You are on page 1of 3

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kultur in vitro adalah penerapan teknologi yang sudah umum digunakan dalam
hal perbanyakan anggrek. Hal ini disebabkan karena perbanyakan anggrek secara
alami di habitat aslinya sangatlah sulit untuk diaplikasikan, dengan tingkat
keberhasilan yang rendah. Tanaman anggrek memiliki organ generatif yang sangat
banyak untuk perbanyakan, yaitu biji, namun struktur dari biji anggrek itu sendiri
yang berukuran mikroskopis serta sebagian besar biji anggrek di dalam buah anggrek
tidak memiliki cadangan makanan sehingga membuat embrio sulit untuk
berkecambah secara alami tanpa bantuan faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut
termasuk faktor lingkungan antara lain kelembaban, suhu dan cahaya, serta faktor
biotik yaitu keberadaan mikoriza (Hani, 2015; Soeryowinoto, 1987; Indrianto, 2002;
Nurwadani, 2008).
Perlu diketahui bahwa keberhasilan teknik budidaya anggrek melalui kultur in
vitro terutama sangat ditentukan oleh tingkat sterilitas kultur. Semakin banyak kultur
yang terkontaminasi maka bibit anggrek yang dihasilkan semakin sedikit.
Kontaminasi adalah tumbuhnya mikrobia yang tidak diinginkan dalam kultur yang
diteliti. Jenis kontaminasi ada 2 macam, yaitu kontaminasi oleh jamur dan
kontaminasi oleh bakteri. Adanya kontaminasi membuat planlet yang ditanam tidak
dapat bertahan hidup sehingga tidak dapat digunakan lagi. Hal ini sangat merugikan
dalam ranah kultur in vitro. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan manajemen
kontaminasi melalui perbaikan teknik aseptis dan kebersihan sanitasi lingkungan.
Salah satu usaha untuk menurunkan tingkat kontaminasi kultur adalah dengan
menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur pada kultur. Formalin merupakan salah
satu produk rumah tangga yang umum berada disekitar kita. Terdapat banyak
kegunaan dari formalin yang telah diketahui, asal digunakan dengan benar, yaitu
sebagai pembersih, bahan pembuatan pupuk, pengawet bahan non-makanan hingga
sterilan. Para pembudidaya anggrek umum menggunakan larutan formalin dengan
dosis 2-4 cc/L untuk mencegah munculnya jamur terutama pada organ daun
(Krisnadi, 2008). Berbekal dengan pengetahuan tersebut, timbul suatu gagasan untuk

1
mengaplikasikan campuran larutan formalin dalam medium kultur in vitro untuk
melihat efeknya terhadap munculnya kontaminasi.
Anggrek dari jenis Dendrobium, Phalaenopsis dan Vanda merupakan jenis
anggrek yang umum dibudidayakan dan disilang oleh para pembudidaya anggrek.
Hal ini dikarenakan bentuk bunga maupun habitus yang sangat indah dan menarik,
lama masa tumbuh yang cukup singkat serta banyaknya permintaan masyarakat akan
ketiga jenis tanaman anggrek ini. Dalam penelitian dengan menggunakan metode
kultur in vitro terhadap tanaman anggrek, ketiga jenis anggrek ini juga sangat sering
digunakan. Namun permasalahan yang biasa terjadi pada kultur tanaman anggrek ini
juga adalah permasalahan kontaminasi dengan berbagai penyebab. Padahal, untuk
dapat menumbuhkan tanaman anggrek melalui kultur in vitro juga tidaklah murah,
sehingga suatu kerugian yang dirasakan apabila kultur mengalami kontaminasi.
Formalin yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur merupakan
bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Meskipun begitu, pengaruh
formalin terhadap pertumbuhan bibit anggrek khususnya dari jenis Dendrobium,
Phalaenopsis dan Vanda dalam skala in vitro belum dapat diketahui, sehingga
penelitian ini akhirnya dilakukan.

B. Permasalahan
Hingga sampai saat ini tantangan terbesar dalam melakukan kultur in vitro selain
cara kerja yang sulit adalah tingkat sterilitas kultur. Formalin yang memiliki aktivitas
antibakteri dan antijamur diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan dalam
kultur in vitro, khususnya pada tanaman Dendrobium, Phalaenopsis dan Vanda.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas permasalahan yang akan diteliti antara
lain :
1. Berapakah dosis formalin yang dapat mengurangi kemunculan kontaminasi dalam
medium kultur in vitro tanaman anggrek dan/atau mempertahankan pertumbuhan
anggrek?
2. Bagaimanakah pengaruh formalin dengan berbagai dosis yang dicampurkan
dalam medium kultur in vitro terhadap pertumbuhan bibit anggrek yang diteliti?
3. Bagaimanakah pengaruh formalin dengan berbagai dosis yang dicampurkan
dalam medium kultur in vitro terhadap sel organ akar dan daun tanaman anggrek
yang diteliti secara anatomis?

2
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dosis formalin yang dapat mengurangi kemunculan kontaminasi
dalam medium kultur in vitro tanaman anggrek dan atau mempertahankan
pertumbuhan anggrek,
2. Mempelajari pengaruh formalin dengan berbagai dosis yang dicampurkan dalam
medium kultur in vitro terhadap pertumbuhan bibit anggrek yang diteliti, dan
3. Mempelajari pengaruh formalin dengan berbagai dosis yang dicampurkan dalam
medium kultur in vitro terhadap sel tanaman anggrek yang diteliti secara
anatomis.

D. Manfaat Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumber informasi mengenai penggunaan formalin dalam melakukan kultur in vitro
tanaman anggrek khususnya dari jenis Dendrobium, Phalaenopsis dan Vanda untuk
menekan kontaminasi serta mengetahui efek dari pemberian formalin tersebut
terhadap keberhasilan kultur dan pertumbuhan tanaman Dendrobium, Phalaenopsis
dan Vanda.

You might also like