You are on page 1of 15

PEMANFAATAN KEKAYAAN LAUT INDONESIA SEBAGAI USAHA MENJAGA

KETAHANAN EKONOMI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Kewarganegaraan


Yang Dibimbing Oleh:
Dr. Didik Sukriono, S.H., M.Hum.

KELOMPOK 2

AHMAD BAHRUL ULUM 160521610404


NICKO HIMAWAN 170513624091
ODHY HASANUL QOLBI 170513624036
SAIFUL JIHAD 170513624089
VECKI PUTRA ARIAWAN 170513624031
AGUSTIAN ROSUL ZAM ZAMI 150523607341
RIFQI MAULANA 170513624088

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Malang
April 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat berbagai hal yang


kompleks yang harus dijalankan oleh setiap warga negara, termasuk juga pihak
pemerintah. Salah satu diantaranya yaitu Ketahanan Nasional. Ketahanan
Nasional harus sangat diperhatikan dan harus mampu ditegakkan agar tujuan
Negara Indonesia untuk merdeka dan sejahtera dapat terwujud.

Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang


terdiri dari aspek-aspek kehidupan yang saling terintegrasi. Ketahanan
Nasional berisi tentang keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan
kekuatan dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
(AGHT) baik dari dalam maupun dari luar.
Ada beberapa aspek Ketahanan Nasional yang berlaku di Indonesia,
salah satunya Ketahanan Ekonomi. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
(Ketahanan Ekonomi Nasional) merupakan salah satu sektor ketahanan
nasional perlu dan penting untuk dijalankan oleh setiap negara. Menurut Paul
A. Samuelson, salah satu ahli di bidang ekonomi, ekonomi merupakan cara-
cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan
sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya alam juga sumber
daya manusia yang melimpah. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas
di dunia yang terdiri dari 15.504 pulau, tersebar mulai dari sabang (Aceh)
hingga Merauke (Papua) dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km.
Terkenal dengan sebutan negara maritim, dua per tiga dari luas keseluruhan
5.193.252 wilayah Indonesia adalah lautan.

Dengan luas laut yang sedemikian luas, banyak potensi kelautan yang
bisa digali untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dengan melimpahnya
kekayaan laut seperti ikan, terumbu karang, rumput laut dan masih banyak
yang lainnya, dapat dimanfaatkan untuk menunjang Ketahanan Ekonomi
Nasional. Berikut akan dijelaskan potensi kekayaan laut Indonesia sebagai
pendukung penegakan Ketahanan Nasional pada Sektor Ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Ketahanan Nasional?
2. Apa saja bidang atau sektor Ketahanan Nasional?
3. Apa itu Ketahanan Ekonomi Nasional?
4. Apa saja potensi kelautan Indonesia?
5. Bagaimana peran potensi kelautan Indonesia sebagai penunjang
berjalannya Ketahanan Ekonomi Nasional?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Ketahanan Nasional.
2. Mengetahui apa yang dimaksud Ketahanan Ekonomi.
3. Mengetahui potensi Indonesia dari kekayaan laut.
4. Memahami peran potensi kelautan Indonesia sebagai penunjang
Ketahanan Ekonomi.

D. Manfaat
1. Menambah wawasan tentang Ketahanan Nasional di bidang ekonomi.
2. Menambah wawasan mengenai kekayaan kelautan Indonesia.
3. Menambah pengetahuan tentang potensi kekayaan laut Indonesia sebagai
penunjang Ketahanan Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia, berisi


tentang keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional guna menghadapi dan mengatasi semua
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam Indonesia sendiri, yang secara langsung ataupun tak
langsung membahayakan inegritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan nasional Indonesia (Suradinata,
2005).

Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas


pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya
kesejahteran dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan,
terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan
rakyat untuk mengaktualisasi diri (Srijanti, 2009). Ketahanan Nasional juga
memiliki fungsi, diantaranya:

1. Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,


ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas,
integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

2. Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang


ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.

3. Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja
intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya
diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat
kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai
tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

B. Ketahanan Ekonomi Nasional


1. Pengertian Ekonomi

Menurut Paul A. Samuelson, ekonomi merupakan cara-cara yang


dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-
sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Ekonomi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup meliputi
kegiatan produksi barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada konsumen
atau pemakai. Kegiatan produksi dalam perekonomian melibatkan factor-
faktor produksi berupa tenaga kerja, modal, teknologi, sumber daya alam dan
manajemen.

