum pasien tampak lemah, skala nyeri 5 compos mentis, keadaan umum pasien tampak lemah,
dikatakan sedang, berat badan 45 kg, tinggi bibir kering, sering menguap dan tampak tidak
badan 158 cm, hasil pengukuran : tekanan darah bersemangat dan bergairah. berat badan 47 Kg, tinggi
110/70 mmHg, suhu lem, nadi 88 kali badan 158 cm, hasil pengukuran TD : 110/70 mmHg,
permenit , pernafasan 26 kali permenit suhu 37 ºC, nadi 82 kali permenit, pernafasan 23 kali
permenit.
Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk kepala makrosepal, tidak ada benjolan, rambut tidak
simetris, dengan bagian frontal menghadap rontok, tidak berketombe, mata simetris kiri dan
kedepan dan bagian pariental menghadap ke kanan, konjungtiva anemis pada mata kiri dan kanan,
belakang, kulit kepala tidak mengalami sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, reflek
peradangan, tumor, maupun bekas luka. Mata pupil sama kiri dan kanan, pernapasan cuping hidung
simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis kiri tidak ada, tidak ada kelainan pada hidung. Pada
dan kanan,sklera tidak ikterik kiri dan kanan, inspeksi bibir tampak kering, lidah tampak bersih,
reflek cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil pada telinga simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
sama kiri dan kanan, tampak lingkar mata pada tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan
kiri dan kanan, dan mata tampak cekung, vena jugular
pernafasan cuping hidung tidak ada serta tidak
ada kelainan pada hidung, terpasang oksigen
binasal kanul 3L, dan hari keempat rawatan
terpasang NGT alir. Mukosa bibir tampak
kering , dan tidak ada kelainan. Telinga
simetris kiri dan kanan, tidak teraba kelenjar
getah bening.
Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan, Pemeriksaan toraks simetris kiri dan kanan, saat di
normochest, retraksi dinding dada tidak ada, dan perkusi terdengar sonor, saat di palpasi fremitus kiri
pernapasan dyspnea. Pemeriksaan jantung dan kanan sama, di auskultasi terdengar vesikuler.
ditemukan iktus cordis tidak terlihat, teraba di Pemeriksaan jantung tidak terlihat iktus kordis, iktus
RIC 5 midklafikula, perkusi tidak dilakukan, kordis teraba di RIC 5.
irama teratur/regular.
Pada pemeriksaan abdomen tidak tampak Pada pemeriksaan abdomen ada asites, lingkar perut
tonjolan dan tidak terdapat luka bekas operasi 82 Cm, tampak ada bekas luka operasi bentuk vertikal
pada abdomen dengan vertikal kira-kira panjangnya kira-kira 11 Cm yang infeksi, tampak
panjangnya 12 Cm, asites sampai ke prosesus terpasang colostomy sebelah kanan yang infeksi,
xipoideus, lingkar perut 85 Cm bising usus bising usus normal, hepar tidak teraba.
normal, hepar tidak teraba, saat perkusi
terdengar hipertympani. Bising usus hiperaktif.
Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan sebelah kiri
sebelah kanan terpasang IVFD RL, turgor kulit terpasang IVFD RL, ekstremitas bawah tampak pucat,
lembap, warna merah muda, CRT kembali udema pada punggung kaki, Pemeriksaan kulit turgor
dalam dua detik. Pada ekstremitas bawah turgor kembali cepat, lembab, CRT kembali dalam dua
kulit lembab, tampak udema, CRT kembali detik, akral teraba hangat. Pemeriksaan genitalia
dalam dua detik. Genitalia bersih dan tidak ada bentuk normal dan lengkap.
mengalami kelainan.
pemeriksaan Data laboratorium : Data laboratorium :
penunjang 16 Mei 2017
- Hb 9,6 g/Dl (N : 12-16 g/dl) Tanggal 30 Mei 2017
- Leukosit 15.130/mm3 (N : 5.000-
- Hb : 8,6 gr/dl (N : 12-16 g/dl)
10.000/mm3)
- Leukosit : 15.590/mm3 (N : 5.000-
- Trombosit 464.000/mm3 (N : 150.000-
10.000/mm3)
400.000/mm3)
- Trombosit : 315.000 /mm3 (N : 150.000-
- Hematokrit 30 % (N : 37-43 %)
400.000/mm3)
- Total protein 6,0 g/dl (N : 6,6-8,7 g/dl)
- Hematokrit 27 % (N : 37-43 %)
- Albumin 2,0 g/dl (N : 3,8-5,0 g/dl) - Total protein 5,0 g/dl (N : 6,6-8,7 g/dl)
- Albumin 1,5 g/dl (N : 3,8-5,0 g/dl)
Program Terapi obat paranteral : Obat Paranteral :
Dokter 16 mei 2017
- IVFD RL 20 tetes/menit - Ny. Mendapatkan terapi IVFD RL
- O2 Binasal Kanul 3 L/menit - IVFD NaCl 0,9 %
- Ranitidin 2 x 1 amp - Tranfusi albumin 20 %
- Prosogan 2,5 amp - Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Sukralfat sirup 3 x sehari - Inj. Metronidazole
- Tranfusi Albumin 10 tts/ 8 jam - Inj. Gentamicin
- IVFD RL drip ketorolax 16 tetes kali/menit
Berdasarkan hasil pengkajian pada partisipan I dan II, didapatkan diagnosis keperawatan yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.2
Diagnosis keperawatan 1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan 1) Nyeri akut berhubungan dengan kompresi
ke -1 dengan penekanan diafragma dengan data serabut saraf dengan data subjektif pasien
subjektif pasien mengatakan terasa sesak mengatakan nyeri pada perut, pasien
nafas karena perut yang membesar. Data mengatakan putus asa dengan penyakitnya tidak
objektif pasien tampak sesak nafas, bisa disembuhkan. Data objektif pasien tampak
frekuensi pernapasan 26 kali/menit, nadi 88 meringis, pasien tampak fokus terhadap diri
kali/menit, pernapasan dyspnea, tarikan sendiri tidak peduli orang lain, skala nyeri 6
dinding dada tidak ada, terpasang oksigen (sedang), frekuensi pernapasan 23 kali/menit,
binasal kanul 3L, dan asites sampai ke pasien tampak gelisah dan merengek
prosesus xipoideus.
Diagnosis keperawatan 2) Konstipasi berhubungan dengan tumor 2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
ke-2 dengan data subjektif pasien mengatakan kebutuhan tubuh berhubngan dengan faktor
BAB tidak ada sejak 2 hari yang lalu. Data biologis (gangguan fungsi gastrointestinal)
objektif tampak pasien asites, pasien dengan data subjektif pasien mengatakan nafsu
anoreksia, pasien mual dan muntah, pasien makan tidak ada. Data objektif pasien tampak
nyeri pada perut, bising usus pasien pucat, pasien mual dan muntah, pasien anemis,
hiperaktif. mukosa bibir kering, HB 8,6 gr/dl, diet pasien
makanan lunak : bubur putih + buah
Diagnosis keperawatan 3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari 3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
ke-3 kebutuhan tubuh berhubngan dengan faktor cedera kulit dengan data subjektif pasien
biologis (gangguan fungsi gastrointestinal) mengatakan eliminasi melalui colostomy yang
dengan data subjektif pasien mengatakan terletak sebelah kanan. Data objektif tampak
nafsu makan berkurang. Data objektif terpasang colostomy sebelah kanan, tampak
pasien tampak pucat, Pasien mual dan luka post ovarium yang infeksi, tampak 2 kali
muntah, pasien anemis, mukosa bibir sehari melakukan redresing pada luka post
kering, HB 9,6 gr/dl, diet pasien makanan colostomy dan post ovarium dibersihkan,
lunak : bubur putih + buah tampak luka post operasi perbaikan lukanya
tidak bagus.
Diagnosis keperawatan 4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan 4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ke-4 tirah baring dengan data subjektif pasien imobilitas dengan data subjektif pasien
mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga mengatakan aktivitas dibantu oleh suami
pasien. Data objektif pasien tampak pasien. Data objektif pasien tampak ditemani
ditemani oleh keluarga pasien, pasien oleh suami pasien, pasien tampak dibantu oleh
tampak dibantu oleh keluarga pasien untuk suami pasien untuk makan, minum, bantu
makan, minum, dan merobah posisi si untuk mendudukan pasien, dan merubah posisi
pasien, HB : 9,6 gr/dl, hematokrit 30 %. si pasien, HB : 8,6 gr/dl, hematokrit 27 %.
