You are on page 1of 31

BIOLOGI UMUM

BIOTEKNOLOGI
MAKALAH
Disusun untuk memenui tugas mata kuliah Biologi Umum
yang dibina oleh Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si

Oleh :
Azizah Hidayati (110322420026)
Norma Dian P. (110322420004)
Tri Yuanita K. (110322420012)
Kelompok X
Kelas G / Offering M

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Desember 2011
PETA KONSEP

1. Pengertian Bioteknologi
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Erekty, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produk babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970
bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineriing).
Definisi bioteknologi apabila dilihat dari akar katanya berasal dari bahasa latin yaitu
“bio” (hidup) dan “teknos” (teknologi = penerapan), dan “logos” (ilmu), yang secara harfiah
berarti ilmu yang menerapkan prinsip – prinsip biologi. Atau dapat dikatakan bioteknologi
adalah penggunaan organism atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk
menghasilkan produk yang berguna.
Menurut Federasi Bioteknologi Eropa (1981), bioteknologi adalah aplikasi terpadu
biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika dengan tujuan untuk mendapatkan aplikasi
teknologi dengan kapasitas biakan mikroba, sel, atau jaringan di bidang industry, kesehatan,
dan pertanian. Sedangkan menurut Sardoko (1991), definisi bioteknologi adalah proses –
proses biologi oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan manusia.
Definisi bioteknologi yang lebih luas dinyatakan oleh Bull, et. All, (1982), yaitu
penerapan prinsip – prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen – agen biologi
seperti mikroorganisme, sel tumbuhan, sel hewan, manusia, dan enzim untuk menghasilkan
barang dan jasa.

2. Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi


Bioteknologi sesungguhnya bukan hal yang baru, tetapi telah digunakan ribuan tahun yang
lalu, walaupun dalam bentuk yang sederhana. Contohnya bioteknologi makanan yang
dilakukan manusia jamana dahulu dengan mengubah kebiasaan berburu dan mengumpulkan
makanan menjadi bercocok tanam. Mereka memilih menanam dan memanen tanaman yang
menghasilkan bahan pangan untuk kelangsungan hidupnya.
Mereka juga telah mengenal cara pembuatan makanan dan minuman dengan proses
fermentasi atau peragian, seperti yogurt, cuka, anggur, roti, kecap, dan tempe. Orang Sumeria
dan Babilon telah minum bir sejak tahun 6.000 SM. Orang Mesir juga sudah membuat adonan
kue asam sejak tahun 4.000 SM. Namun, bukti pasti bahwa mikroorganisme melakukan
fermentasi muncul dari hasil penelitian Louis Pasteur antara tahun 1857 – 1876. Hal tersebut
menyebabkan Louis Pasteur dianggap sebagai Bapak Bioteknologi.
Meskipun manusia dahulu tidak memahami bioteknologi, tetapi pada kenyataannya
mereka menggunakan prinsip – prinsip bioteknologi untuk membuat dan memodifikasi
tanaman dan produk makanan tersebut.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-
lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke
ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh
dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa
ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan
di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman
pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Tabel berikut merupakan sejarah penemuan di bidang bioteknologi :


Tahun Penemuan
1 Sebelum Masehi Mulai dimanfaatkannya ragi untuk membuat anggur, tapai,
sake, dan bir.
2 1500 Penggunaan mikroba untuk menghasilkan aseton, butanol.
3 1926 Penemuan bioteknologi oleh Alexander Fleming.
4 1953 Penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick. Mekanisme
perpindahan informasi genetika.
5 1962 Penemuan enzim restriksi (pemotong DNA).
6 1972 Penemuan plasmid sebagai vector.
7 1976 Pemetaan gen manusia.
8 2000 Penemuan rekombinasi DNA di laboratorium.

3. Disiplin Ilmu yang Digunakan dalam Bioteknologi

a. Mikrobiologi

Mikrobiolgi merupakan cabang biologi yang mempelajari mikroba atau jasad renik.
Pengetahuan sifat – sifat dan struktur mikroba mendukung kemauan bioteknologi. Misalnya,
mikroba berupa bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Oleh karenanya, bakteri dapat
digolongkan sebagai psikrofil yang tumbuh pada suhu 0˚C hingga 30˚C, mesofil yang tumbuh
pada suhu 25˚C hingga 40˚C, dan termofil yang tumbuh pada suhu 50˚C atau lebih.
Pengetahuan mengenai bakteri ini dapat digunakan saat membuat yogurt. Yogurt dibuat dari
susu yang difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus Bulgaricus, pada suhu
40˚C selama 2,5 jam sampai 3,5 jam.
b. Biologi Sel
Biologi sel merupakan cabang biologi yang mempelajari sel. Pengetahuan mengenai sifat
– sifat dan struktur sel akan mendukung aplikasi bioteknologi. Pengetahuan mengenai sifat
protoplasma suatu sel yang dapat berfusi atau bergabung dengan protoplasma sel lain pada
spesies yang sama, bermanfaat bagi aplikasi fusi sel di bidang pemuliaan tanaman. Fusi sel
tersebut dapat dilakukan pada tanaman kedelai dengan jagung serta pada tanaman kedelai
dengan kacang kapri.
Contoh lainnya adalah pengetahuan mengenai sifat totipotensi pada sel – sel tanaman
bermanfaat untuk kultur jaringan. Totipotensi merupakan kemampuan sel – sel tanaman muda
dan hidup untuk berdiferensiasi menjadi berbagai organ tanaman yang baru.

c. Genetika
Genetika merupakancabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat – sifat genetik
makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pemahaman mengenai bentuk dan
karakteristik materi pewaris sifat, yaitu DNA (gen) akan membantu percepatan kemajuan
bioteknologi. Penemuan tanaman tomat yang tidak mudah rusak atau busuk, insulin manusia
yang disintesis dari bakteri Escherichia coli, dan lainnya, merupakan penerapan ilmu genetika
dalam bioteknolgi.

d. Biokimia
Biokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek
kimia. Biokimia menganggap hidup adalah kimia, gejala hidup adalah gejala kimia, proses –
proses hidup diselenggerakan atas dasar reaksi dan peristiwa kimia. Dengan biokimia, ahli
bioteknologi memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan
direkayasa.
4. Macam-macam Bioteknologi dibedakan menjadi dua antara lain yaitu:
a. Bioteknologi konvensional (tradisional)
Bioteknologi konvensional (tradisional) adalah bioteknologi yang yang memanfaatkan
mikroba, proses biokimia, dan proses genetik alami seperti mutasi dan rekombinasi genetik.
Penangkaran ternak dan tanaman panen, pembuatan alkohol (minuman keras), dan minuman
anggur telah dikenal di masyarakat tradisional. Pada abad ke-18 baru disadari bahwa
pembuatan minuman beralkohol tersebut melibatkan mikroba melalui proses peragian yang
mengubah fruktosa (gula buah) dan glukosa menjadi alcohol dan gula.
 Ciri khas bioteknologi konvensional adalah hanya dilakukan berdasarkan kebiasaan
masyarakat secara turun temurun, adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan
belum tahu adanya penggunaan enzim. Sasaran utama bioteknologi konvensional adalah
produk – produk makanan yang berjuan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi masyarakat.
Sedangkan, teknologi yang dikembangkan adalah teknologi fermentasi ragi dalam keadaan
nonsteril.
Aplikasi bioteknologi tradisional mencakup berbagai aspek pada kehidupan manusia,
seperti aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.

