You are on page 1of 15

ISBN.

9786027495425

Membangun Penelitian Terapan Berbasis Inovasi dan Sinergi antara


Pendidikan Tinggi Vokasi (UNISTA) Industri serta Pemerintah
menuju Indonesia yang Unggul

Gedung Pasca Sarjana Lt.3 , Kampus Universitas Udayana,


Denpasar, Bali, 9 Februari 2017

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA


Bekerjasama dengan
FORUM PENDIDIKAN TINGGI VOKASI INDONESIA
dan
UNIVERSITAS UDAYANA
Prosiding Seminar Nasional FPTVI 2017
Penulis :
Panitia Seminar Nasional FPTVI 2017

ISBN:
9786027495425

Editor:
Deni Danial Kesa,Ph.D (Universitas Indonesia)

Administrasi dan Tata Letak:


Widyosuwasto, S.Sos
Nara Pangestika Vidyani

Reviewer :
Prof. Dr.Ir. Sigit P Hadiwardoyo,DEA (Universitas Indonesia)
Prof.Dr.Retna Apsari,M.Si (Universitas Airlangga)
Prof.Dr.Suharno (Universitas Lampung)
Dr.M.Bruri Triono,M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Muh.Khairudin,MT,Ph.D (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr.Drs D.Iwan Riswandi,SE,MS (Institut Pertanian Bogor)
Wikan Sakarinto,ST,M.Sc,Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Ir Antoni Sihombing,MPD,Ph.D (Universitas Indonesia)
Dr.Ir Darmawan Octo Sucipto,M.Si (Universitas Brawijaya)
Dr. Putu Saroyini Piartini,MM., Ak (Universitas Udayana)
Dr.Ir Wawan Oktariza, MS (Institut Pertanian Bogor)
Dr.Machsus ST,MT (Institut Teknologi Surabaya)
Dr.Agus Purwanto,M.Si.Akt,CA (Universitas Diponegoro)
Dr Rita Komaladewi,SP,MM (Universitas Padjadjaran)

Penerbit:
Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Bekerjasama dengan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Universitas
Udayana

Redaksi:
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : semnas.fptvi@gmail.com

ii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Distributor Tunggal :
Seminar Nasional FPTVI 2017
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : sekretariat@forum-vokasi.id

Cetakan pertama, Mei 2017

Hak Cipta dilindungi Undang Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit.

iii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Implementasi Altman Z-SCORE Model Pada Perusahaan Pertambangan Batubara

1) Annisa Aulia Romli


Akademi Akuntansi Bina Insani
2) Lucia Ari Diyani

Akademi Akuntansi Bina Insani


Bekasi, Indonesia
E-mail: annisaauliaromli@gmail.com

ABSTRACT- This study aims to determine the company's bankruptcy prediction by


implementing Altman Z-Score model of the coal mining company listed on the Indonesia
Stock Exchange 2011-2015 period. In this study a swab companies using random purposive
sampling, from 23 coal companies listed on the Indonesia Stock Exchange there are five
companies that match the criteria of the study sample is Barajaya International Tbk,
Samindo Resources Tbk, Perdana Karya Perkasa Tbk, Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk,
and Golden Eagle Energy Tbk. This research used quantitative descriptive analysis and
data collection techniques performed through literature. Altman Z-Score using 5 ratio is
(X1) Working Capital to Total Assets, (X2) Retained Earnings to Total Assets, (X3) Earnings
Before Interest and taxes to Total Assets, (X4) Market Value of Equity to Book Value of
Total liabilities and (X5) Sales to Total Assets of the formula Z-Score = 1.2 X1 X2 + 3.3 +
1.4 + 0,6X4 + 0,999 X3 X5 with outcome indicators grouped in the category of healthy (Z>
2.90 ), gray area (Z-score between 1.20 to 2.90), and bankrupt (Z <1.20). The overall result
of five companies surveyed showed potentially bankrupt company so that investors and
prospective investors should consider the investment decision that will be made in the coal
mining company.