Diagnosis keperawatan 5) Kesiapan meningkatkan koping keluarga 5) Kesiapan meningkatkan koping keluarga
ke-5 berhubungan dengan penanganan keluarga berhubungan dengan penanganan keluarga
terhadap pengobatan dengan data subjektif terhadap pengobatan dengan data subjektif
keluarga pasien mengatakan selalu di suami pasien mengatakan selalu di samping
samping pasien. Data objektif keluarga pasien. Data objektif suami pasien tampak
pasien tampak selalu berada di samping selalu berada di samping pasien dan
pasien dan memberikan motivasi, keluarga memberikan motivasi, suami pasien tampak
pasien tampak selalu mengiringi pasien selalu memotivasi pasien bahwa penyakitnya
mengucapkan istigfar ini bisa disembuhkan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada partisipan I dan II, didapatkan diagnosis keperawatan. Selanjutnya merencanakan
tindakan keperawatan pada partisipan I dan II yaitu sebgai berikut.
Tabel 4.3
Diagnosis Pada diagnosis konstipasi berhubungan dengan Diagnosis keperawatan kedua yaitu
keperawatan ke-2 tumor kriteria hasilnya : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan faktor biologis (gangguan
1) Pola eliminasi teratur fungsi gastrointestinal), dengan kriteria hasil :
2) Warna feses normal 1) Pasien berkeinginan untuk makan
3) Kemudahan dalam BAB 2) Pasien menyenangi
4) Pengeluaran feses tanpa bantuan 3) Pasien berenergi untuk makan
5) Suara bising usus normal 4) Intake nutrisi dan cairan tercukupi
Rencana keperawatannya yaitu : Rencana keperawatannya yaitu :
1) Rundingkan dengan ahli gizi asupan pasien
1) Mencatat tanggal buang air besar terakhir
2) Timbang berat badan pasien
2) Memonitor BAB termasuk frekuensi,
3) Monitor pasien selama sebelum dan sesudah
konsistensi, bentuk, volume dan warna
4) Monitor intake asupan makan dan cairan pasien
3) Memonitor bising usus
5) Beri dukungan misalkan terapi relaksasi
4) Mencatat masalah BAB yang sudah ada
6) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan
sebelumnya
5) Mengajarkan pasien mengenai makanan-
makanan tertentu
6) Memasukkan suppositoria rectal
7) Mengintruksikan pasien mengenai makanan
tinggi serat
Diagnosis Diagnosis keperawatan ketiga yaitu Diagnosis ketiga yaitu kerusakan integritas kulit
keperawatan ke-3 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan cedera fisik, dengan kriteria
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor hasil :
biologis (perubahan fungsi gastrointestinal), 1) Suhu kulit normal
dengan kriteria hasil : 2) Elastisitas dan kelembaban kulit dapat di
1) Pasien berkeinginan untuk makan pertahankan
2) Pasien menyenagi makanan 3) Perfusi jaringan baik
3) Pasien berenergi untuk makan 4) Mampu melindungi kulit dan perawatan alami
4) Intake nutrisi dan cairan tercukupi Rencana keperawatannya yaitu :
Rencana keperawatan yaitu :
1) Rundingkan dengan ahli gizi asupan pasien 1) Angkat balutan dan plester
2) Timbang berat badan pasien 2) Ukur luas luka
3) Monitor pasien selama sebelum dan sesudah 3) Berikan rawatan insisi pada luka
4) Monitor intake asupan makan dan cairan 4) Berikan balutan yang sesuai jenis luka
pasien 5) Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan
5) Beri dukungan misalkan terapi relaksasi drainase
6) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan 6) Periksa luka setiap kali perubahan balutan
7) Bandingkan dan catat setiap perubahan luka
8) Anjurkan pasien dan anggota keluarga untuk
mengenal tanda dan gejala infeksi
9) Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan
tampilan
Diagnosis Diagnosis keperawatan keempat yaitu Diagnosis keperawatan keempat yaitu Intoleransi
keperawatan ke-4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah aktivitas berhubungan dengan imobilitas, dengan
baring, dengan kriteri hasil : kriteri hasil :
1) Pasien rutin melakukan aktivitas 1) Pasien rutin melakukan aktivitas
2) Aktivitas fisik tidak terganggu 2) Aktivitas fisik tidak terganggu
3) Konsentrasi pasien tidak terganggu 3) Konsentrasi pasien tidak terganggu
4) Tidak terganggu pemulihan energi setelah 4) Tidak terganggu pemulihan energi setelah aktivitas
aktivitas 5) Hemoglobin normal
5) Hemoglobin normal 6) Hematokrit normal
6) Hematokrit normal Rencana keperawatan yaitu :
Rencana keperawatan yaitu : 1) Pertimbangkan usia pasien ketika meningkatkan
1) Pertimbangkan usia pasien ketika aktivitas
meningkatkan aktivitas 2) Monitor kemampuan diri secara mandiri
2) Monitor kemampuan diri secara mandiri 3) Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat
3) Monitor kebutuhan pasien terkait dengan kebersihan
alat-alat kebersihan 4) Berikan lingkungan yang terapeutik
4) Berikan lingkungan yang terapeutik 5) Berikan peralatan kebersihan pribadi
5) Berikan peralatan kebersihan pribadi 6) Berikan bantuan pasien sampai pasien mampu
6) Berikan bantuan pasien sampai pasien melakukan perawatan diri mandiri
mampu melakukan perawatan diri mandiri 7) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal
7) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
normal sehari-hari 8) Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri
8) Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri
Diagnosis Diagnosis keperawatan kelima yaitu kesiapan Diagnosis keperawatan kelima yaitu kesiapan
keperawatan ke-5 meningkatkan koping keluarga dengan kriteria meningkatkan koping keluarga dengan kriteria hasil :
hasil :
1) Secara konsisten menunjukkan atau menetapkan
1) Secara konsisten menunjukkan atau fleksibilitas peran
menetapkan fleksibilitas peran 2) Mampu menghadapi masalah keluarga
2) Mampu menghadapi masalah keluarga 3) Mampu mengelola masalah keluarga
3) Mampu mengelola masalah keluarga 4) Melibatkan anggota keluarga lain dalam
4) Melibatkan anggota keluarga lain dalam pengambilan keputusan
pengambilan keputusan 5) Mengungkapkan perasaan dan emosi secara
5) Mengungkapkan perasaan dan emosi secara terbuka diantara anggota keluarga
terbuka diantara anggota keluarga 6) Memperoleh bantuan untuk keluarga
6) Memperoleh bantuan untuk keluarga Rencana keperawatan yaitu :
Rencana keperawatan yaitu :
1) Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan
1) Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang perawatan terbaik
diberikan perawatan terbaik 2) Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap kondisi
2) Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap pasien
kondisi pasien 3) Dukung harapan yang realistis
3) Dukung harapan yang realistis 4) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
4) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga
keluarga 5) Jawab semua pertanyaan dari keluarga atau bantu
5) Jawab semua pertanyaan dari keluarga atau untuk mendapatkan jawaban
bantu untuk mendapatkan jawaban 6) Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan
6) Orientasikan keluarga terkait tatanan kesehatan seperti rumah sakit
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit 7) Identifikasi sifat dukungan spritual bagi keluarga
7) Identifikasi sifat dukungan spritual bagi 8) Dukung pengambilan keputusan
keluarga 9) Sediakan kesempatan untuk kunjungan keluarga
8) Dukung pengambilan keputusan
9) Sediakan kesempatan untuk kunjungan
keluarga
Berdasarkan rencana keperawatan pada partisipan I dan II, selanjutnya dilakukan tindakan keperawatan pada partisipan I
dan II yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.4
Diagnosis Implementasi yang dilakukan pada pasien Implementasi yang dilakukan pada pasien selama
keperawatan ke-1 selama pengelolaan kasus adalah sebagai pengelolaan kasus adalah sebagai berikut. Diagnosis
berikut. Diagnosis pertama ketidakefektifan pertama nyeri akut tindakan yang dilakukan
pola nafas tindakan yang dilakukan melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
memposisikan pasien untuk memaksimalkan meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
ventilasi, memonitor status pernafasan, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
memonitor oksigen, memulai teknik relaksasi, pencetus, memastikan perawatan analgesik bagi
mempertahankan kepatenan jalan nafas, pasien dilakukan dengan pemantauan yang ketat,
memposisikan pasien untuk mengurangi menggunakan strategi komunikasi terapeutik,
dyspnea dan memonitor TTV. Setelah dilakukan mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi
tindakan keperawatan didapatkan hasil posisi (terapi relaksasi), mendorong pasien untuk memonitor
pasien semifowler 45o, tekanan darah 110/70 nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat,
mmHg, Nadi 88 kali/menit, frekuensi mengevaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol
pernapasan 26 kali/menit, suhu 36,8oC, nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri
terpasang O2 binasal 3L, pasien bisa melakukan dilakukan, mendukung istirahat/tidur yang adekuat
teknik nafas dalam. untuk membantu penurunan nyeri, dan mendapatkan
terapi Inj. Metronidazole. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan didapatkan hasil pasien masih
merasakan nyeri pada abdomen, skla nyeri didapatkan
6 (sedang), nyeri hilang timbul, pasien bisa
melakukan teknik nafas dalam, pasien mendapatkan
inj. Metronidazole.
Diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis kedua Tindakan keperawatan untuk diagnosis kedua
keperawatan ke-2 konstipasi adalah mencatat tanggal buang air ketidakseimbangan nutrisi adalah merundingkan
besar terakhir, memonitor BAB termasuk dengan ahli gizi asupan pasien, menimbang berat
frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan badan pasien, memonitor pasien selama sebelum dan
warna, memonitor bising usus, mencatat sesudah makan, memonitor intake asupan makan dan
masalah BAB yang sudah ada sebelumnya, cairan pasien, memberi dukungan misalkan terapi
mengajarkan pasien mengenai makanan- relaksasi, membatasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan,
makanan tertentu, dan memasukkan dan mendapatkan terapi tranfusi albumin 20 %.
suppositoria rectal. Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan
keperawatan didapatkan hasil pasien belum juga pasien masih tidak nafsu makan, hasil pasien
ada eliminasi, bising usus 16 kali/detik, mendapatkan diet makanan lunak yaitu bubur putih +
eliminasi terakhir satu minggu yang lalu. buah apel, makanan tidak dihabiskan, cairan yang
masuk kira-kira 300 ml, pasien aktivitas dibantu
keluarga pasien, pasien banyak ditempat tidur, dan
masih dilanjutkan terapi tranfusi albumin 20 %.
Diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis ketiga Tindakan keperawatan untuk diagnosis ketiga
keperawatan ke-3 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kerusakan integritas kulit yaitu mengangkat balutan
kebutuhan tubuh adalah merundingkan dengan dan plester perekat, mengukur luas luka, memberikan
ahli gizi asupan pasien, menimbang berat badan rawatan insisi pada luka, memberikan balutan yang
pasien, memonitor pasien selama sebelum dan sesuai jenis luka, mengganti balutan sesuai dengan
sesudah makan, memonitor intake asupan jumlah eksudat, memeriksa luka setiap kali perubahan
makan dan cairan pasien, memberi dukungan balutan, membandingkan dan catat setiap perubahan
misalkan terapi relaksasi, membatasi aktivitas luka, menganjurkan pasien dan anggota keluarga
fisik sesuai kebutuhan, mendapatkan inj. untuk mengenal tanda dan gejala infeksi,
Ranitidin 2 x 1 amp, inj. Prosogan 2,5 amp, mengdokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan
Sukralfat sirup 3 x sehari, dan Tranfusi Albumin tampilan, Mendapatkan terapi Inj. Ceftriaxone 2 x 1
10 tts/ 8 jam. Setelah dilakukan tindakan g, Inj. Gentamicin, dan IVFD RL drip ketorolax 16
keperawatan didapatkan hasil pasien tetes kali/menit. Setelah dilakukan tindakan
mendapatkan diet makanan lunak yaitu bubur keperawatan didapatkan hasil pasien mengatakan ada
putih + apel, berat badan 45 Kg, porsi makanan luka diperut, luka pada colostomy dan luka post
masih belum habis, pasien hari rawatan keempat operasi ovarium yang infeksi, tampak dibalut luka,
tidak bisa menelan, mual dan muntah, terapi panjang kira-kira luka post ovarium 11 Cm, kondisi
masih dilanjutkan. luka ada pus, dilakukan redresing 2 kali sehari, dan
terapi masih dilanjutkan.
Diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis keperawatan
keperawatan ke-4 keperawatan keempat yaitu intoleransi aktivitas keempat yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
berhubungan dengan tirah baring adalah dengan imobilitas adalah Memonitor kemampuan diri
Memonitor kemampuan diri secara mandiri, secara mandiri, Memonitor kebutuhan pasien terkait
Memonitor kebutuhan pasien terkait dengan dengan alat-alat kebersihan, memberikan bantuan
alat-alat kebersihan, memberikan bantuan pasien sampai pasien mampu melakukan perawatan
pasien sampai pasien mampu melakukan diri mandiri, memberikan tranfusi PRC 4 kolf, dan
perawatan diri mandiri, memberikan tranfusi menciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri. Setelah
PRC 2 kolf, dan menciptakan rutinitas aktivitas dilkukan tindakan keperawatan didapatkan hasil
perawatan diri. Setelah dilkukan tindakan pasien dibantu aktivitas oleh suami pasien, pasien
keperawatan didapatkan hasil pasien dibantu mendapatkan perawatan vulva hygiene, HB 13,1 gr/dl
aktivitas oleh keluarga pasien, pasien
mendapatkan perawatan vulva hygiene, HB 9,6
gr/dl.
Diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis Tindakan keperawatan untuk diagnosis keperawatan
keperawatan ke-5 keperawatan kelima yaitu kesiapan koping kelima yaitu kesiapan koping keluarga berhubungan
keluarga berhubungan dengan penanganan dengan penanganan keluarga terhadap pengobatan
keluarga terhadap pengobatan yaitu meyakinkan yaitu meyakinkan keluarga bahwa pasien sedang
keluarga bahwa pasien sedang diberikan diberikan perawatan terbaik, menilai reaksi emosi
perawatan terbaik, menilai reaksi emosi keluarga terhadap kondisi pasien, meningkatkan
keluarga terhadap kondisi pasien, meningkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga, menjawab
hubungan saling percaya dengan keluarga, semua pertanyaan dari keluarga atau bantu untuk
menjawab semua pertanyaan dari keluarga atau mendapatkan jawaban, mengorientasikan keluarga
bantu untuk mendapatkan jawaban, terkait tatanan pelayanan kesehatan seperti rumah
mengorientasikan keluarga terkait tatanan sakit, mengidentifikasi sifat dukungan spritual bagi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, keluarga, mendukung pengambilan keputusan,
mengidentifikasi sifat dukungan spritual bagi menyediakan kesempatan untuk kunjungan keluarga.
keluarga, mendukung pengambilan keputusan, Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan
menyediakan kesempatan untuk kunjungan hasil suami pasien sudah yakin perawatan yang sudah
keluarga. Setelah dilakukan tindakan diberikan kepada pasien, suami pasien sudah
keperawatan didapatkan hasil keluarga pasien menerima penyakit yang diderita pasien, suami pasien
sudah yakin perawatan yang sudah diberikan cukup tabah menghadapi penyakit yang diderita
kepada pasien, keluarga pasien sudah menerima pasien, dan suami pasien sering memberikan
penyakit yang diderita pasien, keluarga pasien dukungan ke pasien penyakitnya akan sembuh.
cukup tabah menghadapi penyakit yang diderita
pasien, keluarga pasien sering mengucapkan
istigfar kepada si pasien, dan keluarga pasien
sering memberikan dukungan ke pasien.
Berdasarkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan kepada partisipan I dan II, maka lihat respon partisipan I dan II
setelah dilakukan tindakan keperawatan. Evaluasi keperawatan pada partisipan I dan II yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.5
Evaluasi
Keperawatan Partisipan I Partisipan II
Diagnosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
keperawatan ke-1 lima hari, maka didapatkan hasil progress hari, maka didapatkan hasil progress kesehatan pasien
kesehatan pasien sebagai berikut ; Pada sebagai berikut ; pada diagnosis nyeri akut
diagnosis ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kompresi serabut saraf
berhubungan dengan penekanan diafragma didapatkan dengan data subjektif pasien mengatakan
dengan data subjektif keluarga pasien nyeri pada perut sudah mulai berkurang, data objektif
mengatakan pasien semakin sesak nafas, data didapatkan lokasi nyeri pada perut, skala nyeri 4
objektif pasien mengalami penurunan kesadaran sedang, pasien tidak tampak meringis lagi, tekanan
( stupor ), pasien di posisikan semifowler 45o, darah : 100/70 mmHg, RR : 22 kali/menit, HR : 82
Tekanan darah : 90/70 mmHg, RR : 26 kali/menit, suhu : 36,6 oC, nyeri timbul tidak
kali/menit, HR : 116 kali/menit, suhu : 8 oC, diketahui, pasien diberikan inj. Ceftriaxone, pasien
pasien terpasang O2 Non Rebraiting Mask 8L, bisa melakukan teknik nafas dalam, masalah belum
saturasi oksigen 98 %, masalah belum teratasi, teratasi dan intervensi dilanjutkan semuanya
sehingga semua intervensi dilanjutkan
semuanya.
Diagnosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
keperawatan ke-2 lima hari, maka didapatkan hasil progress hari, maka didapatkan hasil progress kesehatan pasien
kesehatan pasien sebagai berikut : sebagai berikut : pada diagnosis keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari ketidakseimbangan nutrisi kurang tubuh berhubungan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor faktor biologis (gangguan fungsi gastrointestinal)
biologis (gangguan fungsi gastrointestinal) dengan data subjektif pasien mengatakan nafsu makan
didapatkan hasil data subjektif pasien tidak ada. Data objektif Pasien mendapatkan diet
mengatakan pasien masih tidak nafsu makan makanan lunak yaitu nasi bubur putih + buah apel,
hanya separoh nasi habis, data objektif pasien berat badan pasien 47 Kg, pasien sebelum makan dan
mendapatkan diet makanan cair yaitu susu 250 sesudah makan tampak tidak pucat lagi dan mukosa
mg, Bb pasien 45 Kg, Pasien mengalami bibir lembab, pasien tidak memakan makanannya dan
penurunan kesaradan, terapi inj. Ranitidin 2 x 1 minum kira-kira 500 ml, hasil laboratorium Total
amp, inj. Prosogan 2,5 amp, Sukralfat sirup 3 x protein 4,5 g/dl, Albumin 2,0 g/dl, pasien tampak
sehari, dan Tranfusi Albumin 10 tts/ 8 jam tidak banyak aktivitas, pasien bedrest, masalah belum
masih dilanjutkan, Pasien tidak menghabiskan teratasi, intervensi dilanjutkan semuanya.
dietnya, pasien di alirkan NGT karena muntah
darah, masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan semuanya.
Diagnosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
keperawatan ke-3 lima hari, maka didapatkan hasil progress Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
kesehatan pasien sebagai berikut : Pada hari, maka didapatkan hasil progress kesehatan pasien
diagnosis konstipasi berhubungan dengan tumor sebagai berikut : pada diagnosis keperawatan
didapatkan hasil data subjektif Pasien kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera
mengatakan eliminasi masih tidak ada, data fisik dengan data subjektif pasien mengatakan di
objektif pasien eliminasi tidak ada, Bising usus perut terpasang colostomy dan bekas operasi ovarium
20 kali/detik, eliminasi pasien, pasien tidak yang infeksi. data objektif tampak terpasang
memkan buah karena pasien tidak bisa menelan, colostomy sebelah kanan abdomen, tampak di perban
masalah belum teratasi, intervensi di lanjutkan luka bekas operasi, pasien dan keluarga pasien
semuanya. mengerti tanda dan gejala infeksi, lokasi luka pada
abdomen, panjang 3 Cm, terapi Inj. Ceftriaxone 2 x 1
g, Inj. Gentamicin, dan IVFD RL drip ketorolax 16
tetes kali/menit masih dilanjutkan. kondisi luka sudah
mulai mengalami perbaikan, tidak ada pus lagi,
redresing dilakukan setiap 2 kali sehari, hasil
laboratorium Leukosit 18.030/mm3, masalah belum
teratasi, intervensi dilanjutkan semuanya.
Diagnosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
keperawatan ke-4 lima hari, diagnosis keperawatan intoleransi hari, diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas
aktivitas berhubungan dengan tirah baring maka berhubungan dengan imobilitas, maka didapatkan
didapatkan hasil data subjektif pasien dibantu hasil data subjektif pasien dibantu aktivitas oleh suami
aktivitas oleh keluarga pasien, data objektif pasien, data objektif pasien mendapatkan perawatan
pasien mendapatkan perawatan vulva hygiene, vulva hygiene, HB 13,1 gr/dl, Hematokrit 40 %
HB 9,6 gr/dl, hematokrit 30 %.
Diagnosis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
keperawatan ke-5 lima hari, diagnosis keperawatan kesiapan hari, diagnosis keperawatan kesiapan meningkatkan
meningkatkan koping keluarga berhubungan koping keluarga berhubungan dengan penanganan
dengan penaganan keluarga terhadap keluarga terhadap pengobatan, maka didapatkan hasil
pengobatan, maka didapatkan hasil data data subjektif keluarga pasien sudah yakin perawatan
subjektif keluarga pasien sudah yakin perawatan yang sudah diberikan kepada pasien, data objektif
yang sudah diberikan kepada pasien, data suami pasien sudah menerima penyakit yang diderita
objektif keluarga pasien sudah menerima pasien, suami pasien cukup tabah menghadapi
penyakit yang diderita pasien, keluarga pasien penyakit yang diderita pasien, suami pasien sering
cukup tabah menghadapi penyakit yang diderita mengucapkan istigfar kepada si pasien, dan suami
pasien, keluarga pasien sering mengucapkan pasien sering memberikan dukungan ke pasien.
istigfar kepada si pasien, dan keluarga pasien
sering memberikan dukungan ke pasien.
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan
meliputi pengkajian, menegakkan diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai
kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan dalam perawatan
kasus kanker ovarium pada partisipan I dan II yang telah dilakukan asuhan
keperawatan mulai dari 16 Mei - 4 Juni 2017 di ruang Ginekologi-Onkologi Irna
Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang, yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan karakteristik kedua partisipan, dilihat dari segi usia, ditemukan
pada partisipan I berusia 45 tahun dan pada partisipan II berusia 42 tahun.
Kanker ovarium pada umumnya dapat terjadi pada semua umur, tetapi puncak
kejadian dijumpai pada rentang usia 40-65 tahun. Kanker ovarium pada
umumnya di temukan pada stadium lanjut. Kanker membesar dan menyebar
ke organ tanpa adanya. Menurut hasil penelitian Arania, Windarti (2015),
penelitian yang diketahui bahwa sebagian besar usia penderita penyakit
kanker ovarium di RSAM Bandar Lampung periode 2009-2013 adalah usia
31-40 tahun yaitu didapatkan 10 orang (41,7 %). Kedua terjadi pada masa
menopause usia 41-55 tahun jumlah 22 orang (33,3 %). Tumor ganas ovarium
terbanyak ditemukan pada usia 30-50 tahun.
Berdasarkan analisis peneliti, tanda dan gejala yang dialami oleh partisipan I
dan II sama dengan teori. Kanker ovarium yang dialami partisipan I sudah
bermetastase ke jaringan luar pelvis yaitu paru-paru dan lambung sehingga
timbul gejala mual muntah, dan sesak nafas. Partisipan II juga sudah
bermetastase ke jaringan organ luar pelvis yaitu abdomen yang menimbulkan
gejala asites, terasa menekan pada panggul dan abdomen sehingga timbul
gejala nyeri pada partisipan II.
