You are on page 1of 16

ISBN.

9786027495425

Membangun Penelitian Terapan Berbasis Inovasi dan Sinergi antara


Pendidikan Tinggi Vokasi (UNISTA) Industri serta Pemerintah
menuju Indonesia yang Unggul

Gedung Pasca Sarjana Lt.3 , Kampus Universitas Udayana,


Denpasar, Bali, 9 Februari 2017

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA


Bekerjasama dengan
FORUM PENDIDIKAN TINGGI VOKASI INDONESIA
dan
UNIVERSITAS UDAYANA
Prosiding Seminar Nasional FPTVI 2017
Penulis :
Panitia Seminar Nasional FPTVI 2017

ISBN:
9786027495425

Editor:
Deni Danial Kesa,Ph.D (Universitas Indonesia)

Administrasi dan Tata Letak:


Widyosuwasto, S.Sos
Nara Pangestika Vidyani

Reviewer :
Prof. Dr.Ir. Sigit P Hadiwardoyo,DEA (Universitas Indonesia)
Prof.Dr.Retna Apsari,M.Si (Universitas Airlangga)
Prof.Dr.Suharno (Universitas Lampung)
Dr.M.Bruri Triono,M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Muh.Khairudin,MT,Ph.D (Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr.Drs D.Iwan Riswandi,SE,MS (Institut Pertanian Bogor)
Wikan Sakarinto,ST,M.Sc,Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Ir Antoni Sihombing,MPD,Ph.D (Universitas Indonesia)
Dr.Ir Darmawan Octo Sucipto,M.Si (Universitas Brawijaya)
Dr. Putu Saroyini Piartini,MM., Ak (Universitas Udayana)
Dr.Ir Wawan Oktariza, MS (Institut Pertanian Bogor)
Dr.Machsus ST,MT (Institut Teknologi Surabaya)
Dr.Agus Purwanto,M.Si.Akt,CA (Universitas Diponegoro)
Dr Rita Komaladewi,SP,MM (Universitas Padjadjaran)

Penerbit:
Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Bekerjasama dengan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia dan Universitas
Udayana

Redaksi:
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : semnas.fptvi@gmail.com

ii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Distributor Tunggal :
Seminar Nasional FPTVI 2017
Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia,Gedung A Ruang A-101
Kampus UI Depok
Tel. 021-29027481
Fax.021-29027480
Email : sekretariat@forum-vokasi.id

Cetakan pertama, Mei 2017

Hak Cipta dilindungi Undang Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit.

iii Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


PERANAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK EARNING
MANAGEMENT PADA INDUSTRI BATUBARA

1)
Annisa Kurnia Pratiwi
Akademi Akuntansi Bina Insani Bekasi
2)
Lucia Ari Diyani
Akademi Akuntansi Bina Insani Bekasi
Email: annisa.tiwi1010@gmail.com

Abstract

This study aims to examine independent variables of corporate governance which proxy by audit
committee, composition of board commissioner independent, institutional ownership, managerial
ownership, audit quality, size of commissioner influences on earnings management which proxy
by discretionary accrual. This study used sample of mining industry which is ranked by IICG in
2011-2015 period and listed in BEI during 2010-2014 period. The number of mining industry
that were became in this study were 5 companies. Hypothesis in this study are tested by multiple
linear regression. The results of this study indicate that audit committee, composition of board
commissioner independent, institutional ownership, managerial ownership, audit quality, size of
commissioner has no influences as partial on earning management. As simultaneous with the
coefficient of determination for 21.8%, corporate governance has no influences on earning
management. Based on this circumstance, the results can be advantages to determine the
accurate policy to prevent negative perception on financial report, in this circumstance earning
management.