Keyword: Altman Z-Score, Bankruptcy, Financial Ratio, Prediction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi kebangkrutan perusahaan dengan


mengimplementasikan Altman Z-Score model pada perusahaan pertambangan batubara
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Dalam penelitian ini diambil
sampel perusahaan dengan menggunakan metode random purposive sampling, dari 23
perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdapat 5 perusahaan yang
sesuai dengan kriteria sampel penelitian yaitu Barajaya Internasional Tbk, Samindo
Resources Tbk, Perdana Karya Perkasa Tbk, Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan
Golden Eagle Energy Tbk. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif
dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka. Altman Z-Score
menggunakan 5 rasio yaitu (X1) Working Capital to Total Assets, (X2) Retained Earnings to
Total Assets, (X3) Earnings Before Interest and taxes to Total Assets, (X4) Market Value of
Equity to Book Value of Total Liabilities dan (X5) Sales to Total Assets dengan rumus Z-
Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6X4 + 0,999 X5 dengan indikator hasil yang
dikelompokan dalam kategori sehat (Z > 2,90), grey area (Z-score antara 1,20 sampai 2,90),

102 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


dan bangkrut (Z < 1,20). Hasil keseluruhan dari 5 perusahaan yang diteliti menunjukan
perusahaan berpotensi bangkrut sehingga investor dan calon investor perlu
mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan di perusahaan
pertambangan batubara.

Kata Kunci: Altman Z-Score, Kebangkrutan, Rasio Keuangan, Prediksi

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam salah
satunya adalah batubara. Pada tahun 2000-an industri ini menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Namun situasi yang
menguntungkan ini berubah pada saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008
ketika harga batubara menurun begitu cepat. Hingga akhir tahun 2012, nilai ekspor batubara
mengalami penurunan paling drastis dan juga diikuti oleh penurunan permintaan domestik
(Yuliana, 2015). Turunnya harga batubara pada tahun 2012 terus berlanjut hingga tahun
2015 yang dipengaruhi oleh kebijakan Cina mengurangi polusi udara yang berdampak pada
pengurangan penggunaan batubara seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1, jika keadaan ini
berlangsung terus-menerus akan berdampak pada terjadinya kebangkrutan sehingga prediksi
kebangkrutan diperlukan sebagai peringatan dini.
Setiawan (2016) dalam laman www.kompas.com mengatakan krisis mengenai
pertambangan hingga mengakibatkan perusahaan tambang batubara terpaksa ditutup tidak
hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi pada Peabody Energy, yakni salah
satu perusahaan tambang batubara swasta terbesar di dunia. Peristiwa ini adalah satu dari
gelombang kebangkrutan yang dialami industri tambang pada pertengahan 2014 hingga
kini Prediksi kebangkrutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan metode Altman Z-Score. Penelitian yang dilakukan oleh Altman dengan
metode multivariate discriminant analysis, menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai
indikasi adanya kebangkrutan dan ketidakbangkrutan.(Sagho dan Ni Ketut, 2015). Hasil
studi Altman ternyata mampu memperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk
data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan 72%
(Fitriyanti dan Irni, 2014).

KERANGKA TEORI

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja
menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim,
2016: 5). Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. (Sofyan Syafri Harahap, 2015: 105).

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi (SAK, 2015:3):

103 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


“tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga
menunjukan apa yang telah manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.”

Sedangkan Menurut Kasmir (2016: 10) secara umum laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:297) rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 1 (2015: 1.4), laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut
ini:
1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode yaitu laporan keuangan yang terdiri
dari aktiva suatu perusahaan pada periode tertentu.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode yaitu laporan yang berisi tentang
penghasilan dan biaya suatu perusahaan dalam periode tertentu.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode yaitu laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki saat ini.
4. Laporan arus kas selama periode yaitu laporan yang berisi tentang kegiatan perusahaan
dalam hal operasi, investasi, dan pendanaan di suatu perusahaan Catatan atas laporan
keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan
lainnya.
5. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mengklarifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.