2. Ketahanan Ekonomi

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan


perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional
dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung
maupun tidsak langsung untuk menjamin kelangssungan perekonomian bangsa
dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (Khabibah, 2014).
Ketahanan ekonomi berkaitan dengan banyak hal, diantaranya:
a. Stabilitas ekonomi,
b. Tingkat integritas ekonomi,
c. Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan dari luar system ekonomi,
d. Margin of savety dari garis kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi,
e. Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi nasional,
f. Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi nasional,
g. Tingkat integritas ekonomi nasional dengan ekonomi global.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan ekonomi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Ketahanan di Bidang


Ekonomi pada Negara Berkembang seperti Infonesia. Berikut adalah faktor-
faktor yang dimaksud.
a. Bumi dan Sumber Alam

Belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan


alam, yaitu karena, kurang modal, belum memiliki keterampilan teknologi
yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan.
Bencana alam seperti banjir dan musim kering yang hanya dikuasai
dengan pengendalian sungai dan banjir. Struktur ekonomi agraris
merupakan tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan
konsekuensi social yang amat luas. Negara yang tidak mempunyai
kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku yang banyak
memerlukan devisa sehingga perkembangan industrinya lamban.

b. Tenaga Kerja

Pertambahan penduduk yang cepat bisa menguntungkan, karena


persediaan tenaga kerja yang cukup, namun harus disertai dengan
peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan kesempatan kerja.
Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan
pengangguran kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu
ditempuh penanggulangan yang diantaranya, peningkatan keterampilan
teknologi, transmigrasi, keluarga berencana,distribusi penduduk secara
ekonomi geografis yang dipadukan dengan masalah keamanan nasional.

c. Faktor Modal

Modal dapat diperoleh dari tabungan,pajak, re-investasi perusahaan,


pendapatan ekspor dan modal asing. Negara berkembang menghadapi
kekurangan modal dan pemupukan modal dalam negeri terbatas yang
diantaranya disebabkan oleh, pendapatan masyarakat rendah, sehingga
tidak memungkinkan adanya tabungan, dasar tarif pajak dan aparatur
pemungutan pajak masih terbatas, kemampuan investasi modal
perusahaan masih kurang.

d. Faktor Teknologi

Penggunaan teknologi memerlukan pertimbangan-pertimbangan


misalnya labour intensive (padat karya), teknologi intermediet atau
teknologi elektra dan teknologi mutakhir atau technocratium.

e. Hubungan dengan Ekonomi Luar Negeri


Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Negara-negara berkembang di
bidang hubungan ekonomi luar negeri adalah sebagai berikut:
(1)Melebarnya jurang pemisah antara Negara maju dengan Negara
berkembang, kerena pertumbuhan ekonomi yang tidak sama.
(2)Kemerosotan harga bahan ekspor tradisional dan menurunkan hasil
produksi Negara berkembang. (3)Makin tinggi kapasitas produksi dan
volume ekspor Negara industri, makin mudah keadaan tersebut
dipengaruhi oleh perkembangan pasaran internasional. (4)Adanya
pengelompokan Negara maju menjadi masyarakat ekonomi.

f. Prasarana dan Infrastruktur

Prasarana merupakan segal sesuatu yang diperlukan untuk


menunjang produksi barang dan jasa. Prasarana adalah faktor utama bagi
pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara. Usaha subversip dan
infiltrasi baik dalam suasana damai, apalagi dalam keadaan perang selalu
menjadikan prasarana sebagai sasaran utama dari pihak lawan.

g. Faktor Manajemen

Manajemen adalah tata cara mengelola perusahaan. Public


administration adalah manajemen atau tatacara perusahaan oleh aparatur
Negara, sedangkan business management adalah tata cara perusahaan oleh
pihak swasta.

C. Potensi Kekayaan Laut Indonesia

Dengan 17.504 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di


dunia. Garis pantainya mencapai 81.000, masuk ke dalam daftar garis pantai
terpanjang di dunia. 65% dari total 467 kabupaten/kota yang ada di Indonesia
berada di pesisir. Pada 2010 populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari
237 juta jiwa, dimana lebih dari 80% hidup di kawasan pesisir. Beberapa
sumberdaya yang dapat deimanfaatkan diantaranya:

1. Sumberdaya pulih: ikan, terumbu karang, rumput laut, hutan mangrove


dan garam.
2. Sumberdaya tidak dapat pulih: minyak bumi, gas, hasil tambang dan
mineral.
3. Energi: gelombang dan angin.
4. Transportasi, komunikasi dan keindahan alam.