Keyword: corporate governance, discretionary accruals, earning management

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen yaitu corporate governance dengan
proksi komite audit, komposisi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kualitas audit dan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap
variabel dependen earning management yang diproksikan dengan discretionary accrual.
Penelitian ini menggunakan sampel industri batubara yang diperingkat oleh IICG selama periode
2011-2015 dan terdaftar di BEI selama periode 2010-2014. Jumlah industri batubara yang
dijadikan sampel penelitian ini adalah 5 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan teknik regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit,
komposisi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
kualitas audit dan ukuran dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap earning
management. Secara simultan dengan hasil koefisien determinasi sebesar 21.8%, corporate
governance tidak berpengaruh terhadap earning management. Berdasarkan hal ini, hasil

452 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


penelitian dapat digunakan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk mencegah persepsi
negatif dalam laporan keuangan, dengan hal ini earning management.

Kata kunci: corporate governance, discretionary accruals, earning management

1. Pendahuluan

Corporate Governance merupakan elemen yang penting untuk mewujudkan kehidupan


bisnis yang sehat, bersih dan bertanggung jawab. Menerapkan mekanisme corporate
governance diharapkan dapat mengurangi dorongan untuk melakukan tindakan manipulasi
oleh manajer, sehingga kinerja yang dilaporkan merefleksikan keadaan ekonomi yang
sebenarnya dari perusahaan bersangkutan (Kusumawati et al, 2015).
Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah memperoleh laba semaksimal
mungkin. Manajemen harus menguasai teknik dalam mengatur perolehan pendapatan yang
dilakukan dengan Earning Management. Manajemen laba atau earning management yang
bersifat negatif terbukti telah merusak tatanan ekonomi, etika dan moral. Banyak argumen
yang telah dilontarkan oleh beberapa pihak untuk mempertahankan beberapa pendapatnya,
namun benang merah dalam permasalahan ini adalah manajemen merupakan upaya untuk
mengubah, menyembunyikan dan menunda informasi keuangan. (Sulistyanto, 2014:3-4).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh corporate governance (komite
audit, komposisi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, kualitas audit dan ukuran dewan komisaris) terhadap earning management.

2. Kajian Literatur dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Corporate Governance

Penerapan konsep Corporate Governance diwajibkan oleh pihak regulator demi


menjaga kepentingan perusahaan agar sesuai dengan tujuan perusahaan (Abed et al, 2012).

Cadbury Committee (1992) dalam Cadbury Report, menjelaskan bahwa:


“Corporate governance is the system by which companies a redirected and controlled.
Boards of directors are responsible for the governance of their companies. The shareholders
role in governance is to appoint the directors and the auditors and to satisfy themselves that
an appropriate governance structure is in place”.

Meskipun corporate governance diwajibkan untuk diterapkan diperusahaan, masih banyak


perusahaan yang mengabaikan konsep corporate governance dan melakukan praktik
manipulasi oleh manajer yang melanggar prinsip-prinsipnya, dengan hal ini corporate
governance.

Praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen dapat dijelaskan melalui teori
keagenan.

Teori Keagenan dalam Jensen and Meckling (1976):

453 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


“A number of major attempts have been made during recent years to construct a theory of
the firm by substituting other models for profit or value maximization, with each attempt
motivated by a conviction that the latter is inadequate to explain managerial behavior in
large corporations”.

Teori keagenan yang dijelaskan oleh Amertha (2013) yaitu, apabila perusahaan berada
dalam kinerja buruk, manajer dapat bertindak oportunis dengan menaikkan laba akuntansi
guna menyembunyikan kinerja yang buruk, sebaliknya bila perusahaan dalam kinerja baik
manajer bertindak oportunis dengan menurunkan laba akuntansinya untuk menunda kinerja
yang baik. Perilaku manipulasi manajer dapat dikurangi melalui peran monitoring corporate
governance yang bertujuan untuk meneyelaraskan berbagai kepentingan.

Peran monitoring pertama dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan


melalui komite audit dengan rumus sebagai berikut.
Komite Audit = ∑ Anggota Komite Audit

Peran monitoring kedua dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan melalui
komposisi dewan komisaris independen dengan rumus sebagai berikut.