Kasmir (2016:68) mengatakan bahwa ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan
manfaat analisis laporan keuangan adalah:

1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena dianggap berhasil atau gagal;
6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.

104 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Hanafi dan Halim (2016:74) mengatakan bahwa pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu: rasio likuiditas yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, rasio aktivitas yang
mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset,
rasio solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya, rasio profitabilitas yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan
laba (profitabilitas), dan rasio pasar yang melihat perkembangan nilai perusahaan relatif
terhadap nilai buku perusahaan.

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan


operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi
perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. (Fitriyanti dan Irni, 2015).
Altman Z-score model adalah peringatan dini risiko keuangan yang diajukan oleh Edward
Altman, seorang profesor di Leonard N. Stern School of Business (Tongshui dan Zhang,
2015). Pada tahun 1968 Altman membangun multivariat model credit scoring pertama
(Altman 1968) disebut Z-Score, yang dikombinasikan dengan laporan keuangan dan nilai
pasar ukuran finansial. Score yang dihasilkan kemudian digunakan untuk
mengklasifikasikan pengamatan (perusahaan) menjadi kategori distressed (bangkrut) atau
nondistressed. Teknik klasifikasi statistik yang dimanfaatkan adalah analisis diskriminan,
yang merupakan salah satu keluarga dari teknik statistik yang tersedia untuk memisahkan
atau memprediksi kesehatan perusahaan. Dari daftar 22 variabel yang disusun berpotensi
membantu (rasio) untuk evaluasi, lima dipilih sebagai rasio terbaik secara keseluruhan
bersama-sama dalam prediksi kebangkrutan perusahaan. Fungsi diskriminan akhir adalah:
(Altman dan Edith, 2006: 241).

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6X4 + 0,999 X5

Dimana: Z = Overall index


X1 = Working Capital/ Total Assets
X2 = Retained Earnings/ Total Assets
X3 = Earnings Before Interest and Taxes/ Total Assets
X4 = Market Value of Equity/ Book Value of Total Liabilities
X5 = Sales/ Total Assets

X1 (Working Capital to Total Assets)


Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
segala kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi, dengan membandingkan modal kerja
dengan total aktiva. Modal kerja diperoleh dengan cara mengurangi Aktiva Lancar dengan
Utang Lancar. (Tambunan et al, 2015).

X2 (Retained Earnings to Total Assets)


Laba ditahan adalah akun yang melaporkan jumlah total pendapatan dan/ atau kerugian dari
suatu perusahaan yang diinvestasikan kembali atas seluruh hidupnya. Akun tersebut juga
disebut sebagai surplus yang dihasilkan. Usia dari suatu perusahaan secara implisit
dipertimbangkan dalam rasio ini. Misalnya, sebuah perusahaan yang relatif muda mungkin

105 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


akan menunjukkan rasio Retained Earning/ Total Assets yang rendah karena belum
memiliki waktu untuk membangun laba kumulatifnya. Selain itu, rasio RE/ TA mengukur
leverage perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan Retained Earnings tinggi relatif
terhadap Total Assets, telah dibiayai aset mereka melalui retensi laba dan belum
dimanfaatkan sebanyak utang. (Altman, 2000).

X3 (Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola total aktiva untuk
mendapatkan keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Rasio ini terlihat sangat
penting, sehingga Altman mau memberi nilai terbesar hingga mencapai 3,3. (Tambunan et
al, 2015).

X4 (Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities)


Ekuitas diukur berdasarkan nilai pasar gabungan dari semua saham preferen dan saham
biasa, sementara kewajiban mencakup utang jangka pendek dan jangka panjang.
Pengukuran menunjukkan berapa banyak aset perusahaan dapat menurun nilainya (diukur
dengan nilai pasar ekuitas ditambah utang) sebelum kewajiban melebihi aset dan perusahaan
menjadi bangkrut. (Altman, 2000).