Riwayat obstetri dan persalinan pada partisipan I belum pernah hamil dan
memiliki anak sedangkan pada pasrtisipan II sudah memiliki empat orang
anak. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi partisipan I belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi dan pada partisipan II pernah menggunakan
alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Pola kebiasaan sehari-hari pada pola nutrisi,
partisipan I makan sering yang bersantan dan berlemak sedangkan pada
partisipan II pasien dahulu masa muda sering makan makanan yang instan.
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi
ke organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan
lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,
kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap makanan. Pada sistem endokrin
salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang semakin membesar.
Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir racun di hati terjadi
penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh sehingga sistem
imun tubuh menurun sehingga menimbulkan gejala kelelahan (Reeder, dkk.
2013).
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada partisipan I, diagnosis
keperawatan yang muncul yaitu ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan penekanan diafragma, konstipasi berhubungan dengan tumor, dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis.
Dari hasil pengkajian ditemukan pasien mengatakan eliminasi tidak ada sejak
2 hari yang lalu, pasien asites, pasien anoreksia, pasien mual dan muntah,
pasien nyeri pada perut, dan bising usus pasien hiperaktif.
Data yang didapatkan pada pasien mengatakan nafsu makan tidak ada, pasien
tampak pucat, pasien mual dan muntah, pasien anemis, mukosa bibir kering,
HB 8,6 gr/dl, dan diet pasien makanan lunak : bubur putih + buah.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus partisipan I didasarkan pada
tujuan rencana keperawatan yang muncul, yaitu ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan penekanan diafragma, konstipasi berhubungan dengan
tumor, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis.
Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan selama lima hari sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah peneliti susun. Pada diagnosis keperawatan
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan diafragma,
rencana tindakan terdiri dari: 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi, 2. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, 3. Mulai teknik
relaksasi 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas 5. Posisikan pasien untuk
mengurangi dyspnea 6. Monitor pernapasan 7. Monitor apakah terdapat gagal
nafas.
Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan selama lima hari sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah peneliti susun. Pada diagnosis keperawatan
nyeri akut berhubungan dengan kompresi serabut saraf, rencana tindakan
terdiri dari : 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus, 2. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan
dengan pemantauan yang ketat, 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik, 4.
Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (terapi relaksasi), 5. Dorong
pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat, 6.
Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang dipakai selama
pengkajian nyeri dilakukan, 7. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua implementasi berdasarkan tindakan yang telah
direncanakan pada rencana keperawatan. Pada masalah keperawatan
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan diafragma telah
dilakukan tindakan keperawatan terdiri dari : 1. memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi, 2. Memonitor status pernafasan, 3. Memulai teknik
relaksasi 4. mempertahankan kepatenan jalan nafas 5. memposisikan pasien
untuk mengurangi dyspnea 6. Memonitor pernapasan 7. Memonitor apakah
terdapat gagal nafas, 8. Memasang oksigen binasal kanul, 9. Memonitor TTV
ketidakefektifan pola nafas terjadi akibat terganggunya pertukaran udara
sehingga menimbulkan gejala sesak nafas, penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, dan dyspnea. Akibat lanjutnya bisa terjadi gagal nafas karena
kurangnya suplai oksigen ke otak, terjadi hipoksia, sehingga oksigen yang di
otak tidak bisa dialirkan ke seluruh tubuh (Reeder, dkk. 2013).
Pada kasus partisipan II, pelaksanaan rencana keperawatan dengan nyeri akut
yaitu 1. melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus, 2. memastikan perawatan analgesik bagi pasien
dilakukan dengan pemantauan yang ketat, 3. menggunakan strategi
komunikasi terapeutik, 4. mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(terapi relaksasi), 5. mendorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat, 6. mengevaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol
nyeri yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan, 7. mendukung
istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri, 8.
mendapatkan inj. Metronidazole.
Nyeri akut terjadi akibat kanker ovarium itu sendiri menjalar ke sekitar
abdomen sehingga membuat saraf-saraf di sekitar abdomen tertekan. Sehingga
menimbulkan gejala nyeri, tampak meringis, fokus pada diri sendiri, putus asa,
dan selera makan berkurang ((Herdman. H.T & Kamitsuru. S (2015)).
Menurut analisis peneliti, nyeri akut itu sendiri terjadi akibat asites yang
menekan saraf-saraf disekitarnya. Nyeri membuat pasien itu sendiri putus asa,
gelisah, dan selera makan berkurang. Sehingga pelaksanaan rencana
keperawatan ini sudah tepat.
Kerusakan integritas kulit terjadi akibat adanya kerusakan pada kulit dermis
maupun epidermis ((Herdman. H.T & Kamitsuru. S (2015)). Pada pasien
kanker ovarium terjadi karena pada pasien kanker ovarium salah satu
tinakannya yaitu tindakan pembedahan yang akan melukai kulit abdomen.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada partisipan I dilakukan pada tanggal 16 - 20 Mei 2017 dengan
metode penilaian subjektive, objektive, assesment, planning (SOAP) untuk
mengetahui keefektifan dan tindakan yang telah dilakukan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 5 kali selama 20 menit pada masalah
keperawatan ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
diafragma ditemukan data : pasien mengatakan sesak nafas , pasien di
posisikan semifowler 45o, Tekanan darah : 90/70 mmHg, RR : 26 kali/menit,
HR : 116 kali/menit, suhu : 38 oC, Pasien terpasang monitor saturasi oksigen
98 %, Pasien dilakukan selang seling oksigen yaitu binasal kanul 4L dan
masker non rebraiting 8L, masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan.
Menurut analisis peneliti, tidak efektifnya pola nafas terjadi kibat asites yang
mendesak ke prosesus xipoideus menyebabkan pasien sesak nafas. Ini terjadi
karena kanker ovarium sendiri bermetastase ke abdomen sehingga menekan
bagian-bagian organ yang didekatnya. Keluhan sesak nafas semakin menjadi
karena sudah dilakukan pemakaian selang seling nasal kanul dan non
rebraiting mask (NRM). Semakin memburuknya kondisi pasien disini karena
kanker sendiri sudah bermetastse dengan cepat ke organ lain, ditambah pasien
juga mengalami tukak lambung yang sudah mengalami gejala muntah darah
pada hari keempat rawatan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Asri, Dkk. 2016. Hubungan antara Menyusui dengan Risiko Kanker
Ovarium. Indonesian Jurnal of Cancer , Volume 10, nomor 3. Diakses dalam
http://indonesianjournalofcancer.or.id/ejournal/index.php/ijoc/article/downloa
d/437/232 diakses tanggal 9 Januari 2017.
Arania, Windarti. 2015. Karakteristik Pasien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2009-2013, Volume 5, nomor 9.
Diakses dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328303&val=5503&title
=Karakteristik%20Pasien%20Kanker%20Ovarium%20di%20Rumah%20Saki
t%20Dr.%20H.%20Abdul%20Moeloek%20Bandar%20Lampung%20Tahun
%202009-2013 diakses tanggal 10 Januari 2017.
Ayu Chandranita Manuaba, Ida, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta : EGC.
. . 2013. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi
& Obstetri Ginekologi-Sosial. Jakarta : EGC.
Brunner. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12. Jakarta :
EGC.
Bulechek. G, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) (edisi 6). Mosby :
Lawa City
Gunawan, Juniwati. 2014. Tesis : Usia Menars dan Menopause Penderita Kanker
Ovarium tidak berhubungan dengan Ekspresi P53. Denpasar : Universitas
Udayana. Diakses dalam http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-
968-1845626726-tesis%20full%20(jwg)%20final.pdf diakses tanggal 15 Juni
2017
Herdman. H.T & Kamitsuru. S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
2015- 2017 Edisi 10. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. A. A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah (Edisi 2).
Jakarta : Salemba Medika.
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta : Trans Info Media.
IARC (International Agency for Research on Cancer). Cancer Fast Sheet. Globocan
2012 : Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in
2012 cited Maret 2016 diakses dalam
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx diakses tanggal 2 Maret
2017.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Stop Kanker Situasi Penyakit Kanker. Jakarta.
Diakses dalam
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf diakses tanggal 11 Januari 2017.