KDKI =
Anggota Dewan Komisaris Independen
Total Dewan Komisaris

Peran monitoring ketiga dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan melalui
kepemilikan institusional dengan rumus sebagai berikut.

IO =
Jumlah Lembar Saham Yang Dimiliki Institusi
x 100%
Total Lembar Saham Yang Beredar

Peran monitoring keempat dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan


melalui kepemilikan manajerial dengan rumus sebagai berikut.

Jumlah Lembar Saham Manajemen


MO = x 100%
Total Lembar Saham Yang Beredar

Peran monitoring kelima dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan


melalui kualitas audit yang diukur dengan variabel dummy yaitu nilai 0 untuk KAP non BIG4
dan nilai 1 untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP BIG4 internasional.

Peran monitoring keenam dalam menyelaraskan berbagai kepentingan dapat dilakukan


melalui ukuran dewan komisaris dengan rumus sebagai berikut.

UDK = ∑ anggota dewan komisaris

454 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Adapun dengan adanya peran monitoring tersebut manfaat yang didapat dari penerapan
corporate governance salah satunya adalah meningkatkan kinerja perusahaan serta
terciptanya proses pengambilan keputusan yang tepat dan baik.

2.2 Earning Management

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah earning management. earning


management adalah sebuah trik akuntansi dimana fleksibilitas dalam penyusunan laporan
keuangan digunakan atau dimanfaatkan oleh manajer yang berusaha untuk memenuhi target
pendapatan (Healy, 1998 dalam Hery, 2016:74). Earning management dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan discretionary accruals. Discretionary accrual dalam penelitian
ini menggunakan model Jones Modifikasian dengan tahap-tahap sebagai berikut:

I. Total Akrual

TAit = NIit – CFOit

II. Non-Akrual Dikresioner


1 ∆REVit -∆RECit PPEit
NDAit = αi ( ) + β1i ( ) + β2i ( ) + εit
Ait -1 Ait-1 Ait-1

III. Dikresioner Akrual


TAit
DAit = −NDAit
Ait−1

Keterangan:
TAit : total akrual (Total accruals)
NIit : laba bersih operasi (net income)
CFOit : aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation)
Ait-1 : total aset untuk sampel perusahaan I pada akhir tahun t-1
ΔREVit : perubahan pendapatan perusahaan I dari tahun t-1 ke tahun t
ΔRECit : perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t.
PPEit : aset tetap (property, plant and equipment) perusahaan tahun t.
NDAit : nondiscretionary accruals pada tahun t.
DAit : discretionary accruals perusahaan i pada periode t.
α : konstanta yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accrual.

2.3 Pengembangan Hipotesis

a. Pengaruh Komite Audit (KA) terhadap Earning Management

455 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Komite Audit dibentuk untuk memenuhi peraturan perusahaan dan diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan informasi manajemen. Kesimpulan dari penelitian Nugraheni
et al, (2015) adalah komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, karena
komite audit dibentuk untuk memenuhi regulasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) adalah komite audit independen
dalam penelitian ini terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, maka
diharapkan komite audit lebih meningkatkan pengawasan terhadap pihak manajemen agar
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan semakin baik dan berkualitas. Dari
penelitian terdahulu ini, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut.

H1 : Komite audit tidak berpengaruh terhadap earning management.


b. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen (KDKI) terhadap Earning
Management

Kusumawati et al, (2015) memberikan bukti bahwa proporsi dewan komisaris


independen berpengaruh terhadap manajemen laba riil. Penelitian yang dilakukan oleh
Abdillah (2014) terbukti bahwa proksi dewan komisaris independen berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap discretionary accrual yang berarti berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya ini dapat diperoleh
hipotesis sebagai berikut.