X5 (Sales to Total Assets)


Rasio ini mampu menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan
dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin besar nilai X5 maka efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan semakin terjaga.
(Tambunan et al, 2015).

Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan/ delisting sebuah


perusahaan dengan model ini adalah, perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,90
diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z <
1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,20
sampai 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu. Pada
kondisi grey area, arah perusahaan masih belum dapat ditentukan atau diprediksi.
Perusahaan masih dapat bertahan ataupun mengalami kebangkrutan. (Fitriyanti dan Irni,
2015).

Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi yang
dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi
kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga
dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor swasta. Model yang lama
mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan. Altman mengubah
pembilang Market Value Of Equity pada X4 menjadi book value of equity karena
perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya. Berikut formula yang
dihasilkan (Rahayu, 2016):

Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,108 X3 + 0,42 X4 + 0,988 X5

106 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Dimana : Z = Overall index
X1 = Working Capital / Total Asset
X2 = Retained Earnings / Total Asset

X3 = Earning Before Interest and Taxes / Total Asset


X4 = Book Value of Equity / Book Value of Total Liabilities
X5 = Sales to Total Assets

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-Score model
Altman (1983), yaitu:
a. Jika nilai Z< 1,23 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial distress.
b. Jika nilai 1,23<Z<2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z> 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress atau
dalam keadaan sehat (safe).

Altman kembali merevisi modelnya agar dapat digunakan untuk memprediksi


terjadinya kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan non-manufacturing seperti usaha-
usaha kecil, retail/whole sales dan sektor jasa (Onyskow dan Rita, 2014). Dalam Z-score
modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (sales to total asset) karena rasio ini
sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang berbeda-beda. Berikut persamaan
Z-Score yang di modifikasi Altman (1995):

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Dimana: Z= Overall Index


X1 = Working Capital/ Total Asset
X2 = Retained Earnings / Total Asset
X3 = Earning Before Interest and Taxes/ Total Asset
X4 = Book Value of Equity/ Book Value of Total Liabilities

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model
Altman Modifikasi yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial distress.
b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode random purposive sampling dalam memilih objek
yang diteliti, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Laporan keuangan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2) Mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit di BEI periode 2011-
2015.

107 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


3) Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah.

Dari 23 perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,


terdapat 5 perusahaan yang memenuhi kriteria di atas. Seperti pada tabel 2, lima perusahaan
tersebut adalah: (1) Bara Jaya Internasional Tbk, (2) Samindo Resources Tbk, (3) Perdana
Karya Perkasa Tbk, (4) Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dan (5) Golden Eagle Energy
Tbk.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan batubara yang go public di Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan informasi melalui buku-buku literatur, jurnal, internet, informasi laporan
keuangan yang terdapat di BEI dan sumber-sumber lainnya seperti Indonesia Investment,
dan yahoo finance. Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi potensi kebangkrutan dengan model
Altman Z-Score. (Utami dan Neneng, 2015).