Dengan potensial kekayaan laut Indonesia sebagai berikut.


a. Ikan

Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai


memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi.
Sumberdaya tersebut paling tidak mencakup 37% dari spesies ikan di
dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1994). Di wilayah
perairan laut Indonesia terdapat beberapa jenis ikan bernilai ekonomis
tinggi antara seperi tuna, cakalang, udang, tongkol, tenggiri, kakap, cumi-
cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang barong/lobster), ikan
hias dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).

Potensi ikan yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton


pertahun yang dapat dikelola secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4
juta ton dapat ditangkap di perairan Indonesia dan 1,86 juta ton dapat
diperoleh dari perairan ZEEI.

b. Terumbu Karang

Kepulauan Indonesia terbentang antara Samudera Hindia dan


Samudera Pasifik. Luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875,
atau sekitar 18% dari total kawasan terumbu karang dunia. Sebagian besar
terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia, di wilayah yang
lazim disebut segitiga karang (coral triangle).

Terumbu karang Indonesia di kawasan segitiga karang adalah salah


satu yang terkaya dalam keanekaragaman hayati di dunia, rumah bagi
sekitar 590 spesies karang keras. Terumbu di Kepulauan Raja Ampat
diakui para ilmuwan sebagai “pusat” keanekaragaman hayati terumbu
karang dunia.

Selain membawa keuntungan ekonomi, ekosistem terumbu karang


melindungi pantai dari hantaman gelombang, sehingga mengurangi abrasi
dan kerusakan. Terumbu karang juga berkontribusi kepada sektor
penangkapan ikan dengan menyediakan daerah pemijahan dan asuhan,
penyediaan makanan dan tempat berlindung beragam jenis mahluk laut.

c. Rumput Laut
Rumput laut atau makro algae dikenal sebagai bahan makanan
tambahan, sayuran dan obat tradisional. Pemanfaatannya kemudian
berkembang untuk kebutuhan bahan baku industri makanan, kosmetik,
farmasi dan kedokteran.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki


keanekaragaman jenis rumput laut yang sangat tinggi, bahkan oleh para
ahli rumput laut mengatakan Indonesia sebagai lumbung rumput laut.
Daerah penghasil rumput laut meliputi perairan pantai yang mempunyai
paparan terumbu (reef flats), seperti Kepulauan Riau, Bangka-Belitung,
Seribu, Karimunjawa, Selat Sunda, pantai Jawa bagian selatan, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, pulau-pulau di Sulawesi dan
Maluku. Perairan ini merupakan tempat tumbuh dari semua jenis rumput
laut yang ada di Indonesia.

d. Mangrove

Indonesia mempunyai sebaran ekosistem mangrove yang luas,


bahkan terbesar di dunia (FAO, 2007). Menurut Spalding et al. pada 2010
diperkirakan luas mangrove di Indonesia sekitar 3.189.359 hektar, hampir
mencapai 60% luas total mangrove Asia Tenggara. Jumlah ini juga
merupakan 20% dari total tutupan mangrove yang ada di dunia. Menurut
FAO, ada 48 spesies mangrove di Indonesia, membuat Indonesia menjadi
pusat penting keanekaragaman hayati mangrove dunia.

e. Garam

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan merupakan potensi yang


tinggi untuk menghasilkan produksi garam dalam jumlah besar. Beberapa
pulau yang terkenal dengan produksi garamn antara lain Madura dan NTT.
Data dari Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa pada tahun 2009,
produksi garam nasional mencapai 1.265.600 ton.

Di dalam 1000 gr air laut, terdapat 96,6% air murni dan sekitar 3,5%
zat terlarut yang meliputi zat-zat anorganik, senyawa organik yang berasal
dari makhluk hidup dan gas-gas yang terlarut. Zat-zat anorganik utama
yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang
dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan
florida. Zat-zat anorganik ini bersumber dari pelapukan batuan di darat,
gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal
vents) di laut dalam.

f. Minyak dan Gas Bumi

Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki
peran penting di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi
yang dimiliki Indonesia berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170
TSCF dan produksi pertahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi
tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 59
tahun.
Minyak bumi diproduksi dan didistilasi menjadi berbagai jenis
frasksi sebelum digunakan sebagai bahan bakar. Saat ini di Indonesia,
minyak bumi menjadi sumber energi yang paling besar, hampir setengah
dari konsumsi energi nasinal ditopang oleh suplai minyak bumi.