A. Bioteknologi Bidang Pangan


 Produk makanan susu
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu dan dipisahkan sebagian
besar lemaknya dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt adalah
bakteri asam laktat, terutama Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus thermophillus dan
Streptococcus thermophillus. Bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang
seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45˚C. Selama penyimpanan
tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan atau disimpan dalam lemari es untuk menghentikan fermentasi
lebih lanut dan dapat diberi cita rasa atau buah - buahan.
2) Keju
Bahan dasar pembuatan keju adalah susu. Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam
laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan
laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Selain dua genus tersebut dalam perkembangannya
jamur Penicilium Camemberti untuk keju Camembert dan Penicillium Requerforti juga dapat
digunakan dalam membuat keju Roguefort. Sedangkan keju Swiss dibuat atas jasa bakteri
bakteri Propionibacterium sp.
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90˚C atau
dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30˚C. Selanjutnya bakteri asam laktat
dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi
cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim rennin dari lambung sapi muda
untuk mengumpulkan dadih. Dadih yang terbentuk berasal dari protein kasein yang terdapat
dalam susu dengan bantuan enzim rennin dalam kondisi asam. Kondisi asam muncul akibat
dari aktivitas bakteri asam laktat (anaerob) yang mengubah laktosa dalam susu menjadi asam
laktat. Bakteri asam laktat yang dibiakkan pada media keju selain berfungsi menciptakan
suasana asam, juga dapat memberikan cita rasa yang khas serta bau harum pada keju. Enzim
rennin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperature 32˚C – 420˚C dan ditambah garam, kemudian ditekan
untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
Bakteri Asam Laktat
C12H22O11 + H2O 4CH3CHOHCOOH
Laktosa air asam laktat

3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan bahan dasar susu (krim/kepala susu) dengan
menggunakan cara mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Proses
pembuatan diawali dengan proses penanaman (iokulasi) bakteri asam laktat pada susu skim.
Bakteri-bakteri tersebut.

Memfermentasikan susu skim dalam waktu minimal 12 jam dan akan menjadi asam laktat
dan diasetil. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
4) Kefir dan Kumiss
Kefir dan Kumiss merupakan jenis minuman yang terkenal di Eropa Timur. Minuman ini
dibuat dari susu dengan jasa bakteri asam laktat yang ditambahkan ragi (Saccharomyces
cerreviceae) sehingga terjadi fermentasi laktosa menjadi asam laktat dan alcohol.
5) Produksi Protein Sel Tunggal
Protein sel tunggal adalah sel mikroba kering seperti daging, bakteri, ragi, kapang, dan
jamur tinggi yang ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein ini dipakai untuk konsumsi
manusia atau hewan. Produk itu juga berisi bahan nutrisi lain, sperti karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral.
Teknologi modern untuk membuat protein sel tunggal berasal dari tahun 1879 di Inggris
dengan diperkenalkannya adonan yang diinginkan untuk membuat ragi ropti (saccoramyces
cerevisiase). Sekitar tahun 1900, di America Serikat diperkenalkan oleh pemusing untuk
memisahkan sel ragi rotidari adonan pembiakan.
Produksi protein sel tunggal dapat melalui proses fotosintesis (untuk mikroorganisme
yang berklorofil), dapat pula melalui fermentasi (mikroorganisme yang tidak berklorofil)
Pengubahan senyawa organik menjadi protein sel tunggal oleh mikroba yang tidak
berklorofil dapat dibuat skemanya dengan persamaan reaksi berikut :
Karbon organik + nitrogen + mineral bahan nutrisi + O2
Protein sel tunggal + CO2 + H2O + Panas.

 Produk makanan nonsusu


1) Nata de Coco
Nata de Coco adalah jenis makanan hasil fermentasi bakteri Acetobacter xylinium, yang
berupa selulosa. Makanan ini berbahan dasar air kelapa. Gula dalam air kelapa digabungkan
oleh bakteri menjadi homopolimer sehingga menjadi selulosa. Selulosa dalam makanan
manusia banyak dikenal sebagai serat. Nata de Coco merupakan makanan berserat dan sangat
baik untuk kesehatan manusia, biasanya makanan ini digunakan dalam berbagai macam bentuk
minuman. Nata de Coco tidak hanya terbuat dari air kelapa saja. Tetapi dapat uga terbuat dari
ekstrak buah – buahan seperti mangga, anggur, semangka, salak, bahkan dari limbah cair dari
proses pembuatan tahu.

2) Bir
Pembuatan bir (brewing) adalah proses yang menghasilkan minuman beralkohol melalui
proses fermentasi. Metode ini digunakan dalam produksi bir, sake, dan minuman anggur.
Biasanya menggunakan buah-buahan/biji-bijian untuk dapat menghasilkan minuman
beralkohol.
Skema Pembuatan Anggur

3) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih
dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi
karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

4) Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah
ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebagai salah satu menu
makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak
dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat
beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah
tempe kedelai.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa
khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi
toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari
kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi
produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkanterjadinya perubahan kimia pada
protein, lemak, dan karbohidrat.Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.

5) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi
menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan
alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
Berikut ini Tabel Lengkap Berisi Produk Makanan Bioteknologi Konvensional
No Jenis Produk Mikroorganisme Bahan dasar
1 Tempe Rhizopus oligosporus Kedelai
Rhizopus oryzae
2 Kecap Aspergiillus oryzae Kedelai
Aspergiillus wenti
3 Taoco Aspergiillus oryzae Kedelai
4 Roti / Kue-kue Saccharomyces cerewiceae Tepung Gandum
5 Tape Saccharomyces cerewiceae Singkong, Ketan
6 Brem / minuman beralkohol/ Saccharomyces cerewiceae Ketan, Gandum
anggur
7 Asinan kobis / sawi Lactobacillus Sawi / Kubis
8 Sosis ikan mesenteroides Ikan
9 Sosis kering Hallopholic bacillus Daging sapi / babi
Pediococcus cerevceae
10 Izushi Lactobacillus sp Ikan segar
11 Kefir Streptococcus lactis Susu
Lactobacillus bulgaricus
Candida sp
12 Miso Aspergiillus oryzae Kedelai
Saccharomyces ruozii
13 Krim asam Streptococcus lactis Susu Skim
Lactobacillus lactis
14 Ragi tape Rhizopus sp Tepung Beras
Aspergillus sp
15 Olive Leuconostoc Olive Hijau
menesenteroides

6) Bioteknologi Bidang Pertanian


1) Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti
bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya
hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan.
Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air
(menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus
(menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil
dan mudah diterapkan adalah metode pasir.
Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah.
Namun, dalam hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang
ditambah nutrien sebagai sumber makanan bagi tanaman. Bahan dasar yang dibutuhkan
tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. Cahaya telah terpenuhi oleh cahaya matahari.
Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral
dapat diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal
yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain tanaman dapat
dibudidayakan di segala tempat, risiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi
tidak ada, tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat, bebas dari
hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain
Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat
dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam.
Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon,
kedondong bangkok, dan belimbing.

b. Penanaman secara aeroponik


Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi,
aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik
(memberdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk
kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan
menyerap larutan hara tersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang
tanam dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai
sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di
bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara
ke atas hingga mengenai akar.
7) Bioteknologi Bidang Peternakan
 Seleksi : yaitu pemilihan sifat yang sesuai dengan keinginan manusia
 Hibridisasi : yaitu perkawinan silang antar dua individu dengan sifat-sifat yang diinginkan
manusia dengan tujuan memperbaiki keturunan. Contoh hibridisasi dibidang peternakan :
- Silang murni (‘purebreeding’) : jantan dan betina yang disilangkan sama bangsanya.
- Silang dalam (‘inbreeding’) : jantan dan betina yang disilangkan masih ada hubungan
kekeluargaan.
- Silang luar (‘crossbreeding’) : jantan dan betina yang disilangkan berbeda bangsa tetapi
mempunyai darah murni, tujuan persilangan ini untuk membentuk ras baru.
contoh : Sapi Brahman x Shorthern Santa gertrudis, Sapi Brahman
x Angus Brangus
- ‘Upgrading’ : jantan yang telah diketahui kualitasnya disilangkan dengan betina setempat.
 Adapun di bidang pertanian, tanaman hasil persilangan diantaranya : padi Bogowonto,
Mahakam, Peta Baru (PB),dan Cisadane.

