You are on page 1of 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

MERANGKAI DAN MEWARNAI GAMBAR

PADA ANAK USIA SEKOLAH DIRUANG BOUGENVILLE 2

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS

Disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan anak


Program pendidikan profesi Ners

Disusun Oleh kelompok 1:


1. Arlydika F.W

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2014

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
menggunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Bermain merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak.
Aktifitas bermain mempunyai peran penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Hospitalisasi menimbulkan kecemasan tersendiri bagi anak karena merasa terpisah
dengan keluarga dan takut terhadap prosedur perawatan. Selain itu, hospitalisasi
mengurangi aktifitas bermain pada anak. Untuk mengurangi kecemasan, kejenuhan
dan supaya proses tumbuh kembang tetap berjalan, terapi bermain perlu dilakukan
pada anak selama hospitalisasi. Selain itu terapi bermain sangat penting sebagai media
untuk anak dalam mengekspresikan perasaannya, seperti cemas dan takut. Perawat
dapat menggunakan terapi bermain untuk mempermudah komunikasi dengan anak
(Marks,1998).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 1 x 30 menit diharapkan Anak dan
keluarga mengetahui manfaat dari terapi yang diberikan dan Anak merasa senang.
2. Tujuan khusus
- Menyalurkan energi anak.
- Dapat beradaptasi terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
- Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain.
- Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.
- Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.
3. Sasaran :
Pasien anak usia sekolah di ruang B2 RSUD Kudus

2
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
- Usia : 3- 6 tahun
- Jumlah peserta : 1 – 5 orang
- Keadaan umum : baik
- Posisi : duduk atau lesehan
- Pasien : Kooperatif, tidak terpasang NGT dan O2

B. Prinsip permainan sesuai teori


- Berenergi minimal, singkat dan sederhana
- Mempertimbangkan keamanan
- Kelompok umur sama
- Tidak bertentangan dengan pengobatan atau perawatan klien
- Melibatkan orang tua atau keluarga

C. Karakteristik permainan
- Mengembangkan kognitif dan imajinasi
- Melatih motorik halus
- Melatih kesabaran
- Melatih kerja sama

G. SETTING TEMPAT
keterangan:
A: Mahasiswa
B
B: Orang tua

A C C: Anak

D D: Orang tua

E : Anak
E

3
BAB III
METODELOGI BERMAIN

A. Diskripsi permainan
Terapi bermain kali ini, saya menerapkan jenis permainan yang
mengkombinasikan antara kemampuan kreativitas dan imajinasi dari anak usia
sekolah. Permainan disini disebut dengan “Merangkai dan Mewarnai gambar” sesuai
gambar yang dipilih. Pada saat melakukan permainan anak dikondisikan untuk
berlatih mengembangkan kreatifitas dan imajinasi yang dimilikinya. Pada permainan
ini disediakan beberapa gambar yang nantinya anak akan memilih gambar yang
disenangi kemudian dirangkai dan diwarnai sesuai warna yang diinginkan anak
tersebut. Jika anak mengalami kesulitan, nanti akan dibantu orang tua atau fasilitator.

B. Tujuan permainan :
1. Mengurangi kejenuhan dan kecemasan anak dalam proses hospitalisasi
2. Merangsang daya imajinasi anak
3. Mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya
4. Menstimulasi anak untuk mengenal dirinya
5. Melatih ketrampilan motorik halus anak
6. Dapat beradaptasi terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
7. Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.

C. Ketrampilan yang di perlukan


- Kreatifitas
- Pengendalian emosi
- Intelegensi
- Kemampuan motorik halus

D. Jenis permainan :
Kegiatan bermain yang akan dilakukan adalah merangkai dan mewarnai.
E. Alat bermain
Buku/ kertas mewarnai, pastel/krayon/Spidol dan meja kecil jika diperlukan.

