You are on page 1of 22

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

UGD JIWA
( Rafid Assesment)
A. Identitas :
1. Nama : Tn. “W”
2. Umur : 24 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Jln. Sunu
5. Tanggal Pengkajian : 12-09-2018
B. Alasan masuk :
Pasien masuk di UGD RSKD Provinsi Sul-Sel untuk ketiga kalinya karena
selalu menyendiri, bicara sendiri, sering merasa gaduh gelisah tanpa tujuan,
sering melihat bayangan-bayangan putih, pasien juga kadang-kadang mengamuk
dan mudah marah. Saat diajak komunikasi pasien selalu berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan dan mengulang kata-kata yang sama. Keluarga pasien
mengatakan pasien sering mengganti baju setiap hari, gejala ini memberat sejak
2 minggu terakhir, dan sebelumnya pasien minum obat tidak teratur..
C. Kondisi Pasien :
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b. Pernapasan : 20 x/m
c. Suhu : 36.40C
d. Nadi : 84 x/m
2. Keluhan Utama :
a. RUFA 1 – 10 ( Intensif I )
Isi Pikir :
 Selalu berpikir tidak logis
 Ada ide bunuh diri
 Gangguan orientasi realita (waktu, orang & tempat)
Proses Pikir :
 Flight of idea
 Perservasi : Pasien selalu berbicara dan mengulang-ulang
topik pembicaraannya
 Tangensial : -
 Sirkumtansial : Pasien berbicara berbelit-belit dan sampai
tujuan
 Kehilangan assosiasi : -
Perilaku :
 Melakukan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain
 Impulsif : Perilaku pasien impulsif
 Agitasi : Pasien merasa gaduh dan gelisah
 Menolak berinteraksi (orang lain dan petugas)
Emosi :
 Mudah tersinggung
 Marah : Pasien mudah marah
b. RUFA 11 -20 ( Intensif II )
Isi Pikir : Cheek list (bila ada tanda & gejala)
 Pasien masih memiliki pikiran yang tidak logis
 Pasien tidak ada ide bunuh diri
 Pasien mampu orientasi realita (waktu, orang & tempat) tapi
masih dibantu
Proses Pikir :
 Gangguan proses pikir masih ada tapi sudah bisa difokuskan
Perilaku :
 Gangguan perilaku sudah tidak ada
 Pasien dapat berinteraksi dengan beberapa orang
Emosi :
 Pasien masih mudah tersinggung
 Pasien mampu mengontrol marah
 Pasien mampu mengungkapkan kesedihan karena ada orang
dipercaya
c. RUFA 21 – 30 ( Intensif III )
Isi Pikir : Cheek list( bila ada tanda & gejala)
 Pikiran yang tidak logis masih muncul sesekali
 Orientasi realita baik
Proses Pikir :
 Proses berpikir baik
Perilaku :
 Gangguan perilaku sudah tidak ada
 Dapat berinteraksi dengan banyak orang
Emosi :
 Emosi stabil
3. Kesimpulan : Pasien berada pada tingkat kedaruratan RUFA 1-10
(Intensif I)
D. Diagnosa Medis : Skizofernia
E. Psikofarmaka :
1. Risperidoen 2 mg 3 x 1 : Golongan obat psikotik, berfungsi untuk
menimbulkan rasa tenang, meredakan kegelisahan, serta mengurangi perilaku
agresif dan keinginan untuk menyakiti orang lain.

2. Chlorpromazine (CPZ) 100 mg 0-0-1 : Golongan antimuskarinik, berfungsi


mengatasi gejala ekstrapiramidal, baik akibat penyakit Parkinson atau efek
samping obat. gejala ekstrapiramidal tersebut antara lain tremor, tubuh kaku,
gerakan tidak normal dan tidak terkendali baik wajah maupun anggota tubuh
lainnya, serta gelisah

3. Trihexyphenidil (THP) 2 g 2 x 1 : Golongan antipsikotik, berfungsi untuk


menangani mual, muntah, dan cegukan yang tidak kunjung berhenti.
mengurangi gejala psikosis berupa perilaku agresif yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain, serta halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu
yang tidak nyata.
F. Faktor predisposisi
1. Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan dirawat DI RSKD
SULSEL.
2. Pasien rutin mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter selama dirawat
namun setelah pasien dirawat dirumahnya jarang minum obat.
3. Pasien tidak pernah mendapat perilaku kekerasan dari keluarganya.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pasien pernah di tinggal
kan oleh orang yang dicintai
G. Faktor Prepitasi
1. Pasien tidak mengalami masalah keluarga.
2. Pasien tinggal bersama orang tua, dan saudara laki-lakinya
H. Psikososial
1. Genogram