H2 : Komposisi Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap earning


management.
c. Pengaruh Kepemilikan Intitusional (KI) terhadap Earning Management

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak


manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan
terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Boediono, 2005 dalam
Hidayanti dan Paramita, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayanti dan Paramita
(2014) menemukan hasil bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Berdasarkan penelitian sebelumnya maka diperoleh hipotesis sebagai
berikut.

H3 : Kepemilikan institusional tidak berpengaruh berpengaruh terhadap earning


management.
d. Pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM) terhadap Earning Management

Budiono (2005) dalam Hidayanti dan Paramita (2014) menjelaskan bahwa persentase
tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung mempengaruhi tindakan
manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Hidayanti dan Paramita (2014) menemukan
bukti kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba riil. Berdasarkan
bukti diatas hipotesis yang dapat dibuat sebagai berikut.

456 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap earning management.

e. Pengaruh Kualitas Audit (KUAAUDIT) terhadap Earning Management

Independent of auditor size, smaller audit firms have justified proposed wealth
transfers from clients and from larger audit firms (De Angelo, 1981). Penelitian
Christiani (2014) menyimpulkan kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP
(KAP The big-4 dan KAP non The big-4 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Berdasarkan penelitian diatas didapat hipotesis sebagai berikut.

H5 : Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap earning management.


f. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terhadap Earning Management

Penelitian Hidayanti dan paramita (2015) menemukan hasil empiris bahwa ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil, ini menunjukkan bahwa
berapapun jumlah dewan komisaris perusahaan, tidak mempengaruhi manajer dalam
melakukan manajemen laba riil. Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dalam
penelitian ini terbukti tidak efektif dalam mengurangi tindakan manajemen laba riil.
Berdasarkan penelitian tersebut hipotesis yang dapat dibuat adalah sebagai berikut.

H6 : Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap earning management.


g. Pengaruh Corporate Governance terhadap Earning Management

Penelitian Mais dan Rosmaniar (2015) menemukan hasil bahwa corporate


governance secara simultan tidak berpengaruh terhadap earning management. Secara
keseluruhan corporate governance tidak memberikan pengaruh terhadap earning
management, dengan demikian implementasi corporate governance secara relatif masih
baru dan hanya sebatas peraturan perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut hipotesis
yang dapat dibuat adalah sebagai berikut.

H7 : Corporate governance berpengaruh terhadap earning management

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menguji pengaruh variabel independen
yaitu corporate governance dengan variabel dependen yaitu earning management. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan batubara yang pernah diperingkat oleh IICG periode
2011-2015 dan terdaftar di BEI periode 2010-2014. Teknik penelitian ini menggunakan
random purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sample yang sesuai dengan
criteria yang ditentukan. Terdapat 5 perusahaan yang menjadi sample penelitian ini.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan:

457 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


1. Uji statistik deskriptif

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 1, rata-rata earning management yang


diproksikan DA dari 25 observasi diperoleh sebesar -789353.56 dan nilai standar deviasi
sebesar 2553807,209.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Gambar 1, dalam grafik histogram menunjukkan bahwa data terdistribusi normal,


yaitu grafik yang simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri yang berarti bahwa
model regresi memiliki pola distribusi yang normal. Pada gambar 2, grafik normal P-P
Plot menunjukkan bahwa variabel berada menyebar disekitar garis diagonal Y=X dan
mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi
secara normal. Tabel 2, menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0.132 dan signifikan pada 0.200. Nilai signifikansi 0.200 > 0.05 maka dapat
dikatakan bahwa 25 data observasi uji normalitas data normal.

b. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 3, nilai VIF < 10 hasil menujukkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel corporate governance. Nilai Tolerance > 0.10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.

c. Uji Autokorelasi

Pengujian adanya autokolerasi dapat dilakukan menggunakan uji Durbin-Watson


Test. Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi adalah sebagai berikut.