4
F. Proses permainan :
1. Pra kegiatan
- Menyiapkan tempat/ruangan
- Menyiapkan alat-alat
- Menyiapkan peserta
- Alat permainan didekatkan pada anak - anak
2. Kegiatan
- Anak dianjurkan mengambil buku mewarnai dan crayon/spidol yang telah
disediakan.
- Kemudian anak diminta mewarnai gambar.
- Anak diberikan kebebasan dalam memilih warna sesuai dengan daya
kreativitas dan imajinasi mereka.
- Memberikan bantuan/arahan jika diperlukan.
3. Langkah-langkah
a. Tahap orientasi, dilakukan dalam waktu 5 menit.
- Salam terapeutik, validasi perasaan klien saat ini.
- Perkenalan
- Menjelaskan maksud dan tujuan.
- Menegaskan kembali kontrak waktu yaitu 30 menit.
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dalam waktu 20 menit.
- Mendekatkan Alat permainan pada anak
- Menyuruh anak mengambil salah 1 gambar yang akan dirangkai
diwarnai
- Memotivasi anak untuk bermain merangkai dan mewarnai gambar yang
sudah dipilih
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaan bermain
- Membantu anak jika tidak bisa melakukan
- Mengobservasi keadaan umum pasien selama bermain
- Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan klien
c. Tahap evaluasi, dilakukan dalam waktu 5 menit.
- Menanyakan perasaan klien setelah merangkai dan mewarnai gambar.
- Mengobservasi ulang keadaan umum pasien
- Salam penutup.
5
- Mendokumentasikan pelaksanaan bermain
G. Waktu pelaksanaan :
Tempat : Ruang Terapi Bermain B2 RSUD Kudus
Hari dan tanggal : Kamis 8 Januari 2015
Jam : 12.30 – 13.00 WIB
H. Hal – hal yang perlu diwaspadai
Untuk keamanan perlu diwaspadai hal-hal sebagai berikut:
- Crayon atau spidol runcing yang dapat melukai anak
- Ketidak kompakan anak yang dapat menyebabkan anak bertengkar
- Status kesehatan anak
- Waktu dalam bermain, diusahakan jangan terlalu lama maksimal 15 – 30 menit
- Jenis kelamin pada anak usia sekolah harus sama jenis saat bermain
- Alat permainan harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak
- Lingkungan yang terlalu ramai akan mempengaruhi konsentrasi anak saat
bermain
I. Antisipasi meminimalkan hambatan pengorganisasian
1. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain dapat
dilakukan
2. Awasi dengan cermat selama anak menjalani terapi supaya anak tetap aman atau
tidak terluka
J. Evaluasi
a. Evaluasi stuktur
- Perlengkapan dipersiapkan sebelumya
- Peserta dipersiapkan sebelumnya
- SAP dipersiapkan sebelumya dan dikonsulkan sebelumya
b. Evaluasi proses
- Peserta menghadiri acara terapi bermain
- Peserta nampak aktif dan mengikuti permainan dengan baik
- Anak mampu mengendalikan emosi
c. Evaluasi hasil
- Anak tidak rewal
- Anak menikmati permainan