8) Bioteknologi Bidang Kesehatan


1) Pembuatan Vaksin
Penemuan vaksin cacar pertama kali ditemukan oleh Edward Jenner (1796) sehingga
mendorong para ahli biologi lain untuk meneliti vaksin maupun antibiotik melalui
bioteknologi. Penemuan vaksin diawali ketika Jenner melihat seorang pemerah susu sapi yang
jari tangannya terdapat bekas luka ketika menderita cacar, padalah pada waktu itu sedang
terjadi wabah cacar. Demikian juga seseorang yang telah sembuh dari penyakit cacar, dengan
meninggalkan bekas-bekas luka ternyata kebal terhadap penyakit cacar. Dengan sifat
kekebalan cacar tersebut Jenner mulai malakukan percobaan untuk mendapatkan vaksin cacar
dari serum darah tersebut. Kita tahu bahwa penyakit cacar disebabkan oleh virus Variola, dan
penyakit cacar sapi disebabkan oleh virus yang serupa walaupun berbeda. Dimasukannya virus
cacar sapi yang telah dilemahkan ke dalam tubuh pasien, akan merangsang tubuh untuk
membentuk antibodi yang efektif untuk melawan suatu infeksi lanjutan dari virus cacar yang
serupa. Cara yang dilakukan dengan memasukan mikroorganisme yang dilemahkan ke dalam
tubuh manusia untuk memberikan kekabalan terhadap mikroorganisme berbahaya disebut
vaksinasi.
Berikut ini table berisi vaksin – vaksin yang lain :
Jenis vaksin Penyakit yang disembuhkan
Vaksin hepatitis B Hepatitis B
Vaksin BCG BCG (Baccillus Calmette Guirin
Vaksin rabies Anjing gila
Vaksin DPT Dipteri, pertusis, tetanus
Vaksin polio Polio melimylitis

2) Antibiotik
Antibiotik adalah bahan-bahan bersumber hayati berkadar rendah yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dalam perkembangannya dapat
digunakan untuk mengobati suatu penyakit. Mikroorganisme yang mampu membuat zat
antibiotik pertama adalah fungi (jamur) Actinomycetes, Aspergillus dan beberapa jenis bacteri.
Sampai sekarang ini ditemukan lebih dari 2000 karakter antibiotik.
Jenis mikroorganisme Antibiotik yang diproduksi
Penicillium notatum Penisilin
Penicillium chrysogenum Penisilin
Cephalosporium (fungsi) Sefalosporium
Streptomyces gruceus Streptomisin
Streptomyces venecuelae Kloromisetin atau kloromfemikol
Streptomyces aureofaciens Teraksiklin
Sterpomyces fradial Neuromisin
Sterptomyces rimosus Teramisin

9) Bioteknologi Bidang Pertambangan


Banyak mikroba memiliki pilihan makanan yang aneh, tetapi tidak ada yang sedemikian
aneh seperti organisme berbentuk batang ini. Bacteri tersebut tidak memperolah energi dari
sinar matahari (biasanya, bakteri ini hidup di tempat yang benar-benar gelap), juga tidak dari
bahan organik di sekelilingnya. Sebaliknya, Thiobacillus ferro oxidans memperoleh energi dari
senyawa anorganik, seperti besi sulfida dan menggunakan energi ini untuk membangun bahan
yang diperlukannya untuk hidup dari karbondioksida dan nitrogen di lingkungannya. Dalam
proses ini bakteri juga membuat asam sulfurat dan besi sulfat yang menjelaskannya mengapa
Thiobacillus ferro oxidans dapat digunakan di dalam operasi pertambangan.
Asam sulfurat dan besi sufat yang dihasilkannya menyerang batuan di sekelilingnya dan
melepaskan (melarutkan) logam mineral, Contohnya, aktivitas mikroba ini akan mengubah
tembaga, sulfida yang tidak larut menjadi tembaga sulfat yang larut. Pada saat air mangalir
melalui batuan tembaga sulfat akan terbawa dan lambat laun terkumpul sebagai kolam
berwarna biru cemerlang. Dengan cara ini tembaga yang tersebar pada ribuan ton batuan logam
berkualitas rendah akan dikonsentrasikan di dalam kolam mineral tersebut. Logam akan
diperoleh kembali dengan mengalirkan larutan tembaga sulfat melalui potongan besi. Lambat
laun, lapisan tembaga akan tertimbun di atas besi dan ini dapat dipisahkan (dikeruk).
b. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip – prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern manusia berupaya dapat menghasilkan produk secara
efektif dan efisien. Bioteknologi modern mulai berkembang setelah penemuan struktur DNA
sekitar tahun 1950, yang diikuti dengan penemuan – penemuan lainnya. Penemuan ekspresi
gen, enzim pemotong DNA, keberhasilan menciptakan DNA rekombinan dengan
menggabungkan DNA dari dua organisme yang berbeda, dan kloning merupakan contoh
bioteknologi modern.
Definisi dari bioteknologi modern sendiri adalah bioteknologi yang didasarkan pada
manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia.
Bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi DNA dilakukan dengan memodifikasi gen –
gen spesifik dan memindahkannya pada organisme yang berbeda seperti bakteri, hewan, dan
tumbuhan.
Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia,
misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut :
1. Kultur Jaringan
Setiap jaringan atau sel pada dasarnya dapat ditumbuhkan menjadi individu baru, asalkan
diberi lingkungan yang sesuai. Jaringan daun, akar, atau batang tumbuhan, misalnya dapat
ditumbuhkan menjadi individu baru melalui teknik kultur jaringan. Kultur jaringan adalah
teknik menumbuhkan jaringan atau sel menjadi individu baru pada media khusus yang aseptik.
Kemampuan sel untuk tumbuh menjadi individu baru disebut totipotensi. Sel tumbuhan
memiliki totipotensi lebih besar dari pada sel hewan. Kultur jaringan atau kultur sel pada
prinsipnya termasuk suatu teknik pengklonaan (kloning). Pengklonaan adalah suatu cara untuk
menghasilkan keturunan yang identik satu sama lain melalui reproduksi aseksual.
Jaringan atau sel dapat dikultur (ditumbuhkan,dikembangkan) di dalam tabung suci hama
(steril). Media itu biasanya dibuat dari agar-agar yang diberi berbagai nutrien yang diperlukan
tanaman. Nutrien harus mengandung unsur-unsur makro seperti C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg,
dan Fe., serta mengandung unsure mikro, misalnya Zn, Mn, Bo, Mo, Si, Al, Cl, dan Na. Unsur-
unsur ini tidak diberikan dalam bentuk murni melainkan dalam bentuk garam-garaman. Pada
kultur jaringan tertentu perlu ditambahkan zat penumbuh tumbuhan (misal auksin) dan
vitamin-vitamin.

Gambar Kultur Jaringan pada Tumbuhan


Untuk melakukan kultur jaringan pada tumbuhan hanya diperlukan beberapa milimeter
pucuk tumbuhan yang mengandung jaringan muda atau jaringan lain yang bersifat
meristematik. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut eksplan. Eksplan mula-mula dicuci
dengan alkohol 70% agar steril,

kemudian dimasukkan ke dalam media dan dihindarkan dari kontaminasi mikroorganisme.