Indonesia saat ini memiliki cadangan minyak sebesar 7,7 miliar


barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692
miliar barel cadangan berpotensi.

Indonesia merupakan anggota OPEC, sebagai salah satu pengekspor


minyak bumi. Pada tahun 2008 Indonesia resmi keluar dari keanggotaan
OPEC karena produksi dalam negeri masih belum dapat tercukupi. Rata-
rata kebutuhan dalam negeri adalah 1,3 juta barel per hari. Permintaan ini
tidak diiringi dengan produksi minyak yang hanya sebesar 804.000 barel
per hari.

Upaya untuk mencari sumur produksi baru, para ahli perminyakan


berusaha mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi
minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di
Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar
barel cadangan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan


Gas (SKK Migas) menyatakan kegiatan eksplorasi merupakan solusi
untuk menggenjot lifting atau produksi minyak bumi yang saat ini
menurun. Dalam APBD 2014 ditetapkan target lifting minyak sebesar
870.000 barel oil per day (bopd). Namun, SKK Migas memperkirakan
lifting tahun ini hanya dapat tercapai sekitar 804.000 bopd.

Gas bumi masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk


itu, maka pemerintah dalam rangka mendukung perencaanan pasokan gas
untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan
menetapkan Neraca Gas Bumi Indonesia tahun 2010-2025 dan
menetapkan rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
Nasional serta memprioritaskan pemanfaatan melalui Kebijakan
Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri.

Terkait dengan pemanfaatan gas bumi untuk domestik, pemerintah


telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 03 Tahun 2010 tentang
Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri. Menteri ESDM
menetapkan alokasi gas bumi yang bertujuan untuk menjamin
ketersediaan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri secara optimal
dengan mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan keekonomian
pengembangan lapangan gas bumi.
Selain itu dalam Permen ESDM No. 3 Tahun 2010 Pasal 4 dijelaskan
bahwa dalam rangka mendukung pemenuhan Gas Bumi untuk kebutuhan
dalam negeri, kontraktor wajib ikut memenuhi kebutuhan Gas Bumi dalam
negeri dengan menyerahkan sebesar 25% dari hasil produksi Gas Bumi.
Sekiranya pemenuhan kebutuhan domestik belum terpenuhi dengan kuota
25% maka Menteri ESDM menetapkan kebijakan alokasi dan
Pemanfaatan Gas Bumi dari cadangan Gas Bumi yang dapat diproduksi
dari setiap lapangan Gas Bumi pada suatu wilayah kerja.

5. Upaya Peningkatan Perekonomian Melalui Sektor Kelautan

Untuk menjawab segala tantangan dan permasalahan yang ada,


pemerintah perlu melakukan usaha dan upaya yang lebih signifikan guna
menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai penunjang pembangunan
ekonomi bangsa. Beberapa upaya yang perlu diterapkan untuk menunjang
pembangunan ekonomi bangsa yaitu:

a. Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berkelanjutan dan


berbasis masyarakat. Pengelolaan ini berupa proses yang terintegrasi mulai
dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi,
pengambilan kesimpulan, alokasi sumber dan implementasinya
menyangkut segenap potensi baik renewable maupun non renewable
resource kelautan dan perikanan. Pengelolaan ini harus mengarah pada
bagaimana sumberdaya yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan
sekarang dan kebutuhan generasi yang akan datang, dimana aspek
keberlanjutan harus meliputi aspek ekologi, ekonomi dan sosial.

b. Pendorong peningkatan nilai investasi kelautan dan perikanan dari


penanaman modal dalam negeri. Hal ini dimaksudkan agar besarnya
potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimiliki bangsa ini dapat
dinikmati oleh warga negaranya sendiri. Selain itu pemerintah perlu untuk
melakukan kajian lebih detail tentang usaha-usaha perikanan yang dapat
dikembangkan di Indonesia di tahun-tahun yang akan datang.

