Professional Documents
Culture Documents
9786027495425
ISBN:
9786027495425
Editor:
Deni Danial Kesa,Ph.D (Universitas Indonesia)
Reviewer :
Prof. Dr.Ir. Sigit P Hadiwardoyo,DEA (Universitas Indonesia)
Prof.Dr.Retna Apsari,M.Si (Universitas Airlangga)
Prof.Dr.Suharno (Universitas Lampung)
Dr.M.Bruri Triono,M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Muh.Khairudin,MT,Ph.D (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr.Drs D.Iwan Riswandi,SE,MS (Institut Pertanian Bogor)
Wikan Sakarinto,ST,M.Sc,Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Ir Antoni Sihombing,MPD,Ph.D (Universitas Indonesia)
Dr.Ir Darmawan Octo Sucipto,M.Si (Universitas Brawijaya)
Dr. Putu Saroyini Piartini,MM., Ak (Universitas Udayana)
Dr.Ir Wawan Oktariza, MS (Institut Pertanian Bogor)
Dr.Machsus ST,MT (Institut Teknologi Surabaya)
Dr.Agus Purwanto,M.Si.Akt,CA (Universitas Diponegoro)
Dr Rita Komaladewi,SP,MM (Universitas Padjadjaran)
Penerbit:
Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Bekerjasama dengan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Universitas
Udayana
Redaksi:
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : semnas.fptvi@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam salah
satunya adalah batubara. Pada tahun 2000-an industri ini menghasilkan keuntungan yang
signifikan bagi perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Namun situasi yang
menguntungkan ini berubah pada saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008
ketika harga batubara menurun begitu cepat. Hingga akhir tahun 2012, nilai ekspor batubara
mengalami penurunan paling drastis dan juga diikuti oleh penurunan permintaan domestik
(Yuliana, 2015). Turunnya harga batubara pada tahun 2012 terus berlanjut hingga tahun
2015 yang dipengaruhi oleh kebijakan Cina mengurangi polusi udara yang berdampak pada
pengurangan penggunaan batubara seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1, jika keadaan ini
berlangsung terus-menerus akan berdampak pada terjadinya kebangkrutan sehingga prediksi
kebangkrutan diperlukan sebagai peringatan dini.
Setiawan (2016) dalam laman www.kompas.com mengatakan krisis mengenai
pertambangan hingga mengakibatkan perusahaan tambang batubara terpaksa ditutup tidak
hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi pada Peabody Energy, yakni salah
satu perusahaan tambang batubara swasta terbesar di dunia. Peristiwa ini adalah satu dari
gelombang kebangkrutan yang dialami industri tambang pada pertengahan 2014 hingga
kini Prediksi kebangkrutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan metode Altman Z-Score. Penelitian yang dilakukan oleh Altman dengan
metode multivariate discriminant analysis, menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai
indikasi adanya kebangkrutan dan ketidakbangkrutan.(Sagho dan Ni Ketut, 2015). Hasil
studi Altman ternyata mampu memperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk
data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan 72%
(Fitriyanti dan Irni, 2014).
KERANGKA TEORI
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja
menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. (Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim,
2016: 5). Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. (Sofyan Syafri Harahap, 2015: 105).
Sedangkan Menurut Kasmir (2016: 10) secara umum laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2015:297) rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 1 (2015: 1.4), laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut
ini:
1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode yaitu laporan keuangan yang terdiri
dari aktiva suatu perusahaan pada periode tertentu.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode yaitu laporan yang berisi tentang
penghasilan dan biaya suatu perusahaan dalam periode tertentu.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode yaitu laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki saat ini.
4. Laporan arus kas selama periode yaitu laporan yang berisi tentang kegiatan perusahaan
dalam hal operasi, investasi, dan pendanaan di suatu perusahaan Catatan atas laporan
keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan
lainnya.
5. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mengklarifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.
Kasmir (2016:68) mengatakan bahwa ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan
manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena dianggap berhasil atau gagal;
6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola total aktiva untuk
mendapatkan keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Rasio ini terlihat sangat
penting, sehingga Altman mau memberi nilai terbesar hingga mencapai 3,3. (Tambunan et
al, 2015).
Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi yang
dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi
kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga
dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor swasta. Model yang lama
mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan. Altman mengubah
pembilang Market Value Of Equity pada X4 menjadi book value of equity karena
perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya. Berikut formula yang
dihasilkan (Rahayu, 2016):
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-Score model
Altman (1983), yaitu:
a. Jika nilai Z< 1,23 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial distress.
b. Jika nilai 1,23<Z<2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z> 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress atau
dalam keadaan sehat (safe).
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model
Altman Modifikasi yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial distress.
b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah
perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode random purposive sampling dalam memilih objek
yang diteliti, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Laporan keuangan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2) Mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit di BEI periode 2011-
2015.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan batubara yang go public di Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan informasi melalui buku-buku literatur, jurnal, internet, informasi laporan
keuangan yang terdapat di BEI dan sumber-sumber lainnya seperti Indonesia Investment,
dan yahoo finance. Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi potensi kebangkrutan dengan model
Altman Z-Score. (Utami dan Neneng, 2015).
Keterbatasan
Keterbatasan yang ditemui selama penelitian diantaranya adalah terbatasnya waktu,
tenaga, dan dana yang dimiliki dalam menyelesaikan penelitian jika penelitian dilakukan
terhadap seluruh perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2011-2015, jika penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan
pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015
maka hasilnya bisa jadi lebih akurat dan lebih mencerminkan keadaan yang sesungguhnya
pada perusahaan pertambangan Batubara.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN