Professional Documents
Culture Documents
tangan sebesar 57%. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Larson dkk ditahun 2009 pada 40
rumah sakit di Indonesia melaporkan bahwa kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan
hand hygiene sebelum dan setelah kepasien bervariasi antara 24% sampai 89% (rata-rata
56,6%). Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi nasional perilaku benar
Hasil survey data rumah sakit di RSUP Sangah pada tahun 2014-2016 menunjukan
bahwa kepatuhan dalam melakukan kebersihan tangan pada tahun 2014 sebesar 66.08%,
tahun 2015 sebesar 79.21%, tahun 2016 sebesar 82.14%. Hal ini memang belum mencapai
100% seperti apa yang ditargetkan oleh RSUP Sanglah. Tingkat kepatuhan kebersihan tangan
sesui lima momen di RSUP Sangah periode bulan Oktober-Desember 2016 yaitu momen satu
(Sebelum kontak dengan pasien) sebesar 79.68%, momen dua (Sebelum melakukan prosedur
asepsis) sebesar 81.06%, momen tiga (setelah terkena atau terpapar cairan tubuh pasien) sebesar
82.99%, momen empat (setelah kontak dengan pasien) sebesar 81.17%, momen lima (setelah
kontak dengan lingkungan di sekitar pasien) sebesar 78.3%. Di ruang Kamboja yang merupakan
bagian dari ruang rawat inap IRNA C RSUP Sanglah Denpasar, kepatuhan cuci tangan petugas
kesehatan mencapai 74.52% (Tim Pencegah dan Pengendali Infeksi RSUP Sanglah Denpasar, 2015).
Keaslian Penelitian Berdasarkan telaah literatur, penelitian yang terkait dengan judul dari
penelitian ini adalah : 1. Nuryati (2013) Hubungan Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan Dan
Kejadian Infeksi Nosokomial di Ruang ICU Dan NICU RS Awal Bros Tangerang. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan kepatuhan cuci tangan perawat dan kejadian infeksi nosokomial di RS
Awal Bros Tangerang. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan jenis deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang perawat di
ruang ICU dan NICU. Analisa data untuk univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, bivariat
dengan mengunakan chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kepatuhan cuci
tangan pada kategori tidak patuh 40%, dan variabel kejadian infeksi sebesar 20%. Hasil uji Chi Square
(p= 0.068, alpha < 0.1) membuktikan ada hubungan kepatuhan perawat melakukan cuci tangan dan
kejadian infeksi nosokomial. 9 2. Saragih dan Rumapea (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di
Rumah Sakit Columbia Asia Medan” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik
perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja) dengan tingkat
kepatuhan perawat melakukan cuci tangan di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga
keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Columbia Asia Medan sebanyak 280 orang, dengan teknik
kuesioner dan analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Pearson. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai
cuci tangan dengan tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan ( p = 0,02), ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan (p = 0,04),
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan tingkat kepatuhan perawat melakukan cuci
tangan (p = 0,02), ada hubungan yang bermakna antara lama bekerja dengan tingkat kepatuhan
melakukan cuci tangan (p = 0,04) di Rumah Sakit Columbia Asia Medan. Rumah sakit Columbia Asia
Medan memiliki tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan dengan kategori kepatuhan minimal
(72,61%). 3. Arfianti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat kepatuhan cuci tangan perawat di RSI Sultan Agung Semarang” Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kolerasi dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua tenaga 10 keperawatan berlatar belakang pendidikan D3 Keperawatan yang bekerja di
RSI Sultan Agung Semarang berjumlah 103 orang yang tersebar di semua unit pelayanan
keperawatan. Metode sampling yang digunakan metode proportionate simple random sampling,
dengan sampel penelitian sebanyak 82 perawat. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik
tentang cuci tangan. Sebagian besar responden bekerja di ruang yang tersedia fasilitas tempat cuci
tangan. Sebagian besar responden patuh dalam melakukan cuci tangan. Ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan cuci tangan perawat di rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang (p=0,039). Ada hubungan yang signifikan antara tempat tugas dengan
kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (p=0,036). Ada
hubungan yang signifikan antara fasilitas tempat cuci tangan dengan kepatuhan cuci tangan perawat
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (p=0,005). Dari beberapa contoh penelitian di atas,
belum ada yang mengidentifikasi secara spesifik mengenai hubungan variabel motivasi dengan
variabel kepatuhan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan motivasi