Eksplan sel-selnya akan berkembang biak, membentuk gumpalan sel yang belum
berdiferensiasi yang disebut kalus. Satu eksplan dapat terbentuk miliaran sel hasil pengklonaan.
Eksplan tersebut diambil, kemudian ditumbuhkan menjadi planlet yang memiliki akar,batang,
dan daun. Keuntungan dari kultur jaringan tumbuhan adalah perbanyakan tumbuhan dapat
dilakukan secara cepat, jumlahnya tidak terbatas, bibit terhindar dari hama dan penyakit, hemat
tempat dan waktu, serta memiliki sifat identik.
Kita juga dapat melakukan kultur jaringan pada hewan. Hanya saja, kultur jaringan
hewan tidak dapat menghasilkan organ atau individu. Kultur jaringan hewan hanya
menghasilkan selapis sel yang dapat diklona terus-menerus. Hal itu disebabkan sifat totipotensi
sel hewan rendah. Selain itu, untuk menghasilkan organ harus melalui diferensiasi sel yang
dipengaruhi oleh lingkungan internal tertentu. Untuk menghasilkan individu hewan yang
dikultur harus masih dalam tahap embrio, terutama tahap morula dan blastula. Kultur embrio
di dalam tabung disebut kultur in vitro. Embrio dapat diklona menjadi beberapa embrio identik.
Untuk menumbuhkan embrio menjadi individu, embrio harus ditanam di dalam uterus hewan
betina. Kultur embrio di dalam tubuh hewan disebut kultur in vivo. Misalnya, semula ada satu
embrio tikus yang dikultur secara in vitro. Embrio tikus itu kemudian diklona menjadi beberapa
embrio. Selanjutnya, embrio-embrio ini dimasukkan ke dalam uterus tikus-tikus betina lain. Di
dalam uterus, embrio akan tumbuh menjadi anak tikus. Maka, akan dilahirkan tikus-tikus
identikyang jumlahnya ratusan bahkan tak terhingga dari tikus-tikus betina yang mendapat
perlakuan.

2. Kloning
Skema Pengkloningan Manusia dan Hewan
Kloning adalah usaha menumbuhkan organismedari sel tunggal yang ditempatkan dalam
lingkungan yang sesuai sehinggadihasilkan individu baru yang identik dengan induknya. Pada
tahun 1997 seorang peneliti Skotlandia, Ian Wilmut dan rekan-rekannya menguasai pokok
berita surat kabar dengan pemberitaan mereka telah mengklon seekor domba dewasa.
Prosedur pengklonaan seekor mamalia adalah:
1) Sel kelenjar susu diambil dari sel puting susu (ambing) dan ditumbuhkan di dalam kultur
dengan nutrisi rendah. Kondisi nutrisi rendah (setengah kelaparan) ini menahan siklus sel tetap
berada pada G0 dan tampaknya membiarkan sel berdeferensiasi.
2) Sementara itu sel telur diambil dari domba lain dan nukleusnya dipindahkan.
3) Sel kelenjar susu pada fase G0 berfusi dengan sel telur yang tak bernukleus dengan cara
memberikan getaran arus listrik pada kedua sel tersebut, yang juga merangsang sel agar mulai
melakukan pembelahan.
4) Setelah ditumbuhkan dalam kultur selama 6 hari, embrio ditanam pada uterus domba ketiga,
yang mirip dengan pendonor sel telur.
5) Hasilnya setelah kehamilan berupa anak domba (Dolly) yang identik dalam penampakan dan
susunan kromosomnya dengan domba yang mendonorkan sel kelenjar susu. (Namun, gen
Dolly tidak identik secara keseluruhan dengan domba pendonor sel kelenjar susu karena DNA
mitokondria Dolly berasal dari pendonor sel telur).
Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang
sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil
sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan
selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan
suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan.
Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti
sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang
perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel
digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah
bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat
memperbanyak diri,berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah
itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode
genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah
ditanamkan pada sel telur perempuan.
3. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika diartikan sebagai teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi
gen baru yang diinginkan. Menggabungkan dua DNA dari sumber yang berbeda dikenal
sebagai rekombinasi DNA. DNA hasil rekombinasi dikenal sebagai DNA rekombinan. DNA
rekombinan diperoleh dengan cara memotong (digest), memindahkan (transfer), dan
menyisipkan / menyambung (ligasi) suatu gen yang diinginkan ke lingkungan genetic baru.
Menggabungkan dua DNA dari sumber yang berbeda dikenal sebagai rekombinasi DNA.
Teknologi rekayasa gentika dipacu oleh penemuan enzim endonuklease restriksi dari
Haemophilus influenza oleh Smith dan Wilcox tahun 1970. Penemuan penting lainnya adalah
penemuan enzim yang disebut ligase atau lebih dikenal dengan enzim pengelem DNA. Berkat
keberhasilan penemuan enzim ini, Paul Berg yang berhasil membuat DNA rekombinan
pertama kali pada tahun 1971. Selama ini, lebih 200 enzim restriksi endonuklease telah
ditemukan. Dengan demikian tersedialah beraneka ragam gunting molekuler untuk
menggunting gen – gen yang diinginkan dan dicangkokkan di tempat yang diinginkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengubah DNA sel. Misalnya melalui
persilangan, memberi sinar radioaktif, melakukan transplantasi inti, teknologi plasmid, fusi sel,
dan rekombinasi DNA.

1) Transplantasi Inti
Transplantasi inti atau transplantasi nukleus adalah memindahkan inti dari sel yang satu ke
sel yang lain agar diperoleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai dengan inti yang
diterimanya. Percobaab transplantasi nukleus pertama dilakukan oleh dua ahli embriologi AS,
Robert Briggs dan Thomas King pada tahun1950-an dan kemudian dilanjutkan oleh John
Gurdon seorang ahli embriologi Inggris. Pengamat-pengamat itu memindah atau
menghancurkan nukleus dari sel-sel telur katak dengan radiasi sinar ultraviolet, kemudian
nukleus dari sel embrionik (sel usus berudu) dari spesies yang sama ditransplantasi ke dalam
sel telur yang tak bernukleus. Kemampuan nukleus yang ditransplantasi untuk mendukung
perkembangan normal berbanding terbalik dengan umur embrio donor. Bila nukleus berasal
dari sel embrio muda yang relatif tidak berdiferensiasi, telur resipien (penerima nukleus)
umumnya dapat berkembang menjadi berudu. Tetapi bila nukleus berasal dari sel usus berudu
yang telah berdiferensiasi, kurang dari 2% dari telur-telur itu yang berkembang menjadi berudu
normal, dan bahkan sebagian besar embrio gagal untuk melalui tahap perkembangan embrionik
yang lebih awal sekalipun.

2) Teknologi Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berbentuk sirkular kecil yang terpisah dari gen kromosom
bakteri atau ragi. Untuk mengklon gen atau potongan DNA lain, DNA yang mengandung gen
yang diinginkan dan DNA plasmid terlebih dahulu diisolasi dari sel bakteri. Kemudian gen
yang diinginkan diselipkan ke dalam plasmid. Plasmid tersebut merupakan molekul DNA
rekombinan yang menggabungkan DNA dari dua sumber. Plasmid itu dikembalikan ke sel
bakteri, yang kemudian bereproduksi untuk membentuk klon sel. Gen asing yang dibawa oleh
plasmid diklon pada wakto yang sama, karena bakteri yang sedang membelah terus mereplikasi
plasmid rekombinannya. Pada keadaan yang cocok, klon bakteri akan membuat protein yang
dikode oleh gen asing tersebut. Penggunaan dari gen hasil klon ini terbagi menjadi dua tujuan
umum. Tujuan pertama adalah untuk menghasilkan produk protein, baik untuk dipelajari
ataupun untuk penggunaan praktis. Misalnya, perusahaan farmasi menggunakan bakteri yang
membawa gen hormon pertumbuhan manusia untuk menghasilkan sejumlah besar hormon
yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati pertumbuhan yang terhambat. Tujuan kedua adalah
untuk mempersiapkan banyak salinan dari gen itu sendiri. Seorang saintis mungkin
berkeinginan untuk menentukan urutan nukleotida gen atau menggunakan gen itu untuk
memberi suatu organisme kemampuan metabolik baru. Misalnya, gen hasil klon untuk
resistensi terhadap hama yang berasal dari satu spesies tanaman budidaya dapat ditransfer ke
tumbuhan spesies lain.

