Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
1. Afif R. Thabrani
2. Catherine Videllia
3. Febri Rusdi
4. Hendrik Redhian
5. Margaret Yunita Arifin
c. Gambaran Kasus
Saat dilakukan investigasi didapatkan data sebagai berikut:
1. Pada hari senin tanggal 4 Januari 2016, Tn Sudian (37 th) bersama keempat
keluarganya, yaitu: Ny. Aryama (57 th) ibu mertua, Tn. Rendi (14 th), Tn
Juanda (14 th), dan Tn. Doni (16 th) pergi ke sawah pada pukul 12.00 WIB.
Sesampai di sawah Ny. Aryama memasak lauk pauk, nasi, pisang goreng
dan menyeduh kopi hitam. Sementara menunggu nasi masak, kelimanya
hanya makan pisang goreng dan minum kopi hitam bersama-sama kemudian
melanjutkan aktivitas membajak sawah.
2. Pada pukul 14.00 WIB, Tn Sudian melihat Doni yang jatuh pingsan ketika
membajak sawah yang sebelumnya muntah-muntah. Tn. Sudian meminta
pertolongan pada tetangga sawah yaitu Tn. Sutandarni (42 th) untuk segera
membawa Doni ke Puskesmas Pulau Beringin. Tn . Sudian kembali ke
pondok dan melihat Ny. Aryama, Tn. Juanda dan Tn. Rendi juga pingsan di
pondok. Kemudian Tn. Sudian meminta pertolongan warga untuk membawa
korban lainnya ke Puskesmas Pulau Beringin, setibanya di Puskesmas Tn.
Sudian menyusul pingsan.
3. Pukul 14.30 WIB kelima korban mendapat pertolongan di Puskesmas Pulau
Beringin, kondisi kelima penderita nyaris sama yaitu: mual, muntah, kejang,
mulut berbuih, tubuh kebiruan, pucat, dan nadi lemah. Penderita segera
diberikan susu steril, dipasang infuse RL, dan oksigen.
4. Pukul 15.00 WIB, Tn. Doni meninggal dunia, menyusul Ny. Aryama pukul
15.15 WIB, Tn Juanda dan Tn. Rendi pukul 15.35 WIB. Sedangkan Tn.
Sudian dirujuk ke RSUD Muaradua kemudian di rujuk ke RS. Antonio
Baturaja.
5. Pada tanggal 10 Januari 2016, Tn. Sudian telah kembali kerumahnya di desa
Aromantai, akan tetapi kondisi penderita masih lemah dan belum bisa diajak
untuk berkomunikasi.
Sehubungan dengan penderita yang terkena keracunan makanan sedang
beraktifitas di sawah dan dengan gejala yang ditimbulkan, maka dugaan etiologi
keracunan makanan kemungkinan diakibatkan oleh pestisida. Adapun jenis pestisida dan
gejala yang ditimbulkannya yang mendekati gejala yang diderita oleh penderita adalah
sebagai berikut:
a). Organoklorin, dengan gejala mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau
menusuk pada kulit, kejang otot, hilang koordinasi, tidak sadar.
b). Organofosfat dan Karbamat, dengan gejala lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera
makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar air mata, keringat, air
liur berlebih, tremor, pupil mengecil, denyut jsntung lambat, kejang otot (kedutan),
tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak
terkontrol, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang.
Tabel 2: Distribusi Gejala KLB Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kec. Pulau Beringin
Kab. OKU Selatan
1 Mual 5 100 %
2 Muntah 5 100%
3 Pusing 5 100 %
4 Mulut Berbuih 5 100 %
5 Tubuh Kebiruan 5 100%
6 Pingsan 5 100 %
7 Kejang 5 100%
Pada tabel dapat dipelajari etiologi/gejala yang paling mungkin dari kedua jenis
pestisida sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin dapat
disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut semua gejala masih dapat
memungkinkan sehingga etiologi/gejala keracunan pestisida organoklorin, dan
organofosfat masih belum mendapatkan evidance based (hasil uji laboratorium) dari
kejadian tersebut.
Pestisida organoklorin merupakan insektisida chlorinated hydrocarbon secara
kimiawi tergolong insektisida yang relatif stabil dan kurang reaktif, ditandai dengan
dampak residunya yang lama terurai di lingkungan. Kelompok organoklorin merupakan
racun terhadap susunan syaraf baik pada serangga maupun mamalia. Keracunan dapat
bersifat akut atau kronis. Keracunan kronis bersifat karsiogenik (kanker). Sedangkan
insektisida organofosfat merupakan ester asam fosfat atau asam tiofosfat.
Pestisida ini merupakan racun pembasmi serangga yang paling toksik secara
akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia.
Pestisida ini mempunyai efek, memblokade penyaluran impuls syaraf dengan cara
mengikat enzim asitelkolin-esterase. Keracunan kronis pestisida golongan organofosfat
berpotensi karsiogenik.
d. Kurva epidemiologi
Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut :
Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kab. OKU
Selatan
Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Pangan di Desa Aromantai Kab. OKU Selatan
6
4
Kasus
2
Kematian
0
14.00 14.30 15.00 15.30 15.35 16.00
Berdasarkan kurva epidemiologi diperoleh gambaran periode KLB pada tanggal
4 Januari 2016 mulai jam 14.00 dan berakhir pada jam 15.35 WIB.
Tabel 1. Distribusi KLB Keracunan Makanan Menurut Umur di Desa Aromantai Bulan
Januari Tahun 2016
Gol. Umur
No. (th) Populasi Kasus Meninggal CFR
Rentan
1. ≤14 2 2 2 40%
2. >14 3 3 2 40%
Total 5 5 4 80%
V. Pemeriksaan Laboratorium
Semua sampel yang diambil untuk konfirmasi ke Laboratorium di BBLK (Balai
Besar Laboratorium Kesehatan) dan BPOM Prov Sumsel.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan OKU Selatan tanggal 25 Januari 2016,
dari hasil pemeriksaan laboratorium dari BPOM dan BBLK Palembang diketahui sampel
untuk minuman kopi hasil nya negatif sedangkan untuk sampel muntahan, gandum, ikan
yang mati di kolam, dan sayur terong yang belum dimakan hasilnya positif mengandung
pestisida organoklorin golongan endosulfan.
VI. Kesimpulan Etiologi KLB