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN


Simpulan
Bara Jaya Internasional Tbk secara keseluruhan selama periode 2011-2015
menghasilkan prediksi bangkrut yang berfluktuatif seperti yang dapat dilihat pada tabel
8,9,10,11, dan 12 yang tergambar pada perhitungan variabel X1 sampai X5 seperti pada tabel
3,4,5,6 dan 7. Samindo Resources Tbk setelah mengalami penurunan nilai Z-Score sehingga
berada pada grey area di tahun 2011 dan 2012 yang terlihat pada tabel 8 dan 9, lalu
mengalami perbaikan kondisi hingga memperoleh prediksi sehat di tahun-tahun berikutnya
yang dapat dilihat pada tabel 10,11,12. Perdana Karya Perkasa Tbk merupakan satu-satunya
perusahaan dari lima perusahaan yang diteliti yang baik data keuangannya maupun nilai Z-
Scorenya selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan selama lima tahun berturut-
turut memperoleh prediksi bangkrut lihat tabel 13 terlihat pada tabel 3,4,5,6 dan 7 yang
menggambarkan rasio keuangan perusahaan. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
merupakan satu-satunya perusahaan yang memperoleh prediksi sehat atau tidak bangkrut
selama lima tahun berturut-turut dari lima perusahan yang diteliti lihat tabel 13. Golden
Eagle Energy Tbk memperoleh penurunan nilai Z-Score selama tiga tahun terakhir sehingga
berada dalam potensi bangkrut lihat tabel 8,9,10,11,12 dan 13.
Total Assets berperan besar dalam mempengaruhi hasil perhitungan Altman Z-Score
secara keseluruhan pada lima perusahaan yang diteliti selama periode 2011-2015. Hasil
implementasi Altman Z-Score model dalam memprediksi kebangkrutan secara keseluruhan
pada lima perusahaan yang diteliti adalah kelima perusahaan berpotensi bangkrut yang
dapat dikatakan bahwa perlambatan ekonomi di Cina dan kebijakan Cina dalam mengurangi
penggunaan batubara dalam rangka mengurangi polusi udara cukup berperan dalam
memberikan prediksi kebangkrutan perusahaan pertambangan batubara.

108 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Implikasi
Penelitian ini dilakukan pada periode 2011-2015, yang pada tahun 2015 pertambangan
batubara sedang menurun akibat dari perlambatan ekonomi di Cina dan juga kebijakan Cina
dalam mengurangi penggunaan batubara yang menghasilkan perhitungan Altman Z-Score
periode 2011-2015 secara keseluruhan menunjukan adanya potensi bangkrut, namun akan
berbeda hasilnya jika pada tahun 2015 Cina tidak memberlakukan kebijakan pengurangan
energi untuk mengurangi polusi udara, dan jika seluruh perusahan pertambangan batubara
yang ada dalam Bursa Efek Indonesia ikut diteliti.

Keterbatasan
Keterbatasan yang ditemui selama penelitian diantaranya adalah terbatasnya waktu,
tenaga, dan dana yang dimiliki dalam menyelesaikan penelitian jika penelitian dilakukan
terhadap seluruh perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2011-2015, jika penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan
pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015
maka hasilnya bisa jadi lebih akurat dan lebih mencerminkan keadaan yang sesungguhnya
pada perusahaan pertambangan Batubara.

Daftar Pustaka

Altman, Edward I. 2000. “Predicting Financial Distress od Companies: Revisiting the Z-


Score and ZETA Models”. Altman, Edward I dan Edith Hotchkiss. 2006. “Corporate
Financial Distress and Bankruptcy Predict and Avoid Bankruptcy, Analyze and Invest
in Distressed Debt”. Third Edition. New Jersey: John Wiley & Son’s, Inc.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan. (www.idx.co.id) Diakses pada 16 Agustus 2016.
Fitriyanti, Erlyn Dyah dan Irni Yunita. 2014. “Penggunaan Model Zmijewski, Altman Z-
Score, dan Model Springate Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Sektor Property
dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013. Skripsi. Manajemen Bisnis
Telekomunikasi dan Informatika, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Telkom.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Onyskow, Geraldina Antonia dan Rita Yuniarti. 2014. “Analisis Rasio Keuangan Untuk
Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Tambang Batubara
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012)”. Jurnal Riset Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Jurnal Riset Akuntansi – Volume VI /
No.1 / April 2014 ISSN : 2086-0447.
Rahayu, Fitriani, dkk.2016. ”Analisis Financial Distress Dengan Menggunakan Metode
Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Telekomunikasi. E-
Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun
2016).