3) Fusi Sel
Fusi sel artinya meleburkan dua sel dari spesies yang sama atau berbeda untuk
menghasilkan sel hibridoma yang membawa gen dari kedua induknya. Disebut hibridoma
karena pada mulanya sel yang difusikan adalah sel tertentu dengan sel kanker. Fusi sel
didahului oleh peleburan membran kedua sel, diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami),
dan akhirnya terjadi peleburan inti sel (kariogami).
Pada proses fusi sel buatan (in vitro) diperlukan sel wadah (sel mieloma), sel sumber gen (sel
limfosit B), dan zat pemicu fusi sel yang dikenal sebagai fusigen (zat-zat yang mempercepat
terjadinya fusi sel, misalnya NaNO3, CsCl++, pH tinggi, medan listrik, PEG, dan lain-lain).
4) Rekombinasi DNA
Semua organisme mengandung DNA dari bahan yang sama, yaitu gula, asam fosfat, dan
basa N. oleh karena itu, para ahli berhipotesis bahwa DNA dapat disambung-sambungkan dari
manapun asalnya. Hipotesis tersebut dapat dibuktikan oleh Stanley Cohen, yang berhasil
menyambung DNA pada tahun 1970-an. Proses penyambungan DNA disebut rekombinasi
DNA atau rekombinasi gen. Hasil sambungan DNA dikenal sebagai DNA rekombinan. Dalam
rekombinasi DNA dilakukan pemotongan dan penyambungan DNA. Proses pemotongan dan
penyambungan itu dilakukan oleh enzim pemotong dan penyambung. Enzim pemotong disebut
enzim restriksi endonuklease. Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti Werner Arber, Hamilton
Smith, dan Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk penemuannya tentang Endonuklease
restriksi, yaitu enzim yang dapat memotong DNA. Paul Berg untuk hybrid SU-40-I (Simin
Virus-40 bakteriofage I) dalam teknik DNA rekombinan. Enzim penyambung disebut enzim
ligase. Secara alami rekombinasi DNA biasa terjadi. Misalnya, proses pindah silang,
transduksi, transformasi. Secara buatan rekombinasi DNA, misalnya penyambungan DNA
secara in vitro. Alasan dapat dilakukan rekombinasi DNA adalah struktur DNA semua spesies
sama, DNA dapat disambung-sambung, ditemukan enzim pemotong dan penyambung, dan gen
dapat berekspresi di sel apapun. Komponen yang diperlukan dalam rekombinasi DNA adalah:
1) Metode mendapatkan gen
Untuk mendapatkan DNA diperlukan metode-metode berikut:
a. Metode tembak langsung, yakni mendapatkan gen dengan cara memotong langsung dari DNA
b. Metode transkip balik, yakni mendapatkan gen dengan cara mentranskripsi balik RNA menjadi
DNA dengan pertolongan enzim tertentu.
c. Metode sintesis gen, yakni membuat gen secara in vitro di laboratorium.
2) Enzim pemotong dan penyambung
Enzim pemotong atau penggunting disebut enzim restriksi endonuklease. Fungsi enzim
ini memotong-motong DNA yang panjang menjadi pendek agar dapat disambung-sambungkan
kembali. Enzim pemotong secara alami dimiliki oleh sel untuk memotong DNA di dalam sel.
Setiap enzim bekerja secara khusus. Artinya, setiap enzim hanya dapat memotong urutan basa
tertentu pada DNA. Enzim penyambung yang berfungsi menyambung-nyambungkan DNA,
yaitu enzim ligase. Enzim ligase DNA mengkatalisis ikatan fosfodiester antara dua rantai
DNA. Ligase DNA tidak dapat menyambungkan DNA untai tunggal, melainkan harus DNA
rangkap.
3) Pembawa gen atau vektor
Mengingat ukuran gen yang sangat kecil, maka memasukkan gen ke dalam sel target harus
menggunakan pembawa gen atau vektor. Vektor itu bertugas sebagai kendaraan bagi gen untuk
mengangkut gen masuk ke dalam sel target.
4) Sel target
Sel target yang biasa digunakan dalam rekombinasi DNA adalah sel bakteri Escherichia
Coli. Alasan menggunakan E. Coli adalah mudah diperoleh dan mudah didapat, tidak
mengandung gen yang membahayakan, dan dapat membelah diri dengan cepat.
Prosedur rekombinasi DNA adalah:
Sel-sel bakteri yang mengandung plasmid dihancurkan kemudian diambil DNA-nya melalui
proses sentrifugasi, plasmid dipisahkan dari kromosom bakteri. Plasmid yang masih berbentuk
sirkuler diputus oleh enzim restriksi endonuklease pada basa nitrogen GAATS, sehingga
terbentuklah plasmid berbentuk linier yang memiliki ujung basa nitrogen bebas AATTS.
Plasmid ini dapat ditempeli dengan DNA asing yang ujungnya juga memiliki basa nitrogen
bebas AATTS sehingga terbentuk plasmid sirkuler baru dengan tambahan DNA asing. Enzim
yang berperan dalam menggabungkan DNA plasmid dengan DNA asing adalah ligase. Plasmid
yang mengandung DNA asing dapat dimasukkan ke dalam bakteri. Jadi, bakteri ini sekarang
mengandung plasmid yang mengandung DNA asing tersebut. Bakteri ini dapat diklona
sehingga bakteri turunannya mengandung DNA asing.
Rekayasa genetika sangat bermanfaat dalam segala aspek kehidupan. Berikut ini beberapa
manfaat rekayasa genetika adalah :

1) Manfaat Rekayasa Genetika di Bidang Kedokteran dan Farmasi


(a) Pembuatan Hormon
Pembuatan insulin manusia oleh bakteri
Insulin merupakan suatu protein yang bertugas mengatur metabolisme gula di dalam tubuh
manusia. Gen inslin adalah suatu daerah di dalam DNA yang memiliki informasi untuk
menghasilkan insulin. Penderita diabetes tidak mampu membentuk insulin dalam jumlah yang
dibutuhkan. Penderita diabetes akut harus menerima suntikan insulin setiap hari. Sebelumnya,
insulin didapatkan dari kelenjar pancreas sapid an babi. Biasanya untuk memperoleh 0,45 kg
insulin yang dibutuhkan oleh 750 pasien diabetes selama satu tahun, diperlukan 3.600 kg
kelanjar pancreas yang berasal dari 23.000 ekor hewan.
Dengan teknik rekayasa genetika para peneliti berhasil memanipulasi bakteri untuk
membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia. Melalui penelitian dapat dibuktikan
pula bahwa salinan insulin manusia lebih baik dari pada insulin hewani dan dapat diterima
lebih baik oleh tubuh manusia. Biaya pembuatan insulin inipun menjadi jauh lebih murah.
Teknik pencangkokan gen dalam pembuatan insulin manusia oleh bakteri berlangsung
sebagai berikut : insulin manusia tersusun dari dua rantai protein, yaitu rantai A dan B. urutan
basa dalam molekul DNA yang mengkode masing – masing rantai dibuat dalam tabung reaksi
dengan menggunakan struktur yang sudah diketahui dari insulin. Tiap molekul DNA kemudian
dihubungkan dengan gen bakteri (yang mengkode enzim β-galaktosidase), sehingga
membentuk gen hybrid (gabungan). Bila gen – gen ini secara terpisah dimasukkan ke dalam
sel – sel bakteri, taip gen hybrid menunukkan ekspresinya dan bakteri membuat suatu hybrid
protein β-galaktosidase-insulin A (atau B). protein hybrid dipisahkan dari protein bakteri
lainnya, dan rantai insulin dibebaskan dengan perlakuan kimia. Dua rantai peptide tersebut
kemudian bersatu dan terbentuklah insulin manusia yang aktif.
Skema Pembuatan Hormon Insulin
Pembuatan somatostatin
Hormone ini merupakan hasil transpalatasi gen eukariot hipofisis manusia ke gen E. colli.
Hormone ini dikenal sebagai hormone pertumbuhan yang dapat diberikan pada penderita
dwarfisme hipofisis dan berfungsi untuk meningkatkan sekresi hotmon pertumbuhan.
Pembuatan somastotropin
Hormone pertumbuhan ini uga dapat dikloning dari bakteri E. colli di mana dapat
digunakan untuk pengobatan patah tulang, luka bakar, dan pendarahan di lambung.