GI

GII 56 58

3 27 24 22 2 1
GIII 0 7
0

Keteramgan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : garis pernikahan

: meninggal dunia : tinggal serumah

GI : Kakek dan nenek klien dari ibu dan ayah sudah meninggal
semua
GII : Ibu klien anak ke-3 dari 5 bersaudara dan tidak ada anggaota
keluarga dari ibu yang menderita penyakit gangguan jiwa.
Sedangkan ayah klien anak ke-6 dari 8 bersaudara dan tidak ada
anggota keluarga dari ayah yang menderita penyakit gangguan
jiwa.
GIII : Klien anak pertama dari 3 dari 6 bersaudara.. Klien saat ini
berumur 24 tahun dan tinggal bersama orang tua, saudara laki-
laku yang ke-2 dan ketiga adiknya. Semua saudara klien sehat
semua.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas : Pasien adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara
c. Peran : Pasien mengatakan berperan sebagai anak dan pasien
tidak bekerja
d. Ideal diri : Pasien ingin pulang kerumah dan berkumpul bersama
keluarga.
e. Harga diri : Pasien tidak merasa malu dan tertekan ketika di bawa ke
RSKD karna pasien ingin minum secara teratur lagi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Pola Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Orang terdekat adalah ibunya karena merupakan
orang yang paling berharga dalam hidupnya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat : Sebelum sakit
pasien kurang aktif dalam kegiatan sosial.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien kadang susah
diajak berkomunikasi
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai keyakinan : Pasien mengatakan beragama Islam
b. Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan sebelum sakit rajin
melaksanakan ibadah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
I. Status Mental
1. Penampilan : Penampilan pasien kurang rapi
2. Pembicaraan : Pasien masih belum mampu memfokuskan pembicaraan.
Pasien kadang berbicara sendiri, dan kalau diajak berkomunikasi pasien
selalu berbelit-belit.
3. Aktivitas motorik : Pasien mampu bergerak dan berjalan, mampu melakukan
kegiatan secara mandiri, makan sendiri namun kadang makanan dilempar.
4. Alam perasaan : Pasien merasa gelisah dan mudah marah
5. Afek : Afek pasien seusai dengan stimulus, pada saat sedih ekspresi wajah
sedih, saat bahagia ekspresi wajah ceria
6. Interaksi selama wawancara : Pasien kooperatif saat wawancara, kontak mata
kurang, dan mudah tersinggung
7. Persepsi : Persepsi kurang baik, pasien selalu berbicara sendiri namun ketika
ditanya apakah pasien selalu mendengar suara-suara atau melihat bayangan
pasien mengatakan sering melihat ada bayangan putih.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan, Halusinasi pendengaran
8. Proses fikir : Ketika diajak berbicara, pembicaraan pasien berbelit-belit dan
sampai pada tujuan dan topik pembicaraan
9. Isi pikir : Pasien mengatakan selalu ingin pulang dan berjanji tidak akan
melakukan kesalahannya
10. Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran pasien baik, pasien mampu
menyebutkan hari, orang dan tempat dengan baik
11. Memori : Kemampuan daya ingat jangka panjang dan pendek pasien baik
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi mudah beralih tetapi klien mampu berhitung sederhana
misalnya 1-10.
13. Daya tilik diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya dibawa kerumah sakit
untuk berobat
J. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
a. Makan : Ya
b. Pakaian : Ya
c. Perawatan kesehatan : Tidak
d. Keamanan : Tidak
e. Transportasi : Tidak
f. Tempat tinggal : Ya
g. Uang : Tidak
Penjelasan : Pasien hanya mampu memenuhi sebagian kebutuhannya
2. Kegiatan kehidupan sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi : Mandiri
2) Kebersihan : Mandiri
3) Makan : Mandiri
4) BAK/BAB : Mandiri
5) Ganti pakaian : Mandiri
Penjelasan : pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Nutrisi
1) Pasien merasa puas dengan pola nya
2) Pasien tidak makan memisahkan diri
3) Frekuensi makan sehari : 2x sehari
4) Nafsu makan : Kurang
Masalah Keperawatan : Kurang nafsu makan
c. Tidur
1) Pasien susah tidur
2) Pasien merasa tidak segar setelah bangun
3) Pasien kadang-kadang memiliki kebiasaan tidur siang
4) Jam tidur malam : Tidak menentu
Masalah Keperawatan : Gangguan pola tidur
K. Mekanisme Koping
1. Adaptif : Saat ada masalah pasien hanya diam dan tidak menceritakan
kepada orang lain
2. Maladaptif : Keluarga pasien mengatakan pasien saat marah sering melempari
barang-barang dan mengancam orang yang ada disekitarnya. Pasien juga
tampak memegang pisau
Masalah Keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
L. Masalah Psikososial dan lingkungan
Pasien diterima dengan baik dilingkungan tempat tinggalnya
M. Pohon Masalah :