Medical Record Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2014 & 2015. Laporan
Data Pasien Kanker Ovarium di Ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Padang : Medical Record
Moorhead. S, Dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) (edisi 5). Mosby:
Lowa City.
Rasjidi, Imam. 2010. 100 Questions & Answer Kanker pada Wanita. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Reeder, Martin & Koniak-Griffin. 2013. Keperawatan Maternitas Vol edisi 18.
Jakarta : EGC.
RSUP Dr. M. Djamil. 2014. Laporan Catatan Rekam Medik (RM): Kanker Ovarium
Padang.
Salani, Ritu, dkk. 2011. Panduan untuk Penderita Kanker Ovarium. Jakarta : Indeks
Permata Puri Media.
Salima, dkk. 2016. Korelasi antara Ekspresi Tumor Infiltrating Lymphocytes CD 4
dan CD8 dengan Kanker Ovarium Tipe Epiel Stadium Lanjut yang Bebas
Penyakit dan Kekambuhan, Volume 10, nomor 2. Diakses dalam
http://www.indonesianjournalofcancer.or.id/ejournal/index.php/ijoc/article/vie
w/424 diakses tanggal 8 Januari 2017.
Society AC. Cancer Facts & Figure. 2016. Atlanta. GA : American Cancer Society
Inc. Diakses dalam
https://www.cancer.org/research/cancer-facts-statistics/all-cancer-facts-
figures/cancer-facts-figures-2017.html diakses tanggal 2 Maret 2017.
. Early Detection, Diagnosis, and Staging. 2016. Atlanta. GA : American
Cancer Society Inc. Diakses dalam
https://www.cancer.org/cancer/ovarian-cancer/detection-diagnosis-
staging/survival-rates.html diakses tanggal 2 Maret 2017.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Williams, Lippicott, Wilkins. 2014. Kapita Selekta Penyakit Edisi 2. Jakarta : EGC.
FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI-ONKOLOGI
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wirasawasta
Agama : Islam
Alamat Rumah : Pisang, Padang lua, No. 38 Bukittinggi
2. Suami
Nama :-
Umur :-
Pendidikan :-
Suku Bangsa :-
Pekerjaan :-
Agama :-
Keluarga terdekat :-
yang mudah dihubungi :-
keterangan : pasien belum menikah
3. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk
Tanggal Masuk : 16 Mei 2017
No. Medical Record : 93.93.35
Ruang Rawat : Kemuning 1
Diagnosa Medik : Kanker Ovarium Progresif +Asites
Yang mengirim/merujuk : Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama masuk
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M masuk pada tanggal
tanggal 16 Mei 2017 pukul 06.00 WIB dengan keluhan pasien merasakan
sesak nafas karena perut yang membesar yang mendesak ke dada, kaki
membengkak sejak 2 hari yang lalu dan kurang nafsu makan.
2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian)
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16 Mei 2017 pukul 14.00 WIB
Ny. M mengeluhkan sesak nafas, perut membesar, nafsu makan menurun,
dan bengkak pada kaki.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga Ny. M mengatakan belum pernah menderita kanker kolon,
payudara, dan endometrium. Ny. M pernah di rawat sebelumnya dengan
penyakit kanker ovarium pada bulan Februari 2015 dilakukan operasi di
Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi. Pasien pernah melakukan
Kemoterapi di rumah sakit Cipto Mangunkusumo.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi
dan Jantung.
d. Riwayat Haid/Status Ginekologi
1) Menarche : Pasien mengatakan pasien pertama kali datang
haid berumur 12 Tahun
2) Siklus : teratur
3) Banyak : haid banyak pada hari pertama dan kedua
4) Warna : merah
5) Bau : khas
6) Dismenorrhe : pada hari pertama haid
7) Keluhan lain : tidak ada
Keterangan : tidak ada haid lagi sejak Februari 2015
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan : tidak ada
2) Riwayat persalinan : tidak ada
3) Riwayat nifas dan menyusui : tidak ada
Keterangan: pasien mengatakan belum menikah, belum hamil dan
memiliki anak
f. Data Keluarga Berencana
1) Pernah ikut KB/tidak : tidak ada
2) Metoda : tidak ada
3) Keluhan : tidak ada
Keterangan : pasien mengatakan belum pernah memakai KB
5. Data Psikologis
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini. Pasien hanya berserah diri
kepada Tuhan dan pasien tampak cukup sabar menghadapi penyakit yang
diderita saat ini
6. Data Spritual
Pasien mengatakan sekali-kali ada melaksanakan shalat lima waktu. Pasien
banyak beristigfar
7. Data Sosial Ekonomi
Keluarga pasien mengatakan pasien menggunakan BPJS
4) Nadi : 88 x/menit
5) Pernafasan : 26 x/menit
6) BB : 45 Kg
7) TB : 158 cm
b. Kepala dan rambut
Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk simetris, dengan bagian frontal
menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap ke belakang, kulit
kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka
c. Telingan
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada keluhan pada telinga
d. Muka
1) Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek
cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil sama kiri dan kanan, tampak
lingkar mata pada kiri dan kanan, mata tampak cekung.
2) Hidung
Hidung simetris, pernafasan cuping hidung tidak ada, terpasang oksigen
binasal kanul 3L, dan hari keempat rawatan terpasang NGT alir
3) Mulut dan gigi
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada masalah pada
mulut dan gigi
e. Leher
Tidak ada teraba pembesaran kelenjer tiroid dan kelenjer getah bening
f. Thoraks (paru-paru dan jantung)
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi : vesikuler kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : wheezing dan ronkhi tidak ada, pernapasan dyspnea
g. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, aerola mamae menghitam, papila mamae
tidak menonjol
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada mamae
h. Perut
Inspeksi : tampak asites, perut tegang, ada bekas luka post operasi ovarium
bentuk vertikal di bawah pusat sepanjang kira-kira 12 Cm, Lingkar perut : 85
Cm
Palpasi : teraba cairan
Perkusi : hypertimpani
Auskultasi : bising usus normal
i. Ekstremitas
Ekstremitas atas : pada tangan sebelah kanan terpasang IVFD RL, turgor
kulit lembab, warna merah muda, CRT kembali dalam 2 detik
Ekstremitas bawah : turgor kulit lembab, tampak udema dari bawah lutut
sampai punggung kaki, CRT kembali dalam 2 detik
j. Genitlia
1) Kebersihan : bersih tidak ada kelainan
2) Pengeluaran pervaginam : tidak ada
ANALISIS DATA
No. MR : 93.93. 35
1. Data Subjektif ( DS ) : pasien mengatakan terasa Penekanan diafragma Ketidakefektifan pola nafas
sesak nafas karena perut yang membesar
Data Objektif ( DO ) :
2. DS : pasien mengatakan BAB tidak ada sejak 2 hari Adanya tumor Konstipasi
yang lalu
DO :
- pasien asites
- Pasien anoreksia
- Pasien mual dan muntah
- Pasien nyeri pada perut
- Bising usus pasien hiperaktif
3. DS : pasien mengatakan nafsu makan berkurang Faktor biologis (gangguan Ketidakseimbangan nutrisi kurang
fungsi gastrointestinal) dari kebutuhan tubuh
DO :
DO :
DO :
No. MR : 93.93.35
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen Jalan Nafas
berhubungan dengan penekanan status pernafasan pasien normal dengan
diafragma kriteria hasilnya adalah : 1) Posisikan pasien untuk
1. frekuensi pernapasan normal memaksimalkan ventilasi
2. Irama pernafasan normal 2) Monitor status pernafasan dan
3. Kualitas tidur meningkat oksigenasi
4. Suara auskultasi normal 3) Mulai teknik relaksasi
5. Kepatenan jalan nafas baik 4) Pertahankan kepatenan jalan
nafas
5) Posisikan pasien untuk
mengurangi dyspnea
6) Monitor pernapasan
7) Monitor apakah terdapat gagal
nafas
2. Konstipasi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Manajemen saluran cerna
tumor pasien tidak mengalami gangguan
eliminasi dengan kriteria hasil : 1. Mencatat tanggal buang air
besar terakhir
1. Pola eliminasi teratur 2. Memonitor BAB termasuk
2. Warna feses normal frekuensi, konsistensi, bentuk,
3. Kemudahan dalam BAB volume dan warna
4. Pengeluaran feses tanpa bantuan 3. Memonitor bising usus
5. Suara bising usus normal 4. Mencatat masalah BAB yang
sudah ada sebelumnya
5. Mengajarkan pasien mengenai
makanan-makanan tertentu
6. Memasukkan suppositoria
rectal
7. Mengintruksikan pasien
mengenai makanan tinggi
serat.