(b) Terapi Gen Manusia


Setiap kelainan genetic yang disebabkan alel tunggal yang rusak, secara teoritis mungkin
untuk diganti dengan alel yang masih berfungsi normal menggunakan teknik DNA
rekombinan. Alel baru tersebut dapat disisipkan ke dalam sel somatic (sel tubuh) jaringan yang
dipengaruhi kelainan dalam diri pasien atau bahkan mungkin juga ke dalam sel germinal (sel
benih penghasil gamet) atau sel embrionik.
Agar terapi gen sel somatic bersifat permanen, sel yang menerima alelnormal harus harus
senantiasa memperbanyak diri di sepanjang hidup si pasien, sehingga alel pencangkokan akan
bereplikasi dan terus diekspresikan. Dari percobaan terapi gen yang sedang dilakukan pada
manusia, terapi yang paling menjanjikan adalah terapi yang melibatkan sel sumsum tulang. Sel
sumsum tulang, termasuk “stem cell” yang menghasilkan semua sel darah dan sistem imun,
merupakan kandidat utama sel yang menerima alel normal. Sebagian besar percobaan saat ini
masih dalam taraf pendahuluan, yang didesain untuk menguji keamanan dan kelayakan
prosedur, bukan untuk menyembuhkan.

(c) Antibodi Monoklonal


Antibodi monoklonal dikelemukan oleh Goerge Kohler dan Caesar Milstein (Inggris)
tahun 1975. Antibodi ini dihasilkan oleh sel hibridoma. Sel hibridoma adalah sel yang
dikembangkan dari gabungan antar sel – sel kanker yang dapat berkembang baik dalam media
tertentu dengan sel limfosit yang rentan bila berada di luar tubuh manusia. Gabungan sel ini
mampu hidup dan berkembang dengan baik dan menghasilkan antibodi. Antibodi yang
dihasilkan dari sel hibridoma ini digunakan untuk pemeriksaan dan terapi.
Antibodi dapat digunakan untuk pemeriksaan karena antibodi ini dapat mengenali antigen
tertentu. Maka, dengan teknik immunoessays atau pelacakan antibodi yang disuntikkan atau
diradiasikan ke dalam tubuh penderita sehingga bagian mana dan jenis antigen apa yang dalam
tubuh dapat diketahui. Antibodi ini juga dapat digunakan untuk test urine, tes kehamilan dan
ui HIV-AIDS.
Antibodi untuk terapi karena dapat mengenali antigen tertentu misalnya sel kanker. Kerja
antibodi ini sebagai mediator untuk menghantarkan obat sampai pada antigen sel kanker
sehingga obat dapat bereaksi dengan cepet dan tepat tanpa mengganggu sel lainnya.

Antibodi untuk tes kehamilan.


Dalam teknik fusi sel tertentu, para pakar menggunakan sel limfosit B dari hewan yang
mampu menghasilkan antibodi. Sel limfosit B tikus diambil setelah tikus diberi antigen(missal
penyakit manusia). Sel B tikus difusikan dengan myeloma. Selanjutnya, hibridoma
dikembangkan (diklonakan) dan diseleksi untuk memperoleh satu hibridoma penghasil
antibodi yang sesuai. Satu hibridoma tersebut dikultur agar diperoleh antibodi untuk manusia.
Sebagian hibridoma dibekukan untuk cadangan. Oleh karena antibodi yang dihasilkan berasal
dari pengklonaan satu sel hibridoma, maka disebut antibodi monoklonal.

(d) Vaksin
Dengan teknik rekayasa genetika protein gen dan vaksin dikloning ke bakteri E. colli,
sehingga didapatkan vaksin dalam jumlah yang cukup besar antara lain sebagai berikut :
- Vaksin rabies, dikloning dari gen glikoprotein virus rabies ke E. Colli.
- Vaksin Hepatitis B, antigen hepatitis B dapat dikloning ke jamur atau virus vaksinia.
- Vaksin malaria, antigen sporozoid yang dikoning pada E. Colli.
(e) Interferon
Interferon merupakan mediator sistem kekebalan tubuh yang dibuat oleh sistem kekebalan
itu sendiri sebagai senyawa antivirus yang bermanfaat untuk mengobati beberapa jenis kanker
dan efektif untuk beberpa jenis leukemia. Fungsi interferon yang lain adalah untuk pengobatan
hepatitis, herpes simplek, herpes zooter.

(f) Pemetaan kromosom


Ketika terbentuk hibridoma, terjadi penghancuran kromosom secara acak. Setiap sel
hibridoma mengalami kerusakan kromosom yang tidak sama sehingga sel hibridoma yang satu
dan yang lain memiliki kromosom yang tidak sama pula. Misalnya, hibridoma yang memiliki
kromosom nomor 11 dikultur (dibiakkan), kemudian produknya dianalisis, ternyata
menghasilkan hormon insulin.
2) Manfaat Rekayasa Genetika di Bidang Peternakan
(a) Vaksin Hewan
Vaksin pada dunia hewan yang diproduksi dengan teknik rekayasa genetika hampir sama
dengan vaksin pada manusia. Macam vaksin pada hewan hasil rekayasa genetika adalah
sebagai berikut :
Vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK/FMD) dibuat dari virus anti PMK yang dikloning ke
E.Colli sehingga diperoleh antigen PMK dalam umlah besar.
Vaksin Rabies, yang diproduksi dengan teknik rekayasa genetika.
Vaksin Blue Tongue, yang dikhususkan pada domba.
Vaksin White diarrhea, yang dikhususkan pada babi.
Vaksin Fish-fibrosis, vaksin yang diperuntukkan untuk ikan.

(b) Hormone Pertumbuhan


rBST (Recombinant Bovine Somatotropine Hormone), sintesis rBST dengan menggunakan
gen hipofisis yang dikloning ke dalam bakteri E. Colli, langkahnya sama dengan sintesis
insulin. Hormon ini tersusun 1919 asam amino dan dapat dikemas dalam suntikan yang dapat
diberikan setiap 14 atau 28 hari sekali. Hormo ini dapat meningkatkan produksi susu 15-40%
dan memperpanjang masa laktasinya.
rPST (Recombinant Porcine Somatotropin Hormone), hormone ini tersusun 191 asam amino,
diberikan peroral pada babi dan berfungsi untuk meningkatkan berat badan, mengefisiensikan
penggunaan pakan serta meningkatkan kandungan protein dan mengurangi kandungan lemak.