Resiko perilaku kekerasan :

Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Akibat)

(core problem)
Halusinasi

Isolasi sosial (Penyebab)

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


1 DS :
a. Pasien mengatakan bahwa sering
melihat bayangan-bayangan putih
b. Pasien sering merasa gaduh gelisah
tanpa tujuan
DO :
a. Selalu menyendiri Gangguan persepsi sensori :
b. Bicara sendiri Halusinasi penglihatan
c. Ketawa sendiri
d. Pasien nampak gelisah
e. Pasien mudah marah.
f. Pasien selalu berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan dan mengulang
kata-kata yang sama
N. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

Pedoman Tindakan Keperawatan

Di Unit Gawat Darurat Jiwa

Tingkat Kedaruratan Strategi Pelaksanaan Tindakan


( Skala RUFA ) (SP)
SP 1 (Pasien) 1. Membina hubungan saling percaya
2. Memberikan rasa aman
Intensif 1
3. Mengorientasikan pada realita
4. Membantu menghindari cedera
SP 2 (Pasien) 1. Mengobservasi tanda-tanda vital
2. Memberikan injeksi sesuai advis dokter
SP 3 (Pasien) 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien
2. Membantu pasien dalam pemenuhan
Intensif 2
kebutuhannya
SP 4 (Pasien) 1. Mengidentifikasi kemampuan positif
pasien (khususnya kemampuan
berinteraksi)
2. Membantu pasien dalam mempratekkan
kemampuan positif yang dimiliki
Intensif 3
SP 5 (Pasien)  Mengajarkan dan melatih pasien dalam
minum obat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEGAWAT DARURATAN
Hari/Tanggal/Jam DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Rabu / 12 Resiko perilaku Intensif I SPIP
September 2018 / kekerasan SPIP S:
10.00 Wita 1. Membina hubungan saling percaya a. Pasien tersenyum dan membalas salam dari perawat
Hasil : Pasien mau berkenalan, menyebut b. Pasien mengatakan gaduh gelisah
namanya yaitu Tn P, dan menyampaikan apa O:
yang dirasakan a. Pasien Nampak gelisah
2. Memberikan rasa aman b. Pasien berbicara sendiri
Hasil : Pasien di bawa diruangan dan di A : Perilaku kekerasan
baringkan ditempat tidur dan pasien tidak P : Lanjutkan intervensi SPIIP
mengamuk 1. Observasi TTV
3. Mengorientasikan pada realita 2. Pemberian obat sesuai advis dokter
Hasil : Pasien mengatakan dirinya saat ini
sedang dirawat di RSKD dan pasien
menyebutkan nama hari yaitu hari Rabu
Rabu / 12 Resiko perilaku SPIIP S : Pasien mengatakan ingin di lakukan pemeriksaan
September 2018 / kekerasan 1. Mengobservasi tanda-tanda vital TTV
10.00 Wita Hasil : Tekanan Darah : 120/80 O : Pasien tampak tenang di periksa dan minum obat
mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Suhu : A : Perilaku kekerasan
36.80C, Nadi : 80 x/m P : Lanjutkan intervensi SPIIIP
1. Identifikasi kebutuhan pasien
2. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhannya
Rabu / 12 Resiko perilaku Intensif II S : Pasien mengatakan ingin mandi tanpa bantuan dari
September 2018 / kekerasan SPIIIP perawat
10.00 Wita 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien O : Pasien tampak mandi secara mandiri
Hasil : pasien mampu melakukan kegiatan A : Perilaku kekerasan
secara mandiri P : Lanjutkan intervensi SPIVP
2. Membantu pasien dalam pemenuhan 1. Identifikasi kemampuan positif pasien (khususnya
kebutuhannya kemampuan berinteraksi)
Hasil : Pasien diperintahkan untuk mandi 2. Bantu pasien dalam mempratekkan kemampuan
dan mengganti pakaian positif yang dimiliki
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan persepsi sensori 1. Pasien mampu membina Setelah …x pertemuan klien dapat SP1P
: halusinasi penglihatan hubungan saling percaya menyebutkan: 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
1. Pasien mampu mengenal 2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
2. Pasien mampu mengenal
perilaku kekerasan yang dialami 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
halusinasi yang dialami yang
yang dialami 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
dialami
klien
2. Pasien mampu mengontrol
3. Pasien mampu mengontrol 5. Mengidentifikasi situasi yang dapat
perilaku kekerasan dengan cara
halusinasi dengan cara menimbulkan halusinasi klien
menghardik
menghardik 6. Mengidentifikasi respon klien terhadap
halusinasi
4. Pasien mampu mengontrol 7. Mengajarkan klien menghardik
halusinasi sesuai dengan halusinasi
jadwal kegiatan harian. 8. Menganjurkan klien memasukkan