1) Jika nilai DW antara 0 - 1,5 maka terjadi autokorelasi positif


2) Jika nilai DW antara 1,5 - 2,5 maka tidak terjadi autokorelasi
3) Jika nilai DW antara 2,5 - 4 maka terjadi autokorelasi negative

Berdasarkan tabel 4, nilai DW sebesar 3.109, maka dapat disimpulkan bahwa


terjadi autokorelasi negatif, ini menunjukkan nilai DW > batas atas dan < batas bawah.
Model regresi pada tabel 4 tidak dapat dikatakan baik karena terjadi autokorelasi
negatif, model regresi ini dapat diobati dengan menggunakan metode cochrane orcutt
dan menghasilkan data pada tabel 5 nilai DW sebesar 2.176, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

458 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Pada gambar 3 menunjukkan bahwa tidak membentuk pola tertentu yang teratur,
titik-titik menyebar dibawah angka nol pada sumbu Y. Sehingga model regresi yang
digunakan tidak menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas.

4. Analisis Regresi Berganda

a. Uji koefisien determinasi (R2)

Tabel 8 menunjukkan bahwa R2 sebesar 0.218, yang berarti bahwa hanya 21.8%
variabel earning management dapat diprediksi dari kombinasi 6 variabel corporate
governance. Sebanyak 78.2% variabel earning management diprediksi oleh faktor-
faktor lain.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah 2.101, maka hasil uji statistik t pada
tabel 6, dapat disimpulkan bahwa Komite Audit (KA), Komposisi Dewan Komisaris
Independen (KDKI), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM),
Kualitas Audit (KUAAUDIT), dan Ukuran Dewan Komisaris (UDK) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap earning management.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Hasil pada tabel 7 menunjukkan nilai F hitung sebesar 2.113 dengan nilai
signifikan 0.102 > alpha 0.05 dan F tabel sebesar 2.66, dapat disimpulkan F hitung < F
tabel.

5. Kesimpulan

1. Komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap earning management.


2. Komposisi dewan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
earning management.
3. Kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap earning management.
4. Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap earning management.
5. Kualitas audit yang merupakan variabel dummy secara parsial tidak berpengaruh terhadap
earning management.
6. Ukuran dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap earning management.
7. Corporate governance (komite audit, komposisi dewan komisaris, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, kualitas audit dan ukuran dewan komisaris) secara
simultan tidak berpengaruh terhadap earning management.

459 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


6. Implikasi

Terdapat beberapa unsur didalam corporate governance. Unsur-unsur tersebut tidak dapat
memprediksi praktik earning management walau digabungkan secara bersamaan. Karena
unsur-unsur corporate governance tidak ada hubungannya dengan keuangan, dengan hal ini
earning management.

7. Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini terdapat pada keterbatasan waktu penelitian, dana dan
data yang hanya menggunakan satu industri yaitu industri batubara. Keterbatasan yang lain
yaitu terdapat pada jumlah perusahaan yang hanya diperingkat oleh IICG selama periode
penelitian yang mengakibatkan terbatasnya sampel. Selain itu, penelitian ini menggunakan 2
perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial sehingga perbedaan persentase
kepemilikan manajerial sangat jauh. Alangkah baiknya apabila menggunakan tahun penelitian
yang lebih lama, kemungkinan penelitian ini akan lebih akurat.

8. Referensi

Abdillah, Selvy Yulita. 2014. “Pengaruh Good Corporate Governance Pada Manajemen
Laba”. Malang: Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi Vol.4, No.1 2016, Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis Universitas Kanjuruhan.
Abed, Suzan., Ali Al-Attar, dan Mishie Suwaidan. 2012. “Corporate Governance and
Earning Management: Jordanian Evidence”. International Business Research.
Amertha, Indra Satya Prasavitha. 2013. “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen
Laba dengan Moderasi Corporate Governance”. Bali: E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan, (www.idx.co.id). Diakses 16 oktober 2016.