c. Pemperbaiki daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar


Internasional. Pemerintah industri dan masyarakat hendaknya dapat
bekerjasama secara sinergis guna meningkatkan nilai daya saing produk
tersebut. Pola kemitraan antara ketiga elemen tersebut sangat berarti dalam
mendorong kualitas produk kelautan dan perikanan. Selain itu perlu juga
adanya program peningkatan SDM berupa pelatihan, penyuluhan dan
keterampilan yang lebih terpadu kepada masyarakat perikanan.
d. Pemerintah perlu membuat regulasi yang tepat untuk mengoptimalkan
potensi kelautan dan perikanan. Peraturan dan birokrasi yang dibuat ini
mampu hendaknya menyelesaikan segenap permasalahan dunia kelautan
dan perikanan, seperti sengketa perbatasan dan pulau terluar, persoalan
desentralisasi dan otonomi daerah, illegal fishing dan penggunaan alat
tangkap, regulasi yang mendukung peningkatan iklim investasi serta
berbagai tata peraturan lainnya yang mampu menyentuh kesejahteraan
masyarakat nelayan.

6. Strategi Yang Harus Dilakukan

1. Meningkatkan Kemampuan SDM Kelautan Perikanan


Pengembangan sumberdaya manusia pada sektor perikanan dan
kelautan ditujukan tidak saja kepada pembudidaya ikan/nelayan atau
masyarakat perikanan pada umumnya, tetapi juga termasuk pada
pemerintah untuk pembinaan perikanan dan kelautan itu sendiri.
Pengembangan sumberdaya yang dilakukan, tidak hanya mencakup
aspek teknis, seperti penciptaan Iptek, manajemen atau peningkatan
keterampilan dan produktivitas, tetapi mencakup juga aspek yang lebih
mendasar, yaitu peningkatan harkat, martabat dan kepercayaan terhadap
diri sendiri, kemampuan berwira swasta serta tanggung jawab baik sebagai
anggota keluarga, warga masyarakat ataupun pribadi mandiri.

2. Memanfaatkan Sumberdaya Kelautan Perikanan Secara Optimal, Efisien


dan Berkelanjutan (Suistainable)
Potensi lahan kelautan dan perikanan cukup besar dan berpeluang
untuk dikembangkan secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya
dengan tingkat efektifitas melalui usaha ekstensifikasi, identifikasi,
diverifikasi dan rehabilitasi serta dengan menggunakan teknologi tepat
guna dan memberikan prioritas utama terhadap komoditas ekonomis
penting serta komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Disamping itu usaha pemgembangan kelautan perikanan juga
memungkinkan untuk ekstensifikasi dengan mendorong kearah
penangkapan jarak jauh serta pengembangan usaha budidaya laut pada
lokasi potensial

3. Meningkatkan Mutu Hasil Perikanan


Pembangunan kelautan dan perikanan merupakan salah satu
kegiatan yang ekonomis dan mempunyai nilai strategis dan sangat
prospektif. Hal ini mengingat kecendrungan semakin meningkatnya
permintaan dunia akan produk hasil perikanan
Sehubungan dengan meningkatnya permintaan tersebut maka selain
pencapaian target produksi, upaya peningkatan pengawasan mutu hasil
perikanan juga merupakan faktor utama dalam meningkatkan hasil
produksi. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Dinas adalah penanganan
dan pengolahan pasca panen yang dilaksanakan oleh petani ikan sesuai
anjuran teknis serta peningkatan teknologi dan pemrosesan produk.
Peningkatan akses pasar yang tidak hanya lokal tetapi juga nasional bahkan
internasional (distribusi ekspor) sesuai dengan jenis komoditas yang
diusahakan dan diperlukan pasar.

4. Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan


Perikanan
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam perlu dilaksanakan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peraturan-peraturan di
bidang kelautan dan perikanan lebih mengarah dalam upaya menjaga
kelestarian sumberdaya kelautan perikanan, agar pelaksanaan sejalan
dengan peraturan yang berlaku perlu adanya pengawasan dan pengendalian
di lapangan.
Dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian sebagai upaya
penegakan peraturan di bidang kelautan dan perikanan, perlu didahului
oleh pembinaan dan sosialisasi tentang hukum kepada pelaku usaha di
bidang kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya ikan dan nelayan
serta masyarakat pada umumnya.
Untuk lebih mengoptimalkan pengawasan, akan dilakukan
pembinaan sistem pengawasan mandiri oleh masyarakat melalui
penggalangan SISWASMAS (Sistem Pengawasan Masyarakat) dan
POKWASMAS (Kelompok Pengawas Masyarakat).

