You are on page 1of 10

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN PADA

LANSIA

Disusun oleh:
Asri Wuria N.
Nim:07.005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KABUPATEN MALANG


PROGAM DIII KEPERRAWATAN
2009
Model Pendidikan Kesehatan pada Lansia
1. Definisi manusia
Manusia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan setruktur dan
fungsi normalnya sehimgga tidak dapat bertahan terhadap infeksi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
(constantinildes,1994).
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap
infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan strukyural yang disebut
sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi,aterosklerosis, diabetes militus,dan
kangker)
Adanya yang menganalogikan menuanya manusia seperti ausnya suku cadangan
suatu mesin yang bekerja sangat kompleks yang bagian-bagiannya sangat komplek dan
saling mempengaruhi. Analisis tidak setuju dengan hal ini karena manusia mempunyai
jiwa dsan budaya yang banyak mempengaruhi fisiknya.
ASPEK PEMBINA KESEHATAN

2.PEDOMAN PEMBINA KESEHATAN


Tujuan pembinaan kesehatan bagi kaum lanjut usia adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna
dalam kehidupan keluarga dan masyrakat.
Mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut/masa virilitas)
memerlukan informasi pengetahuan sebagai berikut;
1. mengetahui sedini mungkin adanya akibat proses penuaan, misalnya adanya
keluhan-keluhan :
mudah jatuh atu jatuh berulang kali,
mudah lelah,
nyeri dada,
berdebar-debar,
sesak nafas waktu melakukan kerja fisik dan lain-lain.
2. mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3. melakukan latihan kesegaran jasmani.
4. melakukan diet dengan menu yang seimbang.
5. Meningkstksn kegiatan sosial di masyarakat.
6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka yang berusia 55-64 tahun (masa presenium) memerlukan informasi
pengetahuan mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
2. Perawatan gizi/diet seimbang.
3. Kegiatan olahraga/kesegaran jasmani.
4. Perlunya berbagai alat bantu untuk tetap berdayaguna.
5. Pengembangan hubungan sosial di masyarakat.
6. Peningkatan hubungan sosial di masyarakat.
7. Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok risiko tinggi memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut:
1. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi,aktuvitas di
dalam maupun di luar rumah.
2. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebuthan gan kemampuan yang ada pada
mereka.
3. Pemeriksaan secara berkala.
4. Pearwatan Fisioterapi di rumah sakit terdekat.
5. Latihan kesegaran jasmani.
6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Secara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat
dijalankan adalah sebagai berikut:
1. Hindari berat badan yang telalu berat (obesitas atau overweight).
2. Kurangi makanan dan pilihan makanan yang sesuai.
3. Olahraga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
4. Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik perlu dihindari. Ada tiga macam
faktor:
faktor resiko yang tak dapat dihindari :umur, jenis kelamin,faktor keturunan.
faktor resiko yang sukar dihindari :kepribadian.
faktor resiko yang dapat dihindari/ diabatasi: merokok, hipertensi, diabetes
melitus, kelebihan berat badan,hiperkolesterolemia.
5. Menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan.
6. Tindakan-tindakan mengisi kehidupan
7. Persiapan menghadapi pensiun.
8. Pemeriksaan kesehatan secara periodik.
3. PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN
Tentunya kita semua sependapat bahwa tujuam pembinaan Lanjut Usia adalah
agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera. Oleh karena itu tentunya kemandirian,
kegunaan dan kesejahteraan dapat dijadikan kriteria akan kualitas hidupnya. Untuk dapat
menjalani hidup yang berkualitas diperlukan bekal. Bagi seorang lanjut usia bekal ini
dapat berupa pengalaman ,pengetahuan dan keahlian, kearifan dan kesehatannya.
Seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin tua,
pengalaman juga semakin banyak, pengetahuannya
akan luas, keahlianya semakin mendalam dan kearifanya semakin mantap. Namun
demikian, kebugaran dan kesehatannya biasanya semaikn menurun. Bersama an dengan
itu, menjelang memasuki saatnya memasuki lanjut usia bagi sebagian orang akan
menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hilangnya kedudikan formal
dengan segala konsekwensinya serta perubahan-perubahan yang terjadi yang dirasakan
sebagian hilangnya teman-teman dalam arti kata yang sesungguhnya.
Kesehatan yang dimaksud disini adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental,
sosial dan tidak sekedar bebas penyakit atau cacat. Kondisi kesehatan inilah yang pada
