ICD 10 : K 75.0 1. Pengertian (Definisi) Abses hati adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati. 2. Anamnesis 1. Anoreksia 2. Nyeri perut kanan atas 3. Kelemahan 4. Demam 5. Penurunan berat badan 6. Mual dan muntah 7. Menggigil 8. Diare 9. Nafsu makan menurun 10. Sesak 11. Batuk 3. Pemeriksaan Fisik 1. Peningkatan temperatur, hepatomegali, nyeri tekan 2. Jaundice jarang; bila ada: obstruksi traktus biliaris atau penyakit kronik lainnya 3. Gejala dan tanda di paru dapat terjadi, pericardial rub dan peritonitis jarang 4. Friction rub kadang terdengar di hati
Pada abses hati piogenik:
1. Dapat terjadi kelainan paru kanan: pekak pada perkusi, penurunan suara napas (segmen superior lobus kanan) yang terjadi pada 20-30% kasus 2. Anemia 3. Dehidrasi 4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis : demam, perasaan nyeri perut kanan atas 2. Pemeriksaan fisik : ikterus, hepatomegali yang nyeri tekan, nyeri tekan perut kanan atas, bila abses di permukaan, fluktuasi (+) 3. Laboratorium : leukositosis, gangguan fungsi hati,bila ikterus positif, bilirubin meningkat, umumnya albumin rendah, ditemukan kista pada analisis feses 4. USG : rongga dalam hati 5. Aspirasi : pus (+) 5. Diagnosis Kerja Abses Hati (ICD 10: K 75.0) 6. Diagnosis Banding 1. Hepatoma 2. Kolesistisis 3. Tuberkulosis hati 4. Aktinomikosis hati 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium : DL, LED, SGPT, Bilirubin T/D 2. Analisis feses : E.hystolitica 3. USD abdomen 8. Tata Laksana 1. Suportif : Tirah baring, diet tinggi kalori tinggi protein Kompres Hidrasi dengan cairan yang cukup Antinyeri: dapat diberikan parasetamol atau ibuprofen 2. Abses hati amuba : Metronidazole 3 x 750 mg per oral selama 7-10 hari 3. Abses hati piogenik : Ampisilin dan aminoglikosida (dari saluran empedu) Sefalosporin (dari usus) Metronidazol (semua abses hati piogenik, untuk infeksi anaerobik) Kombinasi beta laktam dan penghambat aktivitas beta laktamase (dari usus, dan untuk infeksi anaerob) – Diberikan selama 2 minggu, dilanjutkan per oral 6 minggu Streptococcus: antibiotika oral dosis tinggi > 6 minggu Pada abses campuran: kombinasi metronidazol dan antibiotika 4. Drainase cairan abses: Drainase cairan abses terutama pada kasus yang gagal dengan terapi konservatif atau bila abses berukuran besar (> 5 cm) Kesepakatan PEGI (Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia) dan PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) di Surabaya pada tahun 1996 : Abses hati dengan diameter 1-5 cm : terapi medikamentosa, bila respon negatif dilakukan aspirasi Abses hati dengan diameter 5-8 cm : terapi aspirasi berulang Abses hati dengan diameter ≥ 8 cm, drainase per kutan 5. Drainase dengan pembedahan (dengan laparoskopik) diindikasikan pada: Abses hati piogenik yang gagal setelah drainase perkutaneus Ikterik yang tidak sembuh Penurunan fungsi ginjal Abses multilokuler
9. Edukasi 1. Tentang terjadinya penyakit
2. Tatalaksana 10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam 11. Tingkat Evidens I 12. Tingkat Rekomendasi B 13. Penelaah Kritis dr. Lailatul Fitriyah, Sp.PD 14. Indikator 80% ukuran abses akan mengecil pada evaluasi USG setelah 10 hari perawatan 15. Kepustakaan 1. Waleleng, B. J, Wenas, N. T, Rotty, L. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Abses Hati Piogenik. Interna Publishing. 2014. Hal. 1996 – 1999. 2. Nusi, Iswan A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Abses Hati Amuba. Interna Publishing. 2014. Hal. 1991 – 1995. 3. Rajagopalan, Brig S, Langer, Col V. Hepatic abscesses. Medical Journal Armed Forces India. 68. 2012. Pg 271 – 275 4. Lardière-Deguelte S, et al. Hepatic abscess: Diagnosis and management. Journal of Visceral Surgery. 2015.