Cadbury Committee. 1992. Report of the Committee on the Financial


Aspects of Corporate Governance Report with Code of Best Practice. London: Gee &
Co. Publishing.
Christiani, Ingrid. 2014. “Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Satya Wacana.
Corporate Governance Perception index. 2016. Laporan Program Riset dan Pemeringkatan
2011-2013
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. “Auditor Size and Audit Quality”. USA: Journal of
Accounting and Economics 3.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 23”.
Cetakan VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

460 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Hery. 2016. Akuntansi Intermediate, Lengkap Dengan Kumpulan Soal dan Solusinya. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hidayanti, Ery., dan Ratna Widjayanti Dahniar Paramita. 2014. “Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Praktik Manajemen Laba Riil pada Perusahaan Manufaktur”.
Lumajang: Jurnal WIGA Vol. 4 No. 2, September 2014, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Gama Lumajang.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. London :Journal of Financial
Economics
Kusumawati, Eny., Rina Trisnawati, Ahmad Mardalis. 2015. “Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Manajemen Laba Riil”. The 2nd University Research Coloquium
FEB UMS.
Majalah SWA. 2014. Indonesia Most Trusted Company 2013. Jakarta: Swasembada Media
Bisnis.
Majalah SWA. 2015. Perjuangan Menjadi Perusahaan Terpercaya. Jakarta: Swasembada
Media Bisnis.
Majalah SWA. 2016. Bedah Kasus Praktik Manajemen Perusahaan-perusahaan Terpercaya.
Jakarta: Swasembada Media Bisnis.
Rahmawati, Hikmah Is’ada. 2013. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan”. Semarang: Analysis Journal, Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Sulistyanto, Sri. 2016. Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo

9. Lampiran

Tabel 1 Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
DA 25 -5835940 6349852 -789353,56 2553807,209
KA 25 2 7 3,20 1,155
KDKI 25 ,17 ,57 ,3804 ,09550
KI 25 ,00 6,50 ,8656 1,20074
KM 25 ,000000 ,001063 ,00008480 ,000209773
UDK 25 4 15 6,52 2,104
KUAAUDIT 25 ,00 1,00 ,6000 ,50000
Valid N (listwise) 25
Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

461 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Tabel 2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2288686,013953
05
Most Extreme Differences Absolute ,132
Positive ,132
Negative -,111
Kolmogorov-Smirnov Z ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Tabel 3 Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 KA ,908 1,101
KDKI ,375 2,667
KI ,878 1,139
KM ,872 1,147
KUAAUDIT ,298 3,357
UDK ,473 2,113
Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Tabel 4 Uji Autokorelasi Tabel 5 Uji Autokorelasi


Sebelum Pengobatan Setelah Pengobatan
Durbin-
Model Watson Durbin-
1 3,109 Model Watson
Sumber : Data penelitian diolah 1 2,176 dengan IBM SPSS
23

Tabel 6 Uji Regresi Berganda


Coefficientsa
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients T Sig.
462 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2174091,461 1453651,875 -1,496 ,152
KA 13881,544 109674,927 ,029 ,127 ,901
KDKI 2805143,270 2063677,018 ,478 1,359 ,191
KI -32136,001 107270,283 -,069 -,300 ,768
KM -
615987991,7
434630571,3 -,163 -,706 ,489
57
39
UDK 74816,507 83377,332 ,281 ,897 ,381
Kua_Audi
774436,183 442206,613 ,691 1,751 ,097
t
Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23
Tabel 7 Uji Statistik F
ANOVAa,b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regressio 75656050401455,36 12609341733575,8
6 2,113 ,102c
n 0 93
Residual 107435816156160,4 5968656453120,02
18
50 5
Total 183091866557615,8
24
00d

Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Tabel 8 Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryc,d
R Adjusted R Std. Error of
Model R Squareb Square the Estimate
1 2443083,39
,643a ,413 ,218
054
Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Gambar 1 Grafik Histogram

463 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017


Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Gambar 2 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

Gambar 3 Grafik Scatterplot

Sumber : Data penelitian diolah dengan IBM SPSS 23

464 | Prosiding Semnas FPTVI Bali 2017

You might also like