109 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Sagho, Maria Florida dan Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati. 2015. “Penggunaan Metode
Altman Z-Score Modifikasi Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali. ISSN: 2302-8556. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015): 730-742
Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2016. “Akhirnya, Raksasa Batubara Dunia Bangkrut”.
Dalam www.kompas.com. Diakses pada 13 September 2016.
Tambunan, Rafles. W. dkk. 2015. ”Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan
Menggunakan Metode Altman (Z-Score) (Studi Pada Subsektor Rokok yang Listing
dan Perusahaan delisting di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013)”. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang. Vol. 2 No. 1 Februari 2015.
Tongshui, Xia dan Zhang Yanli. 2015. “The Research on Financial Early Warning of
China’s New Energy Listed Company”. Business College, Shandong Normal
University, Jinan, China. International Journal of Business and Management; Vol. 10,
No.9; 2015 ISSN1833-3850 E-ISSN1833-8119. Published by Canadian Center of
Science and Education.
Utami, Eristy Minda dan Neneng Susanti. 2015. ”Analisis Kebangkrutan PT. Bank Centra
Asia( Persero) Tbk Dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jurnal Akuntansi
Bisnis dan Ekonomi, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
Volume 1 No 2, September 2015.
Yuliana. 2015. “Analisis Kebangkrutan Pada Perusahaan Batubara Di Bursa Efek
Indonesia”. Tesis Universitas Tadulako. E-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 5,
Mei 2015 hlm 154-169 ISSN: 2302-2019

LAMPIRAN

Tabel 1 Produksi, Ekspor, Konsumsi, dan Harga Batubara


2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Production
217 240 254 275 353 412 474 458 376
(in million tons)
Export
163 191 198 210 287 345 402 382 296
(in million tons)
Domestic
61 49 56 65 66 67 72 76 80
(in million tons)
Price (HBA)
n.a n.a 70.7 91.7 118.4 95.5 82.9 72.6 60.1
(in USD/ton)
Sumber: Indonesia Investment

Tabel 2 Daftar Perusahaan Yang Diteliti


NO. Kode Nama IPO

1 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk 17 April 2002


2 MYOH Samindo Resources Tbk 27 Juli 2000
3 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 11 Juli 2007
4 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 23 Desember 2002
5 SMMT Golden Eagle Energy Tbk 01 Desember 2007
Sumber: Diolah Peneliti dari www.sahamoke.com dan www.idx.co.id

110 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Tabel 3 Hasil Perhitungan Variabel X1 Altman Z-Score Tahun 2011-2015
Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
1 ATPK 0,28617 0,30432 0,05633 0,26680 0,23211
2 MYOH 0,16791 (0,03975) 0,21226 0,23279 0,30206
3 PKPK 0,10361 0,15607 0,22220 0,10298 (0,09789)
4 PTBA 0,60309 0,53798 0,36129 0,25943 0,15838
5 SMMT (0,08859) 0,27794 0,23035 0,03794 (0,05665)
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 4 Hasil Perhitungan Variabel X2 Altman Z-Score Tahun 2011-2015


Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
1 ATPK (1,67751) (1,32488) (0,12329) (0,07537) (0,16745)
2 MYOH (0,09026) (0,02802) 0,07558 0,17117 0,36169
3 PKPK 0,15400 0,15356 0,16928 0,11284 (0,16078)
4 PTBA 0,60003 0,58218 0,69311 0,62148 0,60328
5 SMMT (0,15332) 0,00141 0,02792 0,01961 (0,05044)
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 5 Hasil Perhitungan Variabel X3 Altman Z-Score Tahun 2011-2015


Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
1 ATPK (0,21858) (0,11099) (0,01094) 0,04216 (0,09231)
2 MYOH 0,18299 0,12360 0,12920 0,17772 0,20770
3 PKPK 0,00245 (0,04991) (0,01854) (0,11781) (0,38061)
4 PTBA 0,35978 0,30730 0,21078 0,18058 0,15768
5 SMMT 0,05146 0,03306 0,03247 (0,00483) (0,08499)
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 6 Hasil Perhitungan Variabel X4 Altman Z-Score Tahun 2011-2015


Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
1 ATPK 1,82139 1,05954 4,23113 1,92253 1,46331
2 MYOH 5,88196 1,54141 1,04599 0,98317 1,23689
3 PKPK 0,40417 0,59579 0,27684 0,33041 0,34450
4 PTBA 0,11940 8,18265 5,69668 4,68992 1,37070
5 SMMT 8,10304 19,98169 2,10562 1,88581 1,07815
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 7 Hasil Perhitungan Variabel X5 Altman Z-Score Tahun 2011-2015


Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
1 ATPK 1,21315 1,20331 0,27489 0,37446 0,13912
2 MYOH 1,78749 1,38771 1,35231 1,48887 1,40376
3 PKPK 0,85828 0,74294 0,56044 0,25147 0,11606
4 PTBA 0,91932 0,91084 0,95993 0,88293 0,81293
5 SMMT 0,05157 0,04999 0,05611 0,01232 0,04036
Sumber: Diolah oleh Peneliti

111 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Tabel 8 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2011
Z-Score Prediksi
No. Nama Perusahaan
2011 Kebangkrutan
1 Bara Jaya Internasional Tbk (0,42167) Bangkrut
2 Samindo Resources Tbk 5,99386 Sehat
3 Perdana Karya Perkasa Tbk 1,44795 Bangkrut
4 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 10,68897 Sehat
5 Golden Eagle Energy Tbk 4,76219 Sehat
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 9 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2012


Z-Score Prediksi
No. Nama Perusahaan
2012 Kebangkrutan
1 Bara Jaya Internasional Tbk (0,01809) Bangkrut
2 Samindo Resources Tbk 2,63211 Grey Area
3 Perdana Karya Perkasa Tbk 1,33724 Bangkrut
4 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 8,29423 Sehat
5 Golden Eagle Energy Tbk 12,48355 Sehat
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 10 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2013


Z-Score Prediksi
No. Nama Perusahaan
2013 Kebangkrutan
1 Bara Jaya Internasional Tbk 2,67217 Grey Area
2 Samindo Resources Tbk 2,76545 Grey Area
3 Perdana Karya Perkasa Tbk 1,16842 Bangkrut
4 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 6,47646 Sehat
5 Golden Eagle Energy Tbk 1,74209 Bangkrut
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 11 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2014


Z-Score Prediksi
No. Nama Perusahaan
2014 Kebangkrutan
1 Bara Jaya Internasional Tbk 1,88138 Grey Area
2 Samindo Resources Tbk 3,18275 Sehat
3 Perdana Karya Perkasa Tbk 0,34223 Bangkrut
4 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 5,47329 Sehat
5 Golden Eagle Energy Tbk 1,20083 Bangkrut
Sumber: Diolah oleh Peneliti

112 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Tabel 12 Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 2015
Z-Score Prediksi
No. Nama Perusahaan
2015 Kebangkrutan
1 Bara Jaya Internasional Tbk 0,75643 Bangkrut
2 Samindo Resources Tbk 3,69874 Sehat
3 Perdana Karya Perkasa Tbk (1,27596) Bangkrut
4 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3,18951 Sehat
5 Golden Eagle Energy Tbk 0,26815 Bangkrut
Sumber: Diolah oleh Peneliti

Tabel 13 Hasil Prediksi Altman Z-Score Tahun 2011-2015


Tahun
No. Kode
2011 2012 2013 2014 2015
(0,42167) (0,01809) 2,67217 1,88138 0,75643
1 ATPK
Bangkrut Bangkrut Grey Area Grey Area Bangkrut
5,99386 2,63211 2,76545 3,18275 3,69874
2 MYOH
Sehat Grey Area Grey Area Sehat Sehat
1,44795 1,33724 1,16842 0,34223 (1,27596)
3 PKPK
Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut
10,68897 8,29423 6,47646 5,47329 3,18951
4 PTBA
Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat
4,76219 12,48355 1,74209 1,20083 0,26815
5 SMMT
Sehat Sehat Bangkrut Bangkrut Bangkrut
Sumber: Diolah oleh Peneliti

113 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

You might also like