5. Merehabilitasi Ekosistem Habitat pesisir, Laut, dan Perairan Umum


Potensi lahan kelautan dan cukup besar dan berpeluang untuk
dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal tanpa menggangu
lingkungannya dengan mengutamakan kelestarian sumberdaya hayati.
Dilakukan peningkatan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan
dan perikanan dengan cara Penanaman mangrove (pohon bakau) di wilayah
pesisir yang mengalami abrasi.

6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dalam Rangka Pemanfaatan


Sumberdaya Kelautan Perikanan
Dalam rangka peningkatan pengembangan kegiatan usaha kelautan
perikanan yang turut berpengaruh terhadap pemasaran. Pembangunan
infrastruktur dan rehabilitasi prasarana serta peningkatan sarana menjadi
hal yang utama dalam rangka pemanfaatan sumberdaya kelautan perikanan.
7. Menciptakan Lapangan Kerja Baru Di Bidang Usaha Kelautan Perikanan
Adanya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun akan
mengakibatkan semakin sempitnya lahan pekerjaan di segala sektor. Dan
selaras dengan komitmen pemerintah untuk menanggulangi penganguran
maka Pembangunan Infrastruktur pada sektor Kelautan Perikanan sangat
mendukung dalam menciptakan lapangan kerja baru.

8. Memberdayakan Sosial Ekonomi Masyarakat Kelautan Perikanan


Dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa masyarakat pesisir
merupakan masyarakat yang sangat tertinggal atau mempunyai pendapatan
yang relatif rendah dan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang
memiliki strata sosial terendah.
Oleh karena itu Dana Penguatan Modal Perikanan adalah salah satu
langkah awal dalam rangka peningkatan sosial ekonomi masyarakat
kelautan perikanan.

9. Mengembangkan dan Memperkuat Sistem Informasi Kelautan Perikanan


Pengetahuan, Penguasaan dan Penerapan Teknologi terhadap
masyarakat perikanan umumnya terbatas, oleh karena itulah peran Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL) Perikanan dalam hal ini sebagai media dalam
mengembangkan dan memperkuat sistem informasi yang berguna dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, inovasi dan motivasi
masyarakat perikanan, terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan.

Dengan adanya dukungan semua pihak serta usaha yang lebih


komprehensif dan nyata dari pemerintah, diharapkan sektor kelautan dan
perikanan mampu menjadi sektor basis yang menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi negara. Sehingga dengan pertumbuhan tersebut akan
menciptakan efek pengganda (multiplier effect) yang pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan negara secara keseluruhan serta memacu
pertumbuhan sektor-sektor lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat kaya


akan sumber daya alam, adapun sumberdaya yang ada di sektor kelautan
meliputi:

1. Sumberdaya pulih: ikan, terumbu karang, rumput laut, hutan mangrove


dan garam.
2. Sumberdaya tidak dapat pulih: minyak bumi, gas, hasil tambang dan
mineral.
3. Energi: gelombang dan angin.Transportasi, komunikasi dan keindahan
alam.

Melihat besarnya Kekayaan alam di Indonesia terutama di sektor


kelautan, apabila bisa digali dan dimanfaatkan dengan baik dan benar maka
diharapkan sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi sektor basis yang
menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi negara. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang semakin bergerak maju, diharapkan Ketahanan Ekonomi
Nasional dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan Bangsa Indonesia
untuk merdeka dan sejahtera dapat terwujud.

B. Daftar Pustaka

Khabibah, Ulfatul. 2014. Ketahanan Nasional Dalam Aspek Ekonomi.


http://ulfatulkhabibah.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ketahanan-nasional-
di-bidang.html. (diakses pada 6 April 2018)

Hidayat, Fakhrudin Dkk. 2014. Pengaruh Sektor Kelautan Indonesia Terhadap


Ketahanan Ekonomi Nasional. Universitas Islam Bekasi:Bekasi.

Anonim. 2010. Makalah Ketahanan Ekonomi Nasional. http://skripsi-artikel-


makalah.blogspot.co.id/2010/08/makalah-ketahanan-ekonomi-nasional.html.
(diakses pada 6 april 2018)

Anonim. 2016. Ketahanan Nasional Dalam Bidang Ekonomi.


http://mutiakhrsm4.blogspot.co.id/2016/04/ketahanan-nasional-dalam-
bidang-ekonomi_4.html. (diakses pada 6 april 2018)

You might also like