No. MR : 93.93.35
Hari / Tanda
Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tanggal Tangan
Selasa, Ketidakefektifan pola Tanggal 16 Mei 2017 pukul 15.00 S : Pasien mengatakan sesak nafas
16 Mei nafas berhubungan WIB :
2017 dengan penekanan O : - pasien di posisikan semifowler
diafragma 1.Memposisikan pasien untuk 45o
memaksimalkan ventilasi
- Tekanan darah : 110/70 mmHg,
2. Memonitor status pernafasan RR : 26 kali/menit, HR : 88
kali/menit, suhu : 36,8 oC
3. Memulai teknik relaksasi - Pasien bisa melakukan teknik
nafas dalam
4. Mempertahankan kepatenan jalan
- Terpasang oksigen binasal kanul
nafas
3L
5.Memposisikan pasien untuk A : masalah belum teratasi
mengurangi dyspnea
P : intervensi dilanjutkan dengan
6.Memonitor pernapasan memonitor oksigen
2. Konstipasi berhubungan Tanggal 16 Mei 2017 Pukul 16.00 S : Pasien mengatakan BAB sudah
dengan tumor WIB : tidak ada lagi sejak satu minggu yang
lalu,
1. mencatat tanggal buang air besar
terakhir O :- Pasien BAB tidak ada
2. Memonitor BAB termasuk
frekuensi, konsistensi, bentuk, - Bising usus 18 kali/detik
volume dan warna - BAB pasien terakhir satu minggu
3. Memonitor bising usus yang lalu
4. Mencatat masalah BAB yang - Pasien memakan buah dari
sudah ada sebelumnya instalasi gizi
5. Mengajarkan pasien mengenai A : Masalah belum teratasi
makanan-makanan tertentu
6. Memasukkan suppositoria rectal P : intervensi di lanjutkan dengan
7. mengintruksikan pasien mengenai manajemen saluran cerna
makanan tinggi serat.
3. Ketidakseimbangan Tanggal 16 Mei 2017 Pukul 17.00 S : Pasien mengatakan pasien tidak
nutrisi kurang dari WIB : nafsu makan dan hanya separoh
kebutuhan tubuh nasi habis
1. merundingkan dengan ahli gizi O : - Pasien mendapatkan diet
berhubungan dengan
asupan pasien makanan lunak yaitu nasi bubur
faktor biologis (gangguan putih + buah pisang
fungsi gastrointestinal) 2. menimbang berat badan pasien - Bb pasien 45 Kg
- Pasien sebelum makan dan
3. memonitor pasien selama sebelum sesudah makan tampak pucat
dan sesudah makan dan mukosa bibir kering
- Pasien tidak menghabiskan
4. Memonitor intake asupan makan makanannya dan minum kira-
dan cairan pasien kira 200 ml
- Pasien tampak tidak banyak
5. Memberi dukungan misalkan aktivitas hanya ke kamar
terapi relaksasi mandi di bantu oleh keluarga
A : Masalah belum teratasi
6. Membatasi aktivitas fisik sesuai P : Intervensi dilanjutkan
kebutuhan
4. Intoleransi aktivitas Tanggal 16 Mei 2017 pukul 17.00 S : pasien mengatakan aktivitas
berhubungan dengan WIB : dibantu oleh keluarga pasien
tirah baring
1. Memonitor kemampuan diri O : - pasien tampak dibantu oleh
secara mandiri keluarga
2. Memonitor kebutuhan pasien
terkait dengan alat-alat - Pasien bedrest
kebersihan - Pasien mendapatkan perawatan
3. Memberikan bantuan pasien vulva hygiene
sampai pasien mampu melakukan - Hemoglobin 9,6 g/dl
perawatan diri mandiri A : masalah belum teratasi
4. Memberikan tranfusi PRC 2 kolf
5. Menciptakan rutinitas aktivitas P : intervensi dilanjutkan
perawatan diri
Tanggal 17 Mei 2017 pukul 17.00 - Monitor ativitas pasien
WIB :
- Pasien bedrest
- Pasien mendapatkan perawatan
vulva hygiene
- Hemoglobin 9,6 g/dl
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat Rumah : Ujung Sri Meranti, Rumbai, Pekanbaru
2. Suami
Nama : Tn. S
Umur : 49 Tahun
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluarga terdekat : Suami Ny. Y
yang mudah dihubungi
3. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk
Tanggal Masuk : 30 Mei 2017
No. Medical Record : 98.00.88
Ruang Rawat : Kemuning 3
Diagnosa Medik : Kanker Ovarium + Post Colostomy
Yang mengirim/merujuk : RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama masuk
Pasien masuk pada tanggal 30 Mei 2017 dengan keluhan nyeri pada perut
karena cairan pada perut yang menekan, bengkak pada kaki sejak satu
bulan yang lalu, gelisah dan ada luka post colostomy sebelah kanan perut.
2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian)
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 31 Mei 2017 pukul 16.00 WIB
dengan hari rawatan kedua, Ny. Y mengeluhkan nyeri pada perut, perut
membesar sejak satu bulan yang lalu, merasa gelisah, sesak nafas karena
nyeri, nafsu makan tidak ada, punggung kaki membengkak dan pasien
post Colostomy terletak sebelah kanan yang infeksi.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga Ny. Y mengatakan belum pernah menderita kanker kolon, kanker
payudara, dan kanker endometrium. Ny. Y pernah dirawat sebelumnya
dengan penyakit yang sama di RSUD Arifi Ahcmad Pekanbaru selama 21
hari karena operasi ovarium sebelah kiri sejak 9 tahun yang lalu dan
pemasangan kolostomi karena kanker ovarium sudah menyebar ke usus maka
di lakukan tindakan kolostomi sebelah kanan pada 31 Desember 2016
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dia dan keluarga lainnya tidak ada yang
mengalami penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan jantung.
d. Riwayat Haid/Status Ginekologi
1) Menarche : Pasien mengatakan pasien pertama kali datang
haid berumur 13 Tahun
2) Siklus : teratur
3) Banyak : haid banyak pada hari ketiga
4) Warna : merah
5) Bau : khas
6) Dismenorrhe : pada hari pertama haid
7) Keluhan lain : tidak ada
Keterangan : tidak ada haid lagi sejak September 2008
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan
Pasien mengatakan pertama kali hamil berumur 21 Tahun, tidak ada
masalah selama kehamilan
2) Riwayat persalinan
Pasien mengatakan melahirkan secara normal, memiliki anak 4 orang,
persalinan dibantu oleh bidan, tidak ada masalah selama persalinan
3) Riwayat nifas dan menyusui
Pasien mengatakan pasien masa nifas kira-kira 12 hari, tidak ada masalah
selama masa nifas. Menyusui ASI Ekslusif selama 2 tahun namun pada
anak yang keempat hanya 4 bulan ASI Ekslusif karena Ny. Y mengalami
penyakit bisul pada payudara sebelah kanan.
Keterangan: pasien mengatakan belum menikah, belum hamil dan
memiliki anak
f. Data Keluarga Berencana
Pasien mengatakan pernah memakai alat KB jenis suntik 3 bulan.
5. Data Psikologis
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini. Pasien sering mengeluh
penyakitnya tidak akan sembuh, merasa putus asa, dan pasrah dengan kondisi
pasien saat ini. Suami pasien selalu berada di samping pasien untuk menolong
aktivitas pasien, dan memotivasi pasien agar yakin dan percaya penyakit ini akan
sembuh.
6. Data Spritual
Pasien tidak pernah terlihat melaksanakan shalat lima waktu. Pasien banyak
beristigfar
7. Data Sosial Ekonomi
pasien mengatakan pasien menggunakan BPJS
8. Aktivitas Sehari-hari sebelum sakit dan perbandingan dengan selama di
rawat
1) Dapat menolong diri sendiri
Pasien mengatakan pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri harus
dengan bantuan keluarga pasien seperti makan, minum, dibantu untuk duduk,
dan merubah posisi di pasien.
