You are on page 1of 1

BAB IV

ANALISIS KASUS

By Ny Yanti Khoiriah (3 hari) dibawa ke IGD RSMH pada tanggal 27 Juni 2017. Dari
aloanamnesis didapatkan keluhan perut kembung. Ibu menyadari hal tersebut sejak hari
pertama lahir. Kurang lebih 6 jam SMRS bayi tampak semakin kembung dan semakin rewel dan
langung dibawa ke IGD. Demam (+)
Bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan, lahir SC ditolong dokter, lahir dari ibu
G4P3A1, hamil aterm. Lahir langsung menangis. BBL 2900 Kg. Riwayat Mekonium terlambat
(+) 2 hari. Riwayat BAB 2x dalam sehari sedikit-sedikit. Muntah (+) 2 kali sehari menyemprot
dengan isi apa yang dia minum. Riwayat penyakit ibu saat hamil disangkal.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan. Pada status
generalis didapatkan bayi dalam keadaan demam (38oC) dan tanda vital yang lain normal.
Pada status lokalis, daerah abdomen atas didapatkan perut cembung dan tegang yang menjadi
lemas setelah muntah. Pada auskultasi didapatkan bising usus lemah. Pada perkusi
didapatkan suara timpani. Pada palpasi hepar dan lien sulit dinilai.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan tes laboratorium dan pemeriksaan pencitraan
menggunakan foto rontgen abdomen 2 posisi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil yang normal. Pada pemeriksaan pencitraan dengan rontgen abdomen 2
posisi, distensi lambung masif dengan isi cairan atau udara dengan gambaran gas di intestinal
minimal yang disebut sebagai single bubble. Gambaran ini mengarah ke diagnosis atresia
pyloris.
Pasien terlebih dahulu diberikan tatalaksana awal berupa terapi cairan, antobiotik dan
dekompresi dengan NGT. Kemudian pasien disarankan untuk dilakukan tindakan Laparotomi
Eksplorasi Cito. Pasien dikonsulkan ke Anestesi dan Bedah Anak.
Pada Laparotomi eksplorasi didapatkan adanya atresia pylorus, sehingga dilakukan
tindakan pyloroduodenotomy, yaitu membuat lubang untuk menghubungkan gaster dan
duodenum. Selain itu juga dilakukan Heineke Miculicz pyloroplasty agar canalis pyloris
menjadi lebar. Pada pasien juga dilakukan Jejunostomy sebagai akses masuknya makanan ke
dalam pencernaan.
Setelah operasi pasien dirawat di ruang NICU dan dilakukan follow up perhari dan
didapatkan kondisi pasien tampak membaik, perut kembung berkurang. Pasien masih
terpasang intubasi dan mendapatkan asupan makanan parentreral.
20

You might also like