6
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A. Strategi Pelaksanaan
1) Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang ada
Ada 4 klien :
1. Ank. I ( 3 th)
2. Ank.N (12 bln)
3. Ank.F (15bln)
4. Ank.U (6th )
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
a. Alat dan Bahan :
1. Buku Mewarnai
2. Pensil Warna
3. Bola warna warni
4. Barbie
5. Balok kecil warna- warni
6. Ring susun warna- warni
7. Miniature macam- macam buah
b. Tempat pertemuan :
Kamar bermain, Ruang Bougenville 2, RSUD Kudus.
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien dan ibu klien.
b) Perkenalan
Memperkenalkan anggota kelompok terapis dan tugasnya masing- masing.
Meminta anak untuk saling memperkenalkan diri, di bantu oleh ibunya.
c) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
d) Kontrak
Terapis menjelaskan waktu/durasi, tempat, serta tujuan kegiatan
3) Tahap kerja
a) Membagikan buku gambar
7
b) Membagikan pensil warna pada semua peserta
c) Menjelaskan cara mewarnai
d) Memberikan motivasi pada peserta
e) Memotivasi orangtua klien untuk membantu anaknya.
f) Fasilitator membantu mengarahkan klien
g) Memberikan pertanyaan terbuka kepada orang tua klien mengenai perkembangan
klien sesuai dengan tahap usia.
4) Evaluasi Klien
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti Play therapy
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anak
c) Terapis menerangkan kepada ibu klien mengenai tugas perkembangan yang sudah di
capai anaknya.
e) Terapis menganjurkan pada ornagtua klien untuk terus menstimulasi tumbuh kembang
anaknya. Dengan cara menyarankan orang tua klien untuk sering mengajak klien
bermain, permainan yang bermanfaat dan bersifat pembelajaran. Seperti mengenal
warna, menyusun balok, mengenal bentuk, berhitung, menggambar dan mewarnai.
Tidak lupa, terapis menyarankan ibu, untuk memberikan makanan bergizi kepada
anaknya.
B. Evaluasi Proses
1. Hambatan yang ditemui dalam terapi bermain ini, antara lain :
a. Ank.N tidak fokus saat mewarnai gambar
b. Ank.N dan Ank.F, karena usianya yang masih kecil,belum bisa menyelesaikan
permainan yang sedang berlangsung
c. Ank.I kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya dihadapan
banyak orang
d. Infus yang terpasang di tangan kanan Ank.I, membutnya kesulitan untuk mewarnai
gambar dengan tangan kiri.
2. Kekurangan dalam terapi bemain ini, antara lain :
a. Pemilihan peserta terapi bermain yang kurang sesuai (rentang usia yang terlalu jauh)
dikarenakan keterbatasan jumlah pasien. Dan kelemahan fisik pasien dengan rentan
usia yang sama, sehingga tidak dimungkinkannya dilakukan terapi bermain.
b. Ank.I yang karena kelemahan fisiknya, akhirnya memutuskan untuk keluar dari arena
permainan sebelum terapi bermain berakhir.
8
3. Hal yang telah dilakukan untuk menangani hambatan yang ada dan menimalkan
kekurangan yang ada, antara lain :
a. Saat mewarnai gambar, anak terus dilakukan pendekatan, sambil memberikan
pertanyaan warna apa yang di pilih.
b. Pada anak yang belum bisa mewarnai, terapis membantu anak untuk memegang pensil
warna dan memilih warna yang disukai anak.
c. Peserta yang masih terlalu kecil untuk mewarnai gambar, di berikan permainan lain
seperti bola warna warni, dan Ring susun warna warni.
d. Ank.I yang diinfus pada tangan kanannya, di motivasi untuk mencoba mewarnai
dengan tangan kirinya, sambil di bantu oleh terapis untuk mencegah kebosanan dan
putus asa.
e. Fasilitator terus memotivasi anak untuk menyelesaikan permainan
f. Melibatkan anak dalam setiap permainan dengan terus memotivasinya dan
menstimulus anak agar anak mau berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini, leader
sebagai pemimpin dalam terapi bermain ini mengajak anak untuk menyebutkan
warna,dan gambar apa yang sedang diwarnai
g. Dalam terapi bermain ini, terdapat dua anak preschool dan dua anak school. Untuk
mengatasi perbedaan ini, maka kelompok mengatasinya dengan tetap menggabungkan
peserta dalam satu permainan, namun untuk hasilnya antara anak preschool dan school
tidak dapat dibandingkan karena kemampuannya berbeda. Maka untuk hasil dari
permainan yang dilombakan adalah membandingkan antar tingkat usia yang setara,
preschool dengan preschool dan school dengan school.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono.2004.Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia


Dini.Jakarta : Grafindo.
Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta, 2004.
Narendra, Sularso, dkk.2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja.Jakarta : Sagung Seto
Pusdiknakes.1993.Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga.Jakarta Depkes RI
Soettjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: EGC

10

You might also like