2) Ditolong dengan bantuan minimum
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri dengan
bantuan minumum
3) Ditolong dengan bantuan maksimum
Pasien mengatakan pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri,
pasien di bantu dengan bantuan maksimum
4) Nafsu makan
Pasien mengatakan nafsu makan tidak ada karena nyeri pada abdomen
5) Makan / minum
Ny. Y memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi
+ lauk pauk + sayuran + buah, pasien dahulu masa muda sering makan
makanan yang instan, pola makan teratur, saat sehat berat badan pasien 50 Kg
dan turun saat sakit 47 Kg. Tetapi selama di rawat di rumah sakit pasien
mendapatkan diet makanan lunak yaitu bubur putih+buah, makan hanya
setengah porsi habis. Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari.
6) Istirahat dan pola tidur
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ±
7 jam tetapi setelah sakit klien sulit untuk memulai tidur saat malam hari
maupun siang karena sesak nafas dan nyeri.
7) Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali sehari, selama di rumah sakit pasien mengatakan
mandi 1 kali sehari, hanya di lap.
8) Eliminasi (BAB dan BAK)
Kebiasaan buang air kecil 6-7 kali sehari, dengan jumlah lebih kurang 2300 cc,
warna kuning kehitaman, bau khas, sedangkan kebiasaan eliminasi terpasang
Colostomy sebelah kanan
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : compos mentis
2) Tekanan darah : 110/70 mmHg
3) Suhu : 37 C
o
4) Nadi : 82 x/menit
5) Pernafasan : 23 x/menit
6) BB : 47 Kg
7) TB : 158 Cm
b. Kepala dan rambut
Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk simetris, dengan bagian frontal
menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap ke belakang, kulit
kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada keluhan pada telinga
d. Muka
4) Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek
cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil sama kiri dan kanan, tampak
lingkar mata pada kiri dan kanan, mata tampak cekung.
5) Hidung
Hidung simetris, sianosis tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada
6) Mulut dan gigi
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada masalah pada
mulut dan gigi
e. Leher
Tidak ada teraba pembesaran kelenjer tiroid dan kelenjer getah bening
f. Thoraks (paru-paru dan jantung)
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi : vesikuler kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : wheezing dan ronkhi tidak ada
g. Payudara / mamae
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, aerola mamae menghitam, papila mamae
menonjol
Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada mamae
h. Perut
Inspeksi : tampak asites, perut tegang, ada bekas luka post operasi ovarium
bentuk vertikal di bawah pusat sepanjang kira-kira 11 Cm yang infeksi,
Lingkar perut : 82 Cm, terpasang colostomy sebelah kanan yang infeksi
Palpasi : teraba cairan
Perkusi : hypertimpani
Auskultasi : bising usus 14 kali/detik
i. Ekstremitas
Ekstremitas atas : pada tangan sebelah kiri terpasang IVFD RL, turgor kulit
lembab, CRT kembali dalam 2 detik
Ekstremitas bawah : turgor kulit lembab, tampak udema dari bawah lutut
sampai punggung kaki, CRT kembali dalam 2 detik
j. Genitlia
3) Kebersihan : bersih tidak ada kelainan
4) Pengeluaran pervaginam : tidak ada
ANALISIS DATA
No. MR : 98.00.88
Data Objektif ( DO ) :
- pasien tampak meringis
- pasien tampak fokus terhadap diri sendiri, tidak
peduli dengan orang lain
- skala nyeri 6 (sedang)
- TD : 110/70 mmHg, nadi 83 kali/menit, FP 23
kali/menit, suhu 37oC
- Pasien tampak gelisah dan merengek
2. DS : pasien mengatakan nafsu makan kadang- Faktor biologis (gangguan Ketidakseimbangan nutrisi
kadang ada kadang-kadang tidak fungsi gastrointestinal) kurang dari kebutuhan
DO :- pasien tampak pucat tubuh
- Pasien mual dan muntah
- Pasien anemis
- Mukosa bibir kering
- HB 8,6 gr/dl
- Diet pasien makanan lunak : bubur putih +
buah
3. DS : Pasien mengatakan BAB melalui colostomy Cedera kulit Kerusakan integritas kulit
yang terletak sebelah kanan perut
DO : - Tampak terpasang colostomy sebelah kanan
- Tampak luka post ovarium yang infeksi
- Tampak 2 kali sehari melakukan redresing
pada luka post colostomy dan post ovarium
dibersihkan
- Tampak luka post operasi perbaikan
lukanya tidak bagus
No. MR : 98.00.88
Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan
NOC NIC
No. MR : 98.00.88
Hari / Tanda
Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tanggal Tangan
Rabu, Nyeri akut berhubungan Tanggal 31 Mei 2017 pukul 17.00 S : Pasien mengatakan nyeri pada
31 Mei dengan kompresi serabut WIB : perut
2017 saraf
1) Melakukan pengkajian nyeri O : - lokasi nyeri pada perut
komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/durasi, - skala nyeri 6 sedang
frekuensi, kualitas, intensitas atau - Tekanan darah : 120/80 mmHg,
beratnya nyeri dan faktor RR : 24 kali/menit, HR : 83
pencetus kali/menit, suhu : 36,7 oC
2) Memastikan perawatan analgesik - nyeri timbul tidak diketahui
bagi pasien dilakukan dengan - Pasien diberikan inj. Ceftriaxone
pemantauan yang ketat - Pasien bisa melakukan teknik
3) Menggunakan strategi nafas dalam
komunikasi terapeutik A : masalah belum teratasi
4) Mengajarkan penggunaan teknik
non farmakologi (terapi relaksasi) P : intervensi dilanjutkan dengan
5) Mendorong pasien untuk memonitor oksigen
memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
6) mengevaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrol nyeri yang
dipakai selama pengkajian nyeri
dilakukan
7) mendukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
Tanggal 2 Juni 2017 Pukul 14.00 S : Pasien mengatakan nyeri pada perut
O : - lokasi nyeri pada perut
WIB :
- Skala nyeri 4 sedang
1) Melakukan pengkajian nyeri - Tekanan darah : 100/70 mmHg,
komprehensif yang meliputi RR : 22 kali/menit, HR : 80
lokasi, karakteristik, onset/durasi, kali/menit, suhu : 36,7 oC
frekuensi, kualitas, intensitas atau - Nyeri timbul tidak diketahui
beratnya nyeri dan faktor - Pasien diberikan inj. Ceftriaxone
pencetus - Pasien bisa melakukan teknik
2) Memastikan perawatan analgesik nafas dalam
bagi pasien dilakukan dengan A : masalah belum teratasi
pemantauan yang ketat P : intervensi dilanjutkan
3) Menggunakan strategi
komunikasi terapeutik
4) Mengajarkan penggunaan teknik
non farmakologi (terapi relaksasi)
5) Mendorong pasien untuk
memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
6) Mengevaluasi keefektifan dari
tindakan pengontrol nyeri yang
dipakai selama pengkajian nyeri
dilakukan
7) Mendukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal 3 Juni 2017 pukul 15.00
WIB : S : Pasien mengatakan nafsu makan
tidak ada
1) Memonitor berat badan pasien
2) Memonitor pasien selama O : - Pasien mendapatkan diet makanan
sebelum dan sesudah makan lunak yaitu nasi bubur putih + buah
3) Memonitor intake asupan makan apel
dan cairan pasien
4) Memberi dukungan misalkan - Berat badan pasien 47 Kg
terapi relaksasi - Pasien sebelum makan dan
5) Membatasi aktivitas fisik sesuai sesudah makan tampak tidak
kebutuhan pucat lagi dan mukosa bibir
masih kering
- konjungtiva tidak anemis lagi
- Pasien tidak memakan
makanannya
- Minum kira-kira 500 ml
- Pasien tampak tidak banyak
aktivitas, pasien bedrest
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal 4 Juni 2017 Pukul 17.00 S : Pasien mengatakan tidak nafsu
WIB : makan
P : intervensi dilanjutkan