hakikatnya menjadi penompang untuk mengamalkan pengalaman, ilmu, keahlian dan
kearifan secara optimal. Kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh empat faktor utama
yaitu faktor keturunan, lingkungan upaya kesehatan dan perilaku. Terhadap faktor
keturunan tuntunya kita tidak bisa bebuat apa-apa, dalam arti bahwa sesuatu yang
diturunkan akan melekat pada diri kita untuk selama-lamanya.dalam hal yang berkaitan
dengan lingkungan , dalam banyak hal kita sering tidak mempunyai pilihan kecuali kita
bisa memperbaikinya sendiri-sendiri maupun secara kolektif. Upaya kesehatan terutama
menjadi tanggung jawab instintusi kesehatan. Tetapi menyangkut masalah perilaku
sepenuhnya terletak di tangan orang masing-masing.
Dengan perilaku yang sehat , interaksi orang dengan limgkungannya maupun
upaya kesehatan dapat menghasilkan kualitas hidup yang memadai dan mungkin juga
umur panjang. Program tiga sehat pada hakikatnya adalah sebuah program perilaku.
Disebut tiga sehat oleh karena mempunyai tiga komponen, yaitu mental, olahraga dan
gizi, ketiganya merupakan tritunggal. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal
ketigannya harus dijalankan tanpa mengabaikan salah satu. Sebagai program perilaku,
keberhasilan program ini akan sangat tergantung pada niat dan ketentuan yang
menjalaninya.
Pokok-pokok kegiatannya sebagai berikut:
1. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan kaki, kalau
bisa dengan kecepatan 6 km/jam selama 45 menit sampai 1 jam setiap kalinya.
Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan, yang terpenting adalah teraturnya
olahraga tersebut dijalankan.
2. Diet dengan pedoman sebagai berikut :
a. Susunan makanan yabg beraneka ragam,
b. Mengurangi konsumsi gula,
c. Mengurangi konsumsi garam,
d. Membatasi konsumsi lemak,
e. Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori
f. Untuk menjaga disiplin, kiat yang dapat dijalankan adalah 3 kali seminggu
pada hari senin, Rabu, Jumat tidak mengkonsumsi sama sekali makanan hewani.
Sedangkan pada hari-hari lainnya berpedoman kepada apa ang disebutkan di atas.
Dalam kaitanya dengan mental, diusahakan:
a. Tetap aktif secara mental,
b. Tetap aktif dalam kehidupan sosial,
c. Menerima proses menjadi tua dengan ikhlas dan menyesuaikan diri dengan
realitas,
d. Menjahui polusi mental,
e. Meningkatkan kehidupan spiritual.
Dalam konteksnya dengan program tiga sehat ini, kegiatan olahraga dilakukan di luar
tempat yang rutin, untuk lebih meningkaykan kegairahan fisik maupun
mental.selanjutnya, sekali dalam sebulan, yaitu setiap hari rabu pertama pada sore hari,
dilaksanakan pertemuan sosial yang diisi ceramah-ceramah dengan yang bervariasi.
Semua kegiatan diatas dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan berkala yang
dilakukan sekali dsalam setahun. Evaluasi sementara memberikan kesehatan berikut:
a. Program tiga sehat yang diterapkan kepada purnawirawan dan warakawuri
dirasakan dengan mengairahkan kehidupannya serta menjdi cara untuk
menghilangkan stres.
b. Dirasakan meningkatnya kebugaran serta menurunnya frekwensi keluhan sakit
yang tidak jelas (masuk angin).
c. Menurunya kebutuhan akan obat-obatan bagi mereka yang menderita penyakit
tertentu.
4.PENGOBATAN BAGI KAUM LANSIA
Sudah barang tertentu kelainan di atas sebaiknya dicegah agar sampai
berkeanjutan. Sering kali kelainan ini dirasakan sebagai suatu pukulan hebat. Berat
ringannya penderitaan yang dialami ini ditentukan oleh kepribadian ,faktor lingkungan
seperti faktor sosio-budaya setempat serta faktor kewajiban dan orang-orang yang brada
di sekitarnya.
WHO menekankan perlunya pelatuhan dan informasi bagi keluarga, teman dan
tetangga yang memberi perawatan dan bantuan bagi kaum lanjut Usia secara informal.
Ada beberapa bidang tindakan pencegahan penyakit bagi kaum lanjut Usia. Mulai dari
imunisasi flu dan radang paru-paru serta penghentian rokok dapat dikurangi risikon
terserang kangker paru-paru maupun penyakit jantung, walaupun usia mereka sudah 70-
an, Bentuk pencegahan yang lain adalah screening untuk penglihatan, pendengaran,
kangker, kolesterol darah dan lain-lain.
Kaum lanjut usia perlu terus melakukan kegiatan sehari-hari ,mencegahterjadinya
peristiwa yang kurang baik atau berbahaya, juga meningkatkan dan mempertahankan
aktivitas mental serta fisik semaksimal mungkin.
Anggapan bahwa usia 70 tahun sekaramg ini belum terlalu tua jika dibanding 40 tahun
lalu, karena sekarang banyak orang merasa bahwa lanjut Usia bukanlah sesuatu yang
harus disesali tetapi disyukuri dan dinikmati. Yang menyesali usia tua adalah oerang-
orang yang tidak bahagia,tidak dinamis dan tidak kreatif-produktif. Sebalinya, ada orang
tua yang merasa ”tidak pernah tua”tapi terus ” berjiwa muda”. Golongan ini adalah