(c) Transfer Gen pada Hewan


Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey merupakan domba betina
yang sehat dan normal, namun DNA-nya telah disisipi oleh gen manusia. Gen manusia tersebut
mengkode produksi produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT). Protein ATT ini disekresi oleh
Tracey pada air susunya. Protein ATT sangat berharga karena berkhasiat untuk mengobati
penyakit paru – paru pada manusia, misalnya fibrosis sistik dan emfisema (menggelembungnya
membrane alveoli hingga pecah sehingga menyebabkan bronchitis kronis).
Gen manusia dapat masuk ke dalam tubuh Tracey dengan cara sebagai berikut : pertama –
tama gen manusia yang mengkode ATT diisolasi dan diklon. Gen ini kemudian diinjeksikan
ke dalam sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dan diadopsi oleh satu kromosom. Sel telur
yang telah dibuahi akan membelah secara mitosis menghasilkan sel – sel yang masing – masing
mengandung gen ATT. Bila sudah terbentuk embrio pada tahap awal, kemudian embrio ini
ditanamkan ke rahim domba betina dewasa yang menjadi induk pengasuhnya. Embrio
berkembang kemudian domba Tracey lahir.
3) Manfaat Rekayasa Genetika di Bidang Pertanian
(a) Tanaman Transgrenik (Tanaman Hasil Rekayasa Genetik)
Gen – gen asing dapat disisipkan ke dalam sel – sel tanaman dengan cara yang cukup
alami. Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab infeksi tumor crown gall
pada beberapa tanaman. Bakteri ini menyerang tanaman yang luka dan menyebabkan sel – sel
tanaman memperbanyak diri hingga membentuk tumor.
Hal ini dapat terjadi karena Agrobacterium mampu menyisipkan plasmidnya sendiri (plasmid
Ti) ke dalam kromosom tanaman. Plasmid gen bakteri ini bergabung dengan DNA tanaman
dan menstimulasi pertumbuhan tumor. Ahli – ahli genetika tanaman berhasil menggantikan
gen yang membentuk tumor pada plasmid Agrobacterium dengan gen – gen berguna pada
manusia. Oleh karenanya, dalam hal ini Agrobacterium berfungsi sebagai vector.
Tanaman transgrenik direkayasa dengan menggunakan Agrobacterium tumefaciens untuk
memperoleh sifat sebagai berikut :
Menunda pematangan buah. Suatu gen telah disisipkan ke dalam tomat yang dapat
menghambat enzim pematangan. Tomat hasil rekayasa (tomat Flavor savor) dapat bertahan
beberapa minggu lebih lama dibandingkan dengan tomat biasa.
Resistensi (ketahanan) terhadap pestisida dan herbisida. Suatu gen disisipkan ke dalam
tanaman pangan sehingga dapat mensintesis protein kristal insektisidal (Insectisidal Crystal
Protein = ICP). Protein kristal insektisidal mempengaruhi usus hama seperti ulat atau serangga
tertentu yang makan tanaman ini sehingga hama menjadi berhenti makan dan kemudian mati.
Resistensi terhadap kondisi lingkungan. Misalnya transfer gen dapat menghasilkan tanaman
yang tahan kering karena memiliki lapisan kutikula yang lebih tebal sehingga tumbuh baik di
daerah kering, tanaman yang buahnya seragam, tanaman yang tahan terhadap angin, contohnya
adalah tanaman kedelai seragam sehingga lebih tahan terhadap angin kencang.
Berikut ini adalah organisme hasil rekayasa genetik di Indonesia yang telah dikonsultasikan
dengan FDA :
GMO & Gen, produk gen Sifat baru Produk
Produk
Produsen & asal gen turunan I Turunan II
Jagung Enzim EPSPS, Tahan - Maizena - Biskuit
(Monsanto) Bakteri herbisida - Modified - Tepung kue
Agrobacterium glifosat corn starch - Minyak Jagung
- Minyak
jagung
Jagung Enzim PAT, Tahan - S.d.a - S.d.a
(Aventis) bakteri Bacillus herbisida
amvloliquefaciens glufosinat
Padi Enzim PAT, Tahan - Tepung beras - Bihun
(Aventis) bakteri herbisida
Streptomyces glufosinat
hygroscopicus
Kedelai Enzim PAT, Tahan - Isolate Soy -Susu kedelai,
(Monsanto) bakteri herbisida Protein (ISP) susu rendah
Viridochromagenes glufosinat - Lesitin laktosa, susu
- Tepung bubuk, biskuit
kedelai
Kentang Gen CryIIIA, Tahan - Potato starch Biskut, mie
(Monsanto) PLRV replikase, Kumbang - Modified
Bakteri B. (Colorado) starch
Thuringiensis - Snack food
Tomat Enzim antisense Penundaan - Pasta tomat -Pasta tomat
(Calgene) PG, Tomat pelunakan
buah tomat
Gandum Modified AHAS Tahan - Tepung - Roti, biscuit
(Canada) genes, Gandum herbisida gandum
kultifar GGrandi imidazolinon

(b) Pembentukan spesies baru


Fusi sel dapat digunakan untuk membuat spesies baru yang tidak dapat dilakukan melalui
persilangan. Contohnya pada tumbuhan. Sel tumbuhan mempunyai dinding sel dari selulosa
yang merupakan faktor penghalang terjadinya fusi sel, Sehingga dinding sel tersebut harus
dicerna. Caranya, sel tumbuhan diberi enzim selulase untuk menghancurkan dinding selnya
sehingga tinggallah protoplasmanya, yang siap untuk difusikan. Oleh karena itu, fusi sel
tumbuhan disebut sebagai fusi protoplasma. Setelah difusikan, membran sel akan membentuk
dinding sel baru sehingga terbentuk individu baru yang merupakan gabungan dari dua sel.
Muncullah hibridoma yang diharapkan.
Di dalam proses fusi protoplasma ini para pakar telah berhasil memfusikan sel kentang
dan sel tomat. Ternyata memang berhasil diproduksi tanaman yang tubuh bagian atasnya
berbuah tomat, sedangkan bagian bawahnya dapat menghasilkan umbi kentang. Tanaman ini
disebut sebagai pomato (tomat dan kentang).

Gambar Contoh Pembentukan Spesies Baru


4) Manfaat Rekayasa Genetika di Bidang Sandang
Bioteknologi di bidang sandang melibatkan agen – agen biologi yang berupa tanaman
penghasil bahan sandang. Teknologi yang dikembangkan adalah rekayasa genetika (teknologi)
plasmid. Hasil yang diinginkan berupa tanaman transgrenik yang tahan terhadap hama penyakit
sehingga dapat mengoptimalkan produktivitasnya.
Kapas Bt adalah istilah untuk tanaman kapas transgrenik yang tahan terhadap serangga tertentu.
Bt singkatan dari Bacillus thuringiensis, merupakan bakteri tanah yang dapat membunuh
serangga tertentu. Bakteri Bt dapat menghasilkan Kristal paraspora (protein Cry). ProteinCry
tidak beracun karena masih berupa paratoksin (senyawa awal yang membutuhkan proses
biokimia untuk menjadi toksin). Protein Cry akan menjadi toksin apabila berada pada kondisi
alkali dan mengandung protease pada usus serangga. Apabila menjadi toksin, maka sel – sel
usus serangga menadi bocor, serangga menjadi tidak suka makan dan mati. Serangga yang
dapat menjadi wahana pembentukan toksin dan peka terhadap toksin ini adalah kelompok
Lepiodoptera dan Coleoptera.
Ulat buah (Helicoverpa armigera) merupakan hama utama kapas di Indonesia. Padahal
kapas merupakan bahan dasar pembentukan tekstil untuk membuat kebutuhan sandang. Ulat
ini dapat membuat lubang pada buah kapas yang masih muda dan memakan isinya, sehingga
kapas akan gugur. Bila sampai tua kulitas seratnya terpotong – potong. Upaya untuk mengatasi
tanpa harus mengotori lingkungan adalah dengan memindahkan gen Cry dari bakteri Bt ke
tanaman kapas, sehingga tanaman kapas dapat menghasilkan protein Cry. Kapas yang
mengandung gen Cry inilah yang disebut sebagai kapas Bt. Kapas Bt akan menghasilkan
protein Cry pada seluruh bagian tubuhnya. Terutama pada daun dan buahnya sehingga bila ada
ulat yang memakannya akan mati.
Beberapa keuntungan penanaman kapas Bt antara lain dapat mengurangi dampak negative
akibat residu pestisida dan tidak membunuh hewan non target, sehingga lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu dapat mengurangi biaya pestisida, tenaga, dan waktu bagi petani.