kedalam kegiatan harian
Setelah …x pertemuan klien dapat SP2P
menyebutkan: 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Pasien mampu mengontrol pasien
perilaku kekerasan dengan cara 2. Melatih pasien mengontrol halusinasi
minum obat dengan minum obat
2. Pasien mampu mengontrol 3. Menganjurkan pasien memasukkan ke
perilaku kekerasan sesuai dengan dalam jadwal kegiatan harian
jadwal kegiatan harian
Setelah …x pertemuan klien dapat SP3P
menyebutkan: 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Pasien mampu mengontrol klien
perilaku kekerasan dengan cara 2. Melatih klien mengendalikan halusinasi
menghardik dengan cara bercakap-cakap dengan
2. Pasien mampu mengontrol orang lain/keluarga
perilaku kekerasan sesuai dengan 3. Menganjurkan klien memasukkan
jadwal kegiatan harian. kedalam kegiatan harian klien
Setelah …x pertemuan klien dapat SP4P
menyebutkan: 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Pasien mampu mengontrol klien
perilaku kekerasan dengan cara 2. Melatih klien mengontrol halusinasi
verbal dengan cara melakukan kegiatan
2. Pasien mampu mengontrol 3. Menganjurkan klien memasukkan ke
perilaku kekerasan sesuai dengan dalam jadwal kegiatan harian
jadwal kegiatan harian.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Gangguan Rabu SP1P SP 1 pasien :
1. Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, fekuensi halusinasi klien
persepsi sensori 12 September 2018 S:
Hasil : Pasien mengatakan melihat bayangan putih pada
: halusinasi 13.00 WITA a. Klien mengatakan masih melihat bayangan-
malam hari dan menyuruhnya keluar rumah
penglihatan bayangan putih
2. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi
b. Klien mengatakan mengerti tentang isi
klien
halusinanasinya
Hasil : Pasien mengatakan jika melihat bayangan itu
c. Klien mengatakan kadang menyendiri dan
langsung merasa gelisah dan ingin keluar rumah terus.
takut jika melihat bayangan itu.
3. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
O:
Hasil : Pasien merasa sedih
a. Klien tampak berbicara ngaur
4. Mengajarkan klien menghardik halusinasi dengan cara
b. Kontak mata kurang
menutup mata
c. Klien tampak ketakutan
Hasil : Pasien melakukan yang diajarkan
d. Klien menyebutkan isi halusinasinya
5. Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan harian
A : Halusinasi Penglihatan (+)
Hasil : Telah dimasukkan dijadwal kegiartan harian
P:
1. Evaluasi Sp1 mengontrol PK secara fisik 1
Fase Orientasi 2. Sp2P : Ajarkan klien cara mengontrol
a. Salam Terapeutik halusinasi dengan cara minum obat teratur
“Selamat pagi mas. Perkenalkan nama saya Windawati.
Senang dipanggil Winda. Saya mahasiswa Ners Stikes
Panakkukang yang sedang praktik di Ruangan disini. Saya
yang akan merawat mas. Nama mas siapa? Lebih senang
dipanggil apa?.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan nya hari ini?
c. Kontrak
“Kak sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan kakak
tentang bayangan-bayangan yang mengganggu dan cara
mengontrol suara-suara tersebut. Apakah kakak bersedia?
kakak ingin kita bicara di mana? Di ruang tamu?
Bagaimana kalau diruangan ini saja?Berapa lama
kak?Bagaimana kalau 30 menit?”
Fase Kerja
“Apakah kakak bayangan?Saya percaya kakak melihatnya dan
saya sendiri tidak melihatnya. Apakah terus-menerus melihat
atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering kakak lihat
bayangan itu? Berapa kali sehari di alami? Pada keadaan apa
bayangan itu terlihat? Apakah waktu sendiri? Apa yang kakak
rasakan pada saat melihat bayangan itu? Bagaimana perasaan
kakak saat melihat bayangan itu? Kemudian...apa yang kakak
lakukan? Apakah dengan cara itu bayangan itu hilang? Apa
yang kakak alami itu dinamakan halusinasi. Ada empat cara
untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan melakukan aktivitas. Bagaimana kalau kita
latih satu cara dulu ya? Yaitu dengan menghardik. Bagaimana
kalau kita mulai ya! Begini saya akan mempraktekkan dahulu
baru nanti kak mempraktekkan kembali apa yang saya telah
lakukan. Begini kak! Jika bayangan itu muncul katakan dengan
keras pergi kamu...pergi...saya tidak mau lihat kamu bayangan
palsu sambil menutup kedua mata kakak. Seperti ini ya pak!
Coba sekarang kak ulangi lagi seperti yang telah saya lakukan
dan peragakkan. Wah bagus sekali kak”
Fase Terminasi