mereka yang karena kecintaanya kepada profesi tetap aktie dan tetap mengetahui apa
yang terjadi.
Orang yang semasa mudanya aktif tentuakan merasa sangat tertekan jika diusia
lanjutnya tidak mepunyai aktivitas lagi. Oleh karena itu perlu ada aktivitas ringan umtuk
kesehatan jiwa dan fisiknya. Yang terpenting bagi para lanjut Usia adalah mengenal
dirinya sendiri, sehingga hal yang dianggapsebagai gejala awal dari”ketegangan yang
berlebihan” dapat dideteksi secara awal.
Ternyata kebiasaan hidup merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari
penyakit jantung koroner, dan kegiatanya mencakup mengurangi perilaku buruk yang
sudah terlanjur menjadi kebiasaaan, misalnya : kebiasaan merokok, kebiasaan
makan/jajan yang berlebihan. Dianjurkan berolahraga secara teratur, mengurangi berat
badan, cara makan dan diet perluh diubah, dan pengecekan medik secara
teratur(laboratorium dan X ray dan sebagainya). masih ada lagi cara relaksasi yang
mudah yang dapat dilaksanakn oleh mereka yang mau melatih diri, antara lain meditasi
atau latihan untuk relaks dengan membayangkan tempat yang paling indah dan paling
aman di dunia ini.
fungsi alat-alat tertentu pada Lanjut Usia sangat berbeda, misalnya proses enzim,
fungsi pencernaan, ginjal dan lain-lain, sehingga mengunakan obat juga sangat berbeda
dibandingkan orang muda. kita perlu berhati-hati mengunakan obat. misalnya dengan
menghindarkan obat dosis tinggi. Namun,bukan berarti kita tidak boleh menggunakan
dosis tinggi. Infeksi yang serius tepat dan biasanya berdosis lebih tinggi.
Jadi, yang perlu diperhatikan adalah :
1. Efek dari obat yang diberikan.
2. Selalu memakai dosis terendah namun efektif.
3. Memakai obat-obat dengan sedikit mungkin variasi, karena daya kaum lanjut usia
mulai berkurang terutama hal-hal yang baru terjadi, sehingga tidak jarang salah
makn obat, luoa, atau keliru dosisnya.
4. Jangan sekali –kali mengunakan obat untuk menghilangkan gejala sakit tanpa
mengetahui terlebih dulu penyakitnya, sebab sering sekali seorang penderita yang
sudah terbiasa meminum suatu obat, walaupun sebenarnya tidak berguna, merasa
tergantung bila pemakaian obat ini dihentikan.
5. jangan sekali makan obat tertentu untuk mengairahkan hidup secara terus-
menerus, sebab hal ini justru akan bertentangan dengan prinsip pengobatan.
6. bila setelah memakan suatu obat tambahan ternyata gejala bertambah buruk,
sebainya dihentikan. kita harus selalu waspada akan efek samping yang mungkin
masih belum diketahui dari suatu obat.
7. Semua obat harus segera dihentikan pemakaianya bila sudah tidak perlu. sebab itu
sebaiknya dianjurkan untuk sering mengadakan review pada pemakain obat.
5.PENGOBATAN TRADISIONAL
Para lanjut usia cenderung memiliki kondisi yang kurang baik dibanding ketika
muda, sehngga mud terserang berbagai penyakit seperti jantung koroner, pengerasan
pembulu darah, tekanan darah tinggi , diabetes, gangguan persendian,alat gerak ,
pikun,depresi dan sebagaianya. untuk mengatasi berbagai penyakit itu dapat dipakai
bahan-bahan alamiah yang berkhasiat. misalnya, penderita tekanan darah tinggi dapat
menggodok daun sambiloto dan seledri atau boleh juga mengkonsumsi acang cuka,
rumput laut, jamur hioko, kucai atau seledri. Penderita kencing manis (diabetes) dapat
mengkonsumsi labu parang,pare, kangkung, cuka hitamdan sambiloto untuk untuk
meningkatkan fungsi pangkreas untuk memproduksi insulin. sedangkan untuk
meningkatkan gairah hidup atau para lanjut usia yang kurang tenaga dapat mengunakan
biji kucai dan biji pare. jika ingin meningkatkan stamina agar kelihatan segar dan berseri
sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi cuka hitam dan cuka hitam dalam makanan
sehari-hari, karena cuka hitam sangat bekhasiat terutama untuk para lanjut Usia yang
sering mengalami pengerasan pembuluh darah, rematik,jantung koroner , stroke dan
sebagainya. Heh hijau pun sangat cocok bagi para Lanjut Usia.
Selain memilih makanana yang berkasiat, diperlukan juga strategi pencegahan
dan pengobatan, yakni menghindari stres, istirahatnya yang cukup dan bersyukur akan
nikmat yang telah diberikan Tuhan. Cara ini sangat efisien, aman, efektif dan tentu saja
ekonomis. Strategi pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan adalah akupuntut,
akupteser, pijat, pijat refleksi, kop, kerikakupuntur stamina yang letih, lesu , lemah ,
kurang bergairah hingga hidup penuh keseimbangan ! Olahraga juga perlu diiringi
dengan makanan bergizi tetapi tidak perlu mahal, jamur, asparagus, royal jeli dan
tumbuhan lain yang berkasiat sebagai obat (food therapy)
DAFTAR PUSTAKA

Hardywinoto,dkk.Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek (Menjaga


Keseinbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia).Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

You might also like