5) Manfaat Rekayasa Genetika di Bidang Lingkungan


Bioteknologi lingkungan dan pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa tumbuhan
dan mikroorganisme dengan pengembangan teknologi bioredimiasi (Fitoremidiasi dan
biofilter) dan rekayasa genetika. Tuuannya untuk menghasilkan tumbuhan mikroorganisme
transgenic yang mampu mengatasi sumber – sumber pencemaran lingkungan.
(a) Biodegradasi Plastik
Plastic tersusun atas bahan – bahan polisterin, polietelin, dan polivicinil chloride, serta
polipropilin yang mempunyai sifat susah diuraikan oleh mikrobia yang ada di dalam tanah.
Tetapi untuk kelompok plastik yang lentur masih dapat dibiodegradasi oleh bakteri
Cladosporium resinae. Sedang bakteri Methylcoccus capsulatus dapat menambahkan oksigen
pada alken aoksida. Alkena oksida ini dapat digunakan untuk pembuatan plastic daur ulang
dari bahan polipropilen dan polietilen.
(b) Biodegradasi Minyak Buangan
Tumpahan minyak mentah di laut bersifat sangat resisten terhadap bakteri pengurai. Namun
ditemukan jamur Cladosporium resinae dan beberapa bakteri dari genus Pseudomonas dapat
memakan minyak mentah untuk biodegradasi.

(c) Biodegradasi Air Limbah


Air limbah dapat menjadi tempat tinggal mikroorganisme yang bersifat pathogen antara lain
Shigella dysentri (penyakit disentri), Salmonella typhosa (penyakit tifus), Vibrio chlorella
(penyakit kolera).
Metode yang paling banyak digunakan di seumlah IPAL (instalasi pengolahan air limbah)
adalah dengan teknik bioremidiasi dengan tahapan sebagai berikut :
Perlakuan primer, yaitu penyaringan mineral yang mengapung dengan menggunakan filter
sehingga partikel yang berat tenggelam di dalam kolam.
Perlakuan sekunder, yaitu dengan teknik fitoromediasi / mikromediasi menggunakan
tumbuhan (enceng gondok) dan lumpur aktif, yaitu proses penyaringan atau pengurangan
polutan dengan menggunakan mikroorganisme aerobic seperti Beggiatoa sp, Pseudomonas
spp, Nitrososmonas sp, Nitrobacter sp, Zooglea sp.
(d) Detosifikasi Air Raksa Pencemar
Detosifikasi racun dari logam berat seperti air raksa organik dapat digunakan tanaman
transgrenik Arabidopsis thaliana yang menghasilkan gen bersifat detosifikasi air raksa
(merkuri) organik, sehingga tidak membahayakan hewan dan manusia. Pencemaran air raksa
organik banyak diumpai pada pantai di Negara – Negara industry, polutan ini sangat beracun
bagi manusia dan hewan bahkan dapat menyebabkan mutasi gen (bersifat karsinogenik).
(e) Biodegradasi Limbah / Sampah Penghasil Gas Bio
Gas bio (CH4= gas metan) merupakan gas yang dihasilkan dari proses biologis oleh bakteri
secara anaerob oleh bakteri Methanobacterium methanica. Gas bio dapat digunakan sebagai
sumber energy alternative, yaitu untuk pembakaran maupun untuk menghasilkan energy. Di
negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hidup di desa yang telah
menerapkan teknologi fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi
fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas, dan lain-lain yang akan diuraikan
oleh bakteri dalam fermenter. Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh negara
Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun 1970. Gasohol dihasilkan dari fermentasi
kapang terhadap gula tebu yang melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan polusi.

5. Dampak Bioteknologi
Dampak Positif
1. Bidang Pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi
makanan dengan bantuan mikroba (tempe, roti, keju, yoghurt, kecap, dll), vitamin, dan enzim.

2. Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi
monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen, dan pembuatan antibiotik. Proses penambahan
DNA asing pada bakteri merupakan prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di
dunia kedokteran. Contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan, dan zat
antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai
insulin dari luar tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen
dari bakteri.

3. Bidang Lingkungan
Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan misalnya dalam hal mengurangi
pencemaran dengan adanya teknik pengolahan limbah dan dengan memanipulasi
mikroorganisme.

4. Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi,
tahan lama, patogen, dan herbisida. Perkembangan bioteknologi molekuler memberikan
sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemulihan ilmu tanaman (plant breeding).
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalui pemulihan tanaman
konvensional telah memberikan kontibusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme
dalam fiksasi nitrogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan
bagi para petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap gersang. Mikroba
yang direkayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga
dalam cara lain, sperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bakteri Rhizobium.
Keturunan bakteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen
kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan
dari bakteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan
(seperti jagung) dan mengembangbiakkan, membebaskan tumbuhan jagung dari
ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertnian. Untuk
mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan
berbagai dampak negatif, antara lain matinya organisme nontarget, keracunan bagi hewan dan
manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu dicari terobosan untuk mengatasi
masalah tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang
terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada satu kelompok yang bersifat
patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan
penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus
thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu
protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama serangga dari ordo Lepidoptera. Protein
ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran
pencernaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakan dan dapat dimanfaatkan
sebagai biopestisida pembasni hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat
mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi
untuk membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang
mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. Thuringiensis dapat diperbanyak
dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini diharapkan tanaman
tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksik terhadap serangga sehingga
pestisida tidak diperlukan lagi.

5. Bidang Peternakan
Peningkatan produksi ternak, meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi
mikroba rumen, menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi,
menciptakan jenis ternak unggul dan dapat memproduksi asam amino tertentu.
Hewan ternak diberi perlakuan dengan produk-produk yang dihasilkan dari mtode DNA
rekombinan. Produk ini mencakup vaksin-vaksin baru atau yang didesain ulang, antibodi dan
hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya, beberapa sapi perah disuntik dengan hormon
pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan
produksi susu (vaksin ini dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga meningkatkan
perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini telah lulus dari semua uji keamanan dan BGH
sekarang digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen dari spesies lain termasuk ternak
penghasil daging dan susu, serta beberapa spesies ikan yang dipelihara secara komersial,
dihasilkan dengan menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel telur atau embrio muda.

6. Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas
dengan kekerasan , darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat
kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam
tubuh korban. Melalui pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat di identifikasi
pelaku dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali
untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat
sedikit (kira-kira 1000 sel).
DNA finngeprint merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan
di Indonesia. Keakuratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA
finngerprint selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama di
gunakan kepolisian untuk identifikasi.
Dampak Negatif
1. Dampak terhadap kesehatan
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik
untuk manusia dan hewan
b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imonogenik yang disebabkan tidak stabilnya DNA
rekayasa genetik
c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh
rekayasa genetik
d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada pathogen oleh transfer gen horizontal membuat tidak
menghilangkan infeksi
e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit
f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter
sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel
kanker)
g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan
residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman

2. Dampak terhadap lingkungan


Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk
“makhluk hidup baru” yang belum pernah ada. Pengkloningan, transplantasi inti dan
rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Pelepasan organisme -organisme transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa
pencemaran biologis di lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik
(OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang
ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan Internasional Specialty Products.
Diantaranya:
a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20
persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal
sampai 100 persen
b. Tidak ada pengurangan penggunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman
rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat
c. Tanaman rekayasa genetik merusak kehidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian
kerajaan Inggris
d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetika
terbesar praktis tidak bermanfaat
e. Area hutan luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar
di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel.
Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan
selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun
f. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di
lapangan dan di dalam tes laboratorium
g. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup
digunakanlebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia
h. Kantaminasi trangenik tidak dapat dihindarkan. Ilmuan menemukan penyerbukan tanaman
rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer

3. Dampak terhadap etika moral


Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum
alam dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh
hewan dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan
produk-prosuk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu.
Terlebih lagi teknologi cloning yang akan dilakukan pada manusia.
Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia sering membawa masalah baru,
karena masyarakat belum menerimanya. Berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
a. Seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku
karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian dimasyarakat timbul
sebuah pertanyaan “anak siapa bayi tersebut?”
b. Pasangan suami istri menunda kehamilan. Sperma suami dititipkan di bank sperma kemudian
beberapa tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum
suaminya. Dia mengambil sperma yang diditipkan di bank sperma. Bagaimana status dari anak
tersebut?, bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal?
c. Meminta sperma orang lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita
merupakan pelanggaran atau bukan?

You might also like