a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan nya setelah tadi kita bercakap-
cakap?” Jadi suara-suara itu mengejek kakak, terus-
menerus terjadi dan terutama kalau sendiridan kakak
merasa kesal !Seperti yang telah kita pelajari bila suara-
suara itu muncul kakak katakan “pergi…pergi…saya tidak
mau dengar itu suara palsu” lakukan itu selama tiga kali
sehari yaitu jam 05.00, 14.00 dan 21.00 sesuai dengan
jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya?
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Baiklah kak nanti saya akan melihat bagaiman kakak
melakukan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
dan saya akan melatih cara kedua yaitu dengan cara minum
obat teratur.”
c. Kontrak yang akan datang
“Nah untuk hari ini sampai disini dulu. nanti kita akan
bertemu lagi ya pak! Mau jam berapa? Bagaimana kalau
seperti ini, jam 13.30?sampai jumpa. Selama siang”

Gangguan Rabu SP2P S : Pasien mengatakan sudah mampu mengulangi


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
persepsi sensori 12 September 2018 cara mengontrol halusinasi dengan cara
Hasil : Pasien mampu melakukan kegiatan sebelumnya
: halusinasi 13.30 WITA menghardik halusinasi dan klien mampu
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan minum obat
penglihatan mengontrol marah dengan cara minum obat
Hasil : Pasien mampu minum obat secara teratur
O :bPasien cooperative, klien tampak melakukan cara
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
kegiatan harian
dan klien tampak minum obat yang disediakan
Hasil : Pasien setuju untuk memasukkan minum obat
A : Halusinasi penglihatan (+)
sebagai jadwal harian
P : Evaluasi Sp1,2,3,4, mengontrol Halusinasi
Tahap Orientasi :
“Selamat siang kak, sesuai dengan janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi” . “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan
menghardik halusinasi?
Evaluasi validasi :
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Tahap Kontrak :
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol halusinasi?”.
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
di tempat kemarin?”. “Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
Tahap Kerja :
“Pak sudah dapat obat dari dokter?”. Berapa macam obat yang
bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa bapak
minum? Bagus!. “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya
orange namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih
ini namanya THP agar rileks dan tegang, dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah
berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam
7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam”. “Bila nanti setelah
minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu”.“Bila terasa
mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”. “Nanti di ruangan sebelum minum obat ini
bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak
tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa
saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah
benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi
apakah benar obatnya!”.“Jangan pernah menghentikan minum
obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan.” “Sekarang kita masukkan waktu minum
obatnya kedalam jadwal ya pak.”
Tahap Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang cara minum obat yang benar?”. “Coba bapak sebutkan
lagi jenis obat yang bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?”. “Nah, sudah berapa cara mengontrol halusinasi
yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